Bahasa Oskia Paul memang sangat baik, jika seseorang menutup matanya dan mendengarkan mereka berbicara, tidak ada yang akan bisa membedakan jika dia berasal dari Amerika, Charlie juga terkejut dan menggelengkan kepalanya sebelum dia berkata dengan penuh kekaguman, “Tuan Paul, bahasa Oskianmu benar-benar sangat mengagumkan.”Paul tersenyum lalu berkata. “Charlie, Anda terlalu memujiku!”Jacob segera berkata, “Matilda, aku sudah memesan kamar di hotel Shangrila.Untuk makan siang hari ini. Kenapa kita tidak menuju kesana dan melakukan jamuan selamat datang untukmu dan Paul sekarang?”Matilda tersenyum lalu berkata, “Terima kasih, Jacob, aku sangat menghargai kamu telah datang kemari bersama Charlie untuk menjemput dan menjamu kami makan siang hari ini…”“Hanya ini yang bisa aku lakukan!” Jacob tersenyum gugup kemudian berkata, “Kebetulan kami mengendarai mobil ke sini, jadi kita bisa pergi bersama dalam satu mobil!”“Baiklah.” Matilda mengangguk lalu berkata kepada Paul, “Anakku, b
Supir asing itu segera mengangguk kemudian berkata, “Baiklah direktur, saya akan pergi sekarang juga!”Setelah itu, dia membuka bagasi Rolls-Royce Phantomnya lalu membawa semua koper dari tangan Paul dan memasukkan ke dalam bagasi.Setelah selesai, ia bertanya kepada Matilda, “Direktur, bukankah Anda dan general manager akan menuju hotel Shangri-La dengan menggunakan mobil ini?”Matilda mengangguk dan berkata, “Aku akan pergi menggunakan mobil teman lamaku, kamu bisa pergi terlebih dulu.”Jacob melihat kearah Rolls-Royce Phantom, yang mewah di depannya dan ida merasa sedikit tidak nyaman kali ini.Dia dapat melihat dengan jelas harga dari mobil ini.Sebuah mobil biasa seperti ini mungkin akan seharga delapan hingga sembilan juta dolar. Ditambah lagi mobil ini dilengkapi dengan logo pria emas yang terbuat dari emas murni, ini akan membutuhkan biaya tambahan dua ratus ribu dolar!Jacob semakin merasa rendah diri kali ini. Oleh karena itu, dia segera berkata, “Oh, Matilda, mung
Setelah supir mengemudikan Rolls-Royce Phantom, dan Charlie mengendarai BMW Seri 5 milik Jacob ke pintu masuk bandara.Begitu mobil berhenti tepat di hadapan mereka bertiga, lelaki tua itu buru-buru membuka pintu belakang mobil sebelum berkata dengan sopan, "Matilda, silakan duluan!"Matilda mengangguk sedikit tersenyum dan membungkukkan badannya masuk ke dalam mobil.Segera setelahnya, Paul berjalan ke sisi lain mobil saat dia bersiap untuk naik ke kursi belakang bersama ibunya. Saat ini, Jacob buru-buru berkata, “Oh, Paul! Karena kamu dan Charlie sama-sama anak muda, kalian pasti memiliki banyak kesamaan. Kamu mestinya punya obrolan bagus dengannya di sepanjang jalan menuju hotel!”Setelah itu, Jacob segera duduk di kursi belakang bahkan sebelum Paul sempat menjawab permintaannya.Paul tak punya pilihan selain duduk di kursi sebelah supir.Charlie mengemudi menuju kota, dan Jacob yang duduk di kursi belakang bersama Matilda, merasa sedikit malu saat mengatakan, "Matilda, mobilku agak
Saat itu, seorang anak laki-laki Amerika sedang memburunya. Dari kemarahan dan hanya ingin melupakan masa lalu secepat mungkin, ia memutuskan untuk menerima pemburuan pihak lain.Keduanya menikah cepat, memulai sebuah keluarga, dan punya anak sesegera mungkin. Bocah Amerika itu begitu baik padanya dan ia merawat dirinya sepanjang hidup. Namun, Matilda selalu saja tidak bisa melupakan mantan pacarnya bahkan setelah lebih dari dua puluh tahun berlalu.Saat dia mengingat kembali sejarah mereka, dia menyadari bahwa terlalu sombong di masa lalu dan itulah alasan mengapa dia dibodohi oleh orang lain.Matilda menyadari, bahwa teman sekamarnya tidak datang kepadanya hanya karena ingin mengakui kesalahan dan meminta maaf padanya. Nyatanya, meski teman sekamarnya mengatakan bahwa dia berharap tidak akan mempermasalahkan masalah ini sama sekali, diam-diam berharap Matilda akan keberatan dan mengambil inisiatif untuk mundur dari hubungannya hingga rela menyerahkan pacarnya kepadanya.Dia ter
Pikiran Jacob singgah di lautan ingatan, mengenang masa lalunya. Matanya memerah, dan dua garis air mata mengalir di pipinya.Matilda sempurna. Bahkan di mata Charlie, dia sama sekali tak ada bandingannya dengan Elaine. Dia sejuta kali lebih baik dari Elaine, dan Jacob telah menghabiskan lebih dari 2 dekade dengan seorang gadis cerdik yang tidak sebanding dengan kualitas mantannya. Tak bisa dipungkiri, Jacob bakal merasa risih sekaligus kesal saat melihat Matilda lagi.Matilda pun sedih saat melihat air mata Jacob.Dia juga menyesali keputusannya.Dia menyesal meninggalkannya karena dorongan hati.Tidak satu pun dari mereka yang bahagia selama 20 tahun terakhir.Keduanya mengalami siksaan yang sama, baik mental maupun emosional.Jika demikian, mengapa dia memilih untuk putus dengannya?Jacob tahu, bahwa dia tak menyukai Elaine.Dia tahu, bahwa sudah pasti kehilangan kesadaran, jika tidak, Elaine tidak akan bisa memanfaatkannya.Dia bahkan secara tidak sadar tahu, bahwa itu ad
Jacob berdoa kepada Tuhan, berharap Elaine tak akan lagi pernah kembali. Dia telah menyiksanya selama lebih dari 2 dekade, dia telah sampai pada yang tak terpikirkan karena ini, inilah saatnya untuk membebaskannya.Jika Elaine tidak pernah kembali, dia yakin bisa bersama Matilda lagi dan melanjutkan hubungan mereka sebelumnya.Dia bahkan menganggap bahwa putra Matilda adalah orang yang cukup baik yang berpikiran terbuka untuk menerimanya sebagai ayah tirinya.Sedang Claire, dia adalah putri yang bijaksana dan berbakti. Bila ibunya benar-benar hilang, dia tidak akan keberatan jika ayahnya mengejar cinta sejatinya. Bagaimanapun, dia tidak bisa hidup sendiri selama sisa hidupnya setelah Elaine menghilang.Perhatian satu-satunya saat ini adalah, apakah Elaine akan kembali.Jadi dia hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar keinginannya jadi kenyataan.Namun, dia tidak tahu bahwa itu bukan keputusan Tuhan untuk memutuskan hal ini, tetapi menantu laki-lakinya, Charlie.***Ketika Charlie
Kekhawatiran Jacob itu polos dan sederhana, dia khawatir Elaine akan pulang mendadak dalam dua hari ke depan. Kesempatan berharganya demi mengundang Matilda ke rumah bakal hilang jika Elaine kembali.Dia tidak akan berani, bahkan bila ada yang menodongkan pistol ke arahnya, mengundang Matilda ke rumahnya ketika Elaine ada di rumah. Elaine akan membunuhnya saat itu juga!Oleh karena itu, dia harus mengambil kesempatan itu secepat mungkin.Kebetulan Matilda pun mengenang masa lalunya.Karena dia dari Sudbury, dan harus tinggal di asrama ketika belajar di Aurous Hill.Selain itu, pada masa itu juga , orang tidak cukup berpikiran terbuka untuk membual tentang mereka dalam suatu hubungan, mereka agak pemalu dan rendah hati, mereka bahkan tak berani membiarkan keluarga tahu. Dia selalu ingin memasak makanan untuk Jacob, namun mereka tidak pernah menemukan waktu dan tempat yang cocok untuk melakukannya.Faktanya, itu tak semudah sekarang.Saat ini, para pasangan bisa saja menyewa apa
Charlie langsung paham bila kedua orang tua itu pastilah memiliki ingatan yang tak biasa tentang "memasak" atau "pulang bersamanya" yang membuat mereka bereaksi begitu canggung.Paul juga memperhatikan keanehan itu, tapi dia terlalu malu untuk menunjukkannya, jadi dia menoleh ke Charlie dan berkata, "Charlie, ayo kita ke kamar dulu."Lalu, dia berpaling ke Matilda dan berkata, “Bu, Ibu sudah berada di pesawat selama lebih dari sepuluh jam, Ibu pasti lelah. Mari kita pergi ke kamar dan bicarakan jika ada yang ingin Ibu katakan pada Paman Wilson."Matilda tiba-tiba kembali tenang. Dia memikirkan masa lalunya dengan Jacob dan bahkan mengingat detail pengalaman bercinta pertama mereka. Dia tersipu malu dan berkata, "Oh, lihat aku, aku sangat pelupa! Ya, ayo pergi ke kamar kita dan ngobrol!"Jacob buru-buru mengulangi, "Ya, ayo kita ke kamar. Itu salahku, begitu aku mulai berbicara, aku lupa tentang semuanya!"Charlie menggelengkan kepalanya dan bahkan mendesah tak berdaya. Mereka sep