Share

441. Part 8

last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-14 01:05:23

"Hmmm, Masih jauh nampaknya tujuanku. Kalau tak salah ingat, aku telah memasuki Hutan Seratus Kematian. Melewati hutan ini, aku akan tiba di sebuah padang yang cukup tandus yang disebut Padang Seratus Dosa. Setelah itu, barulah aku akan tiba di Goa Seratus Laknat. Celaka! Masih begitu jauh perjalananku untuk menemui Iblis Sesat," orang berbalut kain hitam itu berkata dalam hati dengan agak gelisah. "Kendati begitu, tak pernah kuhentikan tujuanku untuk meminta bantuan Iblis Sesat. Kematian adik kandungku di tangan pemuda berjuluk Si Buta dari Sungai Ular itu harus kubalas. Hhh! Ilmu pemuda keparat itu terlalu tinggi. Bahkan aku tak kuasa menghadapinya."

Siapa sebenarnya orang berbalut kain hitam yang memperlihatkan sepasang mata merah menyala. Orang itu tak lain adalah Raja Pocong, kakak kandung dari Ratu Tengkorak. Orang kejam yang setelah diberitahukan tentang kematian adik kandungnya oleh si Jubah Setan segera keluar dari tempat pengasingan dan mencari Si Buta dari Sungai U

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   442. Part 9

    "Celaka! Tiga ekor serigala!” sentaknya terbeliak menyadari makhluk apa yang ada di hadapannya. Tiga pasang mata yang berasal dari tiga ekor serigala setinggi pinggangnya itu maju selangkah demi selangkah. Gerakan ketiga hewan buas itu begitu angker dan penuh ancaman. Tiga pasang mata merah tajam mengarah pada Dewi Berlian yang tanpa sadar bergidik pula. Dan tiba-tiba saja, tiga ekor serigala itu sudah bergerak dengan cara menerkam diiringi gerengan yang sangat menakutkan.Dewi Berlian cepat bertindak dengan cara membuang tubuh ke samping. Tubuhnya semakin basah diguyur air hujan. Ketiga hewan liar itu berbalik arah. Kembali dengan dikawal gerengannya yang sangat keras, ketiganya menerkam kembali. Dewi Berlian cepat menggerakkan kedua kaki dan tangannya.Buk! Buk! Buk!Tiga hewan liar itu terhajar dan terpental ke belakang. Namun anehnya, langsung hinggap dengan keempat kaki terpentang dan tatapan yang semakin melebar."Luar biasa! Rupanya hewan ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Si Buta Dari Sungai Ular   443. Part 10

    "Kalau tidak ada kepentingan, mengapa tidak segera meninggalkan tempat?""Kalau memang yang kau mau seperti itu, ya aku lakukan!" Lalu dengan segera dia berbalik. Tapi kejap itu pula dibalikkan tubuhnya kembali menghadap Dewi Berlian."Apakah kita tak perlu saling kenal dulu?""Siapa pemuda buta ini sebenarnya? Bila melihat sikapnya, aku yakin dia sebenarnya pemuda yang bisa diajak berkawan. Apakah aku harus mengatakan siapa aku ini?"Selagi si gadis menimbang-nimbang, pemuda yang tak lain adalah Manggala alias Si Buta dari Sungai Ular. mengangkat kedua bahunya."Kalau tidak mau pun tak jadi masalah. Dan karena tak ada lagi yang perlu dibicarakan, sebaiknya aku meninggalkan tempat ini.... Hei!” Pemuda dari Sungai Ular itu terbuka mulutnya lebih lebar.Pandangannya lekat menatap dua ekor serigala yang sudah mati. Lalu pandangannya dialihkan kepada si gadis. "Apakah kedua hewan itu yang menimbulkan keributan hingga kudengar dari kejauhan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Si Buta Dari Sungai Ular   444. Part 11

    Orang berpakaian coklat pekat gombrong dengan rambut digelung ke atas itu menggeram sambil melirik tajam mendapati pertanyaan orang. Matanya dijerengkan."Aku tak ingin melakukan apa yang hendak kau lakukan. Tetapi, bila kau memang menginginkannya, mengapa harus bertanya segala?" katanya dengan suara dingin.Sepasang mata orang berwajah tirus dengan pundi di pinggang kanannya yang tak lain Penabur Pasir adanya, mengerjap beberapa kali dan matanya menyusuri tubuh Dewi Berlian yang hanya dibalut pakaian dalam. Ludahnya berkali-kali ditelan dan jakunnya turun naik. Sejenak dia mengalihkan tatapannya pada orang yang dipanggil dengan sebutan Sandang Kutung."Kalau memang seperti ini, mengapa kau masih berada di sini?"Sandang Kutung memandang tajam mendapati ejekan orang. Dia hanya menggeram sesaat, lalu berkelebat entah ke mana meninggalkan tempat itu."Bila saja aku belum bersumpah untuk bergabung denganmu guna mendapatkan Keranda Kematian milik Iblis

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Si Buta Dari Sungai Ular   445. Part 12

    Dengan cepat Dewi Berlian menggerakkan tangannya ke arah Penabur Pasir yang sudah mencelat kemuka sambil menebarkan pasir-pasirnya kembali. Pasir-pasir hitam yang telah diberi jampi dan berubah menjadi racun birahi menyebar cepat ke arah murid. Dewi Bulan. Dewi Berlian yang bertarung sambil berusaha menutupi bagian-bagian tubuhnya menjadi tak bisa tenang. Kalaupun dia berusaha menyerang dan seperti membiarkan tubuhnya lepas dari dekapannya sendiri, serangan yang dilancarkan oleh Penabur Pasir Justru mengarah pada dada dan pangkal pahanya. Semakin membuat si gadis kelimpungan sekaligus sangat marah. Dalam dua gebrak berikutnya dia sudah .kembali terkurung. Dan.... Pasir-pasir yang dilemparkan oleh orang berjubah hitam itu menerpa ke wajahnya. Indera penciumannya menangkap aroma wangi yang sangat merangsang. Kejap kemudian, tubuh si gadis jatuh terduduk dengan kepala terkulai.Penabur Pasir menghentikan gerakannya dan memperhatikan gadis di hadapannya yang nampak kuyu seolah ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Si Buta Dari Sungai Ular   446. Part 13

    "Luar biasa! Tenaga pukulannya begitu hebatsekali! Peduli setan! Pemuda celaka ini sudah menghalangi keinginanku! Hhh! Ke mana perginya Sandang Kutung keparat!”Dengan kemarahan memuncak, Penabur Pasir melipatgandakan tenaga dalamnya. Kembali pukulan sakti 'Sukma Neraka' dilepaskan. Menyusul hamparan kabut hitam pekat, tangan kanan dan kirinya pun digerakkan kembali. Kali ini pasir-pasir yang berada dalam pundinya bertebaran ke arah Manggala laksana anak panah dilepaskan dari jarak dekat.Manggala terhenyak mendapati dua serangan sekaligus yang cukup mengkederkan. Dengan cepat dikatupkan kedua tangan menjadi satu di dada. Sebuah Tenaga Inti Geledek yang berpusat pada dadanya menyentak kuat. Bersamaan merambatnya Tenaga Inti Geledek pada sekujur tubuhnya, kedua tangannya pun didorong ke depan. Pukulan Geledek dikerahkan.Gelombang tenaga panas luar biasa menderu. Kabut hitam yang dilepaskan Penabur Pasir lagi-lagi ambyar. Menyusul butiran pasir hitamn

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Si Buta Dari Sungai Ular   447. Part 14

    Ke mana perginya orang berpupur putih yang mengenakan baju coklat gombrong itu? Setelah mendengar keinginan Penabur Pasir, Sandang Kutung langsung meninggalkan tempat di mana seorang gadis jelita sedang pulas tertidur dengan pakaian dalam. Wajah di balik pupur putih yang menutupi rupanya itu sebenarnya berubah. Dia berulang kali menggeram mengingat kata-kata Penabur Pasir dan terus menjawab. Tahu-tahu tubuh orang ini sudah berada di tempat sangat jauh dari tempat semula, masih berada di hutan perawan yang luas."Keparat betul orang berjuluk Penabur Pasir! Tak seharusnya kuobati saat luka parah akibat serangan Mata Dewa. Kesaktian Mata Dewa semakin tinggi. Bahkan gabungan ilmu Penabur Pasir dengan Pemenggal Kepala tak mampu menghadapinya. Untuk saat ini, aku memang harus merahasiakan siapa diriku sebenarnya. Aku harus terus tampil sebagai Sandang Kutung sebelum bertemu dengan Iblis Sesat."Orang berpupur ini menarik napas panjang, seperti mencoba membuang segala pikiran

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Si Buta Dari Sungai Ular   448. Part 15

    Sementara itu, begitu kedua tangannya dilepaskan, Dewi Berlian yang masih berada dalam pengaruh birahi tinggi menubruknya dan menariknya hingga bergulingan. Gadis ini menciumi sekujur tubuh Manggala yang menjadi gelagapan."Gila! Sikap gadis ini justru lebih gawat dari hawa panas yang masuk ke tubuhku. Apa yang harus ku lakukan sekarang?"Pemuda itu terus berusaha melepaskan rangkulan dan ciuman liar dari Dewi Berlian. Tetapi, dekapan kedua tangan si gadis ternyata tak mudah dilepaskan. Begitu kuat merangkul kedua lehernya. Bila dipaksakan, akan membuat si gadis kesakitan. Jalan satu-satunya, Manggala terpaksa menotok tubuh Dewi Berlian yang seketika jatuh. terbaring dalam keadaan telentang. Kendati tak bisa bergerak lagi, dari mulutnya terus mengeluarkan desisan-desisan penuh rangsangan.Dengan cepat segera dikenakannya pakaian gadis itu kembali. Kali ini tidak begitu sulit dilakukan."Aku harus cepat bergerak. Sebenarnya waktuku masih cukup lama dari si

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Si Buta Dari Sungai Ular   449. Part 16

    "Oh...” desisnya pelan, tertahan sambil menutup matanya. Kembali rasa pusing menyengat kepalanya. Manggala hanya terdiam. Sebaiknya, dia memang membiarkan gadis itu dulu. Karena pikirnya, bila gadis itu sudah cukup lama terjaga, maka rasa pusing di kepalanya akan hilang.Setelah beberapa saat berlalu, dilihatnya gadis itu membuka kedua matanya. Dan perlahan-lahan bangkit dengan kedua kaki masih diselonjorkan. Gadis yang berotak cerdik itu segera tahu apa yang terjadi. Terutama tatkala melihat dia tidak lagi hanya mengenakan pakaian dalam.Kendati demikian, di edarkan pandangannya. "Kemana orang berjuluk Penabur Pasir. itu?" tanyanya pelan setelah mengalihkan pandangan pada pemuda di hadapannya."Tak usah memikirkan tentang dia. Yang penting, kau telah selamat dari gangguannya," kata Manggala. Lalu tanpa diminta diceritakan apa yang telah terjadi. Tetapi, tentu saja dia tak menceritakan bagaimana gadis itu diamuk birahi. Bagaimana dia harus mengendalikan di

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status