Share

357. Part 11

last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-28 01:04:57

"Orang muda! Sikapmu mengingatkan aku pada pemuda berjuluk Si Buta dari Sungai Ular yang pandai membawa diri! Apakah kau merasa akulah yang buta dari ucapanmu barusan?" Mendengar ucapan orang, masing-masing yang berada di sana terdiam. Menatap ke arah Raja Pocong tanpa kedip. Andini yang memang merindukan Si Buta dari Sungai Ular, segera membuka mulut memecah keheningan,

"Apa yang kau ketahui tentang Si Buta dari Sungai Ular?"

Sangat sulit memang untuk menilai bagaimana mimik Raja Pocong, kecuali sinar matanya yang memancarkan sinar merah menyala. Hingga yang berada di sana tak mengetahui apa yang tersirat di balik wajah gelap Raja Pocong. "Melihat sikap gadis berbaju merah ini, nampaknya memang ada sesuatu. Dan aku merasa yakin, kalau kelima orang, ini adalah sahabat atau paling tidak mengenal pemuda berjuluk Si Buta dari Sungai Ular. Dan aku yakin mereka rata-rata bukanlah orang yang kosong. Bertarung menghadapi mereka sekarang adalah sebuah kebodohan kendati aku yak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   358. Part 12

    Raja Pocong menggeram. Sukar bagi si nenek untuk mengetahui apakah lawan dalam keadaan terluka atau tidak, karena sekujur tubuhnya dibalut kain hitam pekat itu."Apa yang kukatakan benar adanya! Si Buta dari Sungai Ular telah tewas!""Kalau memang benar, katakan siapa yang telah membunuhnya?" kata Ratu Harimau Putih sementara yang lainnya menunggu jawaban dari orang berbalut kain hitam pekat. Ratu Harimau Putih sebenarnya mempunyai maksud dari pertanyaannya, sekadar memancing kejelasan tentang kabar tewasnya Si Buta dari Sungai Ular dari mulut Raja Pocong.Sementara orang berbalut kain hitam itu membatin "Seperti sudah kuduga, kalau keadaanku yang terluka akibat pertarungan dengan Si Buta dari Sungai Ular, tak akan mungkin bisa memenangkan pertarungan ini. Bila saja tidak terluka, tentunya aku bisa menghabisi mereka. Dasar sial! Tenaga dalamku sukar ku alirkan! Biar bagaimanapun juga, untuk saat ini lebih baik menghindar dulu dari pertarungan." Setelah membatin

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   359. Part 13

    Orang tua bersorban yang tak lain adalah Malaikat Gledek kembali tersenyum.“Kupikir...Aku sudah terlalu tua untuk menurunkan ilmu kepadanya. Cukuplah Raja Siluman Ular Putih dan Dewi Pedang yang menjadi gurunya. Panembahan Agung, bagaimana dengan muridmu yang berjuluk Ksatria Pengembara itu?"“Aku juga tidak tahu dia berada saat ini, yang jelas saat ini dia tengah memburu Pangeran Iblis dan Iblis Langit serta para pengikutnya yang tersebar di seluruh penjuru muka bumi ini...” ucap Panembahan Agung tersenyum. "Seperti yang kau lakukan kepada muridmu. Muridku pun tak sepenuhnya mendapatkan ilmu yang kumiliki.. Tapi saat ini justru kesaktiannya sudah jauh berada diatas level kita yang sudah tua-tua seperti ini"Panembahan Agung dan Malaikat Gledek tertawa berderai. Sangat keras sekali menggema di seantero puncak Gunung Siguntang. Tetapi, tak terdengar sampai ke bawah. Itu menandakan mereka bukan hanya mampu mengeluarkan tenaga dalam, melainkan ju

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Si Buta Dari Sungai Ular   360. Part 14

    Manggala yang sudah tegak kembali mengerutkan kening lalu berseru, "Hei! Apa yang kalian lakukan" Apakah kalian ingin mengadu nyawa!”Sepasang Pemburu dari Neraka tak menghiraukan kata-kata pemuda dari sungai ular itu. Keduanya terus memutar kedua tangan ke atas dan ke bawah. Beberapa saat berlalu, terlihatlah sinar merah menggidikkan pada kedua telapak tangan masing-masing orang. Kejap lain, sinar merah tebal dan pekat itu berputar seiring gerakan yang dilakukan oleh Sepasang Pemburu dari Neraka.Bersamaan hal itu dilakukan, Dewi Pedang yang sedang menyerang Manusia Mayat Muka Kuningdan Dewi Kematian, tiba-tiba tubuhnya menegak. Kaku beberapa saat dengan kedua mata terbeliak. Kepalanya yang rada gepeng dan terdapat sebuah konde dirasakan seperti kemasukan sesuatu. Rupanya, tenaga tambahan yang dilepaskan oleh Malaikat Gledek telah masuk ke tubuhnya. Seketika si nenek berkonde merasakan tenaganya berlipat ganda. Bahkan ilmu ‘Tepukan Cabut Sukma' yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Si Buta Dari Sungai Ular   361. Part 15

    Menyambung kata-kata si Malaikat Gledek, Panembahan Agung membuka suara, "Dan saat percakapan kita terjadi belum lama ini, kau pun menghendaki untuk bertemu denganku, bukan? Akulah Panembahan Agung."Masih bersujud Manggala membatin "Benar dugaanku kalau keduanya adalah orang-orang yang selama ini sangat ingin kukenal. Mereka telah berada di sini. Dan aku yakin, Garaga diperintah untuk membawaku kesini. Tetapi, dengan maksud apa? Bukankah saat ini Guru sedang dalam kesulitan? Bisa jadi Sepasang Pemburu dari Neraka pun mengeroyoknya.""Tak usah mengkhawatirkan soal gurumu itu, Muridku. Dia telah kuberi tenaga tambahan hingga bisa mengatasi serangan yang datang!" Terdengar kata-kata Malaikat Gledek yang membuat Manggala tercekat."Hebat! Eyang Gledek bisa mengetahui kata-kataku padahal kuucapkan dalam hati," batinnya lagi. Lalu katanya, "Kalau Eyang berdua adalah orang-orang yang selama ini ingin ku jumpa, mengapa tak segera menyuruhku untuk berdiri. Pinggan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Si Buta Dari Sungai Ular   362. Part 16

    Lalu ... bagaimana sebenarnya Mata Malaikat itu? Tidak ada satu pun yang tahu! Dan saat ini Panembahan Agung dengan panjang lebar Panembahan Agung menjelaskan kepada Manggala tentang kehebatan dan keunggulan Ilmu Sakti Mata Malaikat yang dimilikinya"... Itulah kehebatan Ilmu Sakti Mata Malaikat Muridku” Manggala, pemuda dari sungai ular ini kini mengerti kalau ada banyak kesaktian dari Ilmu Sakti Mata Malaikat yang diberikan oleh Panembahan Agung kepadanya. Salah satu kesaktian yang ada pada Ilmu Sakti Mata Malaikat yang membuat Manggala takjub adalah Ilmu ‘Sayap Pedang Malaikat’, ‘Sepasang Sayap Malaikat’ dan Ilmu ‘Penolak Sejuta Racun’.“Maafkan aku, Eyang. Bagaimana caranya agar aku bisa mempergunakan ilmu 'Sayap Pedang Malaikat'Dan apa akibatnya?"lagi-lagi Panembahan Agung tersenyum."Gerakkan kedua tanganmu pada arah yang berlawanan di depan dada. Tangan kanan masuk ke kiridan beg

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Si Buta Dari Sungai Ular   363. Part 17

    Ayu Wulan yang sebenarnya sejak tiba di tempat itu sudah ingin menemui pemuda yang diam-diam dicintainya, segera melompat mundur dan mendekat begitu dilihatnya pemuda itu muncul di dekatnya. Di tangan kanan si gadis tergenggam sebuah cambuk yang dipergunakan untuk menyerang Iblis Mara Kayangan tadi."Kang Manggala!" serunya dengan wajah yang mendadak memerah. Manggala cuma tersenyum dingin saja."Apa kabarmu, Ayu?""Aku... Baik, baik-baik saja!""Syukurlah."Wajah Ayu Wulan semakin memerah. "Apakah dengan kata-katanya itu Kang Manggala sebenarnya perhatian dan mencintai ku? Oh! Apakah dia masih ingat kata-kata Guru yang menginginkan aku berjodoh dengannya? Tetapi, aku telah berjanji pada Dewa Bumi untuk tidak terlalu tenggelam dalam perasaan cinta."Di depan sana, Dewa Pemarah yang sebenarnya sudah terkuras tenaganya membentak, "Pemuda kebluk! Mengapa kau diam saja, hah? Ke mana tadi kaupergi? Kulihat kau dicaplok ular raksasa. Bikin p

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Si Buta Dari Sungai Ular   364. Part 18

    Sementara itu, ketika mendengar lolongan keras Iblis Mara Kayangan dan mendapati tubuh Iblis Mara Kayangan ambruk bergulingan tak berkutik, perempuan berbaju hijau tipis dengan rambut keperakan itu menegang wajahnya."Celaka! Seluruh rencanaku untuk meminta bantuan Iblis Mara Kayangan gagal! Dan aku sendiri tak sanggup untuk menghadapinya lebih lama lagi! Ilmu 'Pengendali Mata' ku seakan tak banyak membawa arti. Raja Siluman Ular Putih yang sudah tahu kelemahan ilmu 'Pengendali Mata' ku tak mempergunakan tenaga dalamnya. Benar-benar sialan! Kitab Pembangkit Mayat tak bisa kuambil kembali! Lebih baik minggat daripada nyawa putus!"Raja Siluman Ular Putih sejak tadi sebenarnya tidak menyerang sepenuh hati. Padahal bila dia menginginkannya sejak tadi Dewi Samudera Biru yang sudah kehilangan bentuk penyerangannya bisa dilumpuhkan!"Tidakkah kau mau menyadari 'kalau tindakanmu selama ini salah, Dewi Samudera Biru?" tanya Raja Siluman Ular Putih sambil menghindari ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Si Buta Dari Sungai Ular   365. Part 19

    Lalu... Wuuuttt!Dalam sekali berkelebat saja, tubuh si Pembawa Mayat sudah berlalu dari sana. Manggala menarik napas panjang. "Seharusnya aku memberi pelajaran pada si Pembawa Mayat. Akan tetapi, aku bukanlah orang kejam yang menurunkan tangan pada orang yang sudah tak berdaya."Ketika Manggala membalikkan tubuhnya untuk menyaksikan pertarungan antara Dewi Pedang menghadapi Manusia Mayat Muka Kuning dan Dewa Kematian, di sana sudah berdiri Raja Siluman Ular Putih tetap dengan senyum bijaksananya. Di sebelah kanan berdiri Dewa Pemarah yang mementangkan kedua kaki dengan tatapan melotot gusar. Di sebelahnya, hanya setinggi ketiak si Dewa Pemarah, berdiri Dewa Bumi dengan tubuhnya yang buntal seperti bola, asyik menghisap cangklong besarnya."Guru! Mengapa kau masih bertindak ayal? Apakah karena sudah tua kau jadi tidak bisa bergerak cepat!” seru Manggala sambil menyatukan kedua tangan di depan mulut. Dewi Pedang menoleh sambil terus menyerang."Bocah

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

DMCA.com Protection Status