Share

243. Part 21

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-26 01:01:11

“Rasanya tidak ada lagi yang harus kusampaikan,” kata Manggala.

“Tunggu dulu, Tuan Pendekar,” cegah Ki Raban ketika Manggala akan berbalik.

Manggala mengurungkan niatnya untuk kembali ke dalam benteng istana.

“Apa yang tengah dilakukan Raden Sangga Alam di dalam?” tanya Ki Raban ingin tahu.

“Menarik kembali orang-orang yang masih setia padanya,” sahut Manggala.

Setelah berkata demikian, Manggala langsung berbalik dan melesat ke atas tembok benteng. Setelah melewati tembok, langsung meluruk ke bawah. Dengan manis kakinya kembali menjejak tanah di dalam tembok Istana Gantar Angin. Namun baru saja hendak melesat lagi, sebuah tombak meluruk ke arahnya.

“Eit!” Manggala menarik tubuhnya ke samping, maka tombak itu hanya lewat, menyambut tempat kosong. Belum juga Si Buta dari Sungai Ular itu menarik tubuhnya kembali, sebuah bayangan meluruk ke arahnya. Buru-buru Manggala menjatuhkan diri d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   244. Part 22

    “Hhh…!” Manggala mendengus berat seraya memalingkan kepalanya.Tampak beberapa puluh prajurit Gantar Angin berlarian ke arah pertarungan itu. Rupanya mereka mendengar suara pertarungan, sehingga mengundang mereka untuk ke sana. Kembali Manggala mendengus berat. Segera diangkat tangan kanannya ke atas kepala. Senjata Tongkat yang tengah melayang-layang, menyerang seorang jago dari tanah seberang, melesat balik dan langsung ditangkap oleh Manggala.“Nyawamu masih terampuni kali ini, orang asing!” kata Manggala dingin.Setelah berkata demikian, Manggala langsung melompat cepat ke arah atap bangunan istana. Dan begitu jari kakinya menjejak atap, tubuhnya kembali meluruk turun ke balik tembok istana itu. Beberapa prajurit yang mengejar, kini kehilangan jejak. Sedangkan jago dari seberang yang tersisa, hanya berdiri mematung dengan napas kembang-kempis.-o0o-Manggala langsung menutup jendela kamar pribadi Raden Sangga Alam

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-26
  • Si Buta Dari Sungai Ular   245. Part 23

    Di antara para prajurit dan pemuda rakyat yang tengah bertempur menyabung nyawa, tampak Manggala sedang menghadapi dua orang jago dari seberang. Tidak jauh dari tempat pertarungan itu, terlihat tiga orang jago dari seberang tergeletak dengan tubuh bersimbah darah. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah berhasil membinasakan tiga dari lima jago dari seberang yang tersisa.Jumlah yang banyak dengan ditambah semangat berkobar-kobar, membuat mereka yang setia pada Ratu Kunti Boga berada di atas angin. Semangat mereka semakin berkobar begitu para panglima, patih, dan prajurit yang ditawan telah dibebaskan Bantar Gading. Mereka langsung menerjunkan diri dalam kancah pertempuran. Suasana jadi semakin tidak menentu. Tidak terhitung lagi, berapa para prajurit setia Prabu Abiyasa yang tewas berlumuran darah.“Mampuslah kalian!” terdengar bentakan keras Si Buta dari Sungai Ular.“Aaa…!” satu jeritan melengking mengantarkan kematian salah seor

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   246. Part 24

    “Aku memang bisa melihat Seruni. Hanya kau satu-satunya wanita yang kuberitahukan tentang hal itu”Seruni sempat tertegun mendengar kata-kata Manggala, tapi kemudian dia menyadari kata-kata terakhir Manggala untuk dirinya. Dan bibirnya tersenyum. Entah apa arti senyumannya itu.“Seharusnya kau menghentikan pembantaian itu, Kakang,” kata Seruni seraya memalingkan pandangannya kembali ke arah pertempuran.“Percuma! Mereka tidak memerlukan aku lagi. Mereka sudah dikendalikan hawa nafsu dan rasa dendam yang mendalam di dalam hati. Raden Sangga Alam sendiri tidak mampu mengendalikannya.”“Lalu, bagaimana dengan Kakang Bantar Gading?” tanya Seruni teringat kekasihnya.“Aku tidak melihat sejak terjadi pertempuran.”“Oh…..” Seruni mendesah lirih.Manggala memalingkan kepalanya. Jelas, ada rasa cemas terpancar pada wajah wanita itu. Sangat jelas terlihat, meskipun w

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   247. Bangkitnya Iblis Mara Kayangan

    RAYAPAN ANGIN berhembus perlahan, dengan dingin yang menusuk, menghampar ke tempat yang sunyi itu. Dan sungguh aneh, di tempat yang cukup luas itu hanya terdapat lima buah pohon berjarak satu tombak yang saling berdekatan. Merentang dari barat ke timur. Berjajar dan di sekelilingnya di tumbuhi semak belukar, yang karena tergesek oleh angin hingga menimbulkan suara mencekam dipadu dengan suara jengkerik dan kodok.Sinar rembulan di atas sana hanya bisa menembus sedikit dari gumpalan awan hitam yang menggayuti di bawahnya. Namun kejap kemudian, semuanya berubah. Angin yang merayap perlahan, berhembus dahsyat. Menggugurkan dedaunan dan menerbangkan semak belukar.Sinar rembulan yang masih mampu menembus gumpalan awan hitam tadi, kini benar-benar tak mampu lagi pancangkan sinar terangnya yang lembut. Tempat itu mendadak saja menjadi gelap gulita. Suara binatang malam bagai lenyap begitu saja.Dalam kegelapan malam dan suasana mencekam, mendadak saja satu bayangan hijau berkelebat ke tempa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   248. Part 2

    Kejap kemudian, terlihat perempuan baju hijau monyongkan mulutnya. Dan perlahan keluar angin dari mulutnya itu. Meskipun hanya angin kecil saja, namun mampu membongkar semak belukar yang ada di sebelah kanan dari hadapannya. Tercabut hingga akhirnya dalam hanya dua tarikan napas saja, tempat di sebelah kanannya yang dipenuhi oleh semak belukar itu sudah rata dengan tanah.Hanya lima buah pohon yang masih terpancang dan berdiri angkuh. Tak hanya sampai disana yang telah terjadi. Tanahtanah itupun terbongkar setelah terdengar suara berderak cukup keras. Muncrat ke atas dan luruh kembali dalam jarak lima belas tombak.Dari apa yang dilakukan perempuan berbaju hijau muda tipis, kini nampak lubang panjang yang menganga. Kedua tangannya disorongkan ke depan, dan tak mengurangi cahaya terang yang memancar dari sana!"Hmmm... tak ada tanda-tanda mayat manusia Sialan itu berada di bagian kanan. Aku akan mencoba ke bagian kiri."Sama dengan yang dilakukan sebelumny

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   249. Part 3

    Mendadak tangan kanannya bagai mengalirkan darah yang sangat kental. Dalam keadaan tangan seperti itu, perempuan berbaju hijau muda tipis itu menghampiri mayat Iblis Mara Kayangan yang masih terbujur. Lalu diusapkan tangan kanannya yang seperti mengeluarkan darah kental pada wajah mayat yang terbujur di hadapannya.Setelah itu, ditungguinya beberapa saat dengan tatapan tak berkedip."Gila! Mengapa tak ada reaksinya?" Dengus perempuan berbaju hijau muda tipis itu setelah menunggu dengan tak sabar."Apakah manusia keparat ini sebenarnya belum mati hingga usapan tangan kananku yang telah dibaluri mantera tak berfungsi sama sekali? Celaka kalau begini! Rembulan sebentar lagi akan masuk ke peraduannya. Aku tak boleh membuang waktu sampai sang fajar melepaskan panah merahnya. Sebaiknya ku ulangi sekali... Okhhh!” perempuan berbaju hijau muda tipis itu tersentak. Tanpa sadar surut satu langkah. Tetapi sejurus kemudian di bibirnya tersungging sebuah senyuman.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   250. Part 4

    Di sela-sela gulingan tubuhnya dan lolongannya yang setinggi langit, terdengar suaranya keras."Akkku aakkaaan meenuuruutii peeerintaahmuuu..""Bagus! Kau mengerti gelagat juga, Iblis Mara Kayangan!""Beeebbaaaskkaaan aakkuu ceeeppaatth.'"Perempuan berambut seperti terdapat pernik perak, mengusapkan kedua tangannya. Kalau sejak tadi yang nampak seperti darah keluar hanya dari salah satu tangannya, kini kedua tangannya seperti teteskan darah.Dalam keadaan tangan seperti itu, Blorong bergerak cepat.Wuuus!Tangannya mengusap wajah Iblis Mara Kayangan yang sedang kelojotan bergantian. Tangan kanan, lalu tangan kiri. Setelah itu, dengan gerakan yang sukar diikuti oleh mata, perempuan berbaju hijau muda tipis telah berdiri tegak pada jarak tiga tombak pada tubuh Iblis Mara Kayangan yang kini terdiam.Tarikan napasnya terdengar bagai ringkikan kuda. Setelah itu, perlahan-lahan dia bangkit. Tegak berdiri dengan kedua mata bagai mema

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   251. Part 5

    Si pemuda tersenyum mendapati kata-kata gadis itu. Diamdiam dikagumi kecantikan yang dimiliki gadis yang berdiri di hadapannya.Wajah gadis itu berbentuk bulat telur dengan dagu agak menjuntai. Hidungnya mancung dengan bibir tipis yang memerah indah. Sepasang alisnya hitam, dihiasi dengan bulu mata lentik dan mata yang cerah terbuka. Rambutnya panjang hingga ke bahu, dibiarkan tergerai begitu saja. Pakaian putih bersih yang dikenakannya, dihiasi sulaman bunga mawar dl bagian kanan. Di pinggangnya yang ramping, melilit sebuah cambuk."Hei! Apakah kau mendadak menjadi bisu?" Seru si gadis setelah melihat pemuda yang berdiri di hadapannya sejak tadi hanya terdiam saja dan mendadak wajah si gadis bersemu merah ketika menyadari apa penyebab ketertegunan si pemuda."Bila kau ingin mandi silakan. Kebetulan aku sudah selesai"Dari semu merah yang sempat menghiasi wajahnya, si gadis melotot."Apakah aku harus membuka bajuku selagi kau berada di sini, hah?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

DMCA.com Protection Status