Share

188. Part 20

last update Last Updated: 2023-10-30 01:03:57

Namun satu bayangan hitam telah mendahului. Bahkan sebelumnya, melancarkan satu tendangan ke perutnya.

Plak!

Meskipun terkejut dan tak menyangka ada yang akan merebut Tulang Ekor Naga Emas dan menghantamkan tendangan keperutnya, Dewi Kematian masih memperlihatkan kelasnya. Ditarik tangan kirinya ke bawah dan menangkis lalu berputar ke belakang. Ketika hinggap kembali ke tanah, sepasang mata di balik cadar sutera melebar dan meluncur bentakannya.

"Apa yang kau lakukan, Ratu Tengkorak?"

Ratu Tengkorak yang mendahului merebut Tulang Ekor Naga Emas dan menendang Dewi Kematian, tersenyum penuh ejekan.

"Dewi... apakah kau pikir selama ini aku membiarkan diriku berada di bawah kakimu? Jangan bermimpi! Yang kuinginkan sudah kudapatkan! Bila kau menginginkannya, silakan kau merebutnya!"

Membesi wajah di balik cadar sutera mendengar kata-kata orang. Sementara Manusia Mayat Muka Kuning sudah menggebah ke arah Ratu Tengkorak.

Nenek baju hitam pan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Si Buta Dari Sungai Ular   189. Part 21

    Kaki Gledek yang siap mengayunkan tongkat yang memancarkan sinar keemasan itu mendadak saja tertegun. Sepasang matanya melotot dan perlahan-lahan membara.Dalam pandangannya Kaki Gledek melihat tubuh Dewi Kematian mendadak polos. Tubuh yang indah dengan lekuk tubuh yang mempesona masuk kedalam pandangannya. Aroma wangi yang menguap dari tubuh perempuan bercadar sutera itu makin membesar, bagai membelai-belai indera penciumannya.Sesaat lelaki tinggi besar itu terdiam dan tanpa sadar tangannya yang diangkat tadi turun perlahan."Dia sudah terkena ajian ini. Tak memakan waktu lama rupanya. Hmmm... sebentar lagi kau akan mampus!"Senyum Dewi Kematian dalam hati. Dengan menggerakkan seluruh anggota tubuhnya, terutama dada dan pinggulnya yang montok dan mulus, perlahan-lahan perempuan bercadar sutera itu mendekati Kaki Gledek yang menelan ludahnya berulang kali.Sementara itu, Manusia Mayat Muka Kuning membesi wajahnya karena dilanda cemburu tinggi. Sej

    Last Updated : 2023-10-31
  • Si Buta Dari Sungai Ular   190. Part 22

    "Persoalan Dewi Pedang bukan urusanku. Bila kalian ingin mencarinya, mengapa kalian masih berdiri di sini?"Manusia Mayat Muka Kuning membentak. "Dari ucapanmu aku yakin kau tahu di mana Dewi Pedang. Dan aku yakin kau pasti tahu di mana Raja Siluman Ular Putih berada?!"Manggala membatin dalam hati."Dua manusia ini tokoh hitam berilmu tinggi. Aku memang harus berhati-hati. Dari ucapan keduanya tadi, aku yakin mereka punya urusan dengan Guru-guruku. Hmm... biar urusan aku yang tanggulangi."Lalu katanya. "Urusan Dewi Pedang dan Raja Siluman Ular Putih jelas bukan urusanku. Lebih baik kita berpisah di sini.""Setan muda keparat! Kau boleh tinggalkan tempat ini, setelah serahkan Tulang Ekor Naga Emas dan tanggalkan nyawamu!" Geram Dewi Kematian dalam kemarahan memuncak."Tak bisa memang kuhindari urusan ini," Batin Manggala dan diam-diam melirik ke arah Garaga."Ucapan hanya sekali terlontar! Cepat lakukan perintah!" Bentak Dewi Kematia

    Last Updated : 2023-10-31
  • Si Buta Dari Sungai Ular   191. Part 23

    "Bila saja saat ini aku tidak terluka dalam akibat pengaruh Tulang Ekor Naga Emas yang dilepaskan oleh Ratu Tengkorak tadi, akan kuteruskan pertarungan ini. Tetapi sangat berbahaya bila aku nekat. Manusia Mayat Muka Kuning sudah tak berdaya. Yang mengherankan, mengapa serangannya yang tak terasa ada angin panas justru sangat menyiksa panasnya pada tubuh? Aneh! Julukan pemuda ini memang bukan omong kosong." Lalu dengan suara geram Dewi Kematian berkata."Si Buta dari Sungai Ular... untuk saat ini aku mengaku kalah. Tetapi, tidak dalam pertemuan berikutnya!""Urusan sudah harus diselesaikan. Tetapi bila belum puas, masih banyak waktu mendatang!"Dengan susah payah dan agak terhuyung, Dewi Kematian mendekati Manusia Mayat Muka Kuning."Kita tinggalkan tempat ini.""Tidak! Pemuda itu harus mampus!""Jangan bodoh! Masih banyak waktu untuk kita membalas!"Lalu katanya dengan suara ditekan."Apakah dalam kondisi seperti ini kau akan b

    Last Updated : 2023-10-31
  • Si Buta Dari Sungai Ular   192. Pesanggrahan Keramat

    TAR!Suara cambuk menggeletar membelah angkasa. Seorang laki-laki muda terjungkal dengan punggung sobek panjang tersengat lidah cambuk. Sosok tubuh muda yang hanya ditutupi celana sebatas lutut itu berusaha bangkit berdiri. Namun satu sengatan cambuk kembali memaksanya menggelepar sambil merintih lirih."Pemalas! Bangun, bangsat!" terdengar suara bentakan keras, disusul dengan geletarnya ujung cambuk yang menyengat kulit punggung laki-laki muda itu.Tar! Tar!"Akh...!" laki-laki muda itu memekik tertahan.Dua kali cambukan membuatnya jatuh lunglai tidak sadarkan diri. Dan kini, sebuah tendangan keras membuat tubuhnya terlempar sejauh dua batang tombak. Kejadian itu disaksikan oleh berpuluh-puluh pasang mata dengan kepala tertunduk dan lutut gemetar. Seorang laki-laki muda berwajah tampan, namun sorot matanya menyiratkan kebengisan, duduk angkuh di atas punggung kuda putih. Bibirnya yang tipis selalu tersenyum menyaksikan kekejaman yang sedang berla

    Last Updated : 2023-11-01
  • Si Buta Dari Sungai Ular   193. Part 2

    Pemuda tampan yang ternyata bernama Raden Sangga Alam itu hanya diam saja. Kata-kata Paman Nampi tadi memang tidak bisa disalahkan. Ayahnya, Raja Abiyasa yang memerintah Kerajaan Gantar Angin sudah memberinya tugas untuk membangun jalan menuju ke Pesanggrahan Keramat pada kakaknya. Dan Raden Sangga Alam hanya diberikan tugas sebagai pendamping saja. Tapi dia tidak pernah melakukan apa-apa. Kakaknya memang tidak pernah memberi satu pun tugas ke padanya, karena menganggapnya masih anak-anak.Raden Sangga Alam memang menyadari kalau kakaknya lebih tegar dan tegas. Apalagi tingkat kepandaiannya cukup tinggi. Meskipun demikian, Raden Sangga Alam tidak pernah kalah jika sedang berlatih ilmu olah kanuragan.Sangat disayangkan kalau Ayahanda Prabu Abiyasa lebih menyukai Raden Bantar Gading. Baik bentuk tubuh, sifat, dan segala tingkah laku kedua kakak beradik putra mahkota itu memang sangat berbeda. Di antara ke duanya selalu saja ada pertentangan. Namun demikian mereka saling

    Last Updated : 2023-11-01
  • Si Buta Dari Sungai Ular   194. Part 3

    "Raden...," Seruni menolakkan tubuh Raden Bantar Gading yang hendak memeluknya.Pemuda itu tidak peduli. Tetap saja tubuh ramping itu direngkuh ke dalam pelukannya. Dengan liar diciuminya wajah dan leher wanita itu. Seruni mendesah dan merintih lirih. Dia tidak kuasa lagi menolak ketika tubuhnya direbahkan. Seruni menggeliat, berusaha melepas pelukan putra mahkota itu."Kenapa? Tidak biasanya kau menolakku, Seruni," suara Raden Bantar Gading agak tersengal."Raden, aku...."Seruni tidak bisa melanjutkan kata-kata, karena bibirnya sudah tersumpal bibir Raden Bantar Gading. Dia hanya bisa mendesah lirih dan menggumam tidak jelas. Kembali wanita itu menggeliat, namun kali ini pelukan Raden Bantar Gading demikian kuat. Seruni merintih lirih tidak mampu lagi menolak. Gairahnya mulai bangkit, dan kini malah membalas kehangatan itu.Tak ada lagi yang bicara, tak ada lagi kata-kata terdengar. Hanya desah napas dan rintihan tertahan yang mengusik sepinya ma

    Last Updated : 2023-11-02
  • Si Buta Dari Sungai Ular   195. Part 4

    "Siapa laki-laki yang kau temui di atas bukit sana?" tanya Raden Bantar Gading tajam."Laki-laki mana?" suara Seruni jadi bergetar. Sungguh tidak diduga kalau Raden Bantar Gading tahu bahwa dirinya barusan menemui seseorang di atas bukit sana. Wajah Seruni berubah merah seketika. Matanya tajam menatap langsung ke bola mata putra mahkota itu."Kau tidak perlu berpura-pura lagi, Seruni. Kau pikir aku tidak tahu? Kau keluar diam-diam, lalu menunggu di atas bukit. Di sana kau bicara dengan seseorang. Siapa dia?" agak keras suara Raden Bantar Gading."Dia kakekku," sahut Seruni tidak bisa berpura-pura lagi."Kau tidak bohong, Seruni?""Siapa yang bohong? Dia benar-benar kakekku!" sentak Seruni gusar."Sejak kapan kau punya kakek? Sejak kapan kau punya keluarga?" sinis kata-kata Raden Bantar Gading.Seruni tidak langsung menjawab. Dia hanya menatap tajam dengan sinar mata yang menusuk sampai ke sudut hati yang paling dalam. Perlahan-lahan w

    Last Updated : 2023-11-02
  • Si Buta Dari Sungai Ular   196. Part 5

    "Tunggu...!"Satu bentakan keras membuat laki-laki tinggi tegap berwajah bengis itulangsung menoleh. Raut wajahnya tampak terkejut melihat kehadiran seorang pemuda berwajah tampan dengan kulit putih halus bagai wanita, yang kini telah berdiri tidak jauh dari tempat itu. Dia mengenakan baju sutra halus yang indah dengan sulaman benang emas. Disampingnya berdiri seorang laki-laki tua berjubah putih."Raden Sangga Alam...," suara laki-laki tegap yang memegang cambuk itu agak tergetar.Pemuda tampan itu bergegas melangkah menghampiri laki-laki tinggi tegap itu. Langkahnya berhenti tepat setengah depa di depannya. Tatapan matanya tajam. Sedangkan laki-laki yang memegang cambuk itu hanya menundukkan kepala saja.Plak!"Akh!" laki-laki tinggi tegap itu memekik tertahan.Wajahnya memerah dan terasa panas kena gamparan tangan yang halus bagai tangan perempuan itu. Tubuhnya sampai berputar sedikit terdorong kebelakang, namun kembali berdiri te

    Last Updated : 2023-11-03

Latest chapter

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

DMCA.com Protection Status