Share

1016. Part 4

last update Last Updated: 2024-05-16 01:04:31

Dari balik semak belukar, Pendidik Ulung dan Arum Sari melihat seorang lelaki bertubuh tinggi besar dengan pakaian serba hijau tengah memandang berkeliling tak jauh dari gua. Usia lelaki berparas bengis itu kirakira empat puluh tahun. Rambutnya panjang sebahu dengan ikat kepala dari kain berwarna hijau pula. Sedang sepasang matanya yang merah menyala terus menyapu sekitarnya. Tak jauh dari lelaki berperangai kasar itu, tampak pula puluhan lelaki kasar yang juga berpakaian serba hijau yang berdiri di samping kuda masing-masing.

"Setan Haus Darah...!" desis Arum Sari.

"Sssstt...!"

Buru-buru Pendidik Ulung mengisyaratkan Arum Sari untuk diam dengan menempelkan telunjuk di bibirnya. Tanpa banyak membantah, si gadis menuruti perintah.

"Surono! Di mana Arum Sari yang pernah kau lihat itu, he!" bentak Setan Haus Darah, garang. Seorang lelaki kasar yang juga berpakaian serba hijau segera maju menghampiri lelaki bertubuh tinggi besar yang tak lain Setan Haus Darah

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1017. Part 5

    "Mundur! Biar aku yang menghadapi mereka!" geram Hantu Tangan Api, beringas.Setan Haus Darah dan anak buahnya segera melangkah mundur. Dari kejauhan mereka terus menyaksikan apa yang akan dilakukan Ki Banaspati alias Hantu Tangan Api""Lagakmu pongah sekali, Hantu Tangan Api! Sayang sekali, kau dilahirkan hanya untuk menjadi biang malapetaka dunia persilatan!" desis Pendidik Ulung."Bajingan! Bacotmu kian memerahkan telingaku, Pendidik Ulung! Kali ini aku benar-benar menginginkan nyawa busukmu, Tua Bangka Keparat!" geram Hantu Tangan Api tak main-main."Kakek jahat! Kau pikir kami takut dengan ancamanmu? Kalau kau ingin membunuh kami, lakukanlah! Jangan hanya mengancam saja," ejek Arum Sari merasa panas."Gadis bengal! Aku memang akan menghabisi kalian semua. Dan, kaulah orang pertama yang akan menjadi korbanku!" hardik Hantu Tangan Api.Maka tanpa banyak cakap lagi, tokoh sesat dari Bukit Pedang ini segera menghantamkan kedua telapak tanga

    Last Updated : 2024-05-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1018. Part 6

    Arum Sari yang melihat Pendidik Ulung mengalami luka dalam cukup lumayan jadi kalap. Apalagi tubuhnya pun telah terluka oleh serangan Hantu Tangan Api. Tanpa banyak pikir panjang, segera dikeluarkannya pukulan andalan 'Aji Gada Bumi'. Maka begitu kedua telapak tangan murid Nenek Rambut Putih ini pun telah berubah jadi kuning, diiringi teriakan nyaring dihantamkannya dengan kekuatan penuh."Hea!"Dua larik sinar kuning menyilaukan mata meluruk dari kedua telapak tangan Arum Sari, siap melabrak tubuh Hantu Tangan Api.Wesss! Wesss!Sebagai tokoh tingkat tinggi, Hantu Tangan Api cepat tanggap. Maka begitu merasa hawa dingin berkesiur menyerang punggung, lelaki ini jadi murka bukan main. Parasnya yang garang jadi mengelam. Ini menandakan kalau tokoh sesat dari Bukit Pedang tak dapat lagi mengampuni kesalahan lawan. Saat itu juga dikerahkannya tenaga dalam sepenuhnya. Begitu tubuhnya memutar sedikit ke samping kedua tangannya menghentak.Derrr! Derrr!

    Last Updated : 2024-05-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1019. Part 7

    Dalam terpaan semilir angin siang, Ratu Adil tengah memandang jauh ke depan, ke arah sebuah hamparan lembah hijau yang terasa lengang. Selengang hatinya. Sudah dua hari ini sejak berpisah dengan Si Buta dari Sungai Ular, Ratu Adil melakukan perjalanan seorang diri untuk menemukan ayah kandungnya. Dan sudah banyak pula orang-orang yang dimintai keterangan, namun belum juga menemukan siapa orang yang bernama Gendon Prakoso.Murid Ratu Alit ini tidak putus asa. Hatinya yakin sekali kalau akan bertemu dengan ayah kandungnya. Cuma waktunya kapan memang sulit ditentukan. Satu hal yang membuatnya yakin adalah keterangan gurunya. Gadis ini percaya, Ratu Alit tidak hanya sekadar omong kosong belaka.Di sisi lain ada juga yang membuat Ratu Alit kecewa, karena perjalanannya tak ditemani Manggala. Padahal Si Buta dari Sungai Ular telah berjanji akan menemaninya. Dan itu tak lain akibat cemburu buta Arum Sari terhadap Ratu Alit.Ratu Alit masih ingat, bagaimana ia dan Si But

    Last Updated : 2024-05-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1020. Part 8

    "Benar. Dialah yang bergelar Hantu Tangan Api. Mungkin lelaki sesat itu merasa kesal melihat muridnya Setan Haus Darah telah dikalahkan Si Buta dari Sungai Ular Pulih. Jadi tak heran bila Hantu Tangan Api turun tangan.""Oh...! Jadi, Setan Haus Darah itu murid dari Hantu Tangan Api!" sentak Pembunuh Iblis terkejut. Kepalanya mengangguk-angguk. "Pantas kalau kakek itu mondar-mandir di sekitar tempat ini. Hm...! Sekarang aku dapat menebak, pasti Si Buta dari Sungai Ular dan Pendidik Ulung berada di sekitar hutan ini....""Dugaanmu memang benar, Sobat. Kukira mereka memang masih berada di sekitar hutan ini," kata Ratu Adil.Entah kenapa, kali ini Pembunuh Iblis menangkap sesuatu yang lain dari ucapan Ratu Adil. Terutama sekali sewaktu gadis di hadapannya menyebut nama Si Buta dari Sungai Ular."Hmm... mungkinkah gadis ini juga mencintai Si Buta dari Sungai Ular? Hm...," gumam hati Pembunuh Iblis gelisah."Ada apa, Sobat? Kulihat raut wajahmu berubah?"

    Last Updated : 2024-05-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1021. Part 9

    "Cincang pemuda keparat itu! Biar aku yang mengurus gadis bengal itu!" perintah Setan Haus Darah.Kedua belas orang anggota Pasukan Laskar Hijau segera mengalihkan serangan pada Pembunuh Iblis. Sedang Setan Haus Darah sendiri langsung menggebrak Ratu Adil dengan pukulan jarak jauh.Wesss! Wesss!Seketika meluruk dua larik sinar merah menyala dari kedua telapak tangan Setan Haus Darah, siap melabrak tubuh Ratu Adil.Ratu Adil menggeram kesal. Tak ada pilihan lain, kecuali memang harus memapak serangan. Sebab kalau menghindar, Teguh Sayekti pasti akan celaka terkena serangan Setan Haus Darah. Berpikir sampai di situ, Ratu Adil merasa harus mengerahkan pukulan andalan 'Cakar Naga Samudera'. Begitu murid Ratu Alit dari Nusa Kambangan mengalirkan tenaga dalam ke kedua tangan, jari-jarinya langsung berubah menjadi kebiruan.Lalu dengan menggaruk-garukkannya ke udara, dari kesepuluh jari-jari tangan telah membersit sepuluh larik sinar biru, langsung memap

    Last Updated : 2024-05-18
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1022. Part 10

    Derrr! Derrr!Hebat bukan main bentrokan dua tenaga dalam yang terjadi. Bumi berguncang laksana di guncang prahara. Ranting-ranting dan daun-daun di sekitar tempat pertarungan hangus terbakar begitu terkena angin berkesiur itu.Sementara tubuh Setan Haus Darah dan Pembunuh Iblis pun sama-sama terpental ke belakang. Tubuh Setan Haus Darah terus melesat ke belakang, menghantam batang pohon. Sedang tubuh Pembunuh Iblis justru menabrak Ratu Adil yang saat itu akan datang membantu. Sehingga, tak dapat dicegah tubuh mereka jatuh berguling-guling."Maaf! Maaf! Aku tak sengaja," ucap Pembunuh Iblis kemudian. Saat itu tubuh pemuda itu menindih punggung Ratu Adil. Sudah barang tentu murid Kakek Pikun dari Gunung Slamet itu jadi gusar bukan main. Namun manakala melihat sebuah tanda berwarna hijau di punggung Ratu Adil, mata pemuda murid Kakek Pikun dari Gunung Slamet pun membelalak lebar.Untuk sesaat, Pembunuh Iblis diam terpaku di tempatnya. Seolah ia tak percaya

    Last Updated : 2024-05-18
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1023. Part 11

    Si gadis mengeluh. Memang pakaiannya saat itu compang-camping tidak karuan menampakkan sebagian lekuk-lekuk tubuhnya. Tak mungkin Setan Haus Darah dan pasukannya dihadapi dalam keadaan seperti itu. Ia harus membenahi pakaiannya terlebih dulu."Bedebah! Kalau saja keadaanku tidak seperti ini, ingin rasanya aku menghajar manusia tak tahu diri itu!" geram Ratu Adil tak dapat menahan rasa jengkel."Sudahlah! Tak ada gunanya kau mengumpat," ujar Pembunuh Iblis. "Pokoknya kita harus secepatnya meloloskan diri dari kejaran mereka. Mari kita lari lagi.""Baik. Kuturuti permintaanmu. Tapi, katakan dulu apa yang ingin kau bicarakan, Sobat!""Waktunya kurang tepat. Sebaiknya turuti saja....""Jangan dikira bisa lolos begitu saja, Keparat!" Mendadak terdengar bentakan nyaring yang disusul berlompatannya beberapa bayangan serba hijau. Rupanya dengan jalan memotong, Setan Haus Darah dan pasukannya kembali berhasil menghadang Pembunuh Iblis dan Ratu Adil.

    Last Updated : 2024-05-18
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1024. Part 12

    "Setan! Kalau saja ada Guru, tak mungkin monyet buta ini berani jual lagak," maki Setan Haus Darah dalam hati."Kenapa diam, Biang Rampok? Budek, ya?" ejek Si Buta dari Sungai Ular mulai kambuh penyakitnya seraya mendekati Setan Haus Darah. Langkahnya terlihat santai saja."Lepaskan aku, Manggala!" pinta Ratu Adil merasa jengah berada dalam pelukan Si Buta dari Sungai Ular."Oh, ya? Sampai lupa. Gara-gara biang rampok itu, sih!" ujar Si Buta dari Sungai Ular, lalu buru-buru melepaskan Ratu Adil dari pondongannya. "Tolong betulkan dulu pakaianmu, ya! Nanti mata manusia biang rampok itu tambah ijo."Tanpa diperintah pun Ratu Adil segera berlari dan berlindung ke balik rindangnya batang pohon. Lalu dengan agak gugup, buru-buru diikatnya kain penutup tubuhnya yang robek.Meski tidak begitu rapi, gadis ini sudah merasa lega. Kali ini, tekadnya telah bulat kembali untuk segera menghajar Setan Haus Parah. Maka segera ia melompat keluar.Saat itu, s

    Last Updated : 2024-05-18

Latest chapter

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status