InsyaaAllah kedepannya akan update dua hari satu bab ya... mohon maaf, hanya bisa satu bab dalam dua hari kerena keterbatasan waktu dan pikiran. (Update siang sampai sore) jika diberi kelancaran ide akan diperpanjang jumlah kata perbabnya. Terima kasih sebelumnya.
"Ka-kau ... bagaimana mungkin bisa tahu, bahwa aku memiliki masalah ketika malam telah datang?" ujar Berkan Tong kepada Renggin Ang."Sebelum pergi ke perguruan, ajari aku hingga aku menjadi si raja racun. Sebagai balasannya, aku akan memberi penawar untuk racun kutukan itu. Bagaimana?""Dalam waktu sepekan ini? Itu tidak mungkin. Aku bahkan membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun, baru mengenal semua racun di muka bumi ini," ucap sang ayah."Haish! Maksudku, Ayah pasti memiliki berbagai macam catatan tentang racun, kan. Ayah cukup menyerahkan catatan itu kepadaku. Aku akan mempelajarinya sendiri." Renggin Ang berkacak pinggang lalu tertawa. "Haha. Jika aku benar-benar menguasainya, aku akan mendapat julukan 'si raja racun Chen Tong'. Terdengar keren, kan," canda anak itu.Lalu, Renggin Ang melemparkan sebuah botol berisi air suci zam kepada ayah angkatnya. "Minumlah air itu, aku akan membantu Ayah menekan racun untuk sementara, agar tidak bergejolak di malam hari.""Anak kecil sepert
Pada saat yang sama, pemimpin Wilayah Cang Meng Gun Cang datang menghampiri Master Yu. Tampaknya mereka memang sudah membuat janji untuk bertemu. "Master Yu, ada keperluan apakah mengajak orang rendah sepertiku untuk bertemu?" ujar Meng Gun Cang menatap genggaman kepalan tangannya yang bersatu di depan wajah."Duduklah! Tidak perlu tergesa-gesa," jawabnya.Di tempat duduk sebelah, tanpa melirik atau memandang mereka, Renggin Ang mendengarkan percakapan mereka dengan seksama. Tidak satupun perkataan dari mereka dilewatkannya. Sampai anak itu tidak fokus dengan hidangannya sendiri yang telah disiapkan."Chen, mengapa tidak makan? Apa kau tidak suka hidangannya?" tegur sang ibu."Ah, tidak. Bukan begitu, ibu. Aku hanya terlalu serius berpikir, sekte mana yang akan kupilih setelah aku masuk ke perguruan?""Jangan terlalu banyak berpikir! Cepat habiskan makananmu dan pulang!" ucap Berkan Tong sedikit keras."Hei, bukankah ini si raja racun Berkan Tong?" sapa sang pemimpin Wilayah Cang. "B
"Mencari Tabib Tang? Hahaha. Kau sudah sangat terlambat, Pak Tua. Istriku bahkan tidak bisa mencegahnya pergi, padahal sangat berharap agar dia bisa menjadi tabib tetap di Istana. Dia adalah tabib pengembara yang menyukai kebebasan. Jika kau bisa menemukannya dan membujuknya untuk ikut denganmu, aku tidak mempermasalahkannya. Tapi perlu kau ketahui, Pak Tua Yu ... aku sudah mengklaim dirinya sebagai orangku, karena dia telah menyembuhkan Ayah Mertua. Jadi, jika kau mengusiknya berarti kau telah menyinggungku," ucap Tu Lung Dong kepada Master Yu."Cih!" Master Yu berbalik membelakangi Tu Lung Dong sembari menggertakkan gigi. "Jangan kau pikir aku takut berhadapan denganmu, Tu Lung Dong. Sikapmu kepadaku malam ini, aku akan mengingatnya!" Dia pun pergi dari Istana Kerajaan Wong penuh kekesalan dan amarah.Tuan Dong telah menyinggung Master Yu, apakah Kerajaan Wong akan baik-baik saja? "Huft ...." Pemimpin Cang menghembuskan napas kasar. Kemudian, dia berpamitan. "Karena sudah tidak ada k
"Panggil Cai Cing untuk memeriksa di bawah sana!" ucap Sang leluhur.Renggin Ang mengangguk."Cai Cing! Kali ini merepotkanmu masuk ke sumur untuk melihat, cahaya apakah yang ada di dalam sana!""Baik, Tuanku. Ini bukanlah hal yang merepotkan," kata Cai Cing.Setelah tidak memanggil Cai Cing dalam waktu yang lama, tampaknya naga ini terlihat semakin besar dan gagah. Tubuhnya telah mencapai sepuluh kali lipat lebih besar dari tubuh Renggin Ang.Cai Cing memasuki sumur itu. Lalu, beberapa saat kemudian, dia keluar dan mengabarkan bahwa terdapat sebuah tanaman. Tanaman itu tumbuh subur di dasar sumur memancarkan cahaya hijau."Naiklah ke punggungku!" kata Cai Cing. "Aku akan membawamu ke bawah untuk melihatnya!""Kau bisa membawaku?" tanya Renggin Ang tak percaya."Tentu saja, aku bisa berjalan di angin walaupun tanpa sayap dan tubuhku sudah mencapai sepuluh kali lipat lebih besar darimu. Apa kau meragukanku?""Haha. Bagus kalau begitu. Kedepannya aku bisa memakaimu. Aku merasa lelah ter
Racun pelancar pencernaan ini tidak berbahaya hingga mengancam nyawa. Hanya saja, racun ini akan membuat si penderita mengalami sedikit masalah pencernaan. Sehingga, si penderita akan terus kentut sepanjang hari.Lesatan energi spiritual beracun yang berbentuk jarum angin, jika hanya sebuah jarum, tidak dapat dilihat oleh mata telanjang kecuali seseorang sedang dalam tingkat kewaspadaan yang tinggi.Dahi Mura Han berkerut sembari menggertakkan gigi. "Lemah? Heh! Kalau berani, hadapi aku satu lawan satu!" ucap anak itu bangkit."Sebentar lagi, racunnya akan bereaksi. Kekeke." gumam Renggin Ang nyengir."Karena kau menantangku, aku tidak akan menolak. Jurus patokan ayam terbang!" Lan Cang melompat sembari memperagakan tangannya. "Hiaaaaaat!"Dhuuuuuut!Hembusan angin, tanpa terkendali keluar dari lubang pantat Lan Cang dengan suara yang cukup keras. Jajaran calon murid-murid yang sedang berbaris mengantri, seketika menatap Lan Cang menjadi pusat perhatian mereka."Suara apa itu?""Sepert
Perguruan Rasa terletak di tengah Kerajaan Wong. Namun, masih termasuk bagian dari Wilayah Cang. Perguruan ini menyediakan tempat khusus untuk berlatih pedang, pembuatan tanda, dan pembuatan pil. Sedangkan tempat khusus untuk menjinakkan monster hewan spiritual adalah Hutan Bukit Awang-awang. Meskipun sangat berbahaya, tapi itu adalah tempat paling cocok untuk berlatih pengendalian hewan.Sebelum pelatihan ke Hutan Bukit Awang-awang dimulai, sang leluhur memerintahkan Renggin Ang agar dia berlatih teknik bernapas di dalam air."Aku baru ingat. Di dasar laut pelangi bagian selatan, aku menyimpan sesuatu yang sangat berharga," kata sang leluhur kepada Renggin Ang."Sesuatu yang sangat berharga. Apa itu?""Dua inti api alam.""Inti api alam?""Ya. Dahulu, aku menitipkannya kepada leluhur sang penguasa laut pelangi dan dia menyimpannya di bekas markas para siluman hiu tiran di sebuah kotak mutiara. Kau bisa mengkonfirmasikan hal ini kepada Tu Lung Dong sebelum kau pergi ke Hutan Bukit Awa
Monster kaki seribu itu berhenti di hadapan Renggin Ang. Namun, dia berhenti bukan karena menuruti perkataan anak itu, melainkan dia berhenti karena hendak menyantapnya. Monster itu membuka mulut, hingga meneteskan air liurnya."Hey, kau! Dasar bodoh! Sudah kubilang lari ... kau malah menantangnya!" oceh salah satu teman seperguruan Renggin Ang. "Air liurnya itu sangat beracun! Kulitmu akan langsung mengelupas jika sampai menyentuh airnya."Beracun? Hehe. Aku akan menjadikannya sebagai bahan eksperimenku. Batin Renggin Ang. Dia menadahi air liur yang menetes dengan sebuah botol. Anak itu tidak memegang botol secara langsung, tapi menerbangkan botol tersebut dan mengendalikannya dengan energi angin di bawah mulut sang monster.Renggin Ang berlari dan melompat licah menghindari serangan sang monster sembari menjaga keseimbangan botol penadah."Apa yang dia lakukan? Mengambil air liur?""Aku tidak percaya, dia bisa bergerak segesit itu menghindari serangan monster!""Hebat!" Komentar dar
"Hoho. Apa yang kau temukan?""Mata merah, wajah pucat, dan ...." Renggin Ang menyipitkan matanya untuk menyelidiki sesuatu pada diri sang rubah. "Seharusnya, jantungnya terus merasa berdebar-debar dengan debaran yang menyesakkan. Dia terkena racun Jeroan Umeb. Umurnya kurang lebih hanya bisa sampai satu bulan lagi. Dia harus membuat keturunan dalam waktu yang dekat. Jika tidak, ras siluman rubah berwajah rupawan berada di ambang kepunahan. Benar kan, Kakek," lanjutnya percaya diri dengan hasil analisanya."Bagus. Meskipun kau sudah banyak kemajuan, kau harus terus menampakkan wajah bodohmu agar musuh lengah."Lumayan jauh dari pohon tempat Renggin Ang berada, Reba Han tampak kesulitan menghadapi siluman rubah itu. Sampai akhirnya, dia dikalahkan dan terpojok diambang kematian."Beraninya kau bersaing denganku! Aku, Gu Rhi San. Siluman rubah paling tampan di dataran tanah terbang ini," ucap siluman rubah itu dengam memperagakan pose tampan.Di sisi lain, Shen Tu Han telah mendapat kaba
Renggin Ang berada di tingkat master tahap pertama, Ampy Ang berada di tingkat jendral tahap pertama, sedangkan Sina Hun berada di tingkat master tahap sembilan. Mereka melawan Master Yu yang barada di tingkat legend tahap ketiga."Kakak, bukankah kau bilang tadi punya rencana?" tanya Ampy Ang."Ah, itu. Aku memiliki racun pencuci otak. Aku tidak yakin ini akan berhasil jika digunakan kepada Master Yu.""Itu tidak akan berhasil! Master Yu telah mencapai tingkat legend dan telah membentuk kekebalan tubuh anti racun. Jadi itu akan sia-sia," kata Sina Hun. "Aku memiliki cara yang lebih ampuh untuk mengalahkannya.""Apa itu?" tanya Renggin Ang dan Ampy Ang bersamaan."Kau sudah mendapatkan buku itu kembali bukan?"Renggin Ang mengangguk."Buka bab teknik penggabungan roh hewan spiritual khusus untuk orang yang memiliki energi spiritual panas dan dingin!" ucap Sina Hun."Adakah teknik seperti itu?" tanya Renggin Ang. "Aku pernah mendengarnya dari kakekku.""Kakek buyut?""Benar."Renggin A
Saat sedang mengobrol dengan Pemimpin Keluarga Dong, Tu Lung Dong mendengar kerang ajaibnya bersiul. Dia mendapat kabar dari para mermaid bahwa Laut Pelangi bagian selatan sedang diserang pasukan monster ular putih yang dipimpin oleh ratu siluman ular putih, Shi Yue. Mendengar kabar tersebut, Tu Lung Dong tidak bisa diam. Dia pun menyampaikan hal tersebut kepada Ampy Ang."Pergilah, Tuan! Tidak perlu mengkhawatirkan kami di sini. Para mermaid itu membutuhkan Anda sekarang," ujar Ampy Ang kepada Tu Lung Dong.Selang beberapa detik kemudian setelah Tu Lung Dong pergi, datang seorang wanita yang tampak sangat lemah. Bahkan menjalankan kakinya pun harus dibantu. Ampy Ang melihat seorang gadis yang tadi mendahuluinya saat hendak menghampiri Renggin Ang, dia bergegas menyambut wanita lemah itu seraya berseru."Ibu!""Ibu? Apakah itu raga Ibu? Mengapa Sera Yu memanggilnya ibu?" tanya Renggin Ang kepada Meriy Ang mencari kejelasan."Itu memang raga Ibu. Tapi, dalam tubuh itu ada jiwa seseorang
Master Yu tampak tidak menikmati pertandingan. Kemudian, pria itu mengeluarkan sebuah buku yang menjadi masih menjadi sebuah misteri baginya. Biasanya pria itu hanya menaruhnya di atas rak pada tumpukan buku-buku yang berdebu."Cih! Aku tidak menyangka buku ini akan tertulis dengan tulisan yang tidak bisa kumengerti. Baru kali ini aku mendapatkan tulisan serumit ini! Hah, sial! Sia-sia saja aku merebut buku ini dari bocah itu. Bagaimana bisa Master Wang memahaminya? Tidak hanya itu, dia bahkan bisa mempelajari segala isi buku ini hingga mengaktifkan formasi tujuh bintang untuk menyegel jiwa Meriy Ang," ucap Master Yu menggerutu.Master Wang adalah salah satu murid kakek buyut Renggin Ang dari generasi kelima Keluarga Hun. Dia yang telah menghasut para keturunan generasi keenam Keluarga Hun, sehingga menimbulkan pertikaiaan perebutan buku kuno itu. Lelaki itu juga yang telah berpura-pura menyarankan agar buku kuno itu disembunyikan. Dengan begitu, dia bisa dengan mudah merebut buku kuno
"Ada apa?" tanya Shi Kiel Dong."Aku melihat bayangan seseorang di luar!" Renggin Ang bangkit dari ranjang dan membuka jedela kamarnya. "Kakak San, Tetaplah di sini bersama Tuan Muda Kiel! Aku akan pergi mengeceknya. Kalian boleh tidur terlebih dahulu jika aku tak kunjung kembali." Dia melompat dari jendela mengikuti bayangan itu.Tampak seseorang berpakaian serba hitam dan hanya terlihat matanya saja. Dia bergerak, lari, dan melompat dengan cepat. Tiba-tiba berhenti di sebuah pekarangan yang cukup lapang. Kemudian, dia duduk di bawah sebuah pohon yang rindang dan lebat. Dia pun melepas kain penutup wajahnya.Fiuh!Hembusan napas kasar menyertainya. Tampak seorang gadis yang berumur setahun lebih muda dari Renggin Ang sedang mendongakkan kepala bersandar pada pohon besar di belakangnya."Sera Yu!"Suara Renggin Ang sangat rendah, sehingga hanya terdengar oleh dirinya sendiri."Apa yang ia lakukan di tengah malam begini di sana?"Renggin Ang menghampiri gadis itu dan duduk di sampingnya
"Kau memiliki rubah yang bagus, Tuan Muda Kiel." Fen Yu berjalan memutari mereka sembari terus memandang ke arah Gu Rhi San. Dia tampak terkagum-kagum dengan bentuk tubuh rubah Gu Rhi San yang bersih dan berbulu lebat. "Rubah ini sangat cantik, aku menyukainya. Bisakah kau memberikannya kepadaku sebagai hadiah?" ucapnya memaksa."Cih! Aku bukan betina!" celetuk Gu Rhi San kesal."Ka-kau bi-bisa bicara?" Fen Yu kaget."Tentu saja. Aku tidak mau memiliki Tuan bodoh sepertimu. Kau bahkan tidak bisa membedakan jenis kelamin! Huh!""Apa kau bilang!" Fen Yu menggertak.Datang seorang gadis dari belakang Fen Yu mendekati pemuda itu dan menjewernya."Paman mencarimu. Kau membolos latihan lagi, Kakak Sepupu! Bukanya meningkatkan kultivasi malah bermain-main! Dasar pemalas!" ucap gadis itu memarahi Fen Yu."Aargh! Ayolah Sera Yu! Sekali-kali kau juga harus menikmati hidup. Tidak perlu kau terlalu memperdulikan ocehan ayahmu yang semakin hari semakin tua itu. Lagipula, kompetisi Benua Yu masih t
Renggin Ang yang awalnya berencana untuk berlatih di akademi Gendon, sang kakek malah menyuruhnya berlatih di Akademi Dongu di Benua Yu. Demi merebut kembali buku kuno sang leluhur, Renggin Ang pun mengikuti saran sang kakek. Dia keluar dari kamar melewati jendela bersama Gu Rhi San. Lagi-lagi anak itu mengambil jalur belakang."Kakak San, ayo!" ajaknya telah bersiap untuk terbang bersama Cai Cing.Renggin Ang mengubah dirinya menjadi Chen Tong dan memakai kalung yang diberikan Kakek Mo kepadanya. Dia mendarat di sebuah wilayah sebelah selatan Benua Yu. Anak itu berjalan dari pantai hingga mendapati keramaian di pemukiman."Maaf, Ki Sanak. Kalau boleh tau, apa nama wilayah ini?" tanya Renggin Ang kepada seorang kakek tua."Ini ... emm." Kakek tua itu tampak berpikir."Bukankah tinggal menyebutkannya saja? Apakah kakek ini sudah pikun?" gumam Renggin Ang.Kemudian kakek tua itu menoleh ke sana ke mari seperti sedang memastikan sesuatu. Lalu, dia mendekat kepada Renggin Ang dan berbisik.
Di Hutan Mblesek tempat Kakek Mo dan Gu Rhi San berada. Kakek Mo bersi kukuh ingin kembali ke akademi."Hey, Kakek! Bagaimana nanti jika anak itu kembali?" ucap Gu Rhi San mengikuti langkah kaki Kakek Mo."Kau tunggu saja di sini! Biarkan aku kembali sendiri!""Bagaimana mungkin! Anak itu menyuruhku untuk menjagamu! Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu, apa yang harus kukatakan padanya?""Haish! Berisik sekali!" Kakek tua itu mendengus.Gu Rhi San pun pada akhirnya mengekor hingga tiba di akademi."Woah! Ini kah akademi? Sangat berbeda dengan Perguruan Rasa di Wilayah Cang. Tempat ini tampak lebih megah!" ujar Gu Rhi San kagum."Tentu saja. Akademi ini tempat untuk berlatih para kultivator hingga menuju puncak. Sedangkan perguruan hanya mengajarkan keahlian tertentu sesuai bakat."Setelah Kakek Mo sampai di kediamannya, para murid-muridnya menyambut dengan hangat."Tetua Mo kembali!" teriak Go Yang girang."Apakah aku tidak salah melihat? Itu benar-benar Tetua Mo!" ucap San Tai membe
Selangkah demi selangkah, perlahan Renggin Ang dan Gu Rhi San mendekati semak-semak itu."Aaaaargh!"Dia mengerang semakin keras."Grrrrrrrr!"Renggin Ang merasa sedikit akrab dengan suara itu. Dia pun menyingkirkan semak-semak yang menutupinya dan mendapati seorang pria tua sedang meringkuk sembari meremas dadanya."Ka-kakek Mo!"Renggin melihat menyentuh pria itu, badannya dingin seperti es dan tubuhnya sangat pucat "Kau mengenalnya?" tanya Gu Rhi San."Dia adalah guruku di akademi sekaligus paman dari ayahku.""Sepertinya, dia terkena racun dingin," kata Gu Rhi San."Duduklah, Kakek!" Renggin Ang membangunkan pria tua itu dan mendudukkannya."Si-siapa kau?" tanya pria tua itu samar-samar melihat seorang anak lelaki dan seorang pria."Renggin Ang.""Ka-kau!""Iya Kakek, ini aku. Aku memakai topeng pengubah itu."Kemudian, Renggin Ang menekan penggungnya dengan kedua telapak tangan, lalu menyalurkan energi spiritual ke seluruh tubuhnya. Anak itu menekan racun tersebut dan mengumpulka
Tak disangka, di malam harinya, mereka mendapat kabar dari penjaga perbatasan Wilayah Han, bahwa benteng pertahanan telah diratakan. Setelah Pangeran Bing Kai kembali ke kediamannya, rupanya Kaisar Kerajaan Kai menolak perdamaiaan dan langsung bergerak menyerbu Wilayah Han."Kakak, sepertinya kau harus menunda kepergianmu ke akademi," ucap Ampy Ang kepada Renggin Ang."Baiklah! Aku bersama Kakak San dan Ampy Ang akan pergi ke Wilayah Han untuk mengatasi pasukan Kerajaan Kai." Renggin Ang berubah wujud menjadi dirinya yang asli.Mereka pergi ke Wilayah Han, dengan membawa 500 pasukan. Untung saja, saat itu para penduduk masih berada di tenda ungsian di ibu kota, sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan adanya korban di antara mereka.Setelah pasukan Kerajaan Kai meratakan benteng pertahanan, mereka bergerak menuju Kediaman Han dan mengobrak-abrik tempat itu."Tidak ada siapapun di kediaman ini, Ayah," ujar Mhe Lu Kai, Pangeran Pertama Kerajaan Kai."Tuan Tu Lung Dong telah mengungsikan m