Share

Bab 84

Penulis: Amih Lilis
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-09 23:58:48
Reksa mengecek ponselnya berkali-kali sejak kemarin. Hingga hari ini, sudah terhitung ratusan kali ia mengecek ponselnya, bahkan sampai memantau dengan seksama hingga matanya perih. Seolah mengedip pun tak rela karena tak ingin melewatkan satu detik pun menatap layar ponselnya tersebut.

Hal itu bukan karena Reksa sedang jatuh cinta atau menunggu hadiah doorpize dari lotre yang iseng ia beli. Melainkan karena ....

"Kenapa belum ada, ya? Padahal besok sudah mulai sidang lagi." Reksa mulai tidak sabaran menunggu notifikasi dari Shanum ataupun Arjuna.

Reksa heran sekaligus bingung kenapa dua orang itu belum menghubungi seperti prediksinya? Padahal semua dirasanya sudah sesuai rencana.

Apa memang Pak Arjuna atau Shanum sudah tidak perduli dengan jalannya sidang yang alot? Tetapi ... ah, itu tidak mungkin. Pebisnis besar seperti Pak Arjuna biasanya ingin semuanya berjalan cepat, kan? Karena baginya waktu adalah uang. Lalu, kenapa mereka belum menghubungi untuk memberi penawaran? Atau
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (6)
goodnovel comment avatar
siti yulianti
karma tuh makan
goodnovel comment avatar
siti yulianti
makanya klo hidup lagi d atas jangan shombong
goodnovel comment avatar
DyazRini Janardhani
selamat memperjuangkan yang sia² reksa,, kasihan dirimu yang terlalu banyak berharap yang nggak mungkin terjadi,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 85

    Dengan uang yang pas-pasan. Reksa menyetop taksi yang lewat. Padahal sebenarnya di sana banyak tukang ojeg yang pasti lebih murah dan ongkosnya nyaman di kantong. Akan tetapi, karena tak ingin penampilan paripurnanya ternodai debu jalanan dan terik matahari. Reksa memilih menghabiskan sisa uangnya untuk naik taksi.Perkara pulangnya, nanti kan ada Shanum. Setelah rujuk nanti, Reksa bisa meminta uang Shanum seperti yang sudah-sudah. "Pengadilan agama, Bang!" terang Reksa riang sekali."Siap, Pak!" balas si sopir taksi sopan.Tidak ada yang mencurigakan. Taksinya bagus dan nyaman, sopirnya juga ramah. Semua berjalan lancar awalnya. Hingga tiba-tiba di tengah perjalanan, tepatnya di jalanan sepi, taksi yang Reksa tumpangi mendadak berhenti tanpa komando."Loh, Pak. Kenapa berhenti? Ini kan--"Ceklek!Belum sempat Reksa merampungkan kalimatnya. Tiba-tiba pintu samping kemudi dan tempat duduknya terbuka, lalu masuk seseorang yang lumayan Reksa kenal. "Kau--""Hai, long time no see!" sela

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 86

    Tubuh Reksa seketika membeku sambil melirik dua kakinya dengan refleks. Pria itu menelan saliva kelat membayangkan jika bagian tubuhnya itu dipatahkan. "Mungkin memang harusnya ku patahkan saja, ya? Ah, kurasa aku memang terlalu baik hari ini," desah Frans dramatis.Mata Reksa melotot horor. Saliva semakin kelat saat ia telan dengan refleks. "Jangan! Jangan! Aku mohon! Jangan patahkan kakiku!" hibanya kemudian. Tak sanggup rasanya jika hidup dengan dua kaki yang cacat. Pikirnya, buat apa tetap hidup jika cacat. Sudahlah sekarang miskin, cacat pula. Lebih baik mati daripada hidup seperti itu."Tapi tadi kau menyalahkan aku karena menculikmu hari ini." Frans berakting seolah tengah bersedih akibat tuduhan Reksa. Reksa pun gelagapan. "Maaf! Maaf! Tolong maafkan aku! Aku ... tidak bermaksud tadi. Aku hanya ... hanya ...." Reksa bingung merangkai alasan. Faktanya, masih ada kekesalan dalam dirinya pada Frans. Sebab ulah pria itu ia gagal mempertahankan rumah tangganya. Bahkan rencana m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 87

    Shanum menatap akta cerai yang baru saja dikirim Geo dengan perasaan ... entah. Satu sisi, dia lega akhirnya bisa lepas dari suami dan keluarganya yang toxic. Namun, satu sisinya lagi ada sedih yang merayap di sudut hatinya.Bukan, ini bukan karena Shanum masih cinta dengan Reksa. Sungguh! Cinta untuk pria itu sudah terkikis banyak akibat kekecewaan yang terus menerus di torehkan. Sisanya, Shanum yakin hanya butuh waktu saja untuk menghilangkannya dengan sempurna. Lalu apa yang membuat Shanum sedih? Mungkin karena mengingat pernikahannya yang hanya bisa ia pertahankan seumur jagung saja. Bagaimana pun, di dunia ini siapa sih yang ingin gagal dalam pernikahan? Siapa pun orangnya pasti punya keinginan hanya menikah satu kali seumur hidup, kan? Begitu pula dengan Shanum. Apalagi mengingat ia sudah berkorban banyak dan kini ....Shanum refleks melihat ke arah perutnya yang mulai membuncit. Shanum lalu mengusap perutnya dengan sayang. "Maafkan Mama karena tak bisa memberikan keluarga yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 88

    Shanum mulai menata hidup kembali. Menjalankan usaha yang sempat ia tinggalkan demi sang suami. Meski masih dari balik layar, tapi Shanum mulai rutin mengecek segala laporan yang datang. Untuk cek lapangan langsung, Shanum masih membayar orang. Kondisinya yang tengah berbadan dua tak memungkinkan untuk turun langsung.Daddy pernah bilang, "Jangan terlalu nyaman dengan hasil dari usahamu yang sudah besar. Sekali-kali kamu wajib turun ke lapangan agar kamu tahu langsung masalah yang terjadi disana. Kadang ada saja oknum yang mencari keuntungan dari ketidak hadiran kita. Kalau soal uang, jangan percaya pada siapapun. Sebab banyak sekali orang yang berubah karena uang banyak."Ngertikan maksudnya? Maka dari itu, Shanum berkala mengecek semua usahanya tanpa pemberitahuan sebelumnya. Istilahnya audit dadakan. Dulu, ia akan datang sendiri, tapi kini terpaksa harus membayar orang. Orang yang Shanum bayar pun tak serta merta datang atas namanya. Mereka akan menyusup sebagai pegawai agar tak a

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 89

    "Sha?""Iya, Bun!" Shanum lekas menurunkan buku yang sedang ia baca ketika mendengar suara sang ibu memanggil. Ketika mengangkat wajah, terlihat Bunda Karin sudah tersenyum manis ke arahnya."Sha, kamu jadi cek kandungan hari ini?" tanya Bunda seraya menghampiri sang anak yang tengah duduk santai di balkon kamarnya. "Jadi, Bun." Bunda Karina menghela nafas sejenak sebelum menghampiri"Sudah kasih tahu Ken?""Sudah, Bun."Bunda Karina mengangguk faham. Lalu terlihat ingin menyampaikan sesuatu. Akan tetapi sepertinya ragu. Mulut wanita itu hanya terbuka, lalu tertutup lagi. Seolah sungkan sekali pada Shanum."Kenapa, Bun? Apa ada masalah?" Shanum yang auto penasaran pun menyuarakan unegnya akhirnya.Bunda Karina menghela nafas berat kemudian, "Nanti sama siapa ke sananya, Sha?""Sama Angga katanya, Bun." Shanum menyebutkan salah satu nama anak buah Frans.Bunda Karina mengangguk lagi. Lalu diam seperti orang berpikir. Shanum yang melihat jadi bingung plus makin penasaran. "Kenapa si

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 90

    Untuk beberapa saat, baik Shanum atau pun Mahesa hanya terdiam membeku di tempatnya. Terpaku saling menatap satu sama lain. Keduanya lumayan terkejut dengan pertemuan tak terencana saat ini, hingga tak mampu untuk berkata-kata.Ada getar rindu dan sakit yang merayap bersamaan dalam sudut hati Shanum. Dan ia pun melihat hal yang sama pada binar mata Mahesa, di tambah ... penyesalan, mungkin. Entahlah Shanum tidak bisa memastikan. Hanya saja, penyesalan untuk apa? Keduanya baru tersadar saat anak dalam genggaman Shanum melepaskan diri dan langsung menghambur ke arah Mahesa. Siapa tadi namanya? Lily, kan? Nama yang cantik."Eh, Lily?" Mahesa agak gelagapan menyambut pelukan anaknya. "Kamu kemana aja? Papa sama Sus nyariin kamu dari tadi."Nyes!Papa? Nyeri dalam hati Shanum semakin terasa mendengarnya. Kenangan pahit itu pun seketika melintas dalam benaknya. Shanum lalu melirik Lily dengan tatapan nanar sekarang. Anak ini yang menjadi alasan Mahesa meninggalkannya dahulu.Shanum meliha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 91

    "Maaf, Sha. Kita tidak bisa bersama lagi. Aku ... harus menikahi Rania," ucap Mahesa kala itu. Sukses meluluh lantakan hati belia Shanum dan mimpi-mimpi yang terlanjur ia ukir untuk mereka. "Tapi, Kak. Kan bukan Kakak yang menghamilinya. Kenapa harus Kakak yang bertanggung jawab?" tukas Shanum tak terima. "Tapi karena aku lah, Rania akhirnya dilecehkan Boby," jawab Mahesa kemudian.Shanum memejamkan matanya erat. Merasai hatinya yang merepih sakit akibat keputusan sepihak Mahesa. Pria itu memang terkenal terlalu baik. Tidak bisa bilang tidak pada siapapun yang meminta tolong. Akan tetapi, alasan Mahesa bagi Shanum sangat konyol. Masa hanya karena pas Rania menelepon untuk minta tolong tak dia angkat. Dia merasa bertanggung jawab atas nasib Rania yang kini hamil ulah pria lain, yang mana itu adalah pacar Rania sendiri!Sungguh! Shanum tak habis pikir!Bukan, bukan maksud Shanum tak prihatin dengan nasib malang yang menimpa Rania. Tetapi kan' maksud Shanum masih ada Boby yang lebih l

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 92

    Shanum menghela nafas berat saat ingatan menyakitkan itu berputar kembali. Entah mengapa, meski Shanum sudah berusaha keras berdamai dengan masa lalu kelam itu. Tetap saja terasa menyakitkan jika diingat lagi. Mungkin karena Mahesa adalah cinta pertama untuk Shanum. Hingga apa pun yang menyangkut tentang Mahesa terlalu berbekas di hatinya. Sebenarnya, Shanum tidak tahu Mahesa benar-benar menikah dengan Rania atau tidak. Sebab dua keluarga itu akhirnya memilih pindah keluar negeri demi menutupi aib, katanya. Sejak itu Shanum kehilangan kontak mereka. Bahkan dengan Rani pun, Shanum sudah tidak pernah berkontak lagi. Keluarga Tante Ana dan Om Adam seolah sengaja menghindari dari Shanum. Entahlah, mungkin mereka turut merasa bersalah karena memang hubungan Shanum dan Mahesa sudah diketahui dua keluarga."Non, sudah sampai."Sepertinya Shanum terlalu larut dalam lamunannya. Hingga tak terasa telah membuang waktu percuma selama dalam perjalanan. "Ah, iya." Shanum pun bersiap. Angga turu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23

Bab terbaru

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 146

    "Kamu ...." Shanum mengerjap bingung melihat seseorang sudah berdiri dengan cengiran khasnya pagi ini, di depan pintu kamar hotel, tempatnya menginap semalam."Selamat pagi, Bu ..." sapanya riang seperti biasa.Shanum mengerjap lagi, raut bingung dan tak percaya nampak jelas di matanya. Bukan apa-apa, ini masih pagi, loh. Dan ... yang tahu dia menginap di sini hanya pria yang ikut menginap di sebelah kamarnya, Safran. Makanya Shanum kira tadi yang mengetuk pintu kamarnya adalah Safran. Eh, ternyata bukannya Safran yang dia lihat, malah gadis ini. Yuli, asistennya di kantor. Tetapi kini pertanyaannya adalah ...."Kamu kok tahu saya di sini?" Dari pada jerawatan memikirkannya, Shanum memilih menanyakan langsung."Oh ... saya tahu dari pak Safran."Hah?"Safran?" beo Shanum Orang di depannya mengangguk cepat. "Semalam Pak Safran chat saya sekitar jam 2 an. Beliau bilang, Penyakit lambung ibu kumat. Tidak bisa pulang dan terpaksa menginap di hotel tempat pesta di laksanakan. Saya di sur

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 145

    "Akh!"Shanum memekik kaget ketika rasa dingin tiba-tiba saja menghantam halus dari kepala hingga sekujur tubuhnya. Ia menatap nyalang si pelaku."Apa yang kau lakukan--""Maaf, kak! Bukan aku tak menginginkanmu, tapi aku tak bisa jika keadaannya seperti ini."Seketika Shanum diam, rontaannya pun melemah seiring dengan hatinya yang langsung tertohok pada ucapan si pelaku barusan.Kenapa? Kenapa jadi begini? Bukannya dia harusnya senang dan ...."Aku tak ingin menyentuhmu diluar ikatan halal, Kak."Lagi-lagi Shanum tertohok. Tanpa sadar menggigit bibir dalamnya dengan perasaan yang entah. Ada rasa malu yang hadir menelusup, juga rasa bingung pada sikap pria di hadapannya ini. Safran, siapa lagi?Padahal Shanum sudah pasrah pada apa pun yang akan terjadi malam ini. Shanum juga melihat ada kilatan hasrat dari sorot pria ini. Akan tetapi ... kenapa? Kenapa dia tak melanjutkan pergumulan yang hampir terjadi dan malah melakukan ini. 'Pria yang benar-benar mencintaimu pasti akan menjagamu.

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 144

    Hari terus berganti menjadi minggu, bulan, lalu tahun. Terhitung sudah satu tahun lebih kedekatan Nata dan Safran. Mereka semakin seperti ayah dan anak. Meski hanya bertemu di hari weekend. Tetapi itu tak menghalangi chemistry antara keduanya. Anehnya, hal itu seolah tak mengganggu Shanum sama sekali. Tetap abai dan biasa saja. Kasarnya, jandanya Reksa itu seperti tak tertarik memperbaharui status antara keduanya.Tidak perduli orang sekitar berkata apa. Tidak perduli alam memberi tanda apa, dan tidak perduli Nata selengket apa pada Safran. Shanum masih dengan kekeraskepalaannya.Memang, Shanum kini tak melarang Safran datang dan dekat dengan Nata. Anaknya diajak pergi keluar hanya berdua saja pun, tidak masalah. Kadang, mereka bahkan menikmati weekend bertiga layaknya keluarga cemara. Akan tetapi, sudah. Hanya begitu saja. Tidak ada lanjutan apa pun. Membuat hubungan Safran dan Nata makin dekat, tapi hubungan dengan ibunya jalan di tempat.Apalagi sekarang mereka sudah tidak terliba

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 143

    "Ya, karena aku nggak mau dijodohkan dengan kamu Safran. Aku nggak mau nikah sama kamu!" Inginnya Shanum menjawab demikian. Sayangnya, kalimat barusan hanya bisa Shanum gaungkan dalam hati karena takut menyakiti hati Safran.Shanum menghela napas panjang, menahan diri untuk tidak melontarkan kata-kata pedas. "Aku cuma khawatir Nata akan merepotkanmu, Safran. Kamu kan punya pekerjaan penting juga," ujarnya, berusaha terdengar rasional. Safran tersenyum, matanya berbinar penuh kesabaran. "Aku sudah bilang, tidak masalah. Lagipula..." Ia menatap bayi Nata yang sedang asyik memainkan kerah bajunya. "...Tingkah lucu Nata mampu membuatku sedikit melupakan tumpukan pekerjaan yang kadang membuat stress," imbuhnya tulus.Arjuna tersenyum paham. "Anak memang obat stress paling mujarab," ucapnya mengaminkan. Shanum merasa akan percuma saja berargumen saat ini. Maka dari itu, pada akhirnya dia pun membiarkan saja Baby Nata masih menguasai Safran. Menunggu bayi itu bosan sendiri. Hari berlalu

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 142

    Suasana meja makan sempat meredup sejenak setelah Frans "sengaja" menjatuhkan sendok. Tetapi Arletta, yang paham maksud Frans, segera mengalihkan pembicaraan. "Ah, sudahlah. Yang penting masalah pembobolan apartemen sudah selesai. Sekarang kita bisa makan dengan tenang," ucapnya sambil mengambil nasi dan lauk dengan santai. Sayangnya Shanum, yang penasaran, tidak bisa menahan diri. "Tadi Mama Alle bilang ada gadis yang mirip ... siapa?" Arletta mengunyah perlahan, matanya melirik ke Frans yang memberi tatapan bermakna. "Ah, nggak penting. Mungkin Mama salah lihat." "Tapi—" "Shanum, makan dulu. Nanti nasinya dingin," sela Arjuna dengan nada halus, tampak acuh meski sebenarnya juga penasaran.Shanum menghela napas, tapi akhirnya menuruti. Namun, pikirannya masih penasaran. Siapa gadis yang mirip dengan seseorang hingga Frans sampai bereaksi seperti itu?*** Setelah makan malam, Shanum tidak bisa tidur. Pikirannya terus menerawang tentang obrolan tadi. Gadis yang menelepon Re

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 141

    Arjuna hanya bisa mendesah panjang. "Kamu mau ke mana lagi, Arletta?"Mama Alle—Arletta—memasang wajah serius. "Ada sedikit urusan. Nggak lama, kok.""Urusan apa?" tanya Karina curiga. "Jangan bilang ada yang perlu kamu 'hajar' lagi.""Aduh, Mbak Rin. Jangan suudzon. Aku ini udah tobat, tahu," jawab Arletta santai, tapi tidak meyakinkan sama sekali."Lah, terus kenapa nggak pakai mobil? Kenapa harus motor?" tanya Arkana."Karena pakai motor lebih fleksibel. Aku nggak mau buang waktu kena macet," balas Arletta cepat.Safran yang masih menggendong Baby Nata hanya menggeleng. "Mama, kalau ada sesuatu yang berbahaya, bilang. Jangan malah pergi sendiri."Arletta menatap putranya dengan senyum tipis. "Saf, kamu kan tahu sendiri. Mama nggak mungkin sembarangan. Lagian, ini bukan urusan besar.""Kalau bukan urusan besar, kenapa buru-buru?" sambar Arkana.Arletta melirik Arkana sekilas, lalu menghela napas. "Oke, baiklah. Tadi ada telepon dari anak buah Reyn. Mereka dapat laporan tentang seseo

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 140

    Setelah meeting selesai, suasana ruang rapat masih dipenuhi tawa kecil dari para staf. Baby Nata yang sejak tadi nyaman di pangkuan Safran kini mulai menguap lebar. Pipinya menempel di dada pria itu, tampak benar-benar merasa aman dan nyaman.Shanum, yang sejak tadi menunggu di luar, segera menghampiri Safran ketika pria itu keluar ruangan. "Aku pegang Nata, deh. Kamu pasti capek, kan?" tawarnya.Namun, begitu Shanum hendak mengambil Baby Nata, bocah itu langsung menggeliat, mengeratkan pelukannya pada Safran. "Pipi! Mau pipi! Mau pipi aja!"Semua orang yang kebetulan masih berada di sekitar mereka langsung menahan tawa. Shanum, di sisi lain, hanya bisa menghela napas dalam."Nata, ini Mama, Sayang. Sama Mama, ya?" Shanum kembali mencoba.Tapi Baby Nata justru menggeleng cepat. "Mau pipi!""Nata, kamu ini kenapa, sih?" Shanum mulai frustrasi. "Bukan berarti kamu nggak boleh suka sama Om Safran, tapi kan, ini keterlaluan! Masa kamu lebih milih dia daripada Mama sendiri?"Baby Nata tida

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 139

    Semua setuju dengan ucapan Karina. Arjuna menyuruh Frans gegas menghubungi Shaki dan memintanya datang pagi ini juga ke rumah. Saat ini, Safran sudah duduk di sofa tamu dengan kondisi yang lebih segar dan rapi, siap berangkat kerja. Pria itu sudah mandi tadi, bersama Baby Nata yang masih saja tak mau lepas. Lihatlah itu! Bahkan untuk urusan mandi saja, Baby Nata masih saja posesif. Shanum tidak tahu lagi harus berkata apa pada anaknya itu.Shaki akhirnya datang dengan langkah santai, mengenakan hoodie dan celana jogger. Wajahnya masih sembab karena memang baru bangun tidur. Frans yang memintanya buru-buru datang membuat pria itu melupakan urusan mandi. Hanya cuci muka dan gosok gigi saja."Ini gimana cerita awalnya, Sha? Kenapa Safran pagi-pagi ada di sini dan malah di tahan Baby Nata?" tanya Mama Alle, ketika Shanum menyambutnya di pintu utama.Shaki memang datang tak hanya sendiri. Ada papa Arkana dan Mama Alle turut bersamanya. Katanya, semalam Shaki menginap di apartemen mereka

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 138

    "Mungkin dia hanya butuh suasana berbeda malam ini." Safran akhirnya buka suara demi menenangkan Shanum.Shanum menghela napas pasrah akhirnya. "Baiklah, kalau begitu … ayo ke kamar tamu sebelum dia bangun dan menangis lagi."Dengan langkah santai, Safran mengikuti Shanum menuju kamar tamu, masih dengan Baby Nata yang tidur nyenyak di dadanya.***Pagi harinya, Shanum bangun lebih awal dari biasanya. Setelah membersihkan diri dengan cara paling cepat yang ia bisa dan sholat subuh, wanita itu pun langsung menuju kamar tamu dengan harapan bisa membawa Baby Nata kembali ke kamarnya sebelum bocah terbangun.Sayangnya, begitu ia membuka pintu, Shanum justru langsung terkesiap ketika melihat Safran tengah menjalankan dua rakaat paginya dengan Baby Nata dalam gendongan sebelah tangannya. Astaga, Anak ini!Shanum sebenarnya ingin segera mengambil alih Baby Nata. Namun, ia takut akan mengganggu ibadah Safran. Terpaksa ia pun hanya bisa menunggu pria itu menyelesaikan ibadahnya. Sambil menung

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status