Share

Bab 108

Author: Amih Lilis
last update Last Updated: 2025-02-04 19:05:22

Selepas kepergian Keluarga Hardikusuma, Arjuna menyuruh Shanum kembali ke kamarnya tanpa menjelaskan apa pun. Shanum yang awalnya ingin bertanya pun mengurungkan niatnya ketika melihat wajah sang ayah yang agak dingin. Di antar Frans, Shanum akhirnya patuh untuk kembali ke kamarnya.

Terserahlah. Mau dinikahkan sama siapa pun, asal menurut Daddynya baik, Shanum pasrah saja. Bagaimana lagi? Dia pernah memilih sendiri dengan begitu yakin, akhirnya di kecewakan, kan? Siapa tahu kalau dipilihkan orang, rumah tangganya akan langgeng. Aamiinn ....

Akan tetapi, Shanum harap mereka tidak memaksa di waktu terdekat ini. Karena Shanum masih ingin menikmati status singlenya juga fokus pada tumbuh kembang Baby Nata.

Menjelang malam, Shanum kembali keluar kamar. Ia ingin mengambil air minum untuk jaga-jaga jika haus tengah malam. Sekalian ia ingin meminjam salah satu buku di ruang baca Bunda untuk menemaninya tidur nanti.

"Oh, iya. Yang kamu katakan tadi itu, beneran?"

Beberapa langkah dari ruanga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Selly Az-zahra Lim
heeemmmm, sudah dipantau pamer nih sifrans ...
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
dr awal aq udah filing Frans yg bakal dijodohin sm dady secara dy yg paling gesit dan perhatian sm shanum
goodnovel comment avatar
siti yulianti
bukan bunda aja yg kepo sama calon suami shanum yg baca juga sumpeh penisirin.........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 109

    Hari pun berlalu. Shanum kembali menjalani waktu tenangnya sambil menikmati momen menjadi ibu pemula. Ia dibantu oleh Bunda dan Umi Hasmi dalam parenting nya. Meski kadang, dua orang itu jadi berdebat konyol karena perbedaan kebiasaan. Maklum, yang satu menggunakan kebiasaan di kampung, yang satu di kota. Jadi ya ... begitu. Perihal bedong, gurita, dan sarung tangan bayi saja permasalahkan. "Udah tahun berapa ini? Masih saja bayik kamu bungkus macam lontong begitu. Kalau orang kicer mah, nanti malah di kukus, loh!""Itulah gunanya kaca mata, Dokter? Lagian di bedong itu biar tangan sama kakinya nggak ngejebrak gitu loh. Jalannya juga lebih rapet nanti pas udah gede.""Halah, mitos! Kamu juga di bedong pasti, kan, pas bayik? Tapi kok jalannya masih ngangkang, tuh?""Ya gimana nggak ngangkang. Orang saya tiap malam di cangkul si Aa. Nggak berenti kalau belum lemes. Wajarlah kalau paha saya jadi jaga jarak gini!"Allahu robbi ... Shanum hanya bisa menggeleng putus asa jika bercanda dua

    Last Updated : 2025-02-04
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 110

    Padahal, awalnya Karina dan Arjuna ingin membiasakan Shanum dengan kehadiran pasangan Chen dan mendekatkan mereka sebelum akhirnya jujur tentang semuanya. Namun, sepertinya yang terjadi tak sesuai harapan. Alih-alih terbiasa dan dekat, Shanum malah nampak tak nyaman.Apa yang salah?Shanum kenapa?Kenapa sekarang anak itu mudah curiga?Apa ini masih ada dampak dari traumanya pada keluarga Reksa?Menyadari hal itu, Arjuna dan Karina pun gegas mengambil keputusan. Nampaknya, semua memang sudah tak bisa di tutupi lagi. Karena rencananya, pada acara akikah Baby Nata nanti, Shanum akan sekalian diperkenalkan sebagai salah satu dari pewaris keluarga Chen. Keluarga taipan di negeri China. Semua bertujuan agar Shanum tak lagi di pandang sebelah mata hanya karena statusnya yang menjadi anak angkat di keluarga Setiawan dan tidak jelas asal usulnya. Tidak! Shanum tidak serendah itu. Tanpa keluarga Setiawan pun, Shanum tetap harus di hormati. Karena garis keturunan yang Shanum miliki tidaklah

    Last Updated : 2025-02-07
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 111

    Shanum masih tertegun di tempatnya, dengan perasaan yang ... entahlah. Otaknya blank dan tenggorokannya tercekat tiba-tiba setelah mendengar kenyataan yang dibawa sang bunda. Rasa bingung, sedih, bahagia, kecewa, marah, banyak lagi berkecamuk dalam hatinya saat ini. Pokoknya kacau sekali. Saking kacaunya, ia sampai tidak tahu harus bereaksi apa saat ini.Jadi dia tidak benar-benar sebatang kara? Dia masih punya keluarga dari pihak sang ayah, yang berada di negara China. Salah satunya Mr Chen yang ternyata adalah pamannya. Ada rasa lega dalam sudut hatinya mengetahui semua fakta barusan. Namun juga sedih dan miris mendengar kisah orang tuanya yang ternyata tragis. Meski begitu, Shanum pun senang mengetahui jika ternyata dia bukanlah anak haram seperti tuduhan beberapa orang. Karena faktanya, Shanum ternyata lahir dalam sebuah ikatan pernikahan yang Sah. Sah dalam hukum agama dan negara! Karena akta nikah orang tuanya pun ternyata ada. Tersimpan rapi di rumah yang ditinggalkan ibunya

    Last Updated : 2025-02-08
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 112

    Shanum menegakkan punggungnya kala menyadari bahwa sekarang semua mata tertuju padanya. Ini saatnya.Daddy Arjuna melanjutkan, suaranya penuh wibawa."Selama ini, banyak yang mengenal Shanum sebagai anak angkat keluarga Setiawan. Namun, malam ini, saya ingin meluruskan satu hal. Shanum bukan hanya bagian dari keluarga Setiawan, tetapi juga berasal dari keluarga terpandang di luar negeri."Ruangan semakin hening. Beberapa tamu terlihat saling bertukar pandang, penasaran dengan apa yang akan dikatakan selanjutnya.Daddy Arjuna tersenyum tipis, lalu mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada seseorang di antara para tamu. "Izinkan saya memperkenalkan seseorang yang sangat berarti dalam kehidupan Shanum."Seorang pria paruh baya dengan setelan elegan melangkah maju. Wajahnya penuh ketenangan, namun sorot matanya menunjukkan kebanggaan."Inilah Mr. Chen, paman kandung Shanum dari keluarga Fan Zheng."Seketika, ballroom kembali riuh. Para tamu mulai berbisik lebih keras. Para jurnalis lan

    Last Updated : 2025-02-09
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 113

    Beberapa hari setelah somasi konyol itu dikirim, sebuah paket tiba di kontrakan sempit tempat Reksa tinggal. Di depan pintu, seorang kurir menunggu dengan wajah tak sabar."Pak Reksa, ini dokumen untuk Anda. Harap ditandatangani."Reksa, yang saat itu hanya mengenakan kaos lusuh dan celana pendek, menerima paket itu dengan dahi berkerut. Begitu ia melihat logo firma hukum ternama di amplopnya, jantungnya berdegup lebih cepat."Akhirnya! Mereka pasti takut!" katanya penuh keyakinan.Mama Rima, yang duduk di sofa usang, mencondongkan tubuh dengan antusias. "Buka cepat, Sa! Lihat apa mereka mau menyerah dan membagi hartanya!"Dengan tangan gemetar, bukan karena takut, melainkan penuh ambisi, Reksa membuka amplop itu dan mulai membaca. Namun, seiring dengan matanya yang bergerak dari baris ke baris, wajahnya yang semula penuh percaya diri berubah tegang, lalu merah padam."A-apa-apaan ini?!"Mama Rima merampas dokumen itu dan mulai membaca dengan lantang:"Tuan Reksa yang terhormat,Menan

    Last Updated : 2025-02-09
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 114

    Reksa duduk di sofa butut kontrakannya, menatap layar ponselnya dengan penuh kepuasan. Jumlah followers-nya melonjak drastis setelah drama yang ia mainkan berhasil menarik perhatian netizen."Lihat, Ma! Aku sudah tembus 500 ribu followers! Banyak yang mulai mendukungku!" Reksa tertawa, menunjukkan layar ponselnya pada Mama Rima.Mama Rima tersenyum penuh kemenangan. "Bagus, Sa. Itu berarti Shanum mulai terpojok. Dia pasti akan luluh dan memberikan apa yang kita mau."Reksa menyeringai. "Bukan hanya itu, Ma. Aku juga sudah jadi selebgram dan pasti sebentar lagi akan terima endorse. Tunggu saja, anakmu ini pasti dapat uang berlipat. Ya dari Shanum, ya dari endorse-an." Mata Reksa berkilat penuh rencana.***Di salah satu vila mewah di Beijing, Shanum duduk santai sambil menyesap teh hangat. Di depannya, Arjuna sedang sibuk membaca laporan dari tim media keluarga Chen. Sementara Bunda Karina, sedang mengobrol seru dengan nenek kandung Shanum. Orang tuanya memang menyusul ke China bebera

    Last Updated : 2025-02-09
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 115

    Di tengah kehancurannya, ternyata Reksa masih belum menyerah.Ia menatap layar ponselnya yang kini dipenuhi hujatan, dan Followers-nya terus turun. Jumlahnya kini tinggal 50 ribu, dan mayoritas hanya bertahan untuk mengejeknya.Reksa tidak bisa menerima ini begitu saja!"Aku harus mengubah keadaan!" katanya dengan penuh tekad.Mama Rima yang duduk di sampingnya ikut panik. "Iya, Sa! Kita harus cari cara buat ngembaliin simpati orang!"Reksa tidak bisa berpikir apa pun ia terlalu syok dengan keadaan yang berputar arah terlalu tajam. Ia belum menyiapkan apa pun untuk serangan ini. Setelah berpikir keras beberapa saat, Reksa akhirnya menemukan strategi baru. Ia akan tetap berpura-pura menjadi korban.Pria itu mengambil ponselnya, bersiap membuat rekaman video dengan wajah lusuh dan mata berkaca-kaca. Pokoknya ia harus semelas mungkin."Hai teman-teman… Aku nggak tahu harus mulai dari mana… Tapi aku merasa dikhianati…" katanya dengan suara gemetar."Aku cuma seorang ayah yang ingin dekat

    Last Updated : 2025-02-10
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 116

    Satu Tahun Kemudian ..."Akhirnya setelah satu tahun, kita kembali ya, Sayang," ucap Shanum ketika turun dari pesawat, sambil mengusap kepala Baby Nata yang tertidur lelap di pangkuannya.Penerbangan panjang itu cukup melelahkan, tapi hatinya sedikit lebih ringan. Banyak hal yang sudah ia lalui dalam satu tahun terakhir, dan sekarang ia kembali ke tanah air, ke tempat di mana segalanya dimulai.Sebenarnya, ia belum ingin kembali jika menuruti ego. Akan tetapi, Shanum kasian juga melihat Bunda dan Daddy bolak balik ke china hanya untuk melihat Baby Nata. Selain itu, bukannya rasanya tidak adil jika Shanum akhirnya memilih tinggal di keluarga Chen setelah semua yang diberikan Keluarga Setiawan selama ini untuknya? Shanum merasa jadi kacang lupa kulitnya. Karena itulah, cukuplah setahun Shanum menenangkan diri di negeri orang, kini sudah waktunya ia kembali ke keluarga yang selalu mensuport-nya. Meski tidak memiliki hubungan darah.Begitu melewati pintu kedatangan, Shanum langsung melih

    Last Updated : 2025-02-11

Latest chapter

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 146

    "Kamu ...." Shanum mengerjap bingung melihat seseorang sudah berdiri dengan cengiran khasnya pagi ini, di depan pintu kamar hotel, tempatnya menginap semalam."Selamat pagi, Bu ..." sapanya riang seperti biasa.Shanum mengerjap lagi, raut bingung dan tak percaya nampak jelas di matanya. Bukan apa-apa, ini masih pagi, loh. Dan ... yang tahu dia menginap di sini hanya pria yang ikut menginap di sebelah kamarnya, Safran. Makanya Shanum kira tadi yang mengetuk pintu kamarnya adalah Safran. Eh, ternyata bukannya Safran yang dia lihat, malah gadis ini. Yuli, asistennya di kantor. Tetapi kini pertanyaannya adalah ...."Kamu kok tahu saya di sini?" Dari pada jerawatan memikirkannya, Shanum memilih menanyakan langsung."Oh ... saya tahu dari pak Safran."Hah?"Safran?" beo Shanum Orang di depannya mengangguk cepat. "Semalam Pak Safran chat saya sekitar jam 2 an. Beliau bilang, Penyakit lambung ibu kumat. Tidak bisa pulang dan terpaksa menginap di hotel tempat pesta di laksanakan. Saya di sur

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 145

    "Akh!"Shanum memekik kaget ketika rasa dingin tiba-tiba saja menghantam halus dari kepala hingga sekujur tubuhnya. Ia menatap nyalang si pelaku."Apa yang kau lakukan--""Maaf, kak! Bukan aku tak menginginkanmu, tapi aku tak bisa jika keadaannya seperti ini."Seketika Shanum diam, rontaannya pun melemah seiring dengan hatinya yang langsung tertohok pada ucapan si pelaku barusan.Kenapa? Kenapa jadi begini? Bukannya dia harusnya senang dan ...."Aku tak ingin menyentuhmu diluar ikatan halal, Kak."Lagi-lagi Shanum tertohok. Tanpa sadar menggigit bibir dalamnya dengan perasaan yang entah. Ada rasa malu yang hadir menelusup, juga rasa bingung pada sikap pria di hadapannya ini. Safran, siapa lagi?Padahal Shanum sudah pasrah pada apa pun yang akan terjadi malam ini. Shanum juga melihat ada kilatan hasrat dari sorot pria ini. Akan tetapi ... kenapa? Kenapa dia tak melanjutkan pergumulan yang hampir terjadi dan malah melakukan ini. 'Pria yang benar-benar mencintaimu pasti akan menjagamu.

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 144

    Hari terus berganti menjadi minggu, bulan, lalu tahun. Terhitung sudah satu tahun lebih kedekatan Nata dan Safran. Mereka semakin seperti ayah dan anak. Meski hanya bertemu di hari weekend. Tetapi itu tak menghalangi chemistry antara keduanya. Anehnya, hal itu seolah tak mengganggu Shanum sama sekali. Tetap abai dan biasa saja. Kasarnya, jandanya Reksa itu seperti tak tertarik memperbaharui status antara keduanya.Tidak perduli orang sekitar berkata apa. Tidak perduli alam memberi tanda apa, dan tidak perduli Nata selengket apa pada Safran. Shanum masih dengan kekeraskepalaannya.Memang, Shanum kini tak melarang Safran datang dan dekat dengan Nata. Anaknya diajak pergi keluar hanya berdua saja pun, tidak masalah. Kadang, mereka bahkan menikmati weekend bertiga layaknya keluarga cemara. Akan tetapi, sudah. Hanya begitu saja. Tidak ada lanjutan apa pun. Membuat hubungan Safran dan Nata makin dekat, tapi hubungan dengan ibunya jalan di tempat.Apalagi sekarang mereka sudah tidak terliba

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 143

    "Ya, karena aku nggak mau dijodohkan dengan kamu Safran. Aku nggak mau nikah sama kamu!" Inginnya Shanum menjawab demikian. Sayangnya, kalimat barusan hanya bisa Shanum gaungkan dalam hati karena takut menyakiti hati Safran.Shanum menghela napas panjang, menahan diri untuk tidak melontarkan kata-kata pedas. "Aku cuma khawatir Nata akan merepotkanmu, Safran. Kamu kan punya pekerjaan penting juga," ujarnya, berusaha terdengar rasional. Safran tersenyum, matanya berbinar penuh kesabaran. "Aku sudah bilang, tidak masalah. Lagipula..." Ia menatap bayi Nata yang sedang asyik memainkan kerah bajunya. "...Tingkah lucu Nata mampu membuatku sedikit melupakan tumpukan pekerjaan yang kadang membuat stress," imbuhnya tulus.Arjuna tersenyum paham. "Anak memang obat stress paling mujarab," ucapnya mengaminkan. Shanum merasa akan percuma saja berargumen saat ini. Maka dari itu, pada akhirnya dia pun membiarkan saja Baby Nata masih menguasai Safran. Menunggu bayi itu bosan sendiri. Hari berlalu

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 142

    Suasana meja makan sempat meredup sejenak setelah Frans "sengaja" menjatuhkan sendok. Tetapi Arletta, yang paham maksud Frans, segera mengalihkan pembicaraan. "Ah, sudahlah. Yang penting masalah pembobolan apartemen sudah selesai. Sekarang kita bisa makan dengan tenang," ucapnya sambil mengambil nasi dan lauk dengan santai. Sayangnya Shanum, yang penasaran, tidak bisa menahan diri. "Tadi Mama Alle bilang ada gadis yang mirip ... siapa?" Arletta mengunyah perlahan, matanya melirik ke Frans yang memberi tatapan bermakna. "Ah, nggak penting. Mungkin Mama salah lihat." "Tapi—" "Shanum, makan dulu. Nanti nasinya dingin," sela Arjuna dengan nada halus, tampak acuh meski sebenarnya juga penasaran.Shanum menghela napas, tapi akhirnya menuruti. Namun, pikirannya masih penasaran. Siapa gadis yang mirip dengan seseorang hingga Frans sampai bereaksi seperti itu?*** Setelah makan malam, Shanum tidak bisa tidur. Pikirannya terus menerawang tentang obrolan tadi. Gadis yang menelepon Re

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 141

    Arjuna hanya bisa mendesah panjang. "Kamu mau ke mana lagi, Arletta?"Mama Alle—Arletta—memasang wajah serius. "Ada sedikit urusan. Nggak lama, kok.""Urusan apa?" tanya Karina curiga. "Jangan bilang ada yang perlu kamu 'hajar' lagi.""Aduh, Mbak Rin. Jangan suudzon. Aku ini udah tobat, tahu," jawab Arletta santai, tapi tidak meyakinkan sama sekali."Lah, terus kenapa nggak pakai mobil? Kenapa harus motor?" tanya Arkana."Karena pakai motor lebih fleksibel. Aku nggak mau buang waktu kena macet," balas Arletta cepat.Safran yang masih menggendong Baby Nata hanya menggeleng. "Mama, kalau ada sesuatu yang berbahaya, bilang. Jangan malah pergi sendiri."Arletta menatap putranya dengan senyum tipis. "Saf, kamu kan tahu sendiri. Mama nggak mungkin sembarangan. Lagian, ini bukan urusan besar.""Kalau bukan urusan besar, kenapa buru-buru?" sambar Arkana.Arletta melirik Arkana sekilas, lalu menghela napas. "Oke, baiklah. Tadi ada telepon dari anak buah Reyn. Mereka dapat laporan tentang seseo

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 140

    Setelah meeting selesai, suasana ruang rapat masih dipenuhi tawa kecil dari para staf. Baby Nata yang sejak tadi nyaman di pangkuan Safran kini mulai menguap lebar. Pipinya menempel di dada pria itu, tampak benar-benar merasa aman dan nyaman.Shanum, yang sejak tadi menunggu di luar, segera menghampiri Safran ketika pria itu keluar ruangan. "Aku pegang Nata, deh. Kamu pasti capek, kan?" tawarnya.Namun, begitu Shanum hendak mengambil Baby Nata, bocah itu langsung menggeliat, mengeratkan pelukannya pada Safran. "Pipi! Mau pipi! Mau pipi aja!"Semua orang yang kebetulan masih berada di sekitar mereka langsung menahan tawa. Shanum, di sisi lain, hanya bisa menghela napas dalam."Nata, ini Mama, Sayang. Sama Mama, ya?" Shanum kembali mencoba.Tapi Baby Nata justru menggeleng cepat. "Mau pipi!""Nata, kamu ini kenapa, sih?" Shanum mulai frustrasi. "Bukan berarti kamu nggak boleh suka sama Om Safran, tapi kan, ini keterlaluan! Masa kamu lebih milih dia daripada Mama sendiri?"Baby Nata tida

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 139

    Semua setuju dengan ucapan Karina. Arjuna menyuruh Frans gegas menghubungi Shaki dan memintanya datang pagi ini juga ke rumah. Saat ini, Safran sudah duduk di sofa tamu dengan kondisi yang lebih segar dan rapi, siap berangkat kerja. Pria itu sudah mandi tadi, bersama Baby Nata yang masih saja tak mau lepas. Lihatlah itu! Bahkan untuk urusan mandi saja, Baby Nata masih saja posesif. Shanum tidak tahu lagi harus berkata apa pada anaknya itu.Shaki akhirnya datang dengan langkah santai, mengenakan hoodie dan celana jogger. Wajahnya masih sembab karena memang baru bangun tidur. Frans yang memintanya buru-buru datang membuat pria itu melupakan urusan mandi. Hanya cuci muka dan gosok gigi saja."Ini gimana cerita awalnya, Sha? Kenapa Safran pagi-pagi ada di sini dan malah di tahan Baby Nata?" tanya Mama Alle, ketika Shanum menyambutnya di pintu utama.Shaki memang datang tak hanya sendiri. Ada papa Arkana dan Mama Alle turut bersamanya. Katanya, semalam Shaki menginap di apartemen mereka

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 138

    "Mungkin dia hanya butuh suasana berbeda malam ini." Safran akhirnya buka suara demi menenangkan Shanum.Shanum menghela napas pasrah akhirnya. "Baiklah, kalau begitu … ayo ke kamar tamu sebelum dia bangun dan menangis lagi."Dengan langkah santai, Safran mengikuti Shanum menuju kamar tamu, masih dengan Baby Nata yang tidur nyenyak di dadanya.***Pagi harinya, Shanum bangun lebih awal dari biasanya. Setelah membersihkan diri dengan cara paling cepat yang ia bisa dan sholat subuh, wanita itu pun langsung menuju kamar tamu dengan harapan bisa membawa Baby Nata kembali ke kamarnya sebelum bocah terbangun.Sayangnya, begitu ia membuka pintu, Shanum justru langsung terkesiap ketika melihat Safran tengah menjalankan dua rakaat paginya dengan Baby Nata dalam gendongan sebelah tangannya. Astaga, Anak ini!Shanum sebenarnya ingin segera mengambil alih Baby Nata. Namun, ia takut akan mengganggu ibadah Safran. Terpaksa ia pun hanya bisa menunggu pria itu menyelesaikan ibadahnya. Sambil menung

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status