Share

Bab 70

Penulis: Lusia Sudarti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-26 11:42:01

70. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku.

Alhamdulillah, Aku Hamil.

Penulis : Lusia Sudarti

Part 70

Mungkin Mas Indra menonaktifkan ponselnya agar tak terganggu konsentrasinya dalam bertugas.

🥀🥀🥀🥀🥀

Hari berganti hari dan aku merasakan tubuhku terasa gampang sekali letih, lelah dan suka pusing namun aku berusaha untuk tetap beraktivitas seperti biasa.

"Lho ... Mbak Hanum sakit? Wajah Mbak Hanum pucat sekali! Mbak istirahat aja, biar kami yang bekerja!" seru Mbak Murti kepadaku.

"Udah, enggak apa-apa Mbak. Mungkin hanya masuk angin kok, sebentar lagi juga baikan," sahutku.

"Mbak butuh apa biar saya sediakan," tanya Santi kepadaku.

"Iya Santi, tolong jagain Mbak Hanum dulu, aku mau periksa daging ayamnya udah mateng apa belum!" titah Mbak Hanum.

"Baik Mbak."

"Saya enggak apa-apa Santi."

Setelah bicara demikian aku merasakan perutku mual dan kepalaku pusing dan aku tak mengingat apapun lagi setelahnya.

🥀🥀🥀🥀🥀

Aku membuka kedua netraku dan mengingat-ingat yang terjad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 71

    71. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Belum Juga Ada Kabar Dari Suamiku Mas Indra. Penulis : Lusia Sudarti Part 71Berbagai pertanyaan dan praduga berkelindan dalam hatiku, saat ini hatiku terasa begitu sedih dan resah.Namun aku berusaha untuk tetap berfikir positif agar hati dan calon Anakku menjadi tenang.🥀🥀🥀🥀🥀🥀 Hingga malam menggantikan siang yang terik menguasai alam semesta kabar yang aku nanti tak kunjung aku dapatkan. "Mbak malam ini aku ijin pulang ya? Anakku sebentar lagi akan berangkat KKN ke daerah Cirebon," ucap Mbak Murti. "Iya silahkan Mbak, hati-hati di jalan ya?" pesanku kepadanya. "Kalau begitu aku pamit ya Mbak! Warung masih sangat ramai." "Iya Mbak, enggak apa-apa." Selepas kepergian Mbak Murti aku semakin gelisah menunggu kabar dari Mas Indra. Entah mengapa hatiku menjadi sangat gundah dan tak tenang hingga bolak-balik memeriksa ponsel yang tak terlepas dari genggaman tanganku. Aku memutuskan untuk ke kamar Anak-anakku agar hatiku sedikit ten

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 72

    72. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Kabar Duka! Musibah Menimpa Suamiku, Mas Indra. Penulis : Lusia Sudarti Part 72Aku melangkah perlahan sambil mengedarkan tatapan keseluruh ruangan dalam warungku yang tampak sangat bersih, rapi dan segar.🥀🥀🥀🥀🥀Dari pagi suasana warung milikku telah ramai pembeli, aku membantu pekerjaan ala kadarnya supaya aku sedikit melupakan beban yang saat ini sedang menghimpit. "Selamat siang Mbak! Saya mau minta bon makan." Terdengar suara seseorang yangvrasanya tak asing bagiku, aku segera mendongak kearah suara di depanku. Sontak ... Aku tertegun kala menyadari siapa yang baru saja berbicara denganku. "Se-lamat siang! Oh iya ... Pak Dewa!" jawabku sedikit terbata. "Bapak makan pakai apa?" imbuhku kembali saat berhasil menguasai rasa terkejutku. "Oh iya, pakai rendang, capcay dan sambal cumi Mbak," jawab beliau.Aku mencatat semua menu yang dipesan Pak Dewa tanpa melihat kearahnya. "Oh iya, semuanya tiga puluh ribu Pak! Ada lagi?" tany

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 73

    73. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Di Alam Bawah Sadar, Aku BermimpiBertemu Mas Indra. Penulis : Lusia Sudarti Part 73Aku dan semua tegang menanti kabar yang akan diterima Papa Mertua dan menanti dengan harap-harap cemas.🥀🥀🥀🥀🥀🥀Papa mengendara mobilnya yang kami tumpangi menuju Bandara Halim dengan kecepatan maksimal. Tak ada yang membuka suara diantara kami, baik aku maupun Mama sama-sama terdiam dengan fikiran kalut yang sedang melanda. Aku memeluk kedua Anakku duduk di jok belakang, baik Fandi maupun Kurnia tak mau duduk bersama Oma mereka di kursi depan. Air mataku tak berhenti mengalir, karena risalah hati yang saat ini sedang aku rasakan. "Pa, jangan terlalu kencang! Kasihan Hanum dan kedua Anaknya dan juga janin dalam kandungan-nya!" tegur Mama dengan suara lembut sambil menoleh kearahku. Papa menoleh sesat kearah Mama, lalu melihat kebelakang. "Iya Ma," jawab beliau sembari sedikit mengurangi kecepatan laju mobil yang dikendarai. Kami menempuh perjalan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 1

    1. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku Alhamdulillah. Penulis : Lusia Sudarti. "Dek ... seandainya Abang belum bisa membahagiakan kalian disisa hidup Abang. Abang mohon maaf yang sebesar-besarnya ....!" Part 1 "Emaak, Adek lapar udah masak belum Emak?" tanya Kurnia, Anak keduaku. Aku terkesiap mendengar ucapan dan pertanyaannya. "Belum Sayang. Maafin Emak ya," ucapku pilu sembari merengkuhnya dalam pelukan. Tak terasa titik-titik embun menggenang dalam pelupuk mataku. "Ya sudah kalo gitu Adek Nia main dulu ya mak, nanti kalo emak udah mateng masaknya, Adek panggil aja ya Mak!" ujarnya sambil beranjak dari kedua pahaku. Aku mengangguk dan mencoba untuk tersenyum. "Iya Sayang," sahutku dengan suara parau Selepas kepergiannya aku menangis dalam diam, tubuhku luruh kelantai. 'Ya Allah, tunjukkanlah kuasa-Mu yang Maha besar. Namaku Hanum aku hidup bersama Suami dan kedua orang Anakku. Anak sulungku bernama Fandi, ia duduk di kelas dua SD, Kurnia masih berusia empat tahu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 2

    2. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Kita Bisa Makan Enak Mak Sore Ini. Penulis : Lusia Sudarti. Aku merasakan ia berurai air mata. Aku sedikit mendongak untuk menatapnya. Benar saja, kedua netranya terlihat sembab. Dan masih ada jejak air yang menggenang. Part 2 Entah mengapa hari ini Bang Hardi seolah enggan jauh dariku dan Anak-anaknya. Senja menampakkan dirinya, menggantikan siang yang terik. Aku seperti biasa bekerja sebagai buruh cuci setrika di rumah tetangga yang tak jauh dari kediamanku. "Num, jangan lupa yang ini dicuci sampai putih lagi ya?" ujar Bude Ani sambil menyerahkan baju seragam SMA yang terlihat sangat dekil dan kotor. Aku mengamati seragam yang ada ditanganku. Aku bingung bagaimana caraku menghilangkan noda, yang sepertinya noda getah pohon pisang. "Juragan, tetapi ini sepertinya noda dari pohon atau daun pisang. Dan akan sangat sulit untuk dihilangkan. Kecuali dengan serbuk khusus atau cairan penghilang noda membandel," ujarku kepada Juraga

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 3

    Mohon bijak dalam memilih bacaan Rate 21+++ 3. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Kenapa Suamiku Kedua Kakinya Tak Berpijak. Penulis : Lusia Sudarti. Part 3 "Abang merasa tak berguna menjadi seorang Suami dan Bapak!" Bang Hardi meremas jemari tanganku. Aku menggenggamnya erat untuk memberikan sedikit kekuatan kepadanya Bang Hardi akhir-akhir ini selalu melamun, bahkan ia sering kali bangun tengah malam untuk melakukan sholat malam, dan setelahnya ia tak langsung istirahat, ia berzikir begitu lama dan panjang. "Dek, Abang ingin menghabiskan waktu Abang bersama kalian, ayo kita kedepan sambil membantu Fandi belajar," Bang Hardi menarik lembut tanganku. "Abang duluan, Adek mau mencuci piring sebentar," tolakku dengan halus, aku tersenyum manis untuknya. "Oh ya sudah. Abang tunggu di depan ya!" ujar Bang Hardi sembari mencium pipiku, setelah itu ia meninggalkan aku di dapur seorang diri. Aku tertegun menerima perlakuan Bang Hardi, aku menatap punggungnya yang bergun

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 4

    4. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku Mencoba Untuk Tegar Penulis : Lusia Sudarti Part 4 Dengan cekatan aku menyelesaikan pekerjaanku. Selepas dari sini aku harus kerumah Juragan Agung. Karena istri Juragan Agung yang terkenal judes. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀 "Num, ini baju untuk Fandi Anakmu, untuk Kurnia gak ada karena Anak saya cowok!" ujar Juragan Sekar sembari menaruh sekantong plastik yang lumayan besar. Beliau menyunggingkan senyum ramah yang menyejukkan hatiku. "Terima kasih Juragan. Anak saya pasti suka ...!" jawabku sambil meraih sepotong kaos putih yang berbahan tebal dan bagus. "Maaf ya Num, jangan berprasangka buruk kepada saya karena memberi barang bekas, bukan saya menghina keluargamu!" juragan Sekar melipat kedua tangannya. "Enggak apa Juragan," jawabku tersenyum. "Justru saya sangat berterima kasih, Fandi pasti suka sekali," imbuhku lagi. "Oh iya Num, ini ada sayuran segar dan sayur mateng, dari pada gak ada yang makan lebih baik buat kamu aja. Karena nant

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 5

    5. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku Penulis : Lusia Sudarti Part 5 Aku segera menyelesaikan semua pekerjaanku, entah mengapa hati dan perasaanku akhir-akhir ini merasa tak tenang. Ingin aku segera pulang untuk menemui Bang Hardi suamiku. 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹 "Itu Emak Pak ...!" teriakan Fandi menyambut kedatanganku, ia berlarian kearahku bersama Kurnia dan Bang Hardi menyusul di belakang mereka. Senyum ceria Anak-anakku menjadi pengobat lelah yang aku rasakan saat ini. Bang Fandi tersenyum mesra ketika menatapku. "Capek dek ...!" Bang Hardi menyodorkan air minum kepadaku. "Terimakasih Bang!" aku menerima gelas berisi air lalu aku sesap hingga tandas. "Hari ini terik sekali Bang." "Mak, ini baju untuk Fandi?" seru Fandi sembari mengeluarkan isi plastik yang tadi aku taruh sepulang dari rumah Juragan Sekar. "Iya Sayang, itu buat Fandi. Itu pemberian Juragan Sekar. Untuk Kurnia gak ada, nanti Emak ngumpulin uang untuk beli baju baru buat kalian ya?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20

Bab terbaru

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 73

    73. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Di Alam Bawah Sadar, Aku BermimpiBertemu Mas Indra. Penulis : Lusia Sudarti Part 73Aku dan semua tegang menanti kabar yang akan diterima Papa Mertua dan menanti dengan harap-harap cemas.🥀🥀🥀🥀🥀🥀Papa mengendara mobilnya yang kami tumpangi menuju Bandara Halim dengan kecepatan maksimal. Tak ada yang membuka suara diantara kami, baik aku maupun Mama sama-sama terdiam dengan fikiran kalut yang sedang melanda. Aku memeluk kedua Anakku duduk di jok belakang, baik Fandi maupun Kurnia tak mau duduk bersama Oma mereka di kursi depan. Air mataku tak berhenti mengalir, karena risalah hati yang saat ini sedang aku rasakan. "Pa, jangan terlalu kencang! Kasihan Hanum dan kedua Anaknya dan juga janin dalam kandungan-nya!" tegur Mama dengan suara lembut sambil menoleh kearahku. Papa menoleh sesat kearah Mama, lalu melihat kebelakang. "Iya Ma," jawab beliau sembari sedikit mengurangi kecepatan laju mobil yang dikendarai. Kami menempuh perjalan

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 72

    72. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Kabar Duka! Musibah Menimpa Suamiku, Mas Indra. Penulis : Lusia Sudarti Part 72Aku melangkah perlahan sambil mengedarkan tatapan keseluruh ruangan dalam warungku yang tampak sangat bersih, rapi dan segar.🥀🥀🥀🥀🥀Dari pagi suasana warung milikku telah ramai pembeli, aku membantu pekerjaan ala kadarnya supaya aku sedikit melupakan beban yang saat ini sedang menghimpit. "Selamat siang Mbak! Saya mau minta bon makan." Terdengar suara seseorang yangvrasanya tak asing bagiku, aku segera mendongak kearah suara di depanku. Sontak ... Aku tertegun kala menyadari siapa yang baru saja berbicara denganku. "Se-lamat siang! Oh iya ... Pak Dewa!" jawabku sedikit terbata. "Bapak makan pakai apa?" imbuhku kembali saat berhasil menguasai rasa terkejutku. "Oh iya, pakai rendang, capcay dan sambal cumi Mbak," jawab beliau.Aku mencatat semua menu yang dipesan Pak Dewa tanpa melihat kearahnya. "Oh iya, semuanya tiga puluh ribu Pak! Ada lagi?" tany

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 71

    71. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Belum Juga Ada Kabar Dari Suamiku Mas Indra. Penulis : Lusia Sudarti Part 71Berbagai pertanyaan dan praduga berkelindan dalam hatiku, saat ini hatiku terasa begitu sedih dan resah.Namun aku berusaha untuk tetap berfikir positif agar hati dan calon Anakku menjadi tenang.🥀🥀🥀🥀🥀🥀 Hingga malam menggantikan siang yang terik menguasai alam semesta kabar yang aku nanti tak kunjung aku dapatkan. "Mbak malam ini aku ijin pulang ya? Anakku sebentar lagi akan berangkat KKN ke daerah Cirebon," ucap Mbak Murti. "Iya silahkan Mbak, hati-hati di jalan ya?" pesanku kepadanya. "Kalau begitu aku pamit ya Mbak! Warung masih sangat ramai." "Iya Mbak, enggak apa-apa." Selepas kepergian Mbak Murti aku semakin gelisah menunggu kabar dari Mas Indra. Entah mengapa hatiku menjadi sangat gundah dan tak tenang hingga bolak-balik memeriksa ponsel yang tak terlepas dari genggaman tanganku. Aku memutuskan untuk ke kamar Anak-anakku agar hatiku sedikit ten

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 70

    70. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Alhamdulillah, Aku Hamil. Penulis : Lusia Sudarti Part 70 Mungkin Mas Indra menonaktifkan ponselnya agar tak terganggu konsentrasinya dalam bertugas. 🥀🥀🥀🥀🥀 Hari berganti hari dan aku merasakan tubuhku terasa gampang sekali letih, lelah dan suka pusing namun aku berusaha untuk tetap beraktivitas seperti biasa. "Lho ... Mbak Hanum sakit? Wajah Mbak Hanum pucat sekali! Mbak istirahat aja, biar kami yang bekerja!" seru Mbak Murti kepadaku. "Udah, enggak apa-apa Mbak. Mungkin hanya masuk angin kok, sebentar lagi juga baikan," sahutku. "Mbak butuh apa biar saya sediakan," tanya Santi kepadaku. "Iya Santi, tolong jagain Mbak Hanum dulu, aku mau periksa daging ayamnya udah mateng apa belum!" titah Mbak Hanum. "Baik Mbak." "Saya enggak apa-apa Santi." Setelah bicara demikian aku merasakan perutku mual dan kepalaku pusing dan aku tak mengingat apapun lagi setelahnya.🥀🥀🥀🥀🥀Aku membuka kedua netraku dan mengingat-ingat yang terjad

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 69

    69. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Telpon Dari Suamiku. Penulis : Lusia Sudarti Part 69Aku mengedarkan tatapan ke setiap sudut warungku yang kini semakin nyaman untuk di pandang. 'Alhamdulillah Ya Allah atas anugrahmu, amiin!" doaku dalam hati. 🥀🥀🥀🥀🥀 Aku melihat buku agenda karyawanku yang baru, ada Dedi, ada Santi. Itu berarti aku mempunyai empat karyawan dan tetap saja kuwalahan. "Bu Hanum ..." Aku mendongak kearah suara dihadapanku dan nampak seorang wanita yang masih muda berdiri di depan meja kasir tepat di depanku. "Iya, ada apa? Kamu yang namanya Santi kan?" ujarku balik bertanya kepada Santi. "Be--tul Bu!" jawabnya sambil menundukkan kepala. Dari raut wajahnya nampak seperti sedang kebingungan. "Ada apa Santi? Katakan saja!" ujarku. "Eemm ... begini Bu. Bolehkah saya pinjem u4ng lima puluh ribu Bu? Saya sangat membutuhkan u4ng itu untuk beli makan kedua Adik saya Bu!" jawabnya sembari menunduk. "Boleh sekali Santi!" ucapku sambil mengambil u4ng dengan

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 68

    68. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Mas Kangen Adek! Penulis : Lusia Sudarti Part 68Baru sekejap aku menikmati kebahagiaan, namun keadaan memaksa kami untuk menjalani hubungan LDR yang nenyakitkan. 🥀🥀🥀🥀🥀"Nak Hanum, Mama sama Papa pulang dulu, baik-baik dirumah jangan terlalu banyak fikiran!" ucap Mertuaku ketika mengantarkan aku dan Anak-anakku pulang kerumah setelah mengantar Mas Indra ke bandara. "Iya Ma, Pa ... terima kasih banyak! Masuk dulu Ma, Pa!" jawabku kepada mereka. "Terima kasih, bukan Mama sama Papa gak mau mampir, tapi Mama sama Papa masih ada urusan pekerjaan!" jawab Mama dan Papa pun membenarkan ucapan Mama. "Mama kamu benar Nak! Hai cucu Opa, jangan nakal ya? Belajar yang rajin agar kelak bisa menjadi orang hebat!" ucap Papa sambil mengusap lembut pucuk kepala kedua Anakku. "Baik Opa! Akan Fandi ingat pesan Opa. Terima kasih karena telah menerima Ibu kami apa adanya," sahut Fandi yang berbicara layaknya orang dewasa. Sementara kedua Mertuaku ter

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 67

    67. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Kulepas Dirimu Dengan Ikhlas Mas!Penulis : Lusia Sudarti Part 67Ia memelukku dengan erat dibawah selimut yang menutupi tubuh kami berdua yang polos tanpa selembar benang pun.Dengkuran halus keluar dari bibirnya yang kini telah terbang ke alam mimpi.🥀🥀🥀🥀🥀🥀Tak terasa usia pernikahanku dan Mas Indra telah berjalan satu bulan dan kini saatnya Mas Indra kembali melanjutkan tugasnya di Papua karena masa-masa cutinya telah habis. Malam ini kami bertolak kerumah Mama dan bermalam disana karena esok pagi kami akan mengantarkan keberangkatan Mas Indra ke Bandara Halim. "Ma, Pa ... Indra titip Anak dan Istri Indra selama Indra bertugas di Papua!" ujar beliau kepada Mama dan Papa. "Kamu tenang saja In, tentu kami akan menjaga Anak dan Istri kamu!" sahut Mama dan Papa membalas dengan anggukan. "Kamu tenang aja selama bertugas, tak perlu risau tentang mereka. Mama sama Papa pasti akan selalu menjaganya. Dan sekali-sekali kami akan bermalam

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 66

    66. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Mas Tak Akan Melepas Adek Kembali. Penulis : Lusia Sudarti Part 66 Sungguh aku begitu beruntung mendapatkan-nya. Sepanjang malam kami menghabiskan waktu mereguk nikmatnya menjadi pengantin. Mas Indra betul-betul memu4skan h4sr4t kewanit44nku hingga hampir subuh kami terlelap dengan berpelukan, senyum pu4s terlihat dari raut wajah tampan-nya.🥀🥀🥀🥀🥀Satu minggu telah berlalu dan hari-hari penuh kebahagiaan kami jalani dalam mengarungi masa-masa indah pernikahan. Warungku kini telah beroperasi kembali.Pelanggan mulai berdatangan kembali.Mbak Murti kini merangkap sebagai ART rumah tanggaku, kami mempercayakan tugas-tugas kepadanya. Selain jujur Mbak Murti begitu telaten dan sabar dalam bekerja, itulah yang aku dan Mas Indra suka. Sementara kedua Anakku begitu bahagia mempunyai seorang Ayah. Indra tak menganggap mereka sebagai Anak sambung, baginya kebahagiaan kedua Anakku dan aku sendiri lebih dari segalanya. Ternyata Tuhan mempunya

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 65

    65. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Indahnya Malam Pertama Pernikahanku Rate 21+++ Penulis : Lusia Sudarti Part 65Mas Indra sedang mengambil air wudhu untuk melakukan sholat yang terlewat. Ternyata Mas Indra begitu taat terhadap agama, aku benar-benar bersyukur atas semua ini.🥀🥀🥀🥀🥀Malam ini kami bermalam di rumah Mama, namun esok aku harus kembali kerumahku sendiri. Yah ... sudah menjadi kesepakatan, aku dan Mas Indra akan tinggal di kediamanku sendiri. "Dek ..." Aku dikagetkan oleh suara lembut Mas Indra sembari memelukku dari belakang dan sontak membuyarkan lamunanku.Mas Indra mengendus ceruk leher dan belakang telingaku. Hatiku berdebar, jantungku seolah berpacu lebih kencang dan tubuhku menggigil karena sentuhan-sentuhan dari Mas Indra.Aku tahu ... malam ini Mas Indra akan meminta hak-nya kepadaku, meskipun aku telah berusaha untuk tetap tenang, namun tetap saja aku merasa gugup dan canggung serta malu. "Dek ... bolehkah Mas memintanya malam ini? Mas tahu,

DMCA.com Protection Status