Beranda / Romansa / Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan / 37. Sepenggal Kisah Usai Enam Tahun Berpisah

Share

37. Sepenggal Kisah Usai Enam Tahun Berpisah

Penulis: Wahyuni SST
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-20 11:09:23

Terima kasih atas keinginan baik Bapak ini, tapi maaf Pak. Untuk saat ini, saya hanya ingin fokus merawat tiga buah hati. Tidak terlintas sedikitpun keinginan untuk menikah kembali. Maaf ...."

Pak Ari masih bergeming, hal itu menuntut Dila untuk kembali membuka suara.

"Saya juga tidak ingin memberi tangguhkan waktu pada Bapak, karena sangat paham kondisi Pak Ari seperti apa. Jadi sekali lagi saya minta maaf, Pak."

Pak Ari terdengar menghela napas berat,

jika menilik dari raut wajah, dia sungguh sangat kecewa. Dengan mengumpulkan segenap keridhaan, lelaki itu akhirnya menjawab.

"Saya menghargai keputusan Ibu Dila. Siapaun dan kapanpun, semoga Ibu selalu mendapat yang terbaik."

"Aamiinn, makasih Pak Ari doanya."

"Kalau begitu saya pamit pulang, Bu."

Dila mengangguk dan bangkit mengantar Pak Ari hingga di ujung teras. Lelaki itu terus berjalan tanpa menoleh dan akhirnya menaiki mobil serta menghilang dari pandangan.

Entah kenapa ada rasa lega yang menyeruak dalam hati Dila, bahwa ia sud
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Siti Raehan
rasain tu Wisnu,,, siapa suruh berkhianat ma istrinya
goodnovel comment avatar
Windi Sumarni
wah kasian Wisnu tuh dil
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   38. Curhat Wisnu

    Enam tahun tak terasa terlalui begitu cepat. Aku dan anak-anak kini sudah menetap di Surabaya, Alhamdulillah diri sudah punya usaha mandiri yang bergerak dalam produksi hijab dan gamis syar'i bermerek, yang bahkan sudah mempunyai reseller hampir di setiap provinsi seluruh Indonesia.Hari ini adalah hari wisuda Hamid yang artinya putra sulungku akan kembali menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, sebelum melepas para santrinya, ponpes Gontor terlebih dahulu akan menempatkan lulusan mereka di berbagai PMDG untuk menempuh masa pengabdian selama satu tahun. Alhamdulillah, Hamid ditempatkan di PMDG Ponorogo.Harusnya hari ini adalah hari penuh bahagia, tapi semua berubah menjadi menegangkan ketika tahu Mas Wisnu mengalami kecelakaan. Tak menunggu lama setelah wisuda selesai, Hamid langsung mengajakku menjenguk Papanya.Kami bertanya pada bagian resepsionis tentang keberadaan Mas Wisnu. Setelah tahu ruangannya, langkah kembali terangkat. Hamid membuka pintu ruangan, lalu s

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-20
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   39. Gugatan Cerai dari Dita

    Dita menyapu air mata yang mengalir di kedua pipi. Hari ini dia beranikan diri untuk mengunjungi seorang pengacara guna meminta didampingi dalam mengajukan gugatan cerainya pada Wisnu. Dengan perasaan hancur ia menceritakan semua keluhan dan alasan dia ingin menggugat cerai suaminya."Apa Ibu punya bukti bahwa suami Ibu berselingkuh dan berniat untuk berpoligami?"Dita menyerahkan ponselnya, screenshot bukti transfer yang dilakukan Wisnu kepada seorang wanita atas nama Hayya kini ia perlihatkan pada sang pengacara."Ini wanita yang Ibu curigai ingin merebut suami Ibu?"Wanita itu mengangguk pelan, sebenarnya melangkah sejauh ini tanpa sepengetahuan Wisnu adalah sebuah pukulan berat untuknya. Tapi sungguh, setelah kehilangan harta dan anak, dia tak kuat jika harus menanggung sakitnya berbagi cinta dengan wanita lain. Apalagi kondisinya saat ini, dialah penyebab Wisnu ingin menikah lagi. Karena ketidakmampuannya untuk hamil dan memberi keturunan.Dita menarik napas berat. Ada sekelumi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-20
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   40. Penyesalan Dita

    Memilih meninggalkan Wisnu, Dila duduk di sebuah kursi yang menghadap ke taman. Tak lama azan dhuhur berkumandang, wanita itu memutuskan menelpon Hamid dan mengabarkan jika dirinya sudah pergi ke mushalla untuk menunaikan shalat dhuhur.Sedang di ruangannya, Wisnu menanti Dila kembali. Tiba-tiba pintu terketuk, wajahnya sedikit bmemancarkan kebahagiaan berharap yang datang itu adalah mantan istri ternyata ..."Assalamualaikum Pak Wisnu."Dokter yang menanganinya tadi pagi memberi salam."Waalaikum salam. Mari masuk Pak Dokter."Lelaki dengan name tag Farhan itu tersenyum dan melangkah lebih dalam. Hanya berselang menit Hamid, Faro dan Safia juga tampak memasuki kamar."Assalamualaikum, Papa.""Waalaikum salam."Mereka segera berlahan ke sisi kiri, sebab perawat dan dokter berdiri di sisi kanan. "Bagaimana keadaan Pak Wisnu sekarang, bekas jahitan di pelipis masih terasa perih, Pak?"Dokter Farhan bertanya pada Wisnu. Hamid, Safia dan Faro menyimak."Alhamdulillah sudah enakan Dok, pe

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-20
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   41. Nasehat Berharga

    "Kenapa pisah, Dit? Setelah terjadi pernikahan, hal yang paling harus kita hindari adalah perceraian. Apapun masalah yang kalian hadapi saat ini, sebaiknya bicarakan dengan kepala dingin."Dita kembali menatap mataku."Tapi aku sudah tidak sanggup menanggung semuanya Dil, rasa bersalah, kekecewaan terhadap apa yang dilakukan oleh leluarga almarhum suamiku dahulu, dan yang paling utama, rasa takut diduakan oleh Mas Wisnu. Semua itu membuat hidup ini tak pernah tenang Dil. Mungkin ini semua adalah hukuman buatku, karena aku pernah membuat hidupmu dan anak-anak hancur. Kini semua kembali pada diri ini. Aku kehilangan anak, harta, dan kini bahkan mengalami diskepercayaan pada Mas Wisnu. Ini menyakitkan sekali buatku, Dil."Seperti ada yang membuka lembaran lama yang sudah kututup rapat, perkataan Dita benar-benar mengembalikan ingatan ini pada sesuatu yang paling menyakitkan yang pernah kualami dalam hidup.Semoga apa yang dirasakan Dita saat ini bisa benar-benar menyadarkannya dari kesal

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-20
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   42. Jodoh Untuk Dila

    "Maaf Mas, sudah azan."Tanpa berkata apapun, aku melangkahkan kaki meninggalkannya. Anak-anak menanti dengan wajah semringah. Begitu sampai di dekat mereka, tangan ini diraih untuk disalami."Gimana liburan sama Papa? Seru?" tanyaku melihat Safia terus memandangi papanya.Gadis yang beranjak dewasa itu mengulum senyum mendengar pertanyaan itu lalu dia menyelipkan jemari pada lenganku dan mengajak masuk bersama ke dalam rumah. Sebelum menutup pintu, aku masih bisa melihat Mas Wisnu berdiri di halaman. Tatapannya kosong, jujur ada yang membuat hati ini merasa iba. Tapi tak bisa banyak berbuat. Apalagi untuk banyak memberi komentar, jujur aku sangat merasa risih dan tidak ingin dianggap menjadi yang ketiga dalam rumah tangganya bersama Dita. Kupilih menutup sempurna pintu."Ma, Hamid berangkat ke Mesjid dulu, ya."Aku sedikit terhenyak dengan kehadirab Hamid yang tiba-tiba."Munculnya tiba-tiba, Mama sampai terkejut.""Hihi, maaf Mama.""Yaudah, hati-hati ya, Nak.""Iya, Ma."Hamid me

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-20
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   43. Berterus Terang

    "Harus dimulai dari mana, ya?"Dia bertanya sembari mengusap rambut. Aku hanya bergeming, tak tahu kenapa terasa begitu canggung padahal pertemuan kemarin-kemarin terasa biasa. Mungkin karena sudah tahu apa maksudnya saat ini."Dari mana, ya?"Aku balik bertanya."Apa mungkin saling mengenal aja dulu kali, ya."Aku mengangguk dan mencoba mencairkan suasana dengan melempar pertanyaan."Mas sudah lama kerja di Mojokerto?""Baru satu tahunan ini. Sebelumnya sempat ambil spesialis dalam di UI tahun 2013 kemarin, di Jakarta setahun. Alhamdulillah sekarang sudah penempatan di Mojokerto. Mas pun memutuskan untuk lanjut pendidikan setelah istri sama anak meninggal dalam persalinan, Dil.""Innalilahi wainnailaihi, turut berduka Mas.""Terima kasih. Kejadiannya udah lama banget, tahun 2012. Itu padahal putra pertama yang kehadirannya udah sangat ditunggu-tunggu, qadarullah Allah berkehendak lain. Dalam satu waktu Dia mengambil kembali istri dan buah hati tercinta. Jujur yang Mas rasakan saat it

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-21
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   44. Ijab Qabul Kedua

    Hari ini aku beranikan diri menelpon Bu Laras, dia menyambut dengan sangat baik. Kuutarakan apa yang menjadi maksud hati tentang lamaran Mas Farhan."Saya mau membicarakan mengenai lamaran Mas Farhan, Bu.""Oh iya Dil, gimana? Udah mantap belum pilihanmu, Dila?""In Syaa Allah sudah Bu, saya bersedia ta'aruf sama Mas Farhan.""Alhamdulillah, saya beritahu Farhan ya, Dil. Pasti dia senang banget."Selarik senyum terkembang begitu saja di bibir ini."Baik, Bu."Setelah menutup telpon, ada perasaan lega bercampur deg-degan. Aku menarik napas dalam. Lalu bangkit membuka lemari dan mengambil sesuatu yang sudah kusimpan baik di dalam sebuah kotak. Surat perceraianku dengan Mas Wisnu.Maafkan aku, Mas. Jujur, sampai detik ini, meski kamu sudah mengkhianati dan menghancurkan perasaanku, tapi sebagai lelaki yang pernah hidup bersama-sama dan bersamamu putra dan putriku terlahirkan. Jujur, rasa sayang itu masih ada. Aku tahu dan bisa membaca penyesalanmu, tapi aku tak mungkin menanggapi semua

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-21
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   45. Permainan Seru Menuju Malam Pertama

    "Kita ketemu anak-anak aku dulu, ya," ajak Wisnu pada sang istri."Tapi aku mau ke kamar mandi dulu, Mas."Dita seketika pergi walau sang suami belum berkata iya. Ingin diri Wisnu mengejar, tapi kedatangan Safia yang sudah tak berjarak membuat langkah lelaki itu terhenti. "Papa baru sampai?""Iya, Kak.""Yuk Pa, adik sama Mas Hamid udah nunggu di sana."Akhirnya Wisnu mengabaikan Dita lalu kakinya melangkah mengikuti Safia yang menuntunnya menuju ke atas pelaminan. Tempat dimana Dila dan Farhan baru saja mengucap ijab qabul pernikahan mereka.Wisnu dan Safia kini duduk tak jauh dari Dila dan Farhan yang tampak saling bersalaman. Lalu kedua tangan mereka bergandengan dan menghadap diri ke arah para tamu undangan untuk mengabadikan moment foto-foto.Tanpa sengaja pandangan Wisnu bertemu dengan Dila. Lelaki itu menyunggingkan selarik senyum dan sang mantan istri pun membalasnya."Kasihan banget ya nasib peselingkuh. Pasti perih tuh melihat mantan nikah sama lelaki yang lebih segalanya d

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-21

Bab terbaru

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   67. Akhir Kisah (TAMAT)

    "Semua salah Papa, Kak. Papa yang sudah membuat keluarga kita hancur."Wisnu berucap dengan suara bergetar dan dua matanya yang basah. Hal itu membuat Safia ikut menangis. Terenyuh dengan keadaan, Dila mendekati sang anak dan memeluknya."Sudah jangan menangis, Nak."Ia mengusap kepala sang anak yang berbalut hijab."Benarkah tidak ada kesempatan kedua untuk Papa, Ma?"Dila menghela napas dalam, wajahnya menatap Wisnu sejenak."Mama sudah pernah mengatakan hal ini, Kak. Kesempatan kedua selalu ada, tapi masalahnya saat ini Mama adalah seorang janda dari lelaki lain. Perasaan Mama sudah berbeda, ada cinta yang berusaha ingin Mama jaga untuk almarhum Abi Farhan. Tapi seandainya saat ini Mama tidak pernah dipertemukan Allah dalam sebuah mahligai yang suci bersama Abi, mungkin Mama akan menerima untuk kembali bersama Papa."Dia memberi jeda pada ucapannya."Mas Wisnu, apa Mas ridha dengan keputusan saya ini?"Wisnu menatap Dila lalu berpindah pada sang anak, detik berikutnya dia mengangg

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   66. Pilihan Berat

    Perasaan Dila seketika berubah, yang tadi sepenuhnya diliputi bahagia kini berganti cemas. Dia menutup telpon."Kenapa, Ma?"Hamid bertanya juga dengan perasaan khawatir."Safia sedang menemani Papa di rumah sakit.""Rumah sakit, Papa kenapa, Ma?""Mama belum tahu, Nak."Mereka terdiam sejenak."Yaudah gini aja, Papa biarkan sama Safia. Nanti setelah semua tamu undangan meninggalkan rumah ini, kita sama-sama ke rumah sakit ya."Dila memberi solusi."Jangan Ma, Mama ke rumah sakit aja nemani Safia. Kalau Papa parah, pastinya dia ketakutan. Di sini biar aku sepenuhnya yang handle."Dila menghela napas berat, situasi ini benar-benar tidak dia kehendaki. Tapi inilah yang dinamakan takdir, ia harus ikhlas dan mencoba melakukan yang terbaik. Hamid benar, di sana Safia pasti ketakutan. Terdengar dari suaranya di telpon yang bergetar. Dila tidak mungkin membiarkan anak gadis itu berjuang seorang diri. Meski tidak untuk melakukan apapun, tapi setidaknya bisa mendampingi buah hati tercinta.*

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   65. Berdamai Dengan Takdir

    Detik berikutnya ia menghela napas berat."Menikah bukan perkara mudah Kak, umur Mama sekarang sudah lima puluh tahun. Sudah tidak cocok lagi untuk menikah.""Kenapa Ma, bahagia 'kan tidak perlu memikirkan orang lain. Jika kita bahagia, umur tujuh puluh tahun pun boleh menikah.""Iya Sayang, tapi permasalahannya nggak semudah yang Kakak pikir. Mama bahkan masih merasa Abi membersamai Mama hingga detik ini. Jadi Mama tidak bisa menikah kembali dengan Papa. Mama mohon Kakak sama anak Mama yang lain bisa mengerti ya, Nak."Safia menatap wajah sang ibu dengan tatap kekecewaan, tapi diusia yang kini sudah menginjak 21 tahun, dia tentu memahami perasaan sang ibu. Ya, mungkin cinta Mama ke Abi masih terlalu besar, hingga tak mampu jika harus kembali pada papa. Ia kembali melipat rapat keinginan melihat Mama-Papanya bisa tersenyum bersama dalam satu rumah.*Dila berbaring di atas ranjang, pandangannya lurus menatap langit-langit kamar yang hanya bersinarkan cahaya remang lampu tidur. Permin

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   64. Permintaan Anak-Anak

    Mereka duduk di teras villa milik Wisnu, sejenak hening. Keduanya benar-benar diliputi kecanggungan."Mas mau bicara apa?" tanya Dila terlihat begitu tenang. Sedang di tempatnya, Wisnu merasa teramat berdebar. Seakan kembali ke jaman dahulu saat hendak meminta sang wanita menjadi istri, kini perasaan itu kembali membersamai."Apa kabar?"Bingung mau menanyakan apa, akhirnya Wisnu berbasa basi menanyakan kabar.Dila justru tersenyum. "Mas 'kan hampir setiap minggu ketemu saya. Apa Mas menemukan saya dalam keadaan tidak baik?"Mereka saling memandang, detik berikutnya sama-sama tertawa kecil. Alhamdulillah, setidaknya ini awal yang baik setelah tadi sempat memanas. Hati Wisnu berkata."Maksud Mas bukan kabar yang itu?""Jadi kabar apa lagi?"Wisnu memaksakan diri untuk tersenyum. Sepertinya dengan bertambah umur, kosakata jadi berkurang? Lelaki itu menarik napas dalam."Maksud Mas kabar hati kamu. Yah, setelah Farhan tiada?""Beginilah Mas, sepi. Sebab dia adalah lelaki yang bisa memb

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   63. Cinta Untuk Dila

    "Kamarmya luas banget ya, Ma. Duh, sepi kalau cuma kita berdua. Coba aja ada Adek, Faro sama Papa.""Kak."Dila tampak tak senang dengan perandaian sang anak anak. Membuat Safia tersenyum mengatup mulut, merasa salah berucap yang pada akhirnya membuat mamanya tak suka. Gadis itu memilih mengganti topik pembicaraan."Gimana kalau kita ke kolam renang, Ma?"Dila menghela napas dalam."Yaudah, yuk."Dila mencoba menghubungi Fatma dan mengajak ke kolam renang, tapi wanita itu menolak secara halus karena anak-anak sama ayahnya lagi ada kegiatan di kamar. Mereka berencana menyusul sekitar satu jam kemudian.Safia tampak menerima telpon.[Iya Mas, lagi dimana?][...][Hah? Di sini juga. Sama siapa?][....][Oh gitu, jadi ramai-ramai sama teman?][...][Sama keluarga.][....][Ketemuan?]Safia menatap sang Mama.[Lain kali aja deh, lagi family time soalnya.][...][Sorry yah.][...]Safia menutup telpon dengan perasaa tidak enak. Selama ini memang sang Mama kerap mengingatkan untuk tidak terl

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   62. Setelah Tujuh Tahun Berlalu

    Tujuh tahun, rasanya masih kurang waktuku mendampinginya. Mas Farhan, lelaki yang selama ini menemani dengan penuh kasih dan cinta akhirnya menutup mata diusia ke lima puluh lima tahun.Sedih? Ya. Jiwaku seperti kembali menemukan kehampaan. Selama pernikahan kami, dia memberi apa yang kubutuhkan. Tak ada satu hal pun yang membuatnya bisa menaruh amarah padaku, dia terlalu baik dan bahkan bagiku jelmaan bidadara.Bersamanya, hanya ada Ammar yang kini berusia enam tahun dua bulan. Meskipun baru duduk di kelas satu SD, tapi dia sangat paham akan kehilangan yang kami semua rasakan. Dua hari terlewati, putraku tersebut masih berteman dengan kebisuan.Ya, bagaimanapun selama ini dia begitu dekat dengan Abinya. Perpisahan ini tentu meninggalkan goresan dalam sanubari. Aku mencoba menghibur, tapi dia justru memintaku untuk membiarkannya sendiri.Ya Allah ...Semoga keadaan segera membaik. Juga hati ini, semoga segera menemukan kembali ketenangan dan keceriaan. Karena bagaimanapun, bahagia an

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   61. Penolakan Wisnu

    "Assalamualaikum Pak Wisnu, saya boleh menumpang di mobil Bapak tidak? Kebetulan mobil saya mogok. Dan sore ini saya harus sudah punya sebuah hadiah yang akan saya berikan untuk Uminya anak-anak. Kebetulan hari ini adalah hari milad beliau.""Tentu boleh Ustadz. Mari masuk.""Ini entah sejalan atau tidak, tapi saya minta diantar sampai ke toko sepatu saja Pak Wisnu."Wisnu terhenyak saat mendapati Ustadz Syafiq memintanya mengantar ke toko sepatu. Mimpi beberapa malam lalu kembali terlintas. Ah, tapi ia abaikan ingatan itu. Menurutnya mimpi hanya bunga tidur, tidak usah terlalu dipercaya.Lelaki itu kembali menjalankan mobil, sampai di depan sebuah toko sepatu Ustadz Syafiq turun dan berterima kasih telah memberi tumpangan."Ustadz yakin saya tidak perlu menunggu?""In Syaa Allah Pak, nanti saya naik taksi saja. Terima kasih sekali sudah mau mengantar sampai di sini.""Sama-sama Ustadz, yasudah saya pamit duluan ya."Wisnu kembali menjalankan mobilnya tapi seketika terhenti saat melih

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   60. Jodoh Wisnu

    Hamid telah selesai menjalani bakti di PMDG Ponorogo. Setelah melalui serangkaian acara pelepasan dari ponpes, akhirnya Dila dapat memeluk kembali putra pertamanya itu. Walau hanya sebentar karena setelah ini justru dia akan kehilangan sang putra lebih lama dan besar kemungkinan untuk tidak dapat dijenguk seperti dahulu saat masih di Gontor. Karena Hamid telah dinyatakan lulus pada seleksi ujian masuk ke Universitas Al-Azhar, Mesir.Dila sekeluarga kompak dengan pakaian berwarna hijau muda. Mereka terlihat begitu bahagia, memeluk sang anak dan menyempatkan diri berfoto untuk terakhir kali di ponpes tersebut.Sementara itu Hamid terlihat gelisah, ia terus melirik jam di pergelangan tangan. Seseorang yang janjinya juga akan datang belum jua sampai. Ia masih menunggu kehadiran sang Papa. Karena diliputi rasa khawatir, akhirnya ia meminta ponsel yang dititip pada sang mama selama mengikuti pendidikan. Tujuannya hanya satu, menelpon papa.Pamit sebentar ke tempat yang lebih sepi, Hamid me

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   59. Perjuangan Berbuah Bahagia

    Satu tahun kemudian ...Tangis bayi terdengar membelah langit subuh kala itu. Air mata Dila jatuh di kedua pipi. Sang suami mengusap perlahan. Rasa sakit karena kontraksi yang terus menerjang rahim terbayar sudah dengan merasakan gerakan jemari kecil sang bayi yang kini diletakkan di atas perut untuk mencari-cari puting susunya.Farhan mengusap bulir keringat yang membasahi pelipis, pelan mengecup kening sang istri dengan lembut."Makasih ya, Ma. Kamu sudah menyempurnakanku sebagai seorang ayah."Dila menanggapinya dengan senyuman serta usapan pada pipi sang suami."Mau diberi nama apa Ma bayinya?"Dila kembali menatap sang suami. "Mama serahkan sama Abi aja, karena tebakan Mama salah."Dila mengulum senyum, selama hamil mereka memang sepakat untuk tidak mencari tahu jenis kelamin.Namun, mereka menyiapkan dua nama, jika perempuan Dila yang beri nama. Dan jika lelaki maka Farhanlah yang memberi nama anak mereka.Farhan terlihat berpikir sejenak. Sebuah nama memang kerap melintas di b

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status