Home / Romansa / Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan / 32. Nasib Buruk Dita dan Wisnu

Share

32. Nasib Buruk Dita dan Wisnu

Author: Wahyuni SST
last update Last Updated: 2022-08-13 18:34:09

Satu bulan kemudian ...

Aku menarik napas lega, hari ini palu ceraiku dari Mas Wisnu dijatuhkan pengadilan agama. Bahagia? Mungkin jika dilihat dari pandangan manusia, iya aku bahagia. Tapi di dalam sini, masih berusaha untuk menemukan kebahagiaan yang sempurna.

Bagaimana tidak, membangun rumah tangga belasan tahun tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi untuk melepas hanya dalam waktu satu bulan selesai. Rasanya tak adil, tapi inilah pilihan.

Selama persidangan, dua kali pengadilan membuka jalur mediasi, kedua kalinya Mas Wisnu tidak hadir. Kupikir ini adalah salah satu keinginanku yang dipenuhi lelaki itu, yaitu mempermudah proses perceraian.

Langkah ini kini menuruni tangga hingga sampai di halaman pengadilan agama. Dalam sidang ini aku tidak mengajak siapapun, kecuali Mama dan Fanya. Pak Raka pun tak tahu pasti, sebab aku hanya permisi dengan alasan kurang sehat.

Meski kututup rapat, tapi ada beberapa yang sudah mendapatkan informasi perihal perceraian ini. Hingga menjadi s
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Anis Amarwati
sama berat akibatnya
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
puas banget pah sama karmanya pelakor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   33. Penolakan Anak-Anak

    Setelah menimbang dengan sangat baik, akhirnya aku beranikan diri menemui Mas Raka dan menyampaikan keinginan diri ini."Jadi benaran kamu mau resign?"Suara Mas Raka terdengar berat. Kuanggukkan kepala menjawab pertanyaan tersebut."Tapi kenapa, Dil?""Aku ingin pindah ke Surabaya Mas, tinggal bersama Mama di sana. Untuk seterusnya mau buka usaha produksi hijab."Wajah Mas Raka menyiratkan kekecewaan. Dia tampak menarik napas berat."Aku tak mungkin menahan apa yang sudah menjadi keinginanmu, Dila.""Terima kasih Mas, atas pengertiannya. Kalau begitu saya langsung pamit.""Tunggu sebentar, Dila."Tubuhku yang sudah bangkit, kini kududukkan kembali."Aku minta waktumu sebentar saja."Aku mengangguk."Dila, mungkin ini terkesan begitu buru-buru, tapi sungguh aku takut kehilangan kesempatan untuk mengutarakannya. Seperti dahulu aku kehilangan kesempatan untuk meminangmu sebab kamu terlebih dahulu dipinang Wisnu."Wajahku seketika memandangnya."Dan saat ini, aku tak ingin lagi kecolonga

    Last Updated : 2022-08-13
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   34. Ketakutan Wisnu

    "Ada apa ini?"Mataku segera tertuju pada Mas Wisnu. Dan betapa terkejutnya diri ini ketika menatap Dita pun ada di sini?Kenapa Mas Wisnu tak memberitahu jika dia datang tak sendirian?Aku mencoba menarik napas panjang."Faro kenapa nangis, Nak?""Tadi Tante itu mau ngasih mainan ke kita, Ma. Terus aku nggak mau nerima. Jadi mainan sama Faro pun aku kembalikan."Wajahku kembali menatap Dita yang tampak bergeming."Kenapa kamu nggak mau menerima pemberian Tante ini, Nak?""Tante ini jahat, Ma. Dia yang udah membuat Papa pergi dari rumah kita."Jantung ini menyentak mendengar ucapan Safia. Bagaimana mungkin kata-kata itu bisa keluar dari mulut bocah yang baru duduk di kelas tiga SD?""Tante tidak pernah merebut Papa kamu, Nak. Kamu salah paham."Dita mencoba membela diri. Sedang Mas Wisnu terlihat begitu menyesal. Aku tak akan membela Dita, sebab jelas kebenarannya dialah yang sudah membuat suamiku pergi."Aku minta kamu pergi, Dit.""Apa?"Dia tercengang, tak ingin perduli. Wajah kual

    Last Updated : 2022-08-17
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   35. Perubahan Wisnu

    "Oke selesai, Mbak."Kania sang fotografer memberitahu padaku bahwa pemotretan hari ini selesai."Alhamdulillah, bagaimana Mbak hasilnya?""Bagus, padahal Mbak Dila bukan model ya, tapi hanya butuh waktu sebentar, hasilnya langsung keren. Mbak Laras pasti seneng ini.""Masya Allah, benar Mbak? makasih banyak, ya.""Sama-sama. Oya, pemotretan selanjutnya In Syaa Allah akan kita laksanakan lusa. Mbak ada kendala nggak?""In Syaa Allah bisa Mbak. Tapi tempatnya dimana?""Kata Mbak Laras di kawasan Jakarta aja, biar gampang.""Oke saya siap, Mbak.""Oke, yaudah aku pamit duluan ya.""Hati-hati, Mbak."Selepas kepergian Mbak Kania, aku segera menuju ruang ganti pakaian. Tas yang kutitip pada Lusi segera kuambil balik."Oya Mbak, tadi ada yang nelpon tanyain Mbak namanya Wisnu."Diri terhenyak mendengar apa yang dikatakan Lusi, kenapa lagi Mas Wisnu menelpon?"Mbak bilang saya lagi pemotretan?""Iya, Mbak.""Oh yaudah, makasih ya Mbak."Aku segera berpamitan padanya, sampai di parkiran sebe

    Last Updated : 2022-08-17
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   36. Bicara Empat Mata

    Sudah lima hari aku berada di Kalimantan, menemani Dita mengurus dua muka ruko yang sudah dipindahkan hak kepemilikan oleh saudara iparnya. Semua karena Dita tak hati-hati, ia menscan tanda tangan lalu mengirim kepada asisten kepercayaannya untuk proses pembelian barang dalam jumlah besar. Tapi ternyata lelaki yang sangat dipercayai Dita itu telah berkhianat. Ia lah yang sudah membantu keluarga ipar dengan menyalahgunakan tanda tangan Dita.Kini satu-satunya harta yang dimiliki Dita hanyalah rumah yang diwasiatkan kepada sang anak. Tapi nahas, Zacky terkena tipu rayu sang nenek hingga mau ikut tinggal bersama mereka. Dita kehilangan dua hal sekaligus dalam hidupnya, harta dan anak terkasih.Kutarik selimut menutupi tubuh istri keduaku itu, sudah dua harga dia dirawat di rumah sakit karena kondisi tubuhnya yang begitu lemah. Ia kelelahan mengurus kesana kemari demi bisa mengembalikan harta milik.Juga mengalami stress hebat karena merasa sangat kehilangan sesuatu yang paling ia cintai,

    Last Updated : 2022-08-17
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   37. Sepenggal Kisah Usai Enam Tahun Berpisah

    Terima kasih atas keinginan baik Bapak ini, tapi maaf Pak. Untuk saat ini, saya hanya ingin fokus merawat tiga buah hati. Tidak terlintas sedikitpun keinginan untuk menikah kembali. Maaf ...."Pak Ari masih bergeming, hal itu menuntut Dila untuk kembali membuka suara."Saya juga tidak ingin memberi tangguhkan waktu pada Bapak, karena sangat paham kondisi Pak Ari seperti apa. Jadi sekali lagi saya minta maaf, Pak."Pak Ari terdengar menghela napas berat,jika menilik dari raut wajah, dia sungguh sangat kecewa. Dengan mengumpulkan segenap keridhaan, lelaki itu akhirnya menjawab."Saya menghargai keputusan Ibu Dila. Siapaun dan kapanpun, semoga Ibu selalu mendapat yang terbaik.""Aamiinn, makasih Pak Ari doanya.""Kalau begitu saya pamit pulang, Bu."Dila mengangguk dan bangkit mengantar Pak Ari hingga di ujung teras. Lelaki itu terus berjalan tanpa menoleh dan akhirnya menaiki mobil serta menghilang dari pandangan. Entah kenapa ada rasa lega yang menyeruak dalam hati Dila, bahwa ia sud

    Last Updated : 2022-08-20
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   38. Curhat Wisnu

    Enam tahun tak terasa terlalui begitu cepat. Aku dan anak-anak kini sudah menetap di Surabaya, Alhamdulillah diri sudah punya usaha mandiri yang bergerak dalam produksi hijab dan gamis syar'i bermerek, yang bahkan sudah mempunyai reseller hampir di setiap provinsi seluruh Indonesia.Hari ini adalah hari wisuda Hamid yang artinya putra sulungku akan kembali menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, sebelum melepas para santrinya, ponpes Gontor terlebih dahulu akan menempatkan lulusan mereka di berbagai PMDG untuk menempuh masa pengabdian selama satu tahun. Alhamdulillah, Hamid ditempatkan di PMDG Ponorogo.Harusnya hari ini adalah hari penuh bahagia, tapi semua berubah menjadi menegangkan ketika tahu Mas Wisnu mengalami kecelakaan. Tak menunggu lama setelah wisuda selesai, Hamid langsung mengajakku menjenguk Papanya.Kami bertanya pada bagian resepsionis tentang keberadaan Mas Wisnu. Setelah tahu ruangannya, langkah kembali terangkat. Hamid membuka pintu ruangan, lalu s

    Last Updated : 2022-08-20
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   39. Gugatan Cerai dari Dita

    Dita menyapu air mata yang mengalir di kedua pipi. Hari ini dia beranikan diri untuk mengunjungi seorang pengacara guna meminta didampingi dalam mengajukan gugatan cerainya pada Wisnu. Dengan perasaan hancur ia menceritakan semua keluhan dan alasan dia ingin menggugat cerai suaminya."Apa Ibu punya bukti bahwa suami Ibu berselingkuh dan berniat untuk berpoligami?"Dita menyerahkan ponselnya, screenshot bukti transfer yang dilakukan Wisnu kepada seorang wanita atas nama Hayya kini ia perlihatkan pada sang pengacara."Ini wanita yang Ibu curigai ingin merebut suami Ibu?"Wanita itu mengangguk pelan, sebenarnya melangkah sejauh ini tanpa sepengetahuan Wisnu adalah sebuah pukulan berat untuknya. Tapi sungguh, setelah kehilangan harta dan anak, dia tak kuat jika harus menanggung sakitnya berbagi cinta dengan wanita lain. Apalagi kondisinya saat ini, dialah penyebab Wisnu ingin menikah lagi. Karena ketidakmampuannya untuk hamil dan memberi keturunan.Dita menarik napas berat. Ada sekelumi

    Last Updated : 2022-08-20
  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   40. Penyesalan Dita

    Memilih meninggalkan Wisnu, Dila duduk di sebuah kursi yang menghadap ke taman. Tak lama azan dhuhur berkumandang, wanita itu memutuskan menelpon Hamid dan mengabarkan jika dirinya sudah pergi ke mushalla untuk menunaikan shalat dhuhur.Sedang di ruangannya, Wisnu menanti Dila kembali. Tiba-tiba pintu terketuk, wajahnya sedikit bmemancarkan kebahagiaan berharap yang datang itu adalah mantan istri ternyata ..."Assalamualaikum Pak Wisnu."Dokter yang menanganinya tadi pagi memberi salam."Waalaikum salam. Mari masuk Pak Dokter."Lelaki dengan name tag Farhan itu tersenyum dan melangkah lebih dalam. Hanya berselang menit Hamid, Faro dan Safia juga tampak memasuki kamar."Assalamualaikum, Papa.""Waalaikum salam."Mereka segera berlahan ke sisi kiri, sebab perawat dan dokter berdiri di sisi kanan. "Bagaimana keadaan Pak Wisnu sekarang, bekas jahitan di pelipis masih terasa perih, Pak?"Dokter Farhan bertanya pada Wisnu. Hamid, Safia dan Faro menyimak."Alhamdulillah sudah enakan Dok, pe

    Last Updated : 2022-08-20

Latest chapter

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   67. Akhir Kisah (TAMAT)

    "Semua salah Papa, Kak. Papa yang sudah membuat keluarga kita hancur."Wisnu berucap dengan suara bergetar dan dua matanya yang basah. Hal itu membuat Safia ikut menangis. Terenyuh dengan keadaan, Dila mendekati sang anak dan memeluknya."Sudah jangan menangis, Nak."Ia mengusap kepala sang anak yang berbalut hijab."Benarkah tidak ada kesempatan kedua untuk Papa, Ma?"Dila menghela napas dalam, wajahnya menatap Wisnu sejenak."Mama sudah pernah mengatakan hal ini, Kak. Kesempatan kedua selalu ada, tapi masalahnya saat ini Mama adalah seorang janda dari lelaki lain. Perasaan Mama sudah berbeda, ada cinta yang berusaha ingin Mama jaga untuk almarhum Abi Farhan. Tapi seandainya saat ini Mama tidak pernah dipertemukan Allah dalam sebuah mahligai yang suci bersama Abi, mungkin Mama akan menerima untuk kembali bersama Papa."Dia memberi jeda pada ucapannya."Mas Wisnu, apa Mas ridha dengan keputusan saya ini?"Wisnu menatap Dila lalu berpindah pada sang anak, detik berikutnya dia mengangg

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   66. Pilihan Berat

    Perasaan Dila seketika berubah, yang tadi sepenuhnya diliputi bahagia kini berganti cemas. Dia menutup telpon."Kenapa, Ma?"Hamid bertanya juga dengan perasaan khawatir."Safia sedang menemani Papa di rumah sakit.""Rumah sakit, Papa kenapa, Ma?""Mama belum tahu, Nak."Mereka terdiam sejenak."Yaudah gini aja, Papa biarkan sama Safia. Nanti setelah semua tamu undangan meninggalkan rumah ini, kita sama-sama ke rumah sakit ya."Dila memberi solusi."Jangan Ma, Mama ke rumah sakit aja nemani Safia. Kalau Papa parah, pastinya dia ketakutan. Di sini biar aku sepenuhnya yang handle."Dila menghela napas berat, situasi ini benar-benar tidak dia kehendaki. Tapi inilah yang dinamakan takdir, ia harus ikhlas dan mencoba melakukan yang terbaik. Hamid benar, di sana Safia pasti ketakutan. Terdengar dari suaranya di telpon yang bergetar. Dila tidak mungkin membiarkan anak gadis itu berjuang seorang diri. Meski tidak untuk melakukan apapun, tapi setidaknya bisa mendampingi buah hati tercinta.*

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   65. Berdamai Dengan Takdir

    Detik berikutnya ia menghela napas berat."Menikah bukan perkara mudah Kak, umur Mama sekarang sudah lima puluh tahun. Sudah tidak cocok lagi untuk menikah.""Kenapa Ma, bahagia 'kan tidak perlu memikirkan orang lain. Jika kita bahagia, umur tujuh puluh tahun pun boleh menikah.""Iya Sayang, tapi permasalahannya nggak semudah yang Kakak pikir. Mama bahkan masih merasa Abi membersamai Mama hingga detik ini. Jadi Mama tidak bisa menikah kembali dengan Papa. Mama mohon Kakak sama anak Mama yang lain bisa mengerti ya, Nak."Safia menatap wajah sang ibu dengan tatap kekecewaan, tapi diusia yang kini sudah menginjak 21 tahun, dia tentu memahami perasaan sang ibu. Ya, mungkin cinta Mama ke Abi masih terlalu besar, hingga tak mampu jika harus kembali pada papa. Ia kembali melipat rapat keinginan melihat Mama-Papanya bisa tersenyum bersama dalam satu rumah.*Dila berbaring di atas ranjang, pandangannya lurus menatap langit-langit kamar yang hanya bersinarkan cahaya remang lampu tidur. Permin

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   64. Permintaan Anak-Anak

    Mereka duduk di teras villa milik Wisnu, sejenak hening. Keduanya benar-benar diliputi kecanggungan."Mas mau bicara apa?" tanya Dila terlihat begitu tenang. Sedang di tempatnya, Wisnu merasa teramat berdebar. Seakan kembali ke jaman dahulu saat hendak meminta sang wanita menjadi istri, kini perasaan itu kembali membersamai."Apa kabar?"Bingung mau menanyakan apa, akhirnya Wisnu berbasa basi menanyakan kabar.Dila justru tersenyum. "Mas 'kan hampir setiap minggu ketemu saya. Apa Mas menemukan saya dalam keadaan tidak baik?"Mereka saling memandang, detik berikutnya sama-sama tertawa kecil. Alhamdulillah, setidaknya ini awal yang baik setelah tadi sempat memanas. Hati Wisnu berkata."Maksud Mas bukan kabar yang itu?""Jadi kabar apa lagi?"Wisnu memaksakan diri untuk tersenyum. Sepertinya dengan bertambah umur, kosakata jadi berkurang? Lelaki itu menarik napas dalam."Maksud Mas kabar hati kamu. Yah, setelah Farhan tiada?""Beginilah Mas, sepi. Sebab dia adalah lelaki yang bisa memb

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   63. Cinta Untuk Dila

    "Kamarmya luas banget ya, Ma. Duh, sepi kalau cuma kita berdua. Coba aja ada Adek, Faro sama Papa.""Kak."Dila tampak tak senang dengan perandaian sang anak anak. Membuat Safia tersenyum mengatup mulut, merasa salah berucap yang pada akhirnya membuat mamanya tak suka. Gadis itu memilih mengganti topik pembicaraan."Gimana kalau kita ke kolam renang, Ma?"Dila menghela napas dalam."Yaudah, yuk."Dila mencoba menghubungi Fatma dan mengajak ke kolam renang, tapi wanita itu menolak secara halus karena anak-anak sama ayahnya lagi ada kegiatan di kamar. Mereka berencana menyusul sekitar satu jam kemudian.Safia tampak menerima telpon.[Iya Mas, lagi dimana?][...][Hah? Di sini juga. Sama siapa?][....][Oh gitu, jadi ramai-ramai sama teman?][...][Sama keluarga.][....][Ketemuan?]Safia menatap sang Mama.[Lain kali aja deh, lagi family time soalnya.][...][Sorry yah.][...]Safia menutup telpon dengan perasaa tidak enak. Selama ini memang sang Mama kerap mengingatkan untuk tidak terl

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   62. Setelah Tujuh Tahun Berlalu

    Tujuh tahun, rasanya masih kurang waktuku mendampinginya. Mas Farhan, lelaki yang selama ini menemani dengan penuh kasih dan cinta akhirnya menutup mata diusia ke lima puluh lima tahun.Sedih? Ya. Jiwaku seperti kembali menemukan kehampaan. Selama pernikahan kami, dia memberi apa yang kubutuhkan. Tak ada satu hal pun yang membuatnya bisa menaruh amarah padaku, dia terlalu baik dan bahkan bagiku jelmaan bidadara.Bersamanya, hanya ada Ammar yang kini berusia enam tahun dua bulan. Meskipun baru duduk di kelas satu SD, tapi dia sangat paham akan kehilangan yang kami semua rasakan. Dua hari terlewati, putraku tersebut masih berteman dengan kebisuan.Ya, bagaimanapun selama ini dia begitu dekat dengan Abinya. Perpisahan ini tentu meninggalkan goresan dalam sanubari. Aku mencoba menghibur, tapi dia justru memintaku untuk membiarkannya sendiri.Ya Allah ...Semoga keadaan segera membaik. Juga hati ini, semoga segera menemukan kembali ketenangan dan keceriaan. Karena bagaimanapun, bahagia an

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   61. Penolakan Wisnu

    "Assalamualaikum Pak Wisnu, saya boleh menumpang di mobil Bapak tidak? Kebetulan mobil saya mogok. Dan sore ini saya harus sudah punya sebuah hadiah yang akan saya berikan untuk Uminya anak-anak. Kebetulan hari ini adalah hari milad beliau.""Tentu boleh Ustadz. Mari masuk.""Ini entah sejalan atau tidak, tapi saya minta diantar sampai ke toko sepatu saja Pak Wisnu."Wisnu terhenyak saat mendapati Ustadz Syafiq memintanya mengantar ke toko sepatu. Mimpi beberapa malam lalu kembali terlintas. Ah, tapi ia abaikan ingatan itu. Menurutnya mimpi hanya bunga tidur, tidak usah terlalu dipercaya.Lelaki itu kembali menjalankan mobil, sampai di depan sebuah toko sepatu Ustadz Syafiq turun dan berterima kasih telah memberi tumpangan."Ustadz yakin saya tidak perlu menunggu?""In Syaa Allah Pak, nanti saya naik taksi saja. Terima kasih sekali sudah mau mengantar sampai di sini.""Sama-sama Ustadz, yasudah saya pamit duluan ya."Wisnu kembali menjalankan mobilnya tapi seketika terhenti saat melih

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   60. Jodoh Wisnu

    Hamid telah selesai menjalani bakti di PMDG Ponorogo. Setelah melalui serangkaian acara pelepasan dari ponpes, akhirnya Dila dapat memeluk kembali putra pertamanya itu. Walau hanya sebentar karena setelah ini justru dia akan kehilangan sang putra lebih lama dan besar kemungkinan untuk tidak dapat dijenguk seperti dahulu saat masih di Gontor. Karena Hamid telah dinyatakan lulus pada seleksi ujian masuk ke Universitas Al-Azhar, Mesir.Dila sekeluarga kompak dengan pakaian berwarna hijau muda. Mereka terlihat begitu bahagia, memeluk sang anak dan menyempatkan diri berfoto untuk terakhir kali di ponpes tersebut.Sementara itu Hamid terlihat gelisah, ia terus melirik jam di pergelangan tangan. Seseorang yang janjinya juga akan datang belum jua sampai. Ia masih menunggu kehadiran sang Papa. Karena diliputi rasa khawatir, akhirnya ia meminta ponsel yang dititip pada sang mama selama mengikuti pendidikan. Tujuannya hanya satu, menelpon papa.Pamit sebentar ke tempat yang lebih sepi, Hamid me

  • Setelah Dua Belas Tahun Pernikahan   59. Perjuangan Berbuah Bahagia

    Satu tahun kemudian ...Tangis bayi terdengar membelah langit subuh kala itu. Air mata Dila jatuh di kedua pipi. Sang suami mengusap perlahan. Rasa sakit karena kontraksi yang terus menerjang rahim terbayar sudah dengan merasakan gerakan jemari kecil sang bayi yang kini diletakkan di atas perut untuk mencari-cari puting susunya.Farhan mengusap bulir keringat yang membasahi pelipis, pelan mengecup kening sang istri dengan lembut."Makasih ya, Ma. Kamu sudah menyempurnakanku sebagai seorang ayah."Dila menanggapinya dengan senyuman serta usapan pada pipi sang suami."Mau diberi nama apa Ma bayinya?"Dila kembali menatap sang suami. "Mama serahkan sama Abi aja, karena tebakan Mama salah."Dila mengulum senyum, selama hamil mereka memang sepakat untuk tidak mencari tahu jenis kelamin.Namun, mereka menyiapkan dua nama, jika perempuan Dila yang beri nama. Dan jika lelaki maka Farhanlah yang memberi nama anak mereka.Farhan terlihat berpikir sejenak. Sebuah nama memang kerap melintas di b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status