Share

Bab 3

Penulis: Fathia Rara Adinda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-31 10:36:58
"Bangun bu! Aku takut ... "

Langit di luar sudah gelap gulita, Jack yang baru bangun tidur mulai menggoyangkan tubuhku.

Aku buru-buru menghampirinya, ingin memeluknya erat-erat.

Namun, tanganku justru menembus dirinya, aku sama sekali tidak bisa menyentuhnya.

"Ibu, aku takut gelap, cepat nyalakan lampunya!"

Melihat aku tidak merespons, Jack duduk di ranjang sambil menangis keras-keras.

Biasanya, kalau dia menangis seperti ini, aku pasti langsung menuruti permintaannya.

Namun kali ini, meski suaranya sudah serak karena menangis, aku tetap tak kunjung bangun.

Akhirnya, karena tak ada pilihan, Jack turun dari ranjang dan menyalakan lampu sendiri.

Dia menoleh ke arahku sejenak, lalu berjalan ke dapur untuk mencari makanan.

Namun gigi Jack sudah kurang bagus sejak kecil, jadi aku jarang memberinya cemilan, hanya ada beberapa buah di dapur.

Setelah mencari-cari cukup lama, akhirnya dia mengambil sebuah apel dingin dari dalam kulkas.

Dia membawanya ke wastafel kecil miliknya, mencuci apel itu, lalu kembali ke kamar dan menaruhnya di dekat mulutku.

"Ibu lapar, ya? Makan saja apel itu, aku sudah cuci bersih!"

Namun, aku tetap tidak bereaksi sama sekali.

Jack yang kecewa menarik kembali tangannya, lalu berbaring di sampingku, bahkan salah satu kakinya menimpa badanku.

"Ibu capek, ya? Aku nggak akan ganggu ibu, ibu tidur saja yang nyenyak, besok baru main sama aku lagi."

Usai bicara, Jack bangkit dan mencium wajahku, lalu menarik tanganku untuk membuat janji kelingking.

Aku tak bisa menahan tangis.

Jack, bukan ibu tak mau meresponmu, tapi ibu sudah tak bisa lagi menemanimu.

Kemudian Jack tertidur lagi.

Hingga fajar mulai menyingsing, tiba-tiba terdengar pintu kamar yang dibanting dengan keras.

Suara itu mengagetkan Jack dan menangis sambil berusaha memelukku.

Namun, dia segera menyadari bahwa aku tak bisa bergerak, jadi dia berlari keluar untuk menemui ayahnya.

"Kenapa kamu bangun sepagi ini? Di mana ibumu? Kenapa dia masih belum masak? Sudah jam segini masih malas-malasan?!"

Michael masuk ke dapur sambil mengomel, kemudian meminum segelas susu.

"Ayah, ibu ada di kamar. Aku lapar sekali, aku mau makan telur dadar."

Ujar Jack sambil menunjuk-nunjuk dan mencoba menarik tangan ayahnya untuk membawanya ke kamar.

Aku yang berada di samping mereka terus menyemangati Jack.

"Jack, ayo cepat bawa ayah ke kamar."

Selama Michael masuk ke kamar, dia akan tahu bahwa aku sudah meninggal dan dengan begitu, Jack tak akan kelaparan lagi.

Namun, Michael malah menepis tangan Jack dan menjawab, "Cari saja ibumu kalau lapar! Jangan ganggu aku, aku mau tidur!"

"Dasar Jane, benar-benar keterlaluan. Bisa-bisa membiarkan anak berkeliaran pagi-pagi tanpa alas kaki! Nggak takut masuk angin?!"

Meski terus mengomel tentang keburukanku, dia tetap mengikuti Jack ke kamar.

Aku menahan napas. Tiga langkah ... dua langkah ... satu langkah ...

Segera, Michael akan menyadari bahwa aku sudah tak bernyawa.

Bab terkait

  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 4

    Tiba-tiba, ponsel Michael berdering."Mike, perutku sakit sekali, bisa nggak datang temani aku?"Terdengar suara Siska yang lemah, seperti benar-benar sedang sakit.Michael langsung menghentikan langkahnya, menjawab, "Sebentar, aku segera ke sana, tunggu aku!"Dia berbalik ingin pergi, tetapi Jack menarik tangannya.Dengan tubuh kecilnya, dia mencoba memaksa ayahnya untuk masuk ke kamar dan melihatku."Ayah, ayo lihat ibu!"Namun, Michael mulai kesal dan langsung mendorong Jack, dia berkata, "Aku ada urusan di kantor, cepat suruh ibumu bangun dan masak untukmu."Setelah itu, dia buru-buru mengambil jaket dan keluar rumah.Aku berdiri di belakangnya, melambaikan tangan dengan panik. “Jangan pergi! Masuklah sebentar saja! Dia hanya sakit perut, tapi aku sudah mati!"Tentu saja, Michael tidak akan bisa mendengarku. Dia hanya memikirkan kekasihnya yang sedang sakit perut.Pintu tertutup dengan keras, membuat Jack terkejut dan mulai menangis histeris.Tangisannya begitu memilukan hingga kem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 5

    Dengan keberanian yang tersisa, Jack akhirnya menekan gagang pintu dengan kuat.Pintu berderit pelan, lalu terbuka.Tetangga yang sedang berjalan menuju lantai atas terhenti, menoleh ke belakang dan melihat pintu itu terbuka."Maaf paman, aku nggak akan menangis lagi!"Jack menundukkan kepala, kedua tangannya sibuk memegang ujung bajunya, tampak merasa bersalah.Tetangga itu tertegun sejenak, tidak menyangka seorang anak kecil yang membuka pintu."Nggak apa-apa dek, tapi kalau main di rumah, suaranya harus agak pelan, ya!"Setelah itu, tetangga itu langsung berbalik dan pergi."Jangan pergi, tolong lihat ke dalam sebentar! Tolong lihat sebentar!"Teriakku dengan sangat keras, menangis hingga sulit bernapas.Hanya tinggal selangkah lagi, kenapa dia tak masuk ke dalam?Sambil menaiki tangga untuk naik ke apartemen lantai atas, tetangga itu bergumam pelan, "Keluarga ini benar-benar ceroboh, bisa-bisanya membiarkan anak sekecil itu sendirian di rumah!"Aku melihat Jack yang hanya menunduk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 6

    Aku bergegas ke dapur dan melihat keadaannya. Telur di dalam wajan sudah hangus, asap hitam mengepul ke seluruh ruangan.Asap tebal itu semakin memenuhi rumah dan aku hanya bisa menatapnya dengan cemas. Dalam hati, aku merasa sangat bingung dan putus asa.Aku sudah mati dan tak lagi bisa melindungi anakku.Mungkin Jack juga akan menyusulku hari ini.Namun tiba-tiba, terdengar suara pintu terbuka.Itu Michael, dia sudah pulang.Begitu masuk, dia melihat asap hitam di dapur dan mengerutkan dahi sambil berteriak memanggil namau."Jane! Apa yang kamu lakukan? Kamu buta?! Nggak lihat asap setebal ini?!"Dia langsung berjalan ke dapur, mematikan api dan menyalakan penyedot asap.Jack yang mendengar keributan di luar, keluar dari kamarnya.Melihat ayahnya, dia langsung berlari ke pelukannya sambil menangis keras."Di mana ibumu? Dia meninggalkanku sendirian di rumah untuk pergi belanja?""Benar-benar keterlaluan!"Michael mengambil ponsel dan mengirim beberapa pesan suara berdurasi enam puluh

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 7

    Mereka tiba di sebuah ruang VIP hotel.Siska memesan berbagai hidangan lezat."Ayo sini Jack, biar tante kupaskan udang untukmu."Katanya dengan gaya lembut dan penuh perhatian.Karena sudah sangat lapar, Jack tidak memperhatikan apapun lagi. Dia membuka mulutnya lebar-lebar, menyantap makanan dengan lahap.Usai makan, Siska mengambil ponselnya dan memutar kartun untuk Jack.Sementara itu, dirinya menuangkan sedikit anggur ke dalam mulutnya dan perlahan mendekati Michael.Melihat ada Jack di sana, Michael secara reflek berniat menolak.Namun, Siska tersenyum kecil sambil menunjuk ke arah sofa tempat Jack yang sedak asik menonton kartun di ponsel. Michael menyentuh dada Siska, lalu menariknya dengan paksa ke pangkuannya.Cairan anggur merah perlahan mengalir dari sudut bibir mereka.Aku menyaksikan adegan itu dengan mata kepala sendiri, tidak percaya dan menutup mulutku dengan tangan.Dasar Mike bajingan! Bagaimana mungkin kamu melakukan hal seperti ini di depan anakmu sendiri?!"Nggak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 8

    Keesokan paginya, Jack bangun dan melihatku sekilas."Ibu, kenapa kamu masih tidur? Jack mau ibu temani main," katanya sambil mendorong tubuhku beberapa kali. Namun, aku tetap tak membuka mata.Akhirnya, dia pun turun dari ranjang, lalu menyalakan televisi untuk menonton kartun.Saat ini, tubuhku sudah mulai kaku, bahkan mulai tercium bau tak sedap yang samar-samar.Ketika siang hari Michael pulang ke rumah, dia melihat Jack sedang menonton televisi di ruang tamu.Dengan marah, dia berjalan ke televisi dan mencabut kabelnya."Jack, kamu masih kecil, kalau terus-terusan nonton TV, matamu bisa rusak!""Di mana ibumu? Kenapa dia nggak menemanimu? Matahari hari ini cerah sekali, kenapa nggak keluar untuk berjemur?"Michael mencium aroma tak sedap di udara. Dia mengernyitkan dahi, membuka jendela dan membiarkan angin masuk untuk menghilangkan aroma tak sedapnya."Jane, kamu benar-benar semakin keterlaluan! Anak nggak diurus, rumah tak dibersihkan, apa sebenarnya gunanya aku menikahi dirimu?

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 9

    Jack memegang wajahnya yang memerah dan meletakkan tanganku di pipinya."Ibu, Jack sakit, tolong tiupin Jack."Seolah-olah tak mencium bau busuk dari tubuhku, Jack memelukku dengan sangat erat.Sementara itu, Michael dan Siska membicarakan Jack yang tak mau ikut dengan mereka ke apartemen baru.Namun, Siska tersenyum lembut, lalu memegang tangan Michael dan meletakkannya di perutnya."Jack memang susah diatur, tapi nanti kalau sudah jadi kakak, dia pasti akan lebih patuh"Mike, aku hamil."Ujar Siska sambil tersenyum bahagia.Mendengar itu, Michael terlihat sangat senang. Dia memegang wajah Siska dan menciumnya dan bertanya, "Sudah periksa ke dokter? Laki-laki atau perempuan?"Siska menggeleng pelan, "Baru sebulan lebih, belum bisa diperiksa.""Iya iya."Dengan bersemangat, Michael berdiri dan berjalan mondar-mandir penuh kegembiraan.Karena terlalu bahagia, dia menyerahkan semua pekerjaan semua pekerjaannya pada sekretarisnya dan memutuskan untuk fokus menemani Siska di rumah.Sementa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 10

    Dua hari telah berlalu, tetapi Michael tetap tidak pulang ke rumah.Jack yang kelaparan akhirnya memakan telur gosong yang ada di atas kompor di dapur."Ibu, pahit."Katanya sambil mengunyah telur tersebut, matanya terus memandang ke arahku.Seolah menyadari bahwa aku tidak akan menjawab lagi, dia menyentuh wajahnya yang belepotan, sehingga terlihat seperti kucing kecil yang kotor."Jack, nggak bisa terus seperti ini, cepat pergi cari polisi, nak."Aku berjalan mondar-mandir dengan panik, memikirkan cara untuk menyelamatkan Jack.Setelah menghabiskan telur gosong itu, Jack kembali berbaring di sampingku. Dia sudah tak menangis lagi, air matanya seakan sudah habis."Ibu, kenapa ibu nggak peduli denganku lagi? Aku salah, nggak harusnya nonton TV diam-diam. Ibu, aku sangat sakit."Katanya dengan suara yang semakin kecil. Perlahan-lahan, dia memejamkan matanya seperti tertidur.Tapi aku tahu, itu bukan tidur biasa. Aku melihat tubuh kecilnya perlahan meninggalkan jasadnya."Ibu, ibu! Akhir

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 11

    "Bagaimana mungkin Jane meninggal? Nggak mungkin! Pas pulang ke rumah beberapa hari yang lalu, aku masih melihat dia tidur di kamar.""Dan Jack, aku bahkan baru saja mengajaknya makan di hotel. Bagaimana mungkin mereka meninggal?"Dengan mata merah dan air mata mengalir deras, Michael menerjang polisi yang hendak menutup kain putih di atas tubuh kami."Ibu, bukannya kita ada di sini? Kenapa ayah nggak bisa melihat kita?"Tanya Jack sambil menggenggam tanganku erat. Dia tampak bingung melihat ayahnya begitu sedih."Sayang, kita sudah tak lagi menjadi bagian dari dunia ini, jadi ayah nggak bisa melihat kita."Jawabku sambil mengusap kepalanya dengan lembut.Polisi membawa Michael ke kantor untuk penyelidikan, sementara tim forensik memeriksa penyebab kematian kami.Dengan berat hati, mereka merapikan tubuh kami yang sudah tak bernyawa, sementara Jack terus menangis dan berulang kali mengatakan betapa sulitnya dia bekerja untuk keluarga, betapa dia mencintai anaknya."Omong kosong! Istrim

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 14

    Kematianku dan Jack menjadi berita besar di daerah kami. Akibatnya, saham perusahaan Michael terus merosot hingga akhirnya dinyatakan bangkrut.Namun, Michael tampak tak peduli. Dia mengikuti ayahku pulang ke kampung halaman, setiap hari berdiri di depan rumah memohon agar ayahku memberitahunya di mana makam kami berada.Ayahku yang sudah tidak tahan lagi akhirnya mengusirnya dengan sapu.Tak punya pilihan lain, Michael kembali ke rumah kami.Meski bau busuk masih menyengat di rumah, dia bertingkah seolah-olah tidak mencium apa-apa dan langsung berbaring di ranjangku.Dia mengambil ponsel dan terus memutar video kenangan kami, mulutnya terus bergumam pelan, "Jane, ini semua salahku, aku yang nggak menyelamatkanmu. Tapi kenapa kamu tega meninggalkanku begitu saja?!"Air matanya mengalir deras hingga membasahi sarung bantalku.Melihat dia begitu sedih, entah kenapa aku justru merasa puas."Ini semua salahmu sendiri, kamu yang berselingkuh, kamu yang menghancurkan rumah ini, kamu yang me

  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 13

    "Nggak apa-apa, ayah. Aku hanya merasa sangat bersalah pada mereka berdua!"Suara Michael terdengar serak, lalu dia menampar dirinya sendiri dengan keras.Ayahku hendak mendekatinya, tetapi tiba-tiba seseorang menerobos masuk ke ruang duka tanpa diundang."Mike, kejam sekali dirimu! Kamu yang membunuh anakku dan sekarang malah mengadakan acara pemakaman untuk mereka!"Siska berdiri di sana dengan penuh rasa cemburu, menatap fotoku yang tergantung di altar. Padahal anak di dalam kandungannya sudah tiada, tapi dia tak habis pikir kenapa Michael masih bisa berduka untuk istri tuanya.Begitu melihat Siska, Michael langsung melangkah maju dan mencekik lehernya."Kalau bukan karena kamu, aku nggak akan kehilangan istri dan anakku! Ini semua salahmu!"Sambil bicara, cengkeramannya semakin kuat, membuat wajah Siska memucat.Ayahku yang mendengar kata-kata mereka, segera maju dan bertanya, "Apa maksudnya?""Dasar tua bodoh! Mike sudah selingkuh denganku sejak setahun yang lalu. Dia sudah lama m

  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 12

    Keesokan harinya adalah hari pemakaman aku dan Jack.Kerabat dan teman-teman datang ke rumah duka dengan wajah penuh duka cita. Aku dan Jack terbaring bersama dalam peti mati yang sempit."Ibu, banyak sekali orang yangdatang, tapi kenapa mereka nggak meladeniku?"Jack berlari ke sana kemari dengan riang, seolah menikmati bahwa dia bisa menembus tubuh orang-orang tanpa hambatan.Aku berdiri di sudut ruangan, memanang Michael dengan diam.Dia mengenakan setelan jas hitam dengan bunga putih yang terselip di dada kirinya."Turut berduka, Mike!""Yang tabah ya, bro!"Banyak orang yang melihatnya berdiri di depan peti mati, lalu menghampiri untuk memberikan kata-kata penghiburan.Namun Michael tidak menanggapi mereka. Matanya hanya tertuju pada foto hitam putihku yang terpampang di altar, tidak mengatakan sepatah kata pun."Kenapa? Kenapa kamu harus bersikeras melawanku?""Kalau saja kamu mau mengalah sedikit, coba bicara baik-baik denganu, mungkin ini semua nggak akan terjadi."Matanya pen

  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 11

    "Bagaimana mungkin Jane meninggal? Nggak mungkin! Pas pulang ke rumah beberapa hari yang lalu, aku masih melihat dia tidur di kamar.""Dan Jack, aku bahkan baru saja mengajaknya makan di hotel. Bagaimana mungkin mereka meninggal?"Dengan mata merah dan air mata mengalir deras, Michael menerjang polisi yang hendak menutup kain putih di atas tubuh kami."Ibu, bukannya kita ada di sini? Kenapa ayah nggak bisa melihat kita?"Tanya Jack sambil menggenggam tanganku erat. Dia tampak bingung melihat ayahnya begitu sedih."Sayang, kita sudah tak lagi menjadi bagian dari dunia ini, jadi ayah nggak bisa melihat kita."Jawabku sambil mengusap kepalanya dengan lembut.Polisi membawa Michael ke kantor untuk penyelidikan, sementara tim forensik memeriksa penyebab kematian kami.Dengan berat hati, mereka merapikan tubuh kami yang sudah tak bernyawa, sementara Jack terus menangis dan berulang kali mengatakan betapa sulitnya dia bekerja untuk keluarga, betapa dia mencintai anaknya."Omong kosong! Istrim

  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 10

    Dua hari telah berlalu, tetapi Michael tetap tidak pulang ke rumah.Jack yang kelaparan akhirnya memakan telur gosong yang ada di atas kompor di dapur."Ibu, pahit."Katanya sambil mengunyah telur tersebut, matanya terus memandang ke arahku.Seolah menyadari bahwa aku tidak akan menjawab lagi, dia menyentuh wajahnya yang belepotan, sehingga terlihat seperti kucing kecil yang kotor."Jack, nggak bisa terus seperti ini, cepat pergi cari polisi, nak."Aku berjalan mondar-mandir dengan panik, memikirkan cara untuk menyelamatkan Jack.Setelah menghabiskan telur gosong itu, Jack kembali berbaring di sampingku. Dia sudah tak menangis lagi, air matanya seakan sudah habis."Ibu, kenapa ibu nggak peduli denganku lagi? Aku salah, nggak harusnya nonton TV diam-diam. Ibu, aku sangat sakit."Katanya dengan suara yang semakin kecil. Perlahan-lahan, dia memejamkan matanya seperti tertidur.Tapi aku tahu, itu bukan tidur biasa. Aku melihat tubuh kecilnya perlahan meninggalkan jasadnya."Ibu, ibu! Akhir

  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 9

    Jack memegang wajahnya yang memerah dan meletakkan tanganku di pipinya."Ibu, Jack sakit, tolong tiupin Jack."Seolah-olah tak mencium bau busuk dari tubuhku, Jack memelukku dengan sangat erat.Sementara itu, Michael dan Siska membicarakan Jack yang tak mau ikut dengan mereka ke apartemen baru.Namun, Siska tersenyum lembut, lalu memegang tangan Michael dan meletakkannya di perutnya."Jack memang susah diatur, tapi nanti kalau sudah jadi kakak, dia pasti akan lebih patuh"Mike, aku hamil."Ujar Siska sambil tersenyum bahagia.Mendengar itu, Michael terlihat sangat senang. Dia memegang wajah Siska dan menciumnya dan bertanya, "Sudah periksa ke dokter? Laki-laki atau perempuan?"Siska menggeleng pelan, "Baru sebulan lebih, belum bisa diperiksa.""Iya iya."Dengan bersemangat, Michael berdiri dan berjalan mondar-mandir penuh kegembiraan.Karena terlalu bahagia, dia menyerahkan semua pekerjaan semua pekerjaannya pada sekretarisnya dan memutuskan untuk fokus menemani Siska di rumah.Sementa

  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 8

    Keesokan paginya, Jack bangun dan melihatku sekilas."Ibu, kenapa kamu masih tidur? Jack mau ibu temani main," katanya sambil mendorong tubuhku beberapa kali. Namun, aku tetap tak membuka mata.Akhirnya, dia pun turun dari ranjang, lalu menyalakan televisi untuk menonton kartun.Saat ini, tubuhku sudah mulai kaku, bahkan mulai tercium bau tak sedap yang samar-samar.Ketika siang hari Michael pulang ke rumah, dia melihat Jack sedang menonton televisi di ruang tamu.Dengan marah, dia berjalan ke televisi dan mencabut kabelnya."Jack, kamu masih kecil, kalau terus-terusan nonton TV, matamu bisa rusak!""Di mana ibumu? Kenapa dia nggak menemanimu? Matahari hari ini cerah sekali, kenapa nggak keluar untuk berjemur?"Michael mencium aroma tak sedap di udara. Dia mengernyitkan dahi, membuka jendela dan membiarkan angin masuk untuk menghilangkan aroma tak sedapnya."Jane, kamu benar-benar semakin keterlaluan! Anak nggak diurus, rumah tak dibersihkan, apa sebenarnya gunanya aku menikahi dirimu?

  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 7

    Mereka tiba di sebuah ruang VIP hotel.Siska memesan berbagai hidangan lezat."Ayo sini Jack, biar tante kupaskan udang untukmu."Katanya dengan gaya lembut dan penuh perhatian.Karena sudah sangat lapar, Jack tidak memperhatikan apapun lagi. Dia membuka mulutnya lebar-lebar, menyantap makanan dengan lahap.Usai makan, Siska mengambil ponselnya dan memutar kartun untuk Jack.Sementara itu, dirinya menuangkan sedikit anggur ke dalam mulutnya dan perlahan mendekati Michael.Melihat ada Jack di sana, Michael secara reflek berniat menolak.Namun, Siska tersenyum kecil sambil menunjuk ke arah sofa tempat Jack yang sedak asik menonton kartun di ponsel. Michael menyentuh dada Siska, lalu menariknya dengan paksa ke pangkuannya.Cairan anggur merah perlahan mengalir dari sudut bibir mereka.Aku menyaksikan adegan itu dengan mata kepala sendiri, tidak percaya dan menutup mulutku dengan tangan.Dasar Mike bajingan! Bagaimana mungkin kamu melakukan hal seperti ini di depan anakmu sendiri?!"Nggak

  • Setelah Aku Mati, Suamiku Menyesal   Bab 6

    Aku bergegas ke dapur dan melihat keadaannya. Telur di dalam wajan sudah hangus, asap hitam mengepul ke seluruh ruangan.Asap tebal itu semakin memenuhi rumah dan aku hanya bisa menatapnya dengan cemas. Dalam hati, aku merasa sangat bingung dan putus asa.Aku sudah mati dan tak lagi bisa melindungi anakku.Mungkin Jack juga akan menyusulku hari ini.Namun tiba-tiba, terdengar suara pintu terbuka.Itu Michael, dia sudah pulang.Begitu masuk, dia melihat asap hitam di dapur dan mengerutkan dahi sambil berteriak memanggil namau."Jane! Apa yang kamu lakukan? Kamu buta?! Nggak lihat asap setebal ini?!"Dia langsung berjalan ke dapur, mematikan api dan menyalakan penyedot asap.Jack yang mendengar keributan di luar, keluar dari kamarnya.Melihat ayahnya, dia langsung berlari ke pelukannya sambil menangis keras."Di mana ibumu? Dia meninggalkanku sendirian di rumah untuk pergi belanja?""Benar-benar keterlaluan!"Michael mengambil ponsel dan mengirim beberapa pesan suara berdurasi enam puluh

DMCA.com Protection Status