Share

72. Teror malam

Penulis: Amie_C.T
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-19 23:15:13

Kaca jendela tiba-tiba pecah, angin mendadak berhebus menyapu seluruh kamar. Tubuh Leni seketika terpaku di tempat, ketika hembusan berat mendadak menerpa tengkuk belakangnya. Leni langsung menoleh, tapi ia tidak menemukan apa pun di sana.

"Mati! Mati! Mati!" suara seseorang tiba-tiba menggema di seluruh kamar. Tubuh Leni seketika gemetar, jantungnya juga berdebar semakin kencang ketika lampu di kamar mendadak mati. 

"S-siapa kamu?" teriak Leni dengan suara gemetarnya. Tubuhnya semakin meringsut menjauh dari jendela ketika bayangan seseorang tiba-tiba muncul bersamaan dengan tiupan angin yang semakin kencang. 

Leni pun langsung bergegas menuju pintu ketika bayangan itu semakin mendekat ke arahnya. Namun kakinya tiba-tiba tersandung hingga ia jatuh tersungkur ke lantai.

"Hahaha... Kalian akan mati! Kalian harus mati!" serunya lagi.

Leni semakin ketakutan, ia bahkan menyeret tubuhnya menjauh dari bayangan itu. Namun panik seketika melanda d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   73. Seekor ular

    "Di antar Dion lagi?" tanya Bagas yang sudah menunggu kepulangan istrinya di depan pintu."Bukannya tadi sudah minta ijin?" jawab Andira sembari mencium punggung tangan suaminya. Ya, Andira tidak pernah melupakan statusnya sebagai seorang istri. Jadi saat Dion menawarkan tumpangan untuknya, Dira menghubungi suaminya terlebih dahulu untuk meminta ijin dan Bagas pun juga menyetujuinya."Kenapa dia jadi sering kebetulan lewat di kantormu?""Maksudnya?" Andira mengernyit menatap suaminya."Lupakan saja!" ketusnya lalu bergegas meninggalkan istrinya."Dia kenapa?" Andira kembali menautkan kedua alisnya, menatap kepergian sang suami."Dira, kamu sudah pulang?""Eh, iya Bu. Baru saja sampai." ucapnya pada sang ibu mertua."Ya sudah, sana bersih-bersih dulu, sholat lalu makan malam bersama. Setelah itu kita pergi menemui Pak Soleh." titah Leni yang kemudian di angguki oleh Andira.Andira

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-20
  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   74. Janggal

    Dengan ekor matanya dia dapat melihat sebuah tangan bertengger di atas bahunya. Dengan perlahan ia pun menoleh untuk melihat siapa yang berada di belakangnya."Ngapain di sini? Ayo masuk." ajak Bagas.Andira akhirnya bisa bernafas lega saat tahu itu adalah suaminya. Dia juga tidak menyadari, ternyata seseorang sudah membukakan pintu untuknya. Dia pun segera mengikuti langkah suaminya memasuki rumah itu. Sesampainya di dalam rumah, ia langsung melihat sekeliling. Rumah yang berdinding kayu itu namapak tak biasa di matanya.Seluruh tubuhnya pun semakin meremang kala deretan patung hewan buas yang terpajang rapi di dinding, nampak menyambutnya. Dadanya juga mendadak terasa sesak, ketika salah satu ukiran ular yang menjadi pegagan anak tangga juga terbuat dari kayu, tiba-tiba memancarkan cahaya merah dari kedua matanya."Hei. Ada apa?"Andira kembali tersentak saat Bagas menyentuh bahunya, lalu dengan cepat ia pun menggele

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-21
  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   75. Aneh

    Sejak kepulangan Andira dari rumah Pak Soleh semalam, hati Andira terus saja dilanda gelisah. Keanehan-keanehan yang ia rasakan di rumah itu membuat hatinya tak tenang. Mulai dari sikap aneh Pak Soleh, kejadian aneh saat Andira menatap patung-patung yang Pak soleh koleksi serta larangan bagi siapa saja untuk melihat metode pengobatannya. Namun ketika Andira menceritakan semua rasa kegelisahannya pada sang ibu mertua, mertuanya malah mengatakan kalau itu hanya perasaannya saja. Akhirnya semalaman Andira tidak bisa tidur dengan nyenyak dan terus saja memikirkan keadaan suaminya. Hingga hari ini pun, dia bahkan tidak bisa melakukan atifitasnya dengan benar. Matahari pun kini mulai terbenam, namun Andira sama sekali belum mendapatkan kabar dari sang ibu mertua tentang kepulangan sang suami. Semua pekerjaan kantor yang ia kerjakan kacau, dia bahkan tidak bisa berkonsentrasi saat rapat tengah berlangsung, pikirannya kalut, hatinya pun berkabut.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-22
  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   76. Berubah

    "Sayang, kamu kenapa?" Andira bergegas masuk, menyusul suaminya. "Kamu yang kenapa?" Bagas langsung berbalik dan menatap wajah istrinya. "Aku? Memangnya aku kenapa?" tanya Andira mengerutkan keningnya. "Kamu pulang dengan siapa? Kenapa gak kasi kabar?" tanyanya dengan suara yang agak meninggi. "Apa maksudmu? Aku pulang bareng Sisi. Lagi pula bagaimana aku bisa kasi kabar, aku saja tidak tahu kalau kamu sudah pulang." jelas Andira kembali meraih tangan suaminya. "Alasan!" bentak Bagas sembari menepis kasar tagan istrinya. Andira tertegun seketika saat mendengar ucapan suaminya. Ini kali pertama kalinya Bagas memperlakukannya dengan kasar. Air matanya pun luruh seketika sembari menatap kepergian suaminya. "Dira kenapa?" Andira segera mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya. Ia tidak ingin mertuanya tahu dan malah akan menambah beban pada ibu mertuanya. "Kelilipan Bu." kilahnya kemudian. "Oh, ya sudah

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   77. Gelisah

    Rasa bersalah mendadak muncul dalam hati Bagas ketika ia menyadari sikap kasarnya terhadap sang istri. Bukan tanpa alasan Bagas melakukan hal itu. Dia tidak ingin istrinya itu tahu keadaan dirinya ketika ia sedang menunaikan ibadah sholat. Maka dari itu dia menolak ajakan Andira untuk sholat berjamaah dengannya. Semenjak Bagas berada di rumah pak Sholeh, dia menjadi sangat sulit untuk menunaikan ibadah sholat. Jangankan untuk sholat, berjalan untuk megambil wudhu pun dia seolah tak mampu. Kadua kakinya terasa amat berat untuk melangkah, bahunya pun terasa sangat sakit seakan tengah memikul sesuatu yang sangat berat. Seperti halnya malam ini, Bagas membutuhkan waktu hampir setengah jam untuk menyelesaikan ibadah sholat isya'nya. Rasa sakit di bahunya pun semakin menjalar ke bagian dada kiri, ketika ia tengah menjalankan ibadah sholat. Bahkan Bagas sampai membungkuk karena menahan rasa sakit. Meski begitu, Bagas merasa senang karena sejak kemarin ia tidak kambuh.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-24
  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   78. Berat

    Di saat matahari belum menampakkan sinarnya di permukaan bumi, Bagas sudah lebih dulu terbangun dari tidurnya. Ia merasa amat senang karena semalam penuh dia tidak terjaga dan bisa tidur dengan nyenyak sembari memeluk istrinya. Dipandanginya wajah wanita yang sudah setia menemaninya dalam keadaan susah maupun senang itu dan dia pun kembali teringat dengan pertanyaan yang sempat dilontarkan oleh istrinya semalam. Saat itu Bagas menatap lekat wajah istrinya yang nampak murung, raut wajahnya pun juga terlihat sedih seakan tengah memikirkan sesuatu. "Kamu kenapa?" tanyanya pada sang istri. "A-aku takut! Aku takut saat kita berhubungan, mereka yang merasuki tubuhmu masih ada di sana dan itu sama saja dengan mereka juga menikmati tubuhku." ucap Andira menutup rapat kedua matanya. Bagas tertegun seketika, ia pun langsung bangkit dan duduk bersila menghadap istrinya. "Sayang, dengarkan aku." Bagas membimbing Andira agar duduk berhadapan dengannya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-25
  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   79. Kesal

    Bagas terbelalak, tubuhnya juga membeku seketika. Perlahan dia mulai mengatur nafasnya. Lalu ia berbalik dan tersenyum pada istrinya. "Sudah bangun Sayang?"serunya."Kamu kenapa gak bangunin aku?" keluh Andira pada suaminya.Bagas beranjak dari duduknya lalu perlahan mendekati istrinya yang masih terduduk di atas kasur. Terlihat jelas wajah kesal istrinya yang tengah merajuk. "Aku kasian lihat kamu tidur nyenyak tadi, aku pasti sudah membuatmu capek semalam." ucapnya sembari mengusap lembut pucuk kepala istrinya."Biasanya juga begitu, tapi kamu tetep bangunin aku!" Andira melirik sekilas ke arah Bagas, lalu membuang pandangannya dan kembali memasang wajah yang kesal.Cup!Satu kecupan berhasil mendarat di pipi kanan Andira. "Kamu mau, aku ajak mandi bareng lagi?" Bagas menatap istrinya dan tersenyum penuh arti padanya.Andira langsung menoleh, ditatapnya sang suami yang tengah tersenyum penuh arti padanya. "Tidak mau

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-27
  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   80. Kotak coklat

    Bagas bergantian menatap tajam ke arah kotak dan pria yang bertugas sebagai kurir itu. "Untuk apa kau mencari istriku?" tanyanya tanpa mengaihkan pandangannya."Anu, i-itu. A-ada paket untuk Ibu Andira." Jawab kurir itu dengan gemetar.Tanpa mengatakan sepatah kata pun Bagas langsung menyambar kotak merah itu, lalu pergi begitu saja meninggalkan sang kurir.Brak!"Astaghfirullah!" sang kurir langsung tersentak saat Bagas menutup pintu rumahnya dengan keras. Dia menggelengkan kepala dan langsung pergi dari rumah Bagas.Bagas memasuki rumah dengan tergesa, wajah pun terlihat tak bersahabat. Ia menatap sang istri serta ibunya tengah menunggunya di meja makan.Pyar!Dengan kasar Bagas melempar kotak merah itu ke hadapan istinya, hingga menyenggol gelas yang berada di atas meja.Andira dan Leni pun terperanjat, terlebih saat gelas itu terjatuh dari atas meda hingga pecah dan berhampuran di lantai."Bagas! Apa-apaan ini?

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29

Bab terbaru

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   133. Akhir yang indah

    Cahaya merah mendadak muncul di atas mobil Bagas, sesosok ular besar yang berkepala manusia pun mendadak muncul dan membelit mobil mereka.Kretek, kretek.Mobil pun terdengar mulai meretak saat sosok ular besar itu melilitnya dengan sangat kuat. Andira pun semakin ketakutan sambil meremas jok mobilnya."Ashadualla ilahailallah, wa ashadu anna muhammadarrasulullah."Andira langsung menoleh saat mendengar suaminya mengucapkan syahadat. Namun tiba-tiba ia langsung terbelalak, ketika cahaya putih yang memancar dari tubuh Bagas perlahan semakin menebal dan semakin melebar."Aaaargh!" erangan mahluk-mahluk itu tiba-tiba menggema di telinga keduanya. Tubuh mahluk-mahluk itu seketika hancur menjadi asap, saat cahaya putih itu mulai menyentuh mereka.***Klotak,klotak.Mbah Kaji pun langsung menghentikan ritualnya saat suara lemparan batu, terdengar di atap rumahnya."Pak Kaji, keluar! Kami tidak ingin punya warga seorang dukun! Keluar! Kalau tidak, k

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   132. Pertarungan gaib

    Perlahan Andira mulai membuka kedua matanya ketika Ia baru saja sadar dari pingsannya. ia pun langsung meringis ketika pusing tersa di kepalanya. Beberapa saat kemudian kedua matanya pun langung terbelalak, saat mendapati dirinya dalam keadaan terikat di atas meja dan di kelilingi taburan bunga."Mmm... Mmm..."Andira pun berusaha meronta dan melepas ikatannya. Namun ikatannya sangat kuat, dia juga tidak bisa berteriak karena mulutnya tersumpal. Seketika Andira langsung menangis ketakutan, ketika puluhan mahluk menyeramkan tiba-tiba mengelilingi dirinya. Meski sebelumnya dia sudah terbiasa dengan mereka, entah kenapa kali ini dia merasa berbeda.Tubuhnya pun langsng gemetar ketika salah satu makluk meyeramkan itu tiba-tiba menjilati bagian perutya, seolah tak sabar akan menikmati makanan yang sangat lezat.Brak!Pintu ruangan tiba-tiba terbuka paksa, bersamaan dengan pintu yang terbuka, semua mahluk menyeramkan itu juga mendadak menghilang seketika. Bagas pu

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   131. Kabar menggejutkan

    "Mereka lagi bahas apa sih! lama amat." keluh Dion kesal. Ya, setelah ia memberikn alamat Andira pada Tari, entah kenapa perasaannya mendadak tidak tenang. Dan seharian ini pun, dia terus mengikuti kemana Tari pergi kalau-kalau dia sampai berbuat sesuatu yang nekat pada Andira.Hingga malam hari tiba, Tari pun akhirnya benar-benar menemui Andira. Namun ketika Dion menunggunya di sudut jalan tak jauh dari rumah Andira, Tari malah tak kunjung keluar dari rumah Andira. Dion pun semakin merasa gelisah, ingin rasanya ia langsung masuk ke sana dan langsung membawa Tari pergi dari sana. Namun semua itu tidak mungkin, karena Andira akan merasa curiga padanya.Hingga sekian lama Dion menunggu, mobil Tari tiba-tiba terlihat keluar dari rumah Andira. Ketika mobil itu melaju dan melewati dirinya, seketika itu juga Dion pun langsung tersentak, saat tanpa sengaja kedua matanya melihat Andira tak sadarkan diri di jok belakang mobil Tari.Dion pun langsung bergegas mengikuti mobil

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   130. Rencana Tari

    Pagi harinya, Tari tiba-tiba memanggil Dion ke ruangannya dan Dion pun dengan sangat terpaksa menurutinya. Dengan langkah kaki yang berat, ia mengikuti langkah kaki Tari yang sedang menuju ruang kerja pribadinya."Duduklah." titah Tari."Tidak perlu basa-basi, cepat katakan apa maumu?" Ketus Dion dengan nada kesalnya.Tari langsung menghentikan langkahnya. "Tolong jaga sikapmu! Ini kantor, jadi hargai aku sebagai atasanmu." ucap Tari yang langsung menatap tajam ke arah Dion.Seketika, Dion pun langsung terbungkam. Meski sebenarnya di dalam hatinya ia masih menggerutu kesal pada wanita yang sedang berada di hadapannya saat ini.Tari mengambil nafas dalam, lalu kemudian ia mendudukkan bokongnya di atas kursi kebesaranya. "Aku ingin tahu tempat tingga Andira yang baru." ucapnya kemudian.Seketika, Diaon langsung mendongak lalu ia menatap tajam ke arah Tari. "Aku tidak tahu!" ketusnya seketika."Hahaha..." Tari pun langsung tergelak, lalu kemudian wajahn

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   129. Nyawa, dibalas dengan nyawa!

    Seketika, penglihatan itu langsung menghilang dan membawa Bagas kembali ke tempat semula."Yang lalu, biarlah berlalu Nak. Sekarang, waktunya untuk kamu memperbaiki segalanya." Bagas langsung menoleh, dan menatap kakek buyutnya. Ia pun bertanya-tanya, apa maksud dari memperbaiki segalanya. "Maksudnya apa Kek? tanyanya kemudian."Kemarilah Nak." sang kakek melambaikan tangan, menandakan agar Bagas semakin mendekat padanya.Bagas pun menurut dan perlahan mulai mendekati kakeknya. Tiba-tiba, tangan kanan sang kakek terangat dan langsung menyentuh pucuk kepalanya. Dan seketika, pucuk kepalanya pun langsung terasa sejuk, di mana semakin lama rasa sejuk itu semakin menjalar ke seluruh tubuhnya. "Aku titipkan ilmuku padamu, jaga baik-baik dan gunakanlah untuk membatu sesama." titah sang kakek yang kemudian melepaskan tangannya dari pucuk kepala bagas. "Sekarang, bersiaplah. Sesuatu yang besar akan segera terjadi. Segera bersihkan tubuhmu dan langsung ambil w

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   128. Penglihatan

    Malam harinya, Bagas pun bisa bernafas lega saat ia bisa melaksanakan kembali, ibadah yang selama ini dia tinggalkan. Meski di bagian dadanya masih terasa sedikit nyeri dan punggungnya pun juga masih terasa sangat berat, tapi setidaknya ia masih bisa menahannya dan melakukan ibadahnya sampai selesai.Tinggal seorang diri seperti ini, membuat Bagas merasa kesepian. Ia rindu gelak tawa wanita yang selama ini sabar mengahadapinya. Ia rindu semua ocehan yang keluar dari bibir manisnya. Rindu saat dia berteriak kesal, saat ia terus saja mengusili dirinya. Bagas pun tersenyum saat mengingat semua itu.Setelah melaksanakan sholat isya', Bagas hanya menghabiskan waktunya dengan berdzikir dan mengaji. Semenjak ia membuang barang-barang pemberian dari pak Soleh, tidak ada lagi mahluk gaib yang menggangu atau pun menampakkan dirinyanya.Bagas kini bisa melakukan aktifitasnya seperti sedia kala. Hingga jam di dinding kamarnya menunjukkan pukul dua belas malam, Bagas pun mulai m

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   127. Rencana dua

    "Kurang ajar! Bagas berhasil mematahkan mantra pengunci kita." pak Soleh langsung emosi saat dia sadar, semua benda-benda pemberiannya telah Bagas buang."Bagaimana mungkin, dia sampai tahu? Bukannya selama ini, kita sudah behasil memanipulasi pikiran dia?" ucap Tari yang juga ikut kesal. Keduanya kini duduk bersila, di ruangan khusus yang biasa pak Soleh gunakan untuk melakukan ritualnya. "Dia bukan pria sembarangan!"Suara seseorang tiba-tiba terdengar dari arah pintu. Keduanya pun lantas menoleh dan mendapati seseorang yang mereka kenal, sudah bediri di sana."Akang?" pak Soleh langsung beranjak dari duduknya dan menyambut kedatangan saudara tertuanya itu."Sepertinya kita salah orang untuk saling mengadu ilmu." ucap mbah Kaji yang kemudian ikut bersila dan bergabung dengan mereka. "Dia bukan keturunan orang biasa. Leluhurnya yang dulu, kini datang untuk mewariskan semua ilmunya." jelas mbah Kaji lagi."Leluhurnya?" tanya pak Soleh yang langsung meng

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   126. Pembersihan

    Amin yang merasa dipanggil namanya, langsung berhenti seketika. Ia lalu menoleh dan langsung menunduk saat Bagas trlihat menghampirinya."Bang Amin, kenapa?" tanya Bagas terheran."Maaf, tadi saya hanya pergi memancing saja. Ini sudah mau pulang."ucap Amin dengan gugup. Ia kemudian langsung berbalik dan hendak pergi dari sana. Namun tiba-tiba, langkahnya langsung terhenti saat Bagas menahan bahunya."Ampun Pak, saya nggak ngapa-ngapain kok." ucap Amin lagi dengan tubuhnya yang sudah gemetar."Bang Amin kenapa sih! Aku kan hanya ingin minta tolong." balas Bagas.Seketika Amin langsung menoleh, ia juga langsung menelisik dan menatap Bagas dari atas sampai ujung kaki. "Ini beneran Pak Bagas, 'kan?" tanyanya kemudian."Bang Amin ini ngomong apa sih! Masak iya, aku hantu." ucap Bagas lagi."Alahmudillah Pak, ini beneran bapak?" Amin langsung berhambur dan memeluk Bagas. "Bang Amin jadi bantuin saya, nggak?" tanya Bagas lagi."Eh. Jadi Pak, jadi."

  • Setan-Setan yang Merasuki Tubuh Suamiku   125. Antara senang atau harus bersedih

    Setelah Andira resmi bercerai dengan suaminya, kehidupan Andira kembali berjalan seperti biasanya. Dia juga sudah kembali bekerja dengan Kevin. Meski ia masih kerap mengalami gangguan-gangguan mistis di rumahnya, namun entah kenapa ia menjadi tak takut lagi. Mereka pun juga tidak pernah menyakitinya lagi. Kini Andira pun menjadi lebih sering merasakan hal-hal gaib di sekitarnya. Meski begitu, saat ia mengabaikan dan pura-pura tidak melihatnya, sosok yang tiba-tiba menampakkan diri padanya, langsung menghilang begitu saja. Seperti saat ini pun saat ia tengah makan siang bersama Kevin, sosok wanita yang memiliki lidah panjang, tiba-tiba menampakkan diri di atas meja makannya. Sosok yang berwajah runcing dengan kedua mata dan telinga yang lebar itu terlihat menganga, air liurnya pun jadi menetes dan mengalir ke piring makanan yang tersaji di hadapannya. Seketika Andira pun langsung merasa mual. Ia juga langsung menutupi mulutnya saat sesuatu terasa mengaduk-aduk isi lamb

DMCA.com Protection Status