Share

Hamil

Author: Gleoriud
last update Last Updated: 2022-03-22 09:51:05

"Hentikan itu!" Aku merebut pisau dari tangan Yumi, melempar benda itu ke dinding, menghasilkan bunyi benturan kecil di sana. Yumi kaget dan tak menyangka aku datang di waktu yang tepat. Saat masuk tadi, aku mendapati pintu rumah dalam keadaan terbuka, kemudian kudengar suara bercakap-cakap kecil, sempat kukira Laura datang kembali, ternayata Yumi yang menatap dirinya di depan cermin. 

"Kau gila ...." Kuguncang bahu Yumi, matanya kosong. Lalu detik kemudian, dia menangis.

"Kenapa kau cegah aku? Kenapa kau lempar pisaunya? Aku baru saja menemukan cara agar penderitaaanku berakhir." Yumi merosot, namun dia kembali merangkak memungut pisau itu. Sia-sia, benda tajam tersebut lebih dulu ketendang.

Aku merasakan emosi dan kebingungan, tanpa pikir panjang, kupanggul dia ke luar kamar, tak mengacuhkan rontaan Yumi.

Apakah selain aneh, memiliki kelainan, aku juga menikahi wanita sakit jiwa? Yang berniat mengakhiri hidupnya dengan alasan yang tak jelas.

"Turunkan aku!" Dia meronta kembali.

Kulempar dia ke atas sofa, napasku terasa sesak. Lelah dengan semua keanehan Yumi. Wanita itu menaikkan kedua kakinya, menekuk dan memeluk lututnya sendiri sambil menangis.

Kuberi dia waktu selama beberapa menit untuk menumpahkan tangisnya sendiri yang terdengar menyayat hati. Dia bagaikan anak yang kehilangan Ibunya, menangis seakan takkan bisa melihat matahari esok pagi.

Setelah menunggu cukup lama, kulihat tak ada niat Yumi untuk berhenti. Aku duduk di sampingnya, menarik salah satu tangannya yang memeluk lututnya itu. 

"Bicaralah! Aku akan mendengarkanmu, apa yang membebanimu, apa yang membuatmu sampai senekad ini, katakan! Jangan kau pendam sendiri."

Yumi mengusap kasar air matanya. Dia menatapku dengan matanya yang basah. Rambutnya yang berantakan, wajahnya yang sembab, serta hidungnya yang memerah, membuat dia terlihat menyedihkan.

"Aku sakit, hampir mati .... Tinggalkan aku, ceraikan aku! Supaya kau senang, supaya kau bahagia, aku hanya wanita hina yang tak pantas bersamamu!"

Yumi berteriak. Rasanya, ingin kutelepon mertuaku malam ini, Yumi berubah menjadi wanita aneh. Baru kali ini aku menghadapi tingkahnya yang tak terduga.

"Yumi, tenang! Tenang! Bicara pelan-pelan, aku akan mendengarkanmu."

Yumi menurunkan kakinya. Kemudian dia merengsek ke sisiku. Satu tangannya berada di bahuku dan satu lagi di dadaku. Dia bahkan menekan dadaku agak keras dengan telunjuknya, seakan-akan kukunya yang panjang menancap di sana dan membuatku meringis.

"Siapa yang telah mengisi hatimu, Mas? Apakah aku? Tidak, kan? Tak ada yang bisa kuharapkan dari pernikahan ini, tak ada yang bisa kau temukan dariku, selain kecewa dan rasa sakit. Berhentilah!"

Yumi menunduk, lalu bahunya terguncang. Aku hanya menatapnya tanpa berniat apa-apa.

Siapa yang mengisi hatiku? Aku sendiri tak tahu, karena masih kosong tak berpenghuni.

***

Dua bulan kami kembali hidup bagaikan orang asing, bahkan kami saat ini sudah berpisah kamar. Yumi tetap menjalankan tugasnya seperti biasanya, memasak, mencuci dan membereskan rumah. Aku juga menjalankan tanggung jawabku, memberi dia uang belanja.

Kami tak tahu, bagaimana masa depan kami, setelah percobaan bunuh diri itu, Yumi semakin mengambil jarak denganku. Dia jauh lebih pendiam dari pada sebelumnya. Setiap kumenggali isi hatinya, dia menghindar.

"Mas ...."

Kami tengah makan malam bersama. Biasanya hanya bunyi dentingan piring dan sendok yang beradu. Kali ini, Yumi memulai percakapan.

"Aku tak mau mengikat Mas selamanya. Jika Mas tertarik dengan wanita lain, Mas katakan saja padaku, aku akan melepaskan Mas. Masalah anak, aku akan membesarkannya sendiri."

Uhuk! Aku tersedak, rasa panas terasa di tenggorokan dan hidungku. Buru-buru Yumi menyodorkan air putih ke hadapanku.

Setelah beberapa teguk, rasa panas mulai berkurang. Kutatap Yumi, memastikan pendengaranku tidak salah.

"Anak?"

Yumi diam sejenak, lalu menjawab, " Aku hamil."

Aku terperangah. Inikah jawaban doa-doaku? Saat aku merasa pernikahan aneh ini tak memiliki masa depan, Tuhan malah memberi alasan bagiku untuk bertahan, yaitu segumpal darah yang ada di rahim Yumi. Anak kami.

Ternyata, kisah kami baru dimulai.

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Meki Skuy
seruuuuuuu
goodnovel comment avatar
Maphia Corp.
pnnnjkkkko
goodnovel comment avatar
Yus
Seruuseruu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Perjodohan ( PoV Adit )

    "Sudah berapa usiamu, Dit?" tanya Ibu sambil menyiapkan kopi untukku. Wanita yang lemah lembut dan amat penyayang. Tak bertanya pun, Ibu tahu berapa usiaku, karena aku anak satu-satunya dan beliau takkan lupa tanggal berapa dan tahun berapa aku dilahirkan."Sebentar lagi tiga puluh, pasti Ibu ingin menyuruh mencari istri lagi, kan? Ayolah, Bu. Aku belum menemukan tambatan hati."Ibu meletakkan kopi di depanku, dia menatapku dengan pandangan lelah."Jadi, Ibu yang akan terus membuat kopi untukmu? Umur segini, harusnya ibu menimang cucu.""Ibu ...." Aku kehabisan kata-kata. Sialnya, Ibu menangis."Ibu, aku tak suka Ibu seperti ini." Aku bangkit, memeluk tubuh Ibu yang kecil."Jangan seperti ini, tak ada yang kurang dari kita, kita diberikan harta yang cukup, tubuh yang sehat, tak ada alasan lagi untuk bersedih, jangan begini, ya, Bu.""Terus Ibu harus bagaimana? Apakah Ibu akan mati di ranjang yang dingin tanpa melihat anak Ibu menikah

    Last Updated : 2022-03-30
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Yumi yang Rumit

    Yumi membuka matanya perlahan, dia agak kaget saat mendapati wajahku tengah dekat dengan wajahnya. Bahkan dia langsung mengambil jarak dariku. Aku tak bermaksud apa-apa, aku hanya memastikan dia masih bernapas atau tidak. Sebuah pikiran gila yang menakutkan, karena bisa saja dia meminum sesuatu dan mencoba bunuh diri lagi."Kau sudah tak apa-apa?" tanyaku memastikan. Yumi yang mengubah posisi berbaring menjadi duduk bersandar ke kepala ranjang menggeleng sekilas."Aku baik-baik saja.""Ayo kita ke Dokter!""Tidak," sahutnya dengan suara tinggi nyaris membentak, aku melihat kepanikan dan ketakutan saat aku menyebut kata Dokter. Selain takut disentuh, apa dia juga takut dengan dokter? Aneh sekali."Yumi, kondisimu lemah, aku takut terjadi apa-apa dengan kandunganmu, kita belum pernah konsultasi, kan?"Yumi tak bergeming, tatapan matanya yang sayu hanya menikmati pemandangan dinding berjarak beberapa meter di depannya."Apa aku bis

    Last Updated : 2022-03-31
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Kilatan di Mata Yumi ( PoV Adit )

    "AC di kamar tamu tidak terasa," ucap Yumi yang tiba-tiba datang di kamarku. Setelah makan malam yang lebih tepat dikatakan tengah malam, aku meminum obat. Reaksi obat cukup cepat, sehingga aku merasakan keinginan untuk bersin berkurang. Hanya saja hidungku masih tersumbat."Kita perlu mencari tukang service untuk membersihkannya, terakhir kali dibersihkan, enam bulan yang lalu, tentu debu telah menempel di dalamnya."Aku tahu pasti, Yumi paling tak suka dengan udara panas. Sedangkan kamar kami, AC menyala dengan maksimal. Mungkin kami mengabaikan kamar tamu, yang jarang ditempati, sehingga lupa memeriksanya secara berkala."Lalu, bagaimana?" tanyaku padanya, apakah dia menyuruhku ke sana dan dia di sini? Itu terdengar kejam."Aku tak bisa tidur, entah kenapa malam ini juga terasa gerah dari biasanya.""Tidur di sini saja." Aku menarik selimut kembali. Yumi masih berdiri tegak tanpa bergerak."Tak usah takut, aku takkan menyentuhmu." A

    Last Updated : 2022-04-06
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Lelaki Berbeda ( PoV Ayumi )

    "Bagaimana keadaanmu?"Pertanyaan yang sama, pertanyaan yang amat kusukai. Mungkin remeh bagi sebagian orang, tapi tidak bagiku. Aku suka saat Adit peduli, senang saat dia mengkhawatirkanku, setidaknya pertanyaan itu berarti aku masih dibutuhkan.Sejak kejadian bertahun-tahun silam, nyaris tak ada yang bertanya bagaimana keadaanku. Ayah dan Ibu sibuk dengan dunianya, dia tak lagi peduli pada anak yang dulu dibanggakannya. Mungkin mereka merasa, bahwa aku tak lagi berguna, tak lagi memiliki masa depan. Ya, masa depan apa yang dimiliki wanita yang hampir gila, yang pernah mengurung diri selama berbulan-bulan di dalam kamar dan takut terkena cahaya matahari."Yumi?""Eh, aku ... Baik." Aku menyahut setelah terbangun dari lamunan. Pria itu, yang memiliki tatapan setajam elang dan memiliki senyum sehangat mentari, tengah duduk dengan beberapa jarak di antara kami. Mataku mengawasinya, melihat bagaimana kelopak matanya bergerak sambil mengamati wajahku. O

    Last Updated : 2022-04-07
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Hujan dan Debaran

    Malang bagi kami, saat di perjalanan. Hujan turun dengan lebatnya. Baju blus putih yang dilapisi kardigan itu langsung basah kuyup. Memang, saat di kafe tadi, langit sudah hitam mengandung awan."Apa kita berhenti mencari tempat berteduh?" Suara Adit agak keras mengalahkan deru hujan."Tanggung! Aku sudah basah!" seruku juga."Kau yakin?""Ya," sahutku lagi.Entah kenapa, sejak Adit menawarkan hubungan pertemanan, hatiku merasa sedikit bahagia. Perasaan dibutuhkan dan berharga, itu yang kurasakan. Sudah lama perasaan bangga ini tak kurasakan, bangga saat Adit mengkhawatirkanku."Pegang yang erat! Kita ngebut!" serunya lagi.Aku melingkarkan tanganku ke pinggangnya, menempel tanpa menyisakan jarak. Kulit kami bersentuhan saling meresapi rasa hangat walaupun dibatasi baju basah.Debaran itu lagi, debaran yang sama saat pertama aku mengiyakan perjodohan kami dulu.Debaran yang menjanjikan bahagia, yang tak sadar diri bahwa

    Last Updated : 2022-04-12
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Jika Memilih

    "Istrimu ditikam orang,"Rasanya duniaku langsung runtuh, suara panik di seberang telepon sana, membuatku nyaris tak bernyawa. Tak hanya suara Mas Haris, pekikan keributan orang yang berada di sana pun sampai terdengar, jeritan orang yang memanggil tetangga kami.Yumi, siapa yang melakukannya pada Yumi? Dia tengah hamil. Siapa yang begitu tega berbuat jahat padanya. Setahuku, Yumi tak memiliki musuh, apakah rampok yang masuk di pagi hari ke rumah kami?Tanpa pikir panjang, aku berlari ke parkiran, memacu mobilku dengan kecepatan tinggi, suara teguran tak kuindahkan, mungkin mereka heran melihat aku lari seperti kesetanan.Mobil kupacu, tanpa memutus sambungan telepon, Mas Haris mengatakan, bahwa dia tengah dalam perjalanan menuju rumah sakit Harapan.Aku benci ini, saat darurat jalan malah macet, sebuah truk terguling menumpahkan pasir ke tengah jalan.

    Last Updated : 2022-04-17
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Maafkan Aku ( POV Adit )

    Yumi sudah diperbolehkan pulang setelah dirawat selama lima hari. Kondisinya mulai membaik, walaupun dia lebih pendiam dari biasanya. Ya, kami belum pulih betul dari rasa kehilangan, kehilangan anak yang kami harapkan. Akan berbeda persoalan jika kami adalah pasangan yang normal, tentu memiliki kesempatan untuk kembali memprogram kehamilan. Ah, entahlah, aku dan Yumi mulai dekat, dekat atas nama teman karena anak yang ada dalam kandungannya, kami mulai memperhatikannya bersama-sama. Sekarang, semua sudah tak ada lagi.Tak lama bagi polisi untuk menangkap Laura, tak sampai lima jam setelah Yumi selesai dioperasi, Laura ditangkap saat berada di perbatasan kota. Di sebuah kafe yang cukup terkenal ramai.Di sini aku sekarang, ingin memastikan sendiri wanita itu telah berada di jeruji besi. Selain marah dan dendam, aku juga ingin memastikan apa yang ada di pikiran wanita itu sehingga berniat menghabisi Yumi.Laura pantas digelari sebagai wanita gila. Lihatlah!

    Last Updated : 2022-04-17
  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Aku Jatuh Hati Padanya ( POV Yumi )

    Siapa yang tak ingin bahagia. Memiliki kehidupan sempurna dan tenang, hidup bagaikan orang normal, bisa tertawa sepuasnya dan bercerita kapan saja. Aku juga ingin begitu, namun kejamnya masa lalu memporak porandakan kepercayaan diriku. Mematikan jiwaku yang selalu menunggu kematian. Tak ada rengkuhan Ayah atau pun Ibu. Mereka sibuk mengobati sakit mereka sendiri, seolah-olah mereka adalah orang tua yang tak berguna. Tak bisa menjaga anak gadis mereka satu-satunya.Mereka memendam semuanya, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, untuk menutupi rasa malu, dan menyembunyikan anaknya yang hampir gila.Dulu, aku adalah murid yang pintar di sekolah, memiliki banyak prestasi. Serta terkenal se kabupaten. Aku anak yang ceria dan memiliki banyak teman, memiliki banyak penggemar. Akan tetapi, ternyata kecantikan yang dipuja-puja malah melahirkan petaka. Tak hanya satu laki-laki yang tertarik, bahkan sebagian besar murid laki-laki di sekolahku, menaruh perasaan suka dan kagum. Buktinya, ada

    Last Updated : 2022-05-14

Latest chapter

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Pipi Merah Jambu Yumi ( End )

    Rujuk, dengan cara nikah kembali karena Yumi telah melewati masa Iddah. Rasanya seperti penganten baru lagi, sayangnya Yumi masih sama, tak menampakkan ekspresi berlebihan. Dia terlihat lebih tenang, dibanding aku yang gelisah.Para tetangga dan keluarga sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Tinggal aku dan Yumi yang sibuk membereskan sisa makan malam yang dihadiri oleh beberapa orang itu. Makan malam sekaligus doa selamatan atas rujuknya kami.Setelah pekerjaan selesai, Yumi duduk di sofa di sampingku, bersandar ke sisi sofa. Keringat mengalir di lehernya, sedangkan tanganku gatal ingin mengusapnya. Tanpa bisa kutahan, jemariku mendarat di sana, sementara Yumi terkesiap dan menjauh, pipinya merona."Maaf, aku hanya mengusap keringatmu," kataku, kurasakan tenggorokanku kering. Adegan ini, serasa menegangkan bagi kami.Yumi buru-buru mengambil tisu di depannya, lalu mengusap leher jenjangnya. Semua itu tak lepas dari pengamatanku. Wanita ini sungguh cantik."Melelahkan juga."Y

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Rasa Itu

    POV AditAku berulangkali ke kamar mandi menyelesaikan segala hajat yang menganggu itu. Perutku sangat mulas, sudah dari dua jam yang lalu, bolak-balik ke kamar mandi."Apa yang aku makan?"Aku bergumam sendiri, mengingat apa saja yang telah masuk ke dalam perutku.Ya, nasi bakar acar. Aku sempat memakannya. Apakah karena irisan cabe rawit dan nenas muda itu?"Sial!"Aku kembali kabur ke toilet. Beberapa menit lalu keluar lagi. Rasanya sangat menyebalkan.Aku butuh teh pahit, teh yang amat pekat untuk meredakan semua gangguan perutku. Hanya Yumi yang bisa membuatnya, karena dia sendiri yang menunjukkan resep obat itu padaku.Mencoba mengabaikan rasa mulas yang kembali mendera, kubuka pintu hotel. Mengetuk pintu kamar Yumi. Tak lama setelah itu, Yumi muncul. Rambut pendeknya diikat satu, sebagian lepas dari ikatannya dan membingkai cantik wajahnya."Yumi ... Toilet ...."Aku menorobos masuk ke dalam kamar Yumi, membuka pintu yang kuyakin adalah toilet. Setelah semua isi perut itu kelu

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Seperti Remaja Kembali

    POV Adit Katakan saja aku tolol. Ketidak berdayaan Yumi menolak tawaranku begitu membuat hatiku bahagia. Wanita yang muncul dengan dress biru muda di bawah lutut itu, tengah berjalan menuju mobilku, setelah kulihat dia pamit pada Ibunya.Dia cantik, amat cantik, walaupun langkahnya belum cepat, kakinya sudah hampir sempurna. Dia semakin mempesona dengan sikapnya yang terlihat percaya diri.Kubuka pintu mobil untuknya, bahkan semasa kami menikah, sama sekali tak pernah kulakukan itu. Kami terbiasa mengurus diri masing-masing tanpa melibatkan pasangan. Lagi pula, Yumi bikan tipe wanita manja yang butuh bantuan. Dia bisa segalanya, dan jarang meminta tolong."Maaf, aku agak terlambat," katanya mencari posisi duduk yang pas. Sama sekali tak menatapku, khas Yumi yang cuek. Kuhirup aroma wangi lembut yang memenuhi Indra penciumanku. Wangi yang sama, yang kuhapal selama dua tahun terakhir."Mungkin aku yang datang terlalu cepat."Aku berusaha menyenangkan hatinya, seolah-olah ini adalah kes

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Menjadi Koki

    POV YumiBulan ke tiga, semua terasa begitu menakjubkan. Kakiku sudah bisa dipijakkan pasca pembukaan pen satu bulan yang lalu. Walaupun belum bisa digunakan secara utuh, namun dia sudah mulai tampak normal layaknya sebelum kecelakaan itu terjadi. Banyak hal yang kusyukuri, setelah sempat putus asa dan ingin mati, lalu diberi kesempatan mati, malah aku berpikir ingin hidup. Tuhan akhirnya memberi kesempatan untuk hidup, bahkan untuk sembuh dan kembali seperti sedia kala.Selama di sini, banyak hal yang kupelajari. Aku belajar dari apa yang kulihat, yang kudengar dan yang kurasakan.Aku lebih mencintai diri sendiri dari pada sebelumnya. Seperti kata Mamak, aku harus mengizinkan diriku untuk bahagia."Selamat sore, Yumi."Aku menoleh, Dokter Frans, yang selama ini menanganiku di rumah sakit, datang ke apartemen yang kami sewa. Begitu mendadak, bahkan tanpa memberi kabar terlebih dulu.Kata Ibu, kami berasal dari kampung yang sama. Ibunya Frans dan Ibuku adalah teman saat SMA dulu. Fran

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Gundah

    POV Adit "Bagaimana keadaannya?" tanya Mutia padaku, kami tengah makan siang bersama di kantin kantor. Mutia tahu persis masalahku dengan Yumi. Dia juga selalu memberiku semangat dan nasehat."Dia baik, sudah kembali ke rumah. Aku yang menemani orang tuanya menjemputnya ke sana. Walaupun sempat terjadi drama dan perdebatan, akhirnya Yumi menurut juga.""Kau sendiri?""Maksudmu?""Ya, kau sendiri bagaimana? Apa kau baik? Bukankah bertemu dengan Yumi adalah impianmu, sekarang dia sudah ditemukan. Lalu apa langkah selanjutnya?"Aku terpaku, apa langkah selanjutnya, aku pun tak tahu. Aku senang Yumi kembali, tapi aku tak bisa memastikan perasaanku padanya, setelah kulihat dia berubah ... Secara fisik."Masih mau rujuk?"Mutia tetap saja menyodorkan pertanyaan padaku, aku malah kehilangan selera makan."Artinya kau tak serius mencintainya." Mutia meletakkan sendoknya. Nasi yang dimakannya sudah tandas dalam waktu cepat. Aku tahu, Mutia memang belum menikah, tapi dia memiliki pemikiran yan

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Hidup Baru

    POV Yumi"Makanlah!" Aku mengangguk. Ya, sehari berselang, Adit membawa ke dua orangtuaku ke tempat Mamak. Tak berdaya, aku terpaksa ikut dengan kedua orang tuaku, saat melihat Ibu pingsan ketika aku menolak keras. Jangan lupakan, ayah yang menatapku dengan penuh permohonan.Akhirnya, Mamak dan Pak Mukhsin, membujukku untuk lebih mematuhi orangtua. Aku tak berdaya, bahkan untuk melarikan diri dan menjauh dari semua orang.Di sinilah aku sekarang, di rumah yang selalu sepi. Entah kapan canda tawa terdengar di sini, aku tidak ingat. Banyak hal yang tidak kuingat. Ya, atau mungkin aku terlalu sibuk dengan diriku yang berlubang sengsara."Jangan terus menatapku, Bu. Aku merasa rendah diri, karena tak lagi memiliki wajah cantik." Aku menatap mangkuk yang berisi bubur jagung. Makanan kesukaanku, yang tak kuingat, kapan terakhir kali dia membuatkan untukku. Kenapa dengan keadaan begini, Ibu malah bersikap perhatian."Kenapa? Kau anakku, apa pun keadaanmu, kau tetap anakku. Menemukanmu dalam

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Bisakah?

    POV Adit Wanita itu enggan melihatku. Tongkatnya telah disandarkan ke dinding, sedangkan dia duduk dengan posisi satu kaki ditekuk. Aku kembali melihat salah satu kakinya yang cacat. Kaki jenjang dulu, tak ada lagi.Yumi menariknya, seakan ingin menyembunyikannya dari pandanganku. Entah mengapa, aku belum terbiasa dengan wajah Yumi yang baru. Ada perasaan asing menelusup di hatiku, setiap menatap wajahnya. Dia bukan Yumi yang dulu. Dia tak lagi ... Cantik.Aku berusaha mengenyahkan perasaan tak nyaman itu. Tapi, tetap saja tak bisa kuhindari.Kami hampir dua tahun hidup bersama. Berbagi banyak hal. Namun, saat ini kami seperti kehabisan kata-kata. Aku sendiri merasakan amat canggung di depan Yumi."Ayo pulang!" Entah ajakan keberapa, yang jelas sejak beberapa menit yang lalu, Yumi masih berkelit dan menolak."Aku tidak mau."Aku menghela napas kasar. Dari dulu, Yumi memang keras kepala."Apa kau tak pernah berpikir dari sisi orang lain, Yumi? Bagaimana perasaan orang lain padamu?"

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Dan ....

    POV Adit Apakah ini termasuk tidak sopan? Ketika sang penghuni rumah pergi, aku malah berkeliaran di rumah mereka, naik ke lantai dua tanpa izin terlebih dulu. Ini bukan diriku, aku orang yang beretika dan penuh sopan santun, akan tetapi kali ini aku ingin melanggarnya. Melawan akal sehat karena hatiku sangat penasaran, siapa yang dipanggil dengan nama yang sama dengan nama mantan istriku itu.Hanya aku yang tinggal di sini. Semuanya mungkin tengah asik berpesta memanen buah durian, apalagi Mutia yang sangat menyukai buah itu. Wanita itu, jika sudah dihadapkan dengan makanan, maka akan lupa segala-galanya.Berhasil, kakiku menjejak ke lantai papan di lantai dua itu. Hanya ruangan sederhana yang memiliki satu kamar, dengan pintu kamar tertutup rapat. Ada jendela kecil yang menghadap ke matahari sore. Angin sore bertiup ke dalam, menghadirkan sensasi menyenangkan.Dinding rumah ini sama-sama terbuat dari papan, cukup bersih dan rapi. Ada kasur tipis dan bantal kecil di atas lantai, ser

  • Setahun Menikah Masih Perjaka   Wanita Itu

    POV Adit "Turun dulu! Mobil musti didorong," kataku pada empat orang penumpang yang berada di mobilku. Pantas saja menejer bersikeras menyuruhku mengantar mereka, setelah melewati jalan tol, kami bertemu dengan jalan aspal kasar yang memiliki panjang kira-kira tiga kilo. Setelah itu, jalan tanah yang cukup lebar, bisa dilalui kendaraan roda empat, tapi banyak lubang."Turun? Yaaaah, masa kami dandan cantik-cantik musti turun?"protes Jesika, anggota marketing yang hanya kukenal sekilas. Aku tak suka dengan wanita centil."Mobil masuk lubang.""Yusman, ayo dorong! Kamu kan laki," kata Jesika."Masa aku dorong sendiri?""Masa kami para cewek yang bantu dorong?" Jesika tak mau kalah.Aku gerah dengan perdebatan itu. Sedangkan, Mutia dan Yusuf telah pergi dengan motor lebih dulu. Kupastikan mereka pasti sudah sampai. Motor besar Yusuf sangat cocok untuk Medan seperti ini.Alangkah bahagianya Mutia. Senyumnya sangat lebar saat ditawari Yusuf. Sedangkan aku hanya geleng-geleng kepala."Jes,

DMCA.com Protection Status