Bagian 29
“Kita pergi ke kediaman Bagus dan wanita yang berhasil menggodanya!” perintah sang guru pada Arya.
“Kalau boleh tahu untuk apa, Guru? Bukankah mereka sudah hidup bahagia walaupun—”
“Kau jangan ikut-ikutan bodoh, Arya. Murid kesayanganku itu telah lupa dengan dirinya sendiri. Batas waktu yang kuberikan telah habis dan dia masih saja terus mengulur waktu.”
“Apa yang akan Guru lakukan pada mereka?” tanya Arya pada lelaki berambut putih.
“Dia harus memilih, siapa yang hidup, dirinya atau wanita itu. Ini sebagai contoh, jika ada yang berani melanggar lagi, maka akan bernasib sama seperti dia,” tegas sang guru lagi.
Arya-sahabat Bagus lagi-lagi tidak tega. Ia yang kerap kali ditolong olehnya dulu, harus meny
Bagian 30Tubuh Raka yang tidak bernyawa digigit oleh seekor harimau berukuran besar di bagian leher. Harimau itu lalu melemparnya ke tempat di mana anak-anak binatang buas itu baru beberapa hari dilahirkan. Tak ayal daging segar itu menjadi rebutan bagi mereka.Perlahan-lahan tubuh itu tercabik-cabik, bagian kaki dan tangan menjadi rebutan, sementara kepala dan isi perut ditinggalkan begitu saja, mungkin akan disantap oleh mahluk gaib lain yang menyukai sisa-sisa bangkai yang tergeletak begitu saja.***“Bagaimana wanita itu?” tanya sang guru pada Arya.“Sudah kututup rumahnya dari semua gangguan, dan tak ada yang menyaksikan perbuatan kita, Guru.”“Kau yakin?”Arya mengangguk.&
Bagian 1 Kutukan “Kau!” tunjuk lelaki dengan darah binatang yang mengalir kuat di tubuhnya, “Aku bersumpah, umurmu akan panjang, sama sepertiku. Sepanjang usiamu, kau akan menderita, tak bisa lagi menyentuh wanita. Kau akan tersiksa dengan kutukan abadi dari bangsaku. Rupamu akan terlihat menjijikkan di mata manusia lain. Sumpah ini berlaku selama aku masih hidup. Dan kau tak akan pernah bisa menebusnya, kakimu aku haramkan untuk berpijak di wilayah hutan larangan.” Kilasan kejadian ratusan tahun silam kembali melintas di malam kelabu lelaki dengan tubuh tinggi besar dan rambut pirang. Bola mata birunya mengisyaratkan dendam panjang yang belum tuntas. Selama ratusan tahun itu pula lelaki bernama Frederick melanglang ke seluruh penjuru dunia untuk mencari cara menghancurkan kutukan bangsa manusia setengah harimau itu padanya. Selama ratusa
Bagian 2Mata“Heran deh, ini klinik bersalin apa kuburan, ya? Sepi amat, mana pasien cuma Ana sendiri dari tadi?” gumam Mita seorang diri.Ia memeras celananya yang dipenuhi jejak air hujan. Merasa ada yang aneh, Mita menghampiri dua orang perawat di tempat jaga yang dari tadi hanya diam saja.“Ehm, Suster, apa nggak ada data pasien yang harus diisi? Terus administrasinya berapa?” tanya Mita pada dua orang wanita berwajah pucat.Tanpa menjawab, satu orang wanita yang dipanggil suster oleh Mita hanya menyerahkan asal sebuah kertas kosong dengan pena hitam. Mita bingung, data apa yang harus diisi, ingin bertanya lagi tapi dua wanita itu hanya duduk diam saja dengan tatapan kosong. Dan baru Mita sadari kuku dua wanita tersebut panjang dan agak sedikit runc
Bagian 3Mr. FrederickDua tahun kemudian.Tawa Andra memenuhi ruangan. Anak lelaki Ana kini berusia dua tahun sudah. Namun, sang ayah belum juga kembali bersama mereka. Wanita itu dengan sabar tetap menanti sampai kapan pun.Mereka berdua kini tinggal satu rumah dengan Mita. Menghindari pertanyaan saudara dan keluarga besar Ana tentang keberadaan ayah bayinya. Juga desakan sebagian dari mereka agar Ana menikah lagi. Tak segan juga terkadang kakek dan nenek Andra membawa lelaki yang akan dijodohkan pada Ana.Berbeda dengan Mita yang masih betah melajang tanpa memikirkan tentang pernikahan. Wanita itu enggan menjalin hubungan lagi setelah patah hati dengan orang yang menjanjikan masa depan untuknya.“Baru pulang?
Bagian 4Galery LukisanNetra Mita terbuka perlahan. Samar-samar ia lihat sendiri sosok seorang lelaki dengan rambut diikat rapi duduk di dekatnya berbaring. Dua tangannya bertumpu pada dagu seolah memikirkan hal yang sangat rumit, ditambah tarikan napas berat yang beberapa kali keluar dari mulutnya.Arya, pangeran itu lupa untuk kembali ke hutan tempatnya tinggal. Ia malah memikirkan misteri diri Mita yang turut terseret dalam lingkar kutukan yang sahabatnya berikan pada Erick. Arya bahkan tak sadar juga Mita kini tengah menatapnya dengan pandangan penuh ketakutan.“Ha-han,” ucap Mita dengan terbata-bata.Arya tersentak menyadari wanita yang tengah tidur sangat lelap tadi telah sadar dan memergoki dirinya. Dengan cepat lelaki itu membekap mulut Mita dengan tanganny
Bagian 5Invitation“Sepertinya Mr Erick interestnya sama kamu deh, An.”“Like i care, kan, yang jelas-jelas diundang ke rumahnya itu kamu, Ta.”“Iya, tapi dia bilang suka sama lukisannya. Mungkin dia salah kira.”“Ya, nggak usah datang kalau gitu.”“Nggak enak, deh. Dia udah borong karya kita berdua. Walau buatanku nggak banyak.”“Terserah kamu aja. Labil!” umpat Ana.Hari sabtu malam Ben telah menunggu di depan rumah Mita. Lelaki kepercayaan Erick telah menunggu sejak sejam yang lalu. Perintah tuannya begitu jelas, Mita harus datang ke rumahnya malam itu juga.
Bagian 6TerancamSosok yang tak bisa dilhat Mita semakin menyeret langkah beratnya. Sedikit lagi menyambar wanita itu dari balik jeruji besi. Keringat dingin mulai membasahi dahi Mita. Rasa penasaran semakin menghentak jantungnya. Ia masih memandang lurus ketika ....“Is, kenapa kamu ikutin aku, ha?” sukma Arya menampakkan diri di depan Mita.Lelaki setengah harimau itu sengaja berdiri tegak di depan Mita, menghalau wanita yang tak akan tahan melihat wujud sosok yang terkurung di dalam penjara.Mita bergerak ke kiri, diikuti dengan langkah Arya, begitu pula ketika bergeser ke kanan tetap diikuti sang manusia harimau. Rasa penasaran Mita tak terpenuhi.“Kalian tinggal di kuburan aja kenapa, sih?” Mita melangkah in
Bagian 7PenculikanMita membuka ponselnya, chat masuk beruntun berasal dari Erick. Lelaki Belanda itu telah berkali-kali mengulang pesan yang sama. Meminta Mita kembali datang memuhi undangannya, tetapi wanita itu selalu menghindar. Bahkan menolak pesanan lukisan Erick atas permintaan Ana.Rasa curiga yang hadir melalui firasat Ana yang disampaikan pada Mita, serta beberapa keanehan yang ia jumpai membuatnya lebih memilih jalan aman. Lagi pula ia tak tertarik sama sekali dengan Erick.Malam itu sebuah buket bunga dengan kiriman cokelat mahal seharga puluhan juta sampai di rumah Mita. Masih dari pengirim yang sama.“Apa kita perlu pindah rumah?” Ana menggendong anaknya yang mulai tertidur.“Ke mana?”“Rumah lamaku, di tengah hutan.&rd