Bagian 6
Terancam
Sosok yang tak bisa dilhat Mita semakin menyeret langkah beratnya. Sedikit lagi menyambar wanita itu dari balik jeruji besi. Keringat dingin mulai membasahi dahi Mita. Rasa penasaran semakin menghentak jantungnya. Ia masih memandang lurus ketika ....
“Is, kenapa kamu ikutin aku, ha?” sukma Arya menampakkan diri di depan Mita.
Lelaki setengah harimau itu sengaja berdiri tegak di depan Mita, menghalau wanita yang tak akan tahan melihat wujud sosok yang terkurung di dalam penjara.
Mita bergerak ke kiri, diikuti dengan langkah Arya, begitu pula ketika bergeser ke kanan tetap diikuti sang manusia harimau. Rasa penasaran Mita tak terpenuhi.
“Kalian tinggal di kuburan aja kenapa, sih?” Mita melangkah in
Bagian 7PenculikanMita membuka ponselnya, chat masuk beruntun berasal dari Erick. Lelaki Belanda itu telah berkali-kali mengulang pesan yang sama. Meminta Mita kembali datang memuhi undangannya, tetapi wanita itu selalu menghindar. Bahkan menolak pesanan lukisan Erick atas permintaan Ana.Rasa curiga yang hadir melalui firasat Ana yang disampaikan pada Mita, serta beberapa keanehan yang ia jumpai membuatnya lebih memilih jalan aman. Lagi pula ia tak tertarik sama sekali dengan Erick.Malam itu sebuah buket bunga dengan kiriman cokelat mahal seharga puluhan juta sampai di rumah Mita. Masih dari pengirim yang sama.“Apa kita perlu pindah rumah?” Ana menggendong anaknya yang mulai tertidur.“Ke mana?”“Rumah lamaku, di tengah hutan.&rd
Bagian 8PergiKini di hadapan Mita, seorang lelaki dengan kepala hitam, urat-urat tak beraturan tergambar di hadapannya dengan bau lebih busuk daripada bangkai. Senyumnya membuat Mita berdiri lalu terjatuh lagi. Wanita itu memilih menyeret tubuhnya dengan kedua tangannya, kakinya telah lemas.“Kau mau kemana, Sayang.” Erick menarik kaki Mita, “Kau harus belajar menerimaku apa adanya. Setelah kutukanku lepas, kau akan melayaniku terlebih dahulu.”“You bastard, Erick! Jiji aku lihat kamu!” Lagi Mita muntah melihat darah hitam yang terus menetes dari wajah lelaki Belanda itu.Frederick kesal, ia berdiri, mengambil kursi lalu melemparnya ke dinding. Ujung kursi yang tak beraturan dan tajam ia arahkan ke leher Mita.&nb
Bagian 9Self Defence“Mita, Sayang. Akhirnya kamu mau juga ketemu sama aku.” Seorang lelaki bernama Yoga nyaris memeluk wanita berambut ikal itu, tetapi Mita berhasil menghindar.“Aku sibuk. Aku pakai jasa kamu nggak gratis.” Mita menyodorkan amplop pada sang mantan tak tau diri.“Aku nggak butuh uang ini. Aku cuma perlu kamu balik lagi sama aku. Mungkin kita bisa mulai lagi semuanya dari awal, kamu bebas mau melukis atau kegiatan apa aja, aku nggak akan melarang.”“Basa-basimu terlalu basi.” Mita mengambil uangnya dan berniat pergi meninggalkan Yoga, “Aku bisa cari orang lain buat ajarin aku.”“Ok.” Yoga mencekal tangan Mita, “Aku ajarin kamu dan
Bagian 10Bunuh Diri“Ben!” teriak Erick, pelayan setianya sudah terbiasa dipanggil dengan cara seperti itu.“Iya, Sir, ada apa?”“Kau masih terus mengawasi Mita?”“Ya, Sir. Gadismu itu telah menguasai senjata api. Dia bahkan tak terlihat pergi memasuki hutan tempatmu dikutuk, Sir.”“Kau benar-benar tak tahu diuntung, Nona. Kau sama saja dengan Emery, mengkhianati semua kepercayaanku. Emery lebih memilih hidup bersama keparat bergelar raden itu.”“Apa yang harus kita lakukan, Sir?”“Ikuti permainannya. Aku ingin tahu gadis kecil itu bisa apa melawan aku yang abad
Bagian 11Dia, Nyata?Arya yang duduk bersandar di pohon besar mengawasi pergerakan Mita dari tadi. Sambil mengunyah buah yang kali ini terasa hambar, pertanda pikirannya sedang tak menentu. Ia telah salah mulai bermain rasa, padahal dulu ia pernah berjanji setia sampai mati demi mendiang istrinya yang bersedia mengorbankan nyawa untuk keselamatannya.“Kau gadis keras kepala, harusnya kau pergi menjauh bukannya sok kuat dan berani menghadapi kumpulan mayat hidup itu.”Arya terus memperhatikan Mita yang melajukan motor di kedalaman hutan tempat Erick tinggal. Wanita berambut ikal itu mengendarai kuda besinya dengan kecepatan maximal. Puluhan mayat hidup itu mengejarnya dengan tenaga bukan manusia biasa.Mita terjatuh menghantam akar pohon yang melintang. Kakiny
Bagian 12BerdebatMita bangun. Ia memperhatikan tangannya sendiri. Tak ada bekas luka di sana. Tubuhnya juga tak merasa lelah atau sakit-sakit. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa.“Berarti tadi cuma mimpi.” Mita menarik napas panjang.Wanita itu membuka bajunya dan masuk ke kamar mandi, merendam dirinya dengan sabun aroma bunga untuk menenangkan pikiran. Mimpi tadi benar-benar membuat jantungnya berdebar sangat cepat.Usai mandi Mita membungkus kepalanya dengan handuk. Ia pun tak segera memakai baju lengkap, hanya handuk putih di atas dada dan lutut. Ia merasa bahagia sebab merasa dirinya tak jadi mati atau disantap harimau walau hanya dalam mimpi.Mita membuka pintu kamarnya. Dengan santainya ia keluar dan
Bagian 13Topeng Masa Lalu“Jadi, gadis sialan itu selamat dari serangan mahluk kita, Ben?” tanya Erick sambil menyesap aroma wine mahal buatan pabriknya.“Benar, Sir. Tadi bahkan aku lihat sendiri, ada seekor harimau besar yang datang menolongnya. Dua mahluk beda alam itu bahkan saling bekerjasama mengalahkan pasukanmu.”“Aku semakin suka permainan ini. Akhirnya si brengsek yang merebut Emery dariku menampakkan diri juga.”“Tunggu, Sir.” Ben meraih album foto berisikan foto-foto lama berusia ratusan tahun yang berhasil diabadikan Erick secara sembunyi-sembunyi dulu.“Raden yang kau maksud itu, laki-laki tinggi ini, bukan?” tunjuk Ben pada foto Bagus.
Bagian 14Pernikahan“Kalau begitu cepat selesaikan, atau aku telan semua manusia di dalam ruangan ini!” sahut Arya dengan suara yang juga ditekan.Tak lama setelah itu sang designer memberikan buket bunga satu lagi pada Arya. Lelaki setengah harimau itu lagi merasa indra penciumannya terganggu. Detik demi detik ia menunggu sambil menggenggam paksa tangan Mita.“Ya ampun, bisa patah tanganku lama-lama ini.”Pagelaran pakaian pengantin selesai, tetapi netra kuning Arya tak lepas dari memandang Erick yang duduk di kuris VVIP. Mita bahkan menarik paksa dirinya agar mengikutinya ke ruang ganti. Sayangnya, mereka harus menunggu beberapa saat hingga ruang ganti kosong.“Sekali lagi kau menyeretku ke dalam ur