#Sepupu_dari_KampungBab 33Hargai Istriku!Purwanto yang sedang beristirahat di kamar segera terbangun mendengar suara orang memanggil manggil namanya. "Siapa siang-siang bolong berteriak-teriak du rumahku?" Lelaki setengah tua yang usianya sudah setengah abad itu pun membuka pintu dan keluar dari kamar. "Om Pur!" Panggil Zian saat melihat Pakdhe-nya Riri berjalan ke arahnya. Pur yang melihat ternyata Zian yang datang, memberi senyum kaku, "sepertinya ada yang tidak beres, kenapa Zian datang ke sini dan marah-marah?""Papa, Papa, i_ini tadi sudah aku bilang kalau Papa lagi tidur tapi, Zian memaksa masuk," kata Sania tergopoh-gopoh. Wajah Zian sudah merah menahan marah. Zian menatap tajam kedua Pakdhe dan Budhe Riri ini. "Apa maksud Om Pur mengancam istri saya?" Zian mengangkat kepala seraya berkacak pinggang. Sania sudah gemetaran dia bersembunyi di balik punggung suaminya. Perempuan culas itu ketakutan karena dirinya lah yang kemarin menarik, menjewer telinga Riri hingga memera
#Sepupu_dari_KampungBab 34Perempuan tak punya malu Vivian mengawasi dari kejauhan. Sudah satu jam lebih dia berada di dalam mobil yang menyala AC nya ini. Vivian sedang mengawasi rumah Riri dan Zian. Vivian sedang mencari tahu kegiatan apa saja yang dilakukan Riri setiap hari. Hal itu penting sebab Vivian ada rencana jahat untuk Riri. Vivian datang setelah Zian pergi ke kantor. Kalau masih ada Zian Vivian tidak akan berani. Mata Vivian sudah hampir jenuh melihat rumah yang belum ada aktivitas apapun. "Ngapain saja gadis kampung itu di rumah?" Vivian melihat jam di mobilnya," sudah jam sembilan pagi dan dia belum juga keluar rumah?" Vivian jengkel."Aku mandi dulu, ya, Mbak." Riri yang sudah selesai memasak berdiri dan bersiap untuk mandi. Dia membiarkan kedua pembantunya untuk mengemas masakan yang sudah matang. Mereka berdua sudah pandai mengemas bahkan memberi garnis agar penampilan makanan lebih menggugah selera. "Iya, Mbak," sahut Dwi dan Tini bersamaan.Riri pun bergegas mas
#Sepupu_dari_KampungBab 35Tidak Bersyukur Riri menyeret kakinya mengikuti langkah cepat Vivian yang menyeretnya ke lorong arah toilet kantor. Suasana yang sepi membuat keributan keduanya tidak didengar orang. "Vivian, lepaskan!" Suara Riri tertahan, dia masih sadar untuk tidak berteriak-teriak di kantor suaminya yang akan membuat heboh saja. Riri merasa masih sanggup mengatasi Vivian sendiri. TapTapTapLangkah cepat Vivian sampai di depan toilet yang gedung lantai sembilan belas yang sepi. Vivian membanting tubuh Riri hingga bersandar di lantai. Seolah tak memberi kesempatan Riri bernafas Vivian segera menekan leher Riri hingga gadis itu bersandar di tembok dengan kepala mengadah."Dengar ya, gadis kampung! Jangan merasa menang dariku!" Vivian menambah tenaga menekan leher Riri. Nafas Riri sampai sesak."Kau hanya gadis pembayar hutang! Zian pasti akan menceraikanmu segera!" Vivian melebarkan mata dengan sorot penuh kebencian dan emosional. Riri tak bisa menjawab, tangannya be
#Sepupu _dari_KampungBab 36Minta Maaf pada Riri "Terserah kamu saja," jawab Ega pasrah. "Bagus lah, setelah anak ini lahir, kita pisah aja!" Neni menggeser duduknya agak menjauh dari suaminya yang hanya bisa melirik. Sebenarnya Ega punya rencana mulia yaitu bila sudah selesai kuliah dan bekerja nanti dia akan mengajak istri dan anaknya keluar dari rumah mertuanya dan hidup mandiri. Ega mau mengajak Neni agar bisa menjadi seorang Ibu dab istri yang baik. Menurut Ega, pengaruh keluarga Neni sendiri tidak baik. Mertua perempuannya yaitu Sania terlalu matre dan mulutnya lemes bila menyindir atau ngatain orang. "Aku mau melanjutkan hidupku, Ga, aku mau kuliah lagi. Hidup denganmu membuatku prihatin, ingin ini itu hanya bisa nelen ludah." Cibir Neni seolah tak peduli dengan perasaan Ega. Seorang perawat keluar dan memanggil nama Neni. Bersama Ega, mereka berdua lalu memasuki ruang periksa. Hasil USG menunjukkan anak pasangan Neni dan Ega berjenis kelamin perempuan. Ega tersenyum sen
#Sepupu _dari_KampungBab 37Cemburu dengan suami orang "Pah, bagaimana ini? Aku nggak sudi nyembah Riri bocah kurang ajar itu." Sania berbisik dekat di telinga suaminya. Pur,. menghela nafas, "gapapa, Mah, demi proyek dan cuan gede, bisa buat beli mobil baru," bisik Pur dengan sedikit membuka mulutnya. Bayangan mobil baru seketika melintas di pikiran Sania. "Hmm, bener juga, aku bisa pamerkan nanti pada teman-temanku hihi, gapapa lah sandiwara sedikit pura-pura menyesal tapi, nanti aku akan membalas perlakuan Riri!" Sania mengulum bibirnya. "Om, Tante, nunggu apa?" Hardik Zian yang sudah sebal dengan kedua orang tua di depannya yang sedari tadi bisik-bisik terus. "Oh, iya, Zian."Sania berdiri duluan dan berjalan pelan menghampiri Riri. Riri nampak tegang, jujur dia tidak menginginkan hal seperti ini. Cukup minta maaf tidak usah pakai memohon, dia sungkan. "Riri, maafkan Budhe, ya?" Sania berjongkok di samping Riri, tangannya mengusap pundak Riri. "Selama ini Budhe banyak berbu
#Sepupu _dari_KampungBab 38Rencana Jahat Vivian mengamati rumah Riri setelah mobil Zian menghilang. Vivian menjalankan pelan mobilnya, dia menatap rumah tingkat bercat putih yang ditinggali Riri dan Zian. "Seharusnya rumah ini milikku!" Desis Vivian geram. Karena gagal menjadi istri Zian makanya Vivian gagal pula mendapatkan rumah bernuansa minimalis yang mewah itu. Vivian juga melihat sebuah mobil berwarna putih yang nongkrong di dalam garasi yang terbuka, "hmm, gadis kampung itu dibelikan mobil juga rupanya." Membuat rasa iri semakin meruncing di hati Vivian, apa lagi melihat mobil yang diberikan Zian untuk Riri lebih bagus dari miliknya. Terakhir sebelum putus, Vivian sedang merayu Zian untuk mendapatkan mobil baru yang keren. Sayangnya semua kandas dikarenakan Zian dinikahkan dengan pilihan orang tuanya. Vivian tidak habis pikir kenapa orang tua Zian tidak memilihnya sebagai menantu, secara Vivian merasa lebih cantik, lebih seksi, lebih tinggi derajatnya dari Riri. "Dasar ora
#Sepupu _dari_KampungBab 39Salah sendiri "Zi, Ayo makan malam dulu, udah aku siapin," Riri mendekat pada Zian yang meringkuk di tempat tidur. Zian menggeleng. "Kamu kenapa?" Riri menarik selimut yang membungkus tubuh suaminya. "Eeh, eh!" Zian menarik kembali selimutnya. Riri mengerutkan kening. "Kamu sakit?" Tanya Riri. Zian menggeleng, dia mengambil bantal lalu memeluk di perutnya erat. Riri melihat Zian meringkuk sambil memeluk bantal jadi curiga. "Sakit perut, Zi?" Zian tidak menjawab malah berbalik membelakangi Riri dengan masih tetap memeluk bantal. "Mana yang sakit?" Tanya Riri lagi dengan memasukkan tangannya ke balik baju Zian dan mengelus perut suaminya dari belakang. "Sini?" Riri mengusap perut Zian di sekitar pusarnya. Zian menggeleng. "Sebelah kiri," katanya sambil meringis. Tangan Riri masuk lebih dalam dan terus mengusap perut Zian agar nyaman. "Aku ambilkan minyak kayu putih, ya?" Riri beranjak dan menarik tangannya. "Aduuh!" Zian memegang perut seperti kes
#Sepupu _dari_KampungBab 40DeVivian bangun dengan merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Tulang-tulangnya serasa patah bersamaan. Uuh, gadis itu mengerang dan berusaha bangkit, "apa yang terjadi?" Vivian melihat sekelilingnya. "A_aku ada di mana?" Matanya menelisik setiap sudut ruangan. "Seperti ada di hotel." Bibirnya bergumam. Vivian berusaha mengingat apa yang terjadi tetapi tidak bisa. Sampai-sampai dia harus memukul kepalanya sendiri untuk mengingat. Saat Vivian melongok ke dalam selimut yang membalut tubuhnya, dia bertambah kaget. "Astaga!" Mata Vivian melotot seketika. Tangannya kembali merapatkan selimut. Nafas Vivian memburu, "apa yang terjadi padaku?" Dia menelan ludah sendiri dengan dada yang berdebar tak karuan. Perempuan itu segera menyadari kalau seluruh pakaiannya berserakan di ranjang dan lantai ruangan. Masih dengan berbalut selimut Vivian turun dari tempat tidur. Dia merapat ke tembok, menyaksikan ranjang yang berantakan seperti habis diterjang puting beliung
#Sepupu _dari_KampungBab 50Bahagia untuk RiriDi sebuah hotel yang tidak begitu mewah, dua orang berbadan atletis dan berpostur tinggi tampak mendatangi. Keduanya berpakaian sama yaitu setelah jas dan celana berwarna hitam. Rambut mereka disisir rapi semua hingga menampakkan wajah yang tampan. Dua perempuan penjaga resepsionis berdiri menyambut. Mereka bertanya tanya siapa sebenarnya tamu yang tak biasa ini. Dinar yang kebetulan incharge siang ini tiba-tiba merasa was-was. "Selamat siang ada yang bisa dibantu?" Anita menyapa dengan ramah. Anton mendekat ke meja resepsionis. "Kami detektif swasta, sedang mencari informasi. Mohon Anda berdua menjawab pertanyaan kami dengan jujur," kata Anton dengan suara tegas. Anita dan Dinar berdiri sejajar dengan tegang, mereka sempat saling menatap tadi. Lewat pandangan mata, Dinar dan Anita seperti saling bertanya, "ada apa?""Apakah orang ini pernah menginap di hotel ini?" Arman menunjukkan foto wajah Vivian. Anita dan Dinar mendekat dan m
#Sepupu _dari_KampungBab 49Pembalasan segera datang Vivian berlari dan terus berlari. Dia telah dibebaskan oleh anak buah Arman dan dilepas begitu saja di jalanan yang sepi. Tanpa berbekal hp dan tas dan tentu saja uang Vivian hanya diberikan kunci mobilnya saja. Sedangkan jarak dia diturunkan ke mobilnya masih sekitar enam kilo lagi. Vivian mengumpat sepanjang jalan. Paling tidak empat jam lagi dengan jalan kaki Vivian baru akan sampai di mobilnya. "Sialan kau Arman!" Hih! Vivian mengumpat dengan mengepalkan tangan. Dia kesal dengan anak buah Arman yang tidak berperikemanusiaan ini. "Aku dilepas seperti binatang! Semoga mobilmu selalu bau taik kau Arman gila!" Vivian mengomel sendiri sepanjang jalan. Sebenarnya dia sendiri yang seperti orang gila. Berjalan sambil mengomel dan pakai baju mini kurang bahan. Orang-orang yang melewatinya pun tertawa. Bahkan ada yang memberi suara klakson besar dan membuat Vivian melompat kaget. Sampai di mobilnya Vivian langsung tancap gas. Dia la
#Sepupu _dari_KampungBab 48Dukungan Riri untuk suaminya "Zi, sebaiknya kita selesaikan masalah ini besok saja. Ini sudah malam," kata Arman saat menyetir mobil. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam lebih. Zian bergeming, dia bernafsu ke rumah Purwanto untuk membuat perhitungan dengan istrinya. Sania telah mengakui bahwa dia ingin menghancurkan Riri istrinya. Itu tidak bisa dibiarkan. Menghancurkan Riri harus berhadapan dengan Zian. "Aku ingin semuanya beres saat ini juga!" Kata Zian bersemangat. Selangkah lagi dia akan berhasil mengungkap siapa di balik video palsu murahan yang viral itu. "Sebaiknya kamu pulang dulu, Zi. Istrimu menunggu di rumah, jangan sampai dia bertambah curiga karena kamu pulang terlambat," kata Arman lagi menasehati. Zian terdiam. Tiba-tiba dia kangen sama istrinya itu, "baiklah, antar aku pulang," kata Zian akhirnya. Arman memutar mobil dan kembali ke arah rumah Zian. Arman tidak mampir, lelaki itu langsung berpamitan pada Zian dan menjalankan lagi
#Sepupu _dari_KampungBab 47Semangat, Riri!Vivian dibawa paksa memasuki sebuah rumah oleh orang yang menculiknya. Gadis itu hanya bisa menurut karena memberontak juga percuma hanya akan menyakiti dirinya sendiri saja. Tiga orang yang menculiknya mendudukkan Vivian di sebuah kursi di sebuah ruangan luas yang kosong dan tidak ada perabotannya sama sekali. Vivian mengedarkan pandangan,"tempat apa ini, mirip sebuah kantor yang kosong." Pikirnya. Suara langkah kaki terdengar mendekat. Vivian menajamkan mata untuk melihat siapa yang datang. Mata Vivian tidak berkedip menatap dua sosok pria berpostur tinggi yang menghampirinya. "Zi_Zian?" Desis Vivian sambil menelan ludah. Zian dan Arman semakin dekat. Dada Vivian berdetak tak karuan karena menyadari dirinya dalam bahaya. Tetapi bukan Vivian kalaupun tidak segera menemukan solusi untuk berkelit. Vivian dengan cepat sudah memutar otaknya apa bila Zian mencecarnya dengan pertanyaan seputar video viral. "Zian, Zian, tolongin aku!" Seru V
#Sepupu _dari_KampungBab 46Terbuka semuanya Agus menarik tangan Dinar menjauh dari teman-temannya. "Kalau lu tutup mulut, polisi nggak bakalan tahu, bego!" Ucapnya tepat di depan muka Dinar. Dinar tetap menatap dengan mata sedikit melebar. "Meskipun gue tutup mulut, kalau ada orang yang merasa dirugikan, dia pasti akan mengusut tuntas. Hati-hati aja lu!" Dinar melotot, "asal lu tahu, Itu orang lakinya adalah anak pengusaha properti terkenal Pak Hendri Susilo, dan dia sudah beristri. Lu tahu artinya? Perempuan bernama Vivian itu mungkin selingkuhannya!" Agus terdiam dan mikir. Dinar berjalan cepat menjauhinya. "Benar juga kata Dinar, bagaimana kalau perempuan bernama Vivian itu menjebak Suami orang? Wah! Gawat ini." Bola mata Agus bergerak memutar, seperti otaknya yang sekarang dapat memutar dengan benar.**Zian tak jenak di kantor. Sepertinya semua orang sedang mengawasi dan membicarakan tentang dirinya. Zian merasa malu dan tertampar dengan kasus ini. Menyesal telah pergi den
#Sepupu _dari_KampungBab 45Tak ada yang percaya Zian!Zian berpikir sejenak, "kenapa Papa sudah ada di rumah? Bukannya pulangnya nanti sore?"Bergegas Zian keluar dan menemui Alissa sekretarisnya. "Lisa, aku dipanggil Bapak. Tolong kamu re-schedule semua jadwal aku hari ini," kata Zian. "Baik, Pak," sahut Alissa mengangguk.Melewati deretan area meja karyawan kembali Zian menjadi pusat perhatian. Para staf perempuan bahkan ada yang tertawa tertahan. Mereka saling mrlir atau pun melempar pandangan denga kode-kode yang seolah mengolok- olok bosnya. "Ssst, body Pak Zian keren ih, hihi," ucap salah seorang staf perempuan dengan mengedipkan sebelah matanya genit kemudian semuanya terkekeh. Sungguh Zian bahkan sudah menjadi bulan bulanan netizen. Menyetir sendri pulang ke rumah Zian masih belum sadar apa yang terjadi. Lelaki itu memang jarang bahkan hampir tidak pernah bermain medsos. Main game iya tapi, sudah tidak mencandu lagi seperti jamannya kuliah. Dengan tenang Zian memarkirka
#Sepupu _dari_KampungBab 44Video Asusila "Vi, itu beneran foto sama video yang beredar?" Tanya Linda saat mereka janjian bertemu di sebuah Cafe. "Beneran ...." Sahut Vivian dengan wajah yang pura-pura sedih. "Wah! Kok bisa begitu, elu sama Zian?" Mata Linda melebar. Sungguh Linda tidak menyangka, foto vulgar dan video asusila temannya dan Zian beredar luas di media sosial. "Ya, gue nggak tahu, kan waktu itu mabok semua," Vivian berakting seperti hendak menangis. Linda menarik nafas, merasa prihatin. Beberapa Minggu yang lalu Vivian baru saja diperk*sa sama Randy, eh, sekarang malahan jadi viral karena video asusila dengan suami orang. Malang betul nasib Vivian ini, pikir Linda. "Itu yang memotret sama yang nyuting siapa, Vi?" "Gue nggak tahu, jangan tanya gue, coba lo tanya Zian." Vivian emosi. Vivian memang tidak menyebarkan video itu sendiri tapi, dia menggunakan jasa orang lain untuk mengedit dan membuatnya seolah-olah nyata. Kalau foto-fotonya memang asli tapi, video vulg
#Sepupu _dari_KampungBab 43Istri Soleha Mata Riri mengerjap hingga menjatuhkan bulir bening yang bergulir di pipinya sementara di pelupuk mata masih menggenang air sari dari rasa sakit di hatinya. Riri memang gadis kampung, gadis desa yang lugu dan tak tersentuh oleh hingar bingar kehidupan kota metropolitan. Bukan berarti Riri tak punya rasa cemburu. Setiap wanita ditakdirkan sama dalam perasaan. Hanya mendengar pengakuan Zian saja hati Riri sudah seperti teriris rasanya. "Ri, aku minta maaf, ..." Ucap Zian dengan wajah menyesal, "aku janji untuk tidak berbohong lagi padamu."Riri menelan ludah dan diam seribu bahasa membuat Zian bertambah serba salah. Lebih baik diomeli seperti Mamanya kalau marah dari pada didiamkan seperti ini. "Kepalaku pusing, Ri," kata Zian memegang jidatnya. Riri melebarkan matanya sedikit melihat penampilan acak-acakan suaminya. "Bukankah itu yang kamu mau, minum untuk mencari pusing?" Tanya Riri dengan menggerakkan dagu. "Udah dong, sayang ... Janga
#Sepupu _dari_KampungBab 42Zian dijebak Vivian sangat kesal mengetahui obat yang dia berikan pada Zian adalah obat tidur. Efeknya memang beda soalnya ditambah Zian mabok juga. Zian jadi tertidur seperti orang mati. Vivian setengah rebahan dengan menyandarkan punggung di sandaran tempat tidur hotel. Dia kesal sendiri sampai memukul mukul ranjang. Anehnya Zian tetap terlelap. Obat tidurnya dosis tinggi mungkin. "Huh! Bagaimana ini aku sudah berusaha menjebaknya malah Zian tertidur pulas!" Vivian yang kesal menatap Zian dengan cemberut. Kemeja yang dikenakan Zian sudah berantakan bahkan dasinya juga sudah terlepas entah di mana. Kancing baju Zian terlepas sampai terlihat dada dan perutnya. Melihat dada Zian yang bidang menarik hati Vivian, gadis itu tersenyum sendiri dan mendekat. Tangannya meraba-raba dada hingga perut Zian. Huh! Vivian membuang nafas, tak disangka hanya dengan meraba badan Zian libidonya bisa naik. Vivian jadi bernafs* mencumbu badan Zian. "Aaah, Zian seharusny