Sabar yah, sebelum Kaluna nikah ini memang harus ada satu lagi badai katarina yang menerjang biar setelah nikah mau ada badai lainnya, Kaluna dan Jonathan tetap bertahan. Hehehe jadi, mohon bersabar ini ujian, mohon bersabar ini ujian hahahaha
“Iya, Bu … Kaluna udah di rumah Jonathan,” ucap Kaluna sambil membuka pintu kamar Jonathan.“Ada Jonathannya?” tanya Emma melalui sambungan telepon.Kaluna menggeleng sambil membenarkan letak ponsel yang menempel di kupingnya. Ia berjalan masuk ke dalam kamar Jonathan dan langsung disuguhi pemandangan kamar yang sangat berbau maskulin. Rasanya Kaluna ingin mengganti warna tempat sampah hitam Jonathan dengan warna pink lalu seprainya dengan warna pink, matanya lelah melihat warna hitam di kamar itu. “Kaluna hei, jawab Ibu kok malah diem aja,” protes Emma.“Nanya apa, Bu?”“Ada Jonathannya?” ulang Emma gemas.“Lah, tadi Kaluna udah jawab.”“Kapan? Nggak ada Ibu dengar kamu jawab.”“Kaluna udah geleng kepala tadi,” sahut Kaluna sambil berjalan ke arah lemari kayu yang ada di dekat ranjang Jonathan. Kaluna ingat kalau kekasihnya itu selalu menyimpan berkas-berkas berharga di sana. Tiba-tiba senyum Kaluna mereka saat melihat box yang ada di atas meja, tangan Kaluna membuka tutupnya dan m
"Kamu, kamu kenapa ada di sini? Bukannya kamu mau ke tempat pertemuan apalah tadi?" tanya Kaluna kaget karena ia melihat Jonathan sedang berdiri di belakangnya."Kamu rese makanya aku ke sini," ucap Jonathan sambil melangkahkan kakinya mendekati badan Kaluna hingga mau tidak mau Kaluna melangkah mundur hingga wanita itu terhalang tembok dan tidak bisa lagi bergerak ke mana-mana karena berdiri di antara Jonathan dan tembok."Aku rese apa?" tanya Kaluna bingung seraya mengangkat tangan yang sedang memegang surat-surat yang harus ia berikan ke Gege, "aku udah bawa ini surat-surat kamu dan mau aku kasih ke Gege, awas Jo, aku mau pergi ini.""Kamu tuh rese," ulang Jonathan sambil mengambil surat-surat di tangan Kaluna dan melemparkannya ke sembarang arah."Lah, kok dilempar? Kamu kenapa sih? Kamu tau nggak nyari surat-surat itu susah banget ditambah aku harus denger ocehan Ibu," ungkap Kaluna sambil menujuk surat-surat yang saat ini ada di bawah kakinya dengan kesal.Kaluna menahan napasny
"Terima kasih semuanya dan sampai jumpa di acara memasak bersama Chef Jonathan yang disponsori oleh T-fal Indonesia." Suara MC yang mengakhiri acara terdengar membahana di seluruh ruangan, beberapa orang ada yang langsung bertepuk tangan meriah bahkan ada yang dengan cekatannya berdiri dan berjalan ke arah panggung.Jonathan tersenyum dan menjabat tangan MC dan beberapa orang yang ada di sana, bahkan ia sempat berphoto dengan salah satu bintang tamu yang bersama dengan dirinya mengisi acara."Aku nggak nyangka kamu lebih tampan kalau ketemu langsung."Jonathan hanya tersenyum bisnis sambil mengangguk, dia bingun harus menjawab apa karena tidak mungkin dia menjawab 'Oh, saya memang sudah ganteng dari orok' bisa habis dia dibully sebagai pria penuh kesombongan seIndonesia raya."Kamu, emang nggak mau main film atau jadi artis sinetron?" tanya wanita itu lagi."Nggak, saya masih suka jadi chef dan lagi saya nggak butuh-butuh amat duit sampai harus kerja jadi pemain film atau artis sinetr
“Jangan bergerak.”Jonathan terdiam dan terpaku saat mendengar suara feminim di belakang badannya. Tiba-tiba tanpa ada aba-aba apa pun ia merasakan belaian di belakang tengkuknya. Tangan bersuhu sejuk itu membelainya dengan gerakkan yang membuat tubuhnya terpacu gairah. “Ngapain?” tanya Jonathan yang yakin seratus persen dengan siapa wanita yang ada di belakangnya itu tanpa harus menolek ke belakang. Ia sangat familiar dengan wangi tubuh wanita itu dan dia sangat hapal dengan sentuhan tangan wanita itu.Jonathan merasakan hembusan napas dibagian tengkuknya, tubuhnya makin terpecut gairahnya saat kedua tangan itu bergerak ke punggungnya dan terus bergerak secara erotis ke arah dadanya. Dengan cekatan jemari itu membuka satu demi satu kancing kemeja sambil sesekali mengusa dada bidang Jonathan.Belaian jemari wanita itu terasa sangat manis dan makin membuat birahi Jonathan tercambuk, celananya makin sesak bukan main. Jonathan makin menggemeretakkan giginya saat merasakan gesekkan di bag
"Damn Kaluna!" Jonathan hanya mampu manahan ledakan birahinya sendiri saat kejantanannya terbungkus kehangatan bibir Kaluna yang terlihat sangat penuh dan sensual. Mata Jonathan seolah disiksa dengan pemandangan erotis saat bibir Kaluna yang mungil itu bergerak menenggelamkan kejantanannya di dalam bibirnya yang mungil dan sensual.Tanpa sadar Jonatan mengepalkan kedua tangannya yang tidak bisa ia gerakkan sama sekali, bahkan tanpa ada rasa malu Jonathan berkali-kali mengerang memanggil nama Kaluna dan sesekali ia memaki dalam bahasa inggris saat lidah Kaluna bergerak liar di bagian ujung kejantanan miliknya dan mengecupnya seolah itu adalah hal paling nikmat yang pernah Kaluna cicipi di dunia ini.Anak-anak rambut Kaluna yang bebas bergerak seirima dengan gerakkan kepala Kaluna yang naik dan turun, memberikan rasa geli nan nikmat yang menghantam Jonathan dan menenggelamkan dirinya dalam kenikmatan duniawi yang tidak ingin Jonathan tinggalkan.Seinci demi seinci Kaluna mengecupi kejan
Kaluna tertawa kecil saat merasakan kecupan-kecupan kecil di bahu dan tengkuknya, rasa geli dengan cepat menjalar dari leher hingga sekujur tubuhnya hingga membuat ia gemetar. "Geli, Jo," bisik Kaluna sambil menangkap tangan Jonathan yang menggerayangi tubuhnya dari tadi dan terhenti di payudaranya. Tangan Jonathan yang hangat itu membelai puting payudaranya lalu mencengkeramnya seolah payudaranya adalah benda paling menggemaskan yang pernah ia pegang."Aku nggak abis pikir kenapa kamu bisa ada di dalam kamar," bisik Jonathan sambil mengecup bagian belakang rambut Kaluna, seketika itu juga ia mencium wangi shampoo Kaluna yang lembut, "wangi ... aku suka wangi rambut kamu dari dulu, Yang," bisik Jonathan."Kamu tuh, mau aku wangi atau bau dapur sekali pun tetep lengket kaya permen karet, nempel mulu susah buat lepas," kekeh Kaluna sambil mengambil tangan Jonathan dan mengecupnya pelan."Karena wangi kamu itu khas dan bikin aku candu, mau badan kamu abis lari sekali pun wangi badan kam
"Udah mandinya?" tanya Jonathan yang saat ini sedang duduk dan melihat Kaluna baru saja keluar dari kamar mandi. Kaluna mengangguk sambil berjalan ke arah Jonathan dan mengecup bibir Jonathan, "Udah, kamu nggak mandi?" tanya Kaluna sambil melepaskan handuk yang membungkus kepalanya."Nanti, sebentar lagi. Aku lagi ngerjain ini," ucap Jonathan sambil menunjukkan layar ipad-nya, "Aku lagi baca surat perjanjian yang dikirim ke email aku.""Perjanjian apa lagi? Kamu mau ditawarin jadi BA apa lagi?" tanya Kaluna sambil berdiri di depan kaca besar lalu mulai mengambil skincare miliknya. "Nggak tau, ini kaya cream soup gitu. Jadi, merek koyco mau mengeluarkan cream soup varian truffle dan dia mau aku yang jadi bintang iklannya. Jadi, aku lagi baca ini perjanjiannya," terang Jonathan sambil menggaruk kepalanya."Kamu mau ambil?" tanya Kaluna."Nggak tau, pusing aku. Awal aku kerja jadi chef nggak pernah kepikiran bisa jadi bintang iklan atau jadi Brand Ambassador perlengkapan dapur atau pun
Bibir Kaluna saling memanggut dengan Jonathan, ia mengalungkan tangannya ke leher Jonathan dan terus menekan kepala kekasihnya itu agar bisa terus mengecupi dan saling membalas ciumannya panasnya.Kaluna mendesah saat merasakan kedua tangan Jonathan yang mengelus garis tubuh Kaluna hingga membuat wanita itu bergerak tak tentu arah seolah menikmati dan meminta lebih dari Jonathan.Kaki Kaluna terus bergerak menggesek kejantanan Jonathan hingga membuat pria itu menggemeretakkan giginya dan mencengkeram pinggul Kaluna.“Yang, bisa nggak di gesek terus?” tanya Jonathan di sela-sela ciumannya, kepalanya pusing bukan main karena menahan gairahnya sendiri. Jonathan takut bila Kaluna menggesek terus meneruh kejantanan miliknya, ia tidak bisa menahan pelepasannya. Dia tidak mau kalah dari Kaluna apa pun yang terjadi.“Kenapa? Nggak suka?” bisik Kaluna sambil mengecup bibir Jonathan beberapa kali dan mencondongkan dadanya hingga menggenai dada Jonathan. Tanpa sadar Kaluna mendesah karena merasa