共有

Hari Sial

作者: Akaraiza
last update 最終更新日: 2022-04-10 22:15:27

Reega keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sudah rapi. Ia menoleh ke kamar Rose yang masih tertutup. Reega berjalan menuju meja makan dan membuka tudung saji tetapi tidak menemukan apa-apa selain lauk sisa semalam yang belum sempat tersentuh.

Sementara di kamarnya, Rose sedang menggulung diri di bawah selimut sembari menonton drama kesukaannya. Langkah kaki Reega melewati kamar terdengar jelas di telinga Rose, tetapi perempuan itu memilih mengabaikannya. Dirinya juga sengaja tidak memanaskan lauk semalam karena terlanjur kesal dengan Reega.

"Rose, aku berangkat ke kantor. Jangan lupa datang siang nanti." Reega berucap dari depan pintu kamar, yang kemudian hanya dibalas dehaman singkat oleh Rose.

"Ya, kalau aku tidak malas," gumamnya pelan.

****

"Hai, Rose. Pagi sekali kau datang," sambut Arka begitu Rose membuka pintu toko.

"Sengaja," balas

ロックされたチャプター
GoodNovel で続きを読む
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

関連チャプター

  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Menginap di Rumah Orang Tua Reega

    "Halo, Ma, ada apa?" Reega mengangkat panggilan telepon dari Mama Lily di tengah perjalanan."Kau dan Rose ada di mana sekarang? Mama ingin mengundang kalian makan malam bersama.""Kami sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, Ma," jawab Reega."Mampirlah ke rumah, ya, Mama sudah memasak banyak untuk merayakan produk barumu yang baru saja launching," pinta Mama Lily penuh harap."Baiklah, kami akan mampir." Reega memutuskan tanpa meminta persetujuan Rose lebih dulu."Mama dan Papa menunggu kedatangan kalian." Usai mengucapkan kalimatnya, Mama Lily menutup panggilannya."Felix, tolong putar balik ke rumah orang tuaku. Kami ada acara di sana," perintah Reega tiba-tiba.Felix mengangguk dan mencari jalan putaran padahal jarak rumah Reega sudah tidak jauh dari perjalanan. Sebab jika Mama Lily sudah meminta Reega pulang ke rumah, pasti ada hal penting yang akan dibicaraka

    最終更新日 : 2022-04-14
  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Tinta Merah Meja Rias

    Rose menyamankan dirinya di dalam mobil dan bersiap untuk tidur. Semalaman penuh dia tidak bisa memejamkan mata karena belum terbiasa dengan suasana rumah yang baru, ditambah lagi beberapa kali dia mendengar suara langkah kaki di depan pintu kamarnya dengan Reega. Rose sudah menduga bahwa Mama Lily pasti akan mengendap-endap ke depan pintu dan menguping kegiatannya dengan Reega di dalam kamar, sebab hal serupa juga terjadi ketika Mama Tyna datang dan menginap di rumahnya beberapa waktu lalu. Maka untuk meyakinkan sang mertua, Rose sengaja meletakkan ponselnya di dekat pintu dan menyetel video dewasa yang sudah diunduhnya jauh-jauh hari untuk mengantisipasi hal semacam ini. "Kita akan ke mana?" Rose mengernyit ketika Reega justru berbelok ke kiri alih-alih berjalan lurus menuju kediaman mereka. "Aku lelah, ingin segera istirahat." "Aku ingin gultik," jawab Reega. "Lagi pula, kita juga belum ma

    最終更新日 : 2022-04-17
  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Hujan dan Masa Lalu

    "Aku tidak menyangka barang-barangmu sebanyak ini." Reega mengusap dahinya yang berkeringat. "Itu karena kau yang terkadang membelikanku pakaian, padahal semua pakaianku masih bagus dan banyak." Reega menghela napas frustrasi. "Pakaianmu tampak jadul dan beberapa sudah pudar warnanya. Kau ini istri seorang CEO ternama, seharusnya kau memakai barang-barang branded." "Ya Tuhan, dia berulah lagi menyombongkan dirinya." Rose memasukan beberapa pakaiannya ke dalam koper. "Sebaiknya kau tinggalkan pakaian yang jarang kau pakai dan terlihat tak berguna di kamar ini. Nanti, aku akan minta Felix mengirimkan beberapa pakaian baru untukmu." "Tapi, Ga, semua ini masih bagus," protes Rose. "Tidak ada tapi-tapian, aku yang berhak atas peraturan di rumah ini." Reega memilah-milah pakaian Rose yang akan dibawa ke kamarnya. Rose pad

    最終更新日 : 2022-04-21
  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Sakit

    Reega terbangun dari tidurnya karena merasakan hawa panas di sekitarnya. Ia membuka mata dan mendapati dirinya tertidur sambil memeluk Rose, diliriknya pendingin ruangan yang mati sejak semalam. Reega mengusap matanya, bermaksud untuk bangun dan menyalakan kembali pendingin ruangan di kamarnya. Tetapi ketika ia menjauhkan diri dari Rose, hawa panas yang sejak tadi melingkupinya mendadak lenyap. "Rose, kau sakit?" Reega mendadak panik, telapak tangannya ia tempelkan di kening Rose dan seketika rasa panas menjalar di tangannya. "Astaga panas sekali!" Rose melenguh pelan, merasa terganggu sebab Reega tiba-tiba memekik dan memegangi keningnya. "Jangan berisik." "Bangunlah, kau sakit. Kita harus ke rumah sakit sekarang, demammu tinggi sekali." Reega berusaha membangunkan Rose, yang berakhir tidak digubris oleh perempuan itu. "Ayolah, lihat wajahmu pucat sekali. Aku akan membawamu ke rumah sakit."

    最終更新日 : 2022-04-24
  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Ingin Bertemu

    "Selamat pagi," sapa Rose ramah kala Reega muncul dengan wajah khas bangun tidurnya. "Kau baru bangun?""Hmmm ...," gumam Reega. "Kau kenapa masak sebanyak ini? Sudah kubilang, kau harus istirahat."Rose terkekeh. "Kau bisa lihat sendiri keadaanku baik-baik saja." Dia melepaskan apronnya. "Lihatlah, betapa kau sangat mengkhawatirkanku.""Aku hanya menjalankan tugasku sebagai seorang suami," dalih Reega."Alibimu bisa saja." Rose tersenyum meledek. "Kau ingin sarapan atau bersih-bersih dulu?"Reega mengambil tempat duduk di samping Rose. "Sarapan saja.""Kau ingin sarapan apa? Atau ingin mencoba semuanya?" tanya Rose, dia sengaja memasak beberapa menu sarapan pagi ini."Semuanya kucoba." Reega memulainya dengan mengambil secentong nasi goreng."Asal kau tahu, aku sengaja memasak semua ini karena rasa terima kasihku padamu. Kau telah merawatku seharian kemarin.""Tidak perlu berlebihan. Sudah kubilang, itu menjadi tugasku." Reega beralih mencicipi bubur tiram."Hari ini kau pergi ke kant

    最終更新日 : 2022-04-28
  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Pertemuan Terakhir dengan Ezar

    Rose berjalan di sepanjang koridor rumah sakit demi memenuhi permintaan Ezar untuk bertemu. Bohong bila dikatakan Rose tidak merindukan laki-laki yang berstatus sebagai mantan kekasihnya itu, tetapi kekecewaannya lebih besar sebab merasa telah dibohongi selama ini.Ia melangkah cepat begitu presensi Ezar terlihat di depan matanya, sedang duduk di salah satu kursi tunggu sembari tersenyum ke arahnya. Di tangannya, tergenggam secarik kertas yang Rose tidak tahu isinya."Rose," panggil Ezar ketika Rose sudah berdiri di hadapannya. "Apa kabar?""Aku baik, seperti yang kau lihat," jawab Rose. Matanya sesekali melirik pada kertas yang dipegang Ezar, namun tampaknya Ezar tidak berniat untuk memperlihatkannya pada Rose.Ezar mengangguk-anggukkan kepala dan mempersilakan Rose untuk duduk di sampingnya. "Bagaimana dengan pernikahanmu? Apa suamimu memperlakukanmu dengan baik? Dengar-dengar, dia sempat menjalin hubungan dengan seorang model sebelum menikahimu. Apa itu benar?" tanyanya."Reega memp

    最終更新日 : 2022-05-02
  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Bahagiakan, Jangan Disakiti

    "Ini data penjualan yang kau minta per hari ini," Felix menyerahkan sebuah map berisi lembaran laporan penjualan pada Reega.Reega meraih lalu membacanya. Penjualan terbesar tetap pada produk baru mereka. "Aku ingin pabrik menyetop produksi barang-barang kita yang tidak laku lagi di pasaran. Mengingat beberapa bahan baku naik dan permintaan produk terbaru kita melonjak.""Baik, nanti akan kusampaikan pada bagian pabriknya langsung," angguk Felix."Oh, ya, sampai detik ini aku belum juga mendapat kabar tentang peneror itu. Apa sesulit itu?" tanya Reega, dia tidak bisa merasa tenang sebelum peneror itu tertangkap."Kami masih berusaha mencarinya. Peneror itu pintar, bermain rapi dan tidak meninggalkan jejak apapun," papar Felix. "Apa kau masih diteror?""Ya, lebih tepatnya Rose juga. Beberapa hari yang lalu kami menemukan tulisan di cermin meja rias Rose dengan tinta merah.""Aku berpikir jika peneror itu tidak menyukai dengan pernikahan kalian." Felix memberi kesimpulan yang lebih masuk

    最終更新日 : 2022-05-04
  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Percakapan di Meja Makan

    "Ini apa?" Reega mengernyit ketika membuka paper bag berlogo toko kue milik Rose dan menemukan salah satu kue berbentuk cangkang kerang.Rose yang sedang mencuci tangan di wastafel lantas menoleh, mengulas senyum tipis ketika melihat Reega tengah mengamati kue kecil di tangannya. "Itu madeleine, kue kecil asal Prancis," jawabnya."Apa ini enak?""Coba saja kau makan. Selera orang, kan, beda-beda."Reega mengamati kue itu sekali lagi sebelum memasukkannya ke dalam mulut dan mengangguk-anggukkan kepalanya."Bagaimana, enak?" tanya Rose."Enak," angguk Reega. "Rasanya legit dan teksturnya mirip kue sponge.""Aku juga membawa beberapa kue basah lainnya, dan ada beberapa kue kering juga. Kau bisa membawanya ke kantor besok, berikan juga pada Ilona dan Felix, ya. Jangan pelit." Rose mengeluarkan beberapa toples kue kering dari paper bag lainnya."Banyak sekali yang kau bawa?" Reega mengernyit, meraih salah satu toples berisi cookies cokelat."Agar bisa dibagikan, dan beberapa bisa jadi camil

    最終更新日 : 2022-05-05

最新チャプター

  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Tidak Menemukan Jawaban

    Rose duduk menyendiri di taman rumah sakit dengan amplop di tangannya. Ia menghela napas pelan, ada banyak andai-andai di kepalanya, banyak pertanyaan yang tak kunjung temui jawab. Tentang donor mata kakaknya, dan hubungan apa yang terjalin di antara kakaknya dengan suaminya."Papa dan Mama harusnya tahu soal ini," gumamnya. "Tapi kenapa tidak ada yang membahas hal ini sebelumnya?"Rose memasukkan amplop tersebut ke dalam tas kemudian bersiap untuk pulang. Hal sebesar ini, mustahil kalau orang tuanya tidak tahu menahu. Lora tidak mungkin mengambil keputusan seperti ini tanpa melibatkan ayah dan ibunya, maka Rose harus menanyakan pada mereka tentang hal ini.Baru saja ia berdiri untuk pergi, ponselnya sudah lebih dulu berbunyi menandakan panggilan masuk. Rose meraih ponselnya dan mengernyit ketika mendapati nama Reega sebagai penelepon, ia segera mengangkat panggilan tersebut."Hallo, Ga, ada apa?" sambutnya begitu panggilan tersambung."Kau sibuk? Masih di toko?" balas Reega dari sebe

  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Mencari Kebenaran

    Selesai menyantap sarapan pagi, Rose membereskan semua alat makan di meja dan membawanya ke wastafel. Meskipun ada Gista, dia tidak ingin merepotkan orang lain. Bagi Rose, hal itu sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari."Aku ingin ke toko hari ini." Rose kembali dari dapur usai mencuci peralatan makan tadi. "Apa kau mengizinkan?" sambungnya."Aku tidak mengizinkanmu ke mana-mana. Lebih baik kau ikut denganku ke kantor." Reega menggeleng, menolak memberi izin dengan alasan tak ingin menempatkan Rose dalam keadaan bahaya lagi."Ke kantormu lagi?" Rose menarik napasnya lalu dia hembuskan dengan pelan. "Sejujurnya aku bosan berada di kantormu. Tidak ada satupun yang bisa kulakukan di sana.""Lalu maumu apa? Mengizinkan dan membiarkanmu dalam bahaya lagi?" Reega menahan emosinya. "Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.""Kau berlebihan, Ga. Aku hanya ke toko untuk memperbaharui beberapa resep." Rose memutar otak, bingung dengan alasan apa lagi dia bisa membujuk suaminya yang keras

  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Sesuatu di Kamar

    "Aku harus kembali ke ruang meeting setelah ini." Reega mengusap mulutnya dengan saputangan. "Kau tidak masalah, kan, kutinggal di sini lagi?"Rose yang sedang membereskan peralatan makan mendengus pelan. "Ya mau bagaimana lagi, kan? Kau tidak mengizinkanku diam di rumah, tapi aku juga tetap sendirian di sini.""Mau kupanggilkan Ilona untuk menemanimu?" tawar Reega."Tidak perlu," jawab Rose. "Tapi aku boleh pakai kamarmu? Aku agak mengantuk." Ia menunjuk ke salah satu ruangan yang pintunya sedikit terbuka.Reega mengangguk. "Pakai saja. Kau boleh memakai seluruh ruangan di kantor ini sesukamu, tidak akan ada yang melarang.""Reega, kurasa setelah ini kau tetap harus meminta maaf pada Padma. Dia cukup tersinggung dengan ucapanmu tadi," ujar Rose serius. "Bukannya apa-apa, hanya saja kalau aku berada di posisi yang sama dengannya, aku juga pasti marah sekali. Kau harus menjelaskannya pada Padma kalau masih ingin hubunganmu baik-baik saja."Reega menghela napas. "Iya, aku akan menelepon

  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Perlahan Menghindar?

    Rose berlari mengejar Padma melewati meja Ilona dan menaiki lift. Wujud Padma cepat sekali menghilang dari pandangan. Meski seringkali cekcok, Rose berharap Padma masih berada di sekitar kantor Reega.Rose bernapas lega saat menemukan Padma sedang duduk di sofa yang tak jauh dari resepsionis. "Untung saja kau masih di sini," ucap Rose ngos-ngosan. Dia mengambil tempat duduk di samping Padma."Untuk apa kau menyusulku kemari? Kau ingin mengejekku, ya, karena Reega menolakku tadi," ujar Padma suudzon. Dia masih kesal dengan sikap Reega yang berubah drastis."Kau ini belum apa-apa sudah berburuk sangka lebih dulu. Aku ke sini untuk minta maaf atas perlakuan Reega tadi. Percayalah, Reega melakukannya untuk kebaikan semuanya." Rose menjelaskan supaya Padma tidak salah paham lagi."Oh, ya? Bukankah dia sedang membelamu? Semenjak kau hadir di antara hubungan kami, sikap Reega semakin berubah.""Maksud Reega bukan seperti itu. Dia hanya ingin menjaga nama baik perusahaan dan keluarganya. Bahk

  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Kompetisi Antar Wanita

    "Maaf, Bu, saya sudah berusaha menahan tapi Ibu Padma memaksa untuk masuk." Ilona yang berdiri di belakang Padma berujar dengan kepala menunduk.Padma berdecak. "Berkali-kali kubilang, aku belum setua itu untuk dipanggil Ibu!"Rose merotasikan matanya malas. "Bahkan tingkahmu saja sudah melebihi ibu-ibu komplek," komentarnya. Ia beralih menatap Ilona yang masih berdiri di sana. "Tidak apa-apa, kau boleh kembali ke tempatmu. Biar aku yang mengurus orang ini.""Baik, Bu."Sepeninggal Ilona, Rose membalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah sofa. "Ada urusan apa kau kemari?" tanyanya pada Padma yang baru saja menutup pintu. "Kenapa pula pintunya ditutup? Kau mau berduaan saja denganku di sini?""Jangan harap!" balas Padma. "Aku datang karena ingin menemui kekasihku, lah, memangnya apa lagi? Harusnya aku yang bertanya untuk apa kau di sini, merusak pemandangan saja.""Yang kau bilang kekasihmu itu nyatanya suamiku kalau kau lupa.""Pernikahan kalian hanya sebatas kontrak, kalau kau juga lupa

  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Perhatian

    Seusai menelepon, Reega kembali duduk di samping Rose. "Kau sedang melihat apa?" tanya Reega penasaran sebab Rose terlihat memandang sesuatu di seberang jalan."Ah, itu ...." Rose menoleh sebentar pada Reega. "Ada temanku di seberang jalan sana." Dia mengarahkan telunjuknya ke seberang namun tidak menemukan apa-apa di sana.Dahi Reega berkerut. "Temanmu? Di mana? Tidak ada siapa pun di sana.""Tadi dia di sana dan berdiri seorang diri. Sungguh." Rose kekeuh jika penglihatannya tidaak mungkin salah."Mungkin kau salah lihat. Lagi pula ini sudah malam, penglihatanmu pasti kabur." Reega menggelengkan kepala. Dia beranjak dari duduknya menuju penjual pecel lele untuk membayar semua tagihan makanannya."Tidak mungkin aku salah lihat. Jelas sekali aku melihat Aruni di sana," gumam Rose dalam hati."Ayo, kita pulang. Aku sudah membayar semuanya," ajak Reega seraya mengulurkan telapak tangannya.Rose mengernyit. Beberapa hari ini kelakuan suaminya itu terbilang aneh. Seperti lebih peduli dan p

  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Pecel Lele Kaki Lima

    "Kita sekalian makan malam di luar saja." Reega bersuara setelah keheningan yang terjadi selama beberapa menit di dalam mobil. Ia melihat arloji di pergelangan tangan dan mengetuk-ngetukkan jarinya pada kemudi."Di kulkas masih ada beberapa bahan makanan, sayang kalau busuk," balas Rose."Tanganmu terluka." Reega melirik pergelangan tangan Rose yang memerah dan lecet, bekas jeratan tali di lokasi tadi. "Aku juga tidak sampai hati membiarkanmu bekerja di dapur dengan kondisi yang seperti itu.""Ini hanya sedikit lecet, besok juga sembuh.""Setidaknya dengarkan aku sesekali, Rose." Kali ini Reega benar-benar menoleh dan menatap Rose. "Aku berusaha untuk bersikap selayaknya suami yang baik, aku selalu mencoba untuk menjaga dan melindungimu yang mungkin kau anggap berlebihan. Tapi bahkan perlindungan yang kuberikan juga masih belum cukup untuk membuatmu aman. Aku hanya memintamu tetap diam di rumah atau di toko sampai aku kembali dari bekerja, tapi kau selalu mencari-cari alasan untuk perg

  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Percaya

    Reega menyetir mobilnya dengan cepat, dia mengarahkan laju sesuai dengan lokasi yang dikirimkan oleh Pak Randi. Reega tak habis pikir kenapa Rose masih berada di perjalanan padahal biasanya tak lama dia berangkat kantor, Rose langsung ke toko.Tiba di lokasi, Reega melihat beberapa bodyguardnya babak belur. Dia tidak menemukan Rose di mana-mana, sementara Pak Randi mulai terlihat panik."Di mana Rose?" tanya Reega dengan nada tinggi."I-ibu Rose dibawa mereka pergi," jawab Pak Randi ketakutan. "Maaf, Pak. Saya tidak bisa menghalangi mereka.""Kalian semua kenapa tidak becus menjaga Rose!" Amarah Reega sudah memuncak. Semua bodyguardnya tak ada yang menjawab justru malah menundukan kepala.Reega menelpon Rose tapi berkali-kali panggilannya tidak diangkat dan kemudian teringat bahwa semalam dirinya baru saja memasang GPS di ponsel Rose. Maka dari itu, dia langsung melacak keberadaan Rose melalui GPS."Kalian semua ikuti saya dari belakang dan jangan lupa hubungi polisi," titah Reega saat

  • Sengketa Pernikahan Kontrak   Insiden Lain Tak Menyenangkan

    Rose memandangi ponselnya berkali-kali dengan bosan. Pesannya tak kunjung mendapatkan balasan dari Reega dan ia mengartikan itu sebagai persetujuan dari Reega. Maka tanpa basa-basi Rose segera meraih tasnya dan bersiap pergi."Kau mau ke mana?" tegur Arka begitu mendapati Rose sedang memasukkan ponselnya ke dalam tas."Aku mau pulang," balas Rose."Bukankah di rumahmu tidak ada orang?" Arka mengernyit."Bukan ke rumahku, tapi ke rumah orang tuaku. Sudah, ya, aku pergi dulu." Rose hendak berjalan ketika Arka tiba-tiba menghalangi jalannya."Kau sudah minta izin pada suamimu? Aku tidak mau dia datang sambil marah-marah seperti kemarin, malu pada pelanggan. Untung kemarin sedang sepi, ya, kalau ramai bagaimana?""Aduh, sejak kapan kau jadi cerewet begini, eh? Aku sudah mengirim pesan padanya tadi, kau tenang saja, oke? Sekarang biarkan aku pergi, lagi pula aku hanya pulang ke rumah orang tuaku, kok."Arka merotasikan matanya namun tetap menyingkir dari hadapan Rose. "Ya sudah, hati-hati.

コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status