Beranda / Rumah Tangga / Semalam Dengan Sepupumu / 85. Antara Anya, Bima dan Rama

Share

85. Antara Anya, Bima dan Rama

Penulis: dtyas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-25 17:48:02

“Tunggu di sini, aku harus tanya dulu apa Anya mau bertemu denganmu atau tidak.” Selly melarang Rama ikut masuk ke dalam kamar rawat inap. “Jangan mengintip, duduk saja disitu!” titah Selly karena Rama akan melongokan kepalanya saat pintu dibuka.

“Iya,” sahut Rama kemudian duduk. Entah mengapa dia begitu patuh pada Selly. Padahal bisa saja ia memaksa masuk.

Selly merapatkan pintu, menuju lemari cabinet di samping ranjang menyimpan kain dan pakaian ganti untuk Anya. Bima masih setia duduk di samping ranjang, sedangkan Anya terlihat memejamkan matanya.

“Dia tidur?” tanya Selly.

“Hm. Tadi dokter visit lalu disuntik obat, tidak lama dia bilang ngantuk.” Bima bicara lirih agar tidak mengganggu Anya yang sedang terlelap.

“Pak Bima, kemari!” Selly menunjuk sofa untuk mengajak pria itu bicara. Tentu saja membicarakan kedatangan Rama. Selly menduga Bima akan terkejut atau panik mendengar Rama datang, nyatanya tidak terduga.

“Sudah datang dia, aku pikir tidak akan sampai sini.”

“Loh, kalian mem
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Semalam Dengan Sepupumu   86. Akhirnya ....

    “Jangan negatif dulu, apa yang terjadi tidak seperti yang kamu bayangkan,” ujar Bima dan Selly hanya menggeleng.“Aku tidak mengerti dan tidak tahu, itu urusan kalian.”“Nah, bagus. Memang seharusnya begitu, jangan mengusik kehidupan orang lain.” Bima bicara pada Selly, tapi pandangannya tetap tertuju pada Rama dan Anya. “Bicarakan apa dia, kenapa berbisik begitu,” keluhnya membuat Selly ikut menatap ke arah Rama.Akhirnya Bima dan Selly malah memperhatikan dua orang lainnya yang berada di kamar itu. Rama beranjak dari duduknya karena ponselnya bergetar, ternyata panggilan dari kantor. Sebenarnya hari ini ada jadwal rapat dan dia menjanjikan akan melakukan teleconference.Di sofa, Rama sibuk rapat online dan Bima fokus pada tablet. Anya tetap berbaring dan Selly keluar mencari angin. Satu ruangan dengan Rama membuat dadanya sesak, entah penyesalan atau memang masih ada perasaan pada pria itu.Duduk di kursi taman tidak jauh dari kamar perawatan Anya, Selly menatap orang yang lalu lala

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Semalam Dengan Sepupumu   87. Penasaran

    Anya cemberut sedangkan Bima terkekeh, sejak tadi berhasil menggoda dan mengeluarkan rayuan gombal.“Gombal, nggak mempan di aku,” seru Anya masih dengan wajah cemberut.“Bagus deh kalau nggak mempan, karena aku nggak pandai ngegombal,” sahut Bima.Anya melirik jam dinding, sudah cukup lama tidak melihat Selly. Bima mengatakan sedang pergi keluar, tapi kemana.“Ada apa?” tanya Bima melihat wajah Anya mendadak resah.“Selly kemana? Apa pulang ya.”“Keluar, terus si Rama nyusul. Biarin aja, mana tahu lagi pedekate lagi mau CLBK,” ejek Bima lalu tergelak.“Ih, ngaco. Bisa aja Selly udah ada pacar atau calon suami, kenapa malah dijodohkan sama Mas Rama lagi.”“Emang Selly bilang sudah ada gantinya Rama?” Anya hanya bisa menjawab dengan gelengan. Semenjak bertemu, Selly tidak pernah menceritakan masalah pribadinya.Sedang dibicarakan, orangnya malah muncul. Selly datang bersama Rama dan langsung menjadi bahan candaan oleh Bima sampai Anya harus menegurnya.“Biarin aja, biar dia senang keta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Semalam Dengan Sepupumu   88. Penasaran (2)

    Semalaman tidak tidur dengan pikiran yang entah membuat penampilan Rama berantakan, terlihat sangat lelah. Selly yang tadi keluar membeli sarapan sudah kembali dengan membawa tiga porsi bubur ayam. Menawarkan pada Rama dan Bima.Rama hanya berdehem, sedangkan Bima sedang menemani Anya sarapan. Sesekali pria itu mengeluarkan rayuan dan candaannya. Mendengar hal itu Rama hanya berdecak, bukan karena cemburu melainkan kesal ia tidak bisa melakukan hal itu pada perempuan lain. Saat ini statusnya mungkin masih seorang suami, tapi kesepian.Menoleh ke samping, Selly sedang menikmati sarapannya sambil fokus pada ponsel. Sesekali ia tersenyum, mungkin saja berbalas pesan dengan Mas Sena. Siapa pria itu semakin membuat Rama penasaran.“Makan dulu, terus mandi atau cuci muka. Penampilan kamu udah kayak orang sakit,” ujar Selly, tapi pandangannya tetap pada ponsel.Rama mengambil porsi miliknya.“Pacaran mulu,” ejeknya lirih, nyatanya didengar oleh Selly yang langsung melirik ke arahnya.“Siapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Semalam Dengan Sepupumu   89. HUbungi Selly

    Rama mengesampingkan image karena terlalu kepo dengan urusan Selly yang saat ini bukan siapa-siapanya. Namun, kembali ke Jakarta dengan pikiran berkecamuk penasaran dengan hubungan Selly dan Sena, membuatnya terpaksa harus mencari kejelasan.Ia pun tidak tahu atas dasar apa dirinya terlalu ingin tahu. Anggap saja kepedulian karena mereka pernah dekat. Tidak ingin Selly menjalani hubungan bebas seperti sebelumnya. Kelihatannya wanita itu sudah berubah, tidak ada salahnya ia sedikit peduli.“Hah, Mas Sena?” tanya Selly dan Rama bergeming masih dengan menatap tajam padanya. “Kamu kok tau Mas Sena?”Bukan menjawab Rama malah berdecak mendengar Selly menyematkan panggilan Mas pada pria itu. Sedangkan mereka sudah pernah saling cinta bahkan menikah walau secara siri, tapi tidak ada Selly memanggilnya dengan sebutan sayang seperti itu.“Pacar kamu ‘kan?” Rama kembali bertanya. Selly awalnya diam lalu tergelak membuat Rama keheranan.“Mas Sena itu udah punya istri dan bukan pacar aku.”“Ngapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Semalam Dengan Sepupumu   90. Benar-benar Cinta

    Anya baru saja masuk ke dalam kamar, Ira asisten wanita itu sudah mengantar dan memastikan majikannya nyaman di dalam kamar. Selly sempat melirik saat Ira menutup pintu kamar Anya.Hari ini sepulang kerja, selly langsung ke rumah Anya dan memutuskan untuk menginap. Meski sudah ada Ira yang menemani, rasanya agak khawatir apalagi sudah dekat persalinan dan tadi siang mereka sempat berkirim pesan di mana Anya mengeluhkan perutnya sering kram dan kontraksi palsu.Bima pun sempat menghubungi Selly agar mengawasi Anya dan terus mengabari kalau siap melahirkan. Sesuai dengan janji pria itu, mobil datang dan stand by di kediaman Anya.“Sudah tidur mbak?” tanya Selly saat Ira menutup pintu kamar.“Sudah, Mbak,” jawab Ira.Selly mengangguk pelan, berbaring di ruang tamu yang memang hanya ada karpet dan kasur lipat akan digunakan untuk tidur dirinya juga Ira. Masih memainkan ponsel menscroll media sosial dan online shop. Dahinya mengernyit saat ada panggilan masuk. Sebenarnya bukan hal yang ane

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Semalam Dengan Sepupumu   91. Salah Sangka

    Bima sudah mendapatkan kabar dari Rama, kemungkinan Denis akan gencar mencari Anya karena pengakuan kalau pria itu tidak akan mendapatkan cucu dari Anya. Dua orang kepercayaan Bima masih berada di daerah di mana Anya tinggal. Masih mengawasi dan memastikan keamanan Anya.Tidak boleh gegabah dengan datang menemui Anya, paling tidak sampai wanita itu melahirkan. Sebelum itu, sangat beresiko.Masalah lain yang harus dipikirkan adalah, di mana Anya akan tinggal setelah melahirkan. Selama menunggu proses perceraian dan masa iddah selesai sebelum menikah dengan Bima.Masa itu akan chaos, persoalannya bukan hanya berhadapan dengan Denis, tapi juga orangtua Anya. Bima kurang konsentrasi, padahal sedang berdiskusi dengan Umar.“Anda dengar penjelasan saya?”Bima bergeming.“Pak Bima,” tegur Umar.“Eh, kenapa?” tanya Bima dan Umar hanya mendesah pelan. Benar saja, bosnya itu tidak fokus. Tidak lain memikirkan Anya.“Kalau kangen, ya samperin aja Bos.”“Nggak semudah itu, kalau gue ke sana nanti

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Semalam Dengan Sepupumu   92. Pembukaan (1)

    Dua hari ini Selly sedang sibuk, bahkan tidak bisa mampir ke rumah Anya. Hanya menghubungi tadi siang dan menanyakan kabar pada Ira. Tubuhnya lelah dengan aktivitas seharian ini. Hampir jam delapan malam saat dia tiba di rumah kontrakan yang selama ini ditempati.Brak.Selly melempar tasnya ke atas meja lalu menguap. Bukan hanya lelah, tapi masih kesal sendiri setelah obrolan dengan Rama beberapa hari yang lalu melalui telepon.“Mandi gak ya,” gumam Selly ragu-ragu. “Nggak mandi gerah, mandi dingin banget.”Seharian berada di luar ruangan, berpeluh dan kena debu. Selly memutuskan untuk mandi air hangat. Berbeda dengan tinggal di apartemen, yang tinggal memutar kran untuk mendapatkan air hangat. Di sini ia harus memasak air dalam panci, setelah cukup panas dituang dengan air mandinya di dalam bak atau ember besar.“Hah, segar,” ucap Selly setelah selesai membersihkan diri dan mengeringkan rambutnya. Terdengar dering ponsel, Selly menatap sekitar mencari keberadaan ponselnya.“Di mana y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Semalam Dengan Sepupumu   93. Pembukaan (Sempurna)

    Hampir tengah malam saat Bima tiba di rumah sakit dan Anya masih menikmati kontraksi agar bisa pembukaan sempurna. Baik Selly ataupun Ira sama-sama belum pengalaman masalah persalinan, hanya bisa menyemangati Anya dan menyampaikan pada bidan keluhan Anya yang dianggap sudah mengkhawatirkan.“Sayang, aku di sini,” ujar Bima langsung meraih tangan Anya yang bebas dari jarum infus.Wanita itu tidak merespon dengan ceria karena menahan sakitnya kontraksi.“Maaf sudah buat kamu jadi begini.” Bima mengecup punggung tangan Anya.Hanya Bima yang menemani Anya, Selly dan Ira menunggu di luar. Efek induksi yang diberikan satu jam lalu membuat Anya merasakan kontraksi semakin intens.“Suster!” teriak Bima. “Istri saya kesakitan.” Bima langsung panik saat Anya mencengkram tangannya.Bidan kembali melakukan pemeriksaan dalam dan mengatakan sudah pembukaan sempurna.“Suster, panggilkan dokter. Ini sudah siap lahir, saya siapkan alat dulu.”“Saya nggak tahan sus, seperti ada yang mendorong dari dala

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02

Bab terbaru

  • Semalam Dengan Sepupumu   145. Season 2 - Happy Ending

    Meski dengan perdebatan panjang, akhirnya diputuskan kalau Selly hanya akan mengakhiri kontrak kerjanya sampai akhir tahun. Setelah itu ia akan fokus menjadi ibu rumah tangga saja.Rama masih tinggal di Bali, dalam beberapa bulan ke depan akan bolak-balik Jakarta Bali masalah pekerjaan. Resepsi pernikahan akan mereka laksanakan di Bali. Bahkan Rama setuju usulan Selly untuk menetap di sana.Mulai tahun depan Bima akan memimpin kantor cabang yang ada di Bali, Umar yang akan menggantikan posisi Rama. Bahkan rumah untuk tempat tinggal, sudah mereka dapatkan.“Aku suka tinggal di sini, banyak tempat indah.”“Tapi biaya hidup di sini mahal.”“Kamu ‘kan yang kerja, aku diminta di rumah saja. Aku tidak boros kok,” jelas Selly dan Rama sudah meyakini itu. Kehidupan Selly berubah dari sebelumnya, jarang menggunakan barang branded kecuali di acara tertentu.Bahkan tidak jarang ia tidur menggunakan daster yang dibeli secara online dua ratus ribu dapat tiga pcs.“Ayo tidur,” ucap Selly menjauhkan

  • Semalam Dengan Sepupumu   144. Season 2 - Aku CInta Kamu

    “Rama, kamu yakin?” Selly menarik tangan Rama yang akan membuka pintu.“Tentu saja aku yakin, memang kamu mau sembunyi di mana. Mama pasti tinggal di sini untuk beberapa hari. Semenjak papa tiada, dia posesif padaku. Hari ini aku akan berikan apa yang dituntut selama ini?”“Apa?” tanya Selly masih berbisik sedangkan ketukan pintu dan suara bel bagai bersahutan.“Calon istri,” jawab Rama lalu membuka pintu.“Lama sekali, kamu ngapain sih. Makanya jangan begadang, mama mulai diabaikan. Pasti … ini siapa? Kenapa kalian berdua ada di … kamu bukannya … Selly.” Malika mencecar setelah melihat Selly dari balik tubuh putranya.Sambil bersedekap, Malika menarik nafasnya memandang Rama dan Selly duduk berdampingan berseberangan dengannya di sofa. Dari penampilan mereka bisa dipastikan aktivitas dewasa. Kemeja Rama berantakan, apalagi rambutnya. Sama halnya dengan Selly dengan rambut berantakan dan dress dilapisi blazer.“Hah, jadi ini yang kamu lakukan di sini?”“Mah, dengar penjelasanku dulu.

  • Semalam Dengan Sepupumu   143. Season 2 - Tanggung jawab

    Seharusnya pagi itu Selly mandi dulu, bukan terlihat berantakan. Meski Rama terlihat tidak masalah, tapi ia sesali. Sarapannya berakhir di warung tenda samping gedung apartemen, tidak mungkin Selly makan di resto bersama penghuni lain.Saat perbaikan unit tempat Rama, Selly memastikan sendiri semua sudah oke. Bahkan ia mencuri pandangan melihat sekeliling kamar dan tidak menemukan barang milik perempuan.“Seharusnya aku tidak boleh begini, tapi penasaran.”Berkali-kali menghubungi unit Rama saat malam dan pagi, nyatanya tidak dijawab. Kontaknya Selly tidak punya, hanya sekedar menyampaikan kalau semua sudah beres. Berharap bisa lanjut komunikasi.“Hah.” Selly tertelungkup di meja resepsionis pojok. Harapannya pupus, menduga Rama kecewa dan ilfil dengannya saat pertemuan terakhir dan itu sudah berlalu seminggu yang lalu.Sudah mendapatkan kontak Rama dari data penyewa, tapi urung menghubungi karena tidak ada alasan untuk sekedar basa basi. Hari ini Selly kembali shift dua dan tidak lam

  • Semalam Dengan Sepupumu   143. Season 2 - Drama Pemanas Air.

    “Lantai tujuh?” tanya Rama saat Selly menekan angka lantai yang mereka tuju.“Unitku di lantai tujuh,” jawab Selly.Rama terkekeh lalu menyugar rambutnya, membuat Selly bingung. Ia merasa semesta memang mendukung pertemuannya. Dari sekian banyak apartemen rumah kosan, kantor memilihkan apartemen itu untuk dirinya dan dari banyaknya lantai dan kamar nyatanya mereka malah sangat dekat.“Kenapa?”“Tujuh satu dua,” jawab Rama.“Hah, kamu di … aku tujuh kosong delapan.”Sudah kuduga, perempuan yang aku lihat malam itu memang Selly. Astaga, aku harus bagaimana Tuhan. Kenapa sedekat ini, bagaimana kalau … statusnya. Aku harus cari tahu statusnya, batin Rama.Masih dengan kecanggungan akhirnya hening, Selly mengulum senyum menyadari mereka berada dalam satu lantai. Mungkinkah mereka akan sering bertemu. Pekerjaannya hanya mengecek mana unit yang habis waktu sewa dan sewa baru, tidak berurusan dengan database penyewa atau pemilik. Kecuali sedang ada masalah seperti di unit delapan satu lima.R

  • Semalam Dengan Sepupumu   141. Season 2 - Ke Kamarmu

    Hampir subuh, Rama masih berada di balkon. Setelah menikmati makan malam di pagi buta, tidak mungkin langsung tidur. Berada di balkon kamarnya sambil fokus pada ponsel.Hari ini rencananya ia akan langsung menuju lokasi proyek. Kendaraan dan supir yang akan mengantar selama ia berada di Bali sudah dihubungi dan standy setiap jam setengah delapan pagi.Rama mengusap kasar wajahnya, antara ngantuk dan pusing. Tidur pun tidak mungkin, dia akan kesiangan.“Sepertinya mandi air hangat saja,” gumam Rama lalu menutup pintu balkon dan menuju toilet.Berada di bawah guyuran shower, air hangat mengalir menyiram tubuhnya. Benar saja ia merasa lebih segar. Saat akan membilas busa dari sabun, mendadak air yang mengguyur tubuhnya terasa dingin. Memutar kran pengatur air hangat, nyatanya yang keluar tetap dingin.“Rusak atau ….”Berkali-kali memutar kran pengatur suhu, nyatanya tidak berfungsi. Rama mengakhiri mandinya. Kecewa karena berakhir dengan kedinginan. Baru saja memakai kemeja dan celana pa

  • Semalam Dengan Sepupumu   140. Season 2 - Hanya Kebetulan

    “Selamat sore, mbak. Saya mau ambil kunci kamar, booking atas nama Rama. Rama Hardana.”Resepsionis yang sedang bertugas menatap Rama tanpa berkedip, beberapa saat masih saja diam mematung. Tidak menjawab salam dan permintaan pria di hadapannya.Rama sampai berdeham.“Mbak, saya mau ambil kunci,” ujar Rama lagi.“Eh, iya, maaf mas.” Resepsionis itu terlihat canggung. “Namanya … siapa?”“Rama Hardana,” jawab Rama kembali tersenyum.“Ah. Iya, sebentar.” Mengambil kunci access kamar sekaligus id card dan form yang harus diparaf oleh Rama. “Ini tolong ditanda tangani, boleh dibaca dulu. Kami isi berdasarkan data yang dikirim saat booking ya.”Rama membaca sekilas isian biodatanya tentang perjanjian sewa, tidak ada yang aneh dan semua terlihat aturan biasa yang berlaku untuk sewa menyewa apartemen atau gedung. Ia membubuhkan tanda tangan lalu menyerahkan kembali formulir tersebut.“Ini kartu aksesnya, selamat datang semoga nyaman tinggal di sini. Kalau ada saran atau membutuhkan sesuatu si

  • Semalam Dengan Sepupumu   139. Season 2 - Penghuni Baru

    “Halo.” Selly menjawab telepon sambil menguap dengan suara parau.“Mbak, ada masalah. Bisa turun dulu nggak, please!”“Astaga, kalian nggak bisa kasih saya istirahat tenang. Tengah malam saya baru naik ke kamar, ini jam berapa saya harus turun lagi,” keluh Selly mendengar permintaan dari ujung sana.“Tolong, mbak! Aku tidak ngerti, ini bule marah-marah nggak jelas.”“Tunggu, aku turun sekarang.”Panggilan berakhir, Selly gegas menuju toilet untuk memeriksa penampilannya. Tidak mungkin harus mandi dulu, akan semakin lama. Menyisir rambutnya, beruntung rambut lurusnya tidak sulit diatur. Menggunakan liptint agar tidak pucat dan terlihat belum mandi.“Oke, nggak mungkin pake piyama.” Selly melepaskan dan membiarkan piyamanya teronggok di lantai lalu mengambil dress putih dan blazer hitam. Tidak lupa ponselnya aman di dalam saku.Masih jam empat pagi, suasana apartemen masih lenggang. Tentu saja aktivitas lift bisa cepat digunakan.“Halo.”“Mbak ….”“Ini sudah di lift. Bentar lagi sampe.

  • Semalam Dengan Sepupumu   138. Season 2 - Makan Malam

    Anya merasakan keseruan mengasuh ketiga anaknya, meski masih dibantu oleh Ira dan seorang baby sitter bernama Emi. Rencana memiliki banyak anak, minimal empat atau lima harus ditunda untuk sementara. Paling tidak menunggu si kembar berumur empat tahun.Bima agak trauma saat Anya melahirkan anak kedua mereka karena pecah ketuban di umur kehamilan delapan bulan dan pembukaan yang sangat cepat dan harus rela persalinan darurat dengan jalan operasi.“Mbak, anak-anak sudah tidur?” tanya Anya memastikan hidangan makan malam sudah siap dan tinggal di sajikan.“si kembar sudah bu, tapi Dewa belum. Ini saya mau buat susunya dulu.”Anya hanya mengangguk mendengar laporan dari Emi. Malam ini Bima mengundang makan malam keluarganya, Rama serta Malika juga keluarga Anya.“Anak-anak kemana?” tanya Citra yang baru datang bersama Alya. Bagas tidak hadir karena ada pertemuan mendadak dengan klien bisnisnya.“Di kamar Bun, sudah tidur, tapi Dewa belum.”“Hm, Alya kamu bantu temani anak-anak,” titah Cit

  • Semalam Dengan Sepupumu   137. Season 2 - Semoga Saja

    Saat Anya dan Bima kembali ke rumah, sudah ada Citra dan Alya di sana. Menyambut kedatangan mereka yang membawa kabar gembira. Bukan hanya pasangan itu yang antusias dengan kehamilan Anya, tapi keluarga besar Anya juga para pekerja di rumah.Kebahagiaan seakan berkali lipat manakala hasil pemeriksaan ditemukan ada dua kantung janin, artinya Anya mengandung anak kembar. Usia kehamilan sudah hampir sepuluh minggu. Tidak menyadari cukup lama periodenya terlewat.“Dewa, mama sama papa datang,” seru Citra.Anya langsung menghempaskan tubuhnya di sofa, Bima yang tadi merangkul Anya memaksa wanita itu untuk membersihkan diri sebelum menyentuh Dewa.“Bik, tolong turunkan belanjaan di bagasi,” titah Bima. “Lalu buatkan salad, istriku mau makan salad. Yogurtnya yang di kulkas.”“Nah gitu, mau makan sesuatu lebih baik minta bibik yang buatkan. Jangan beli, apalagi yang di pinggir jalan. Mana tahu ada debu masuk ke makanan,” nasehat Citra.Kalau Citra bahagia karena akan mendapatkan cucu lagi, be

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status