Share

60. Mutasi vs Hukuman

Penulis: dtyas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-03 21:38:48

“Sayang,”panggil Bima menghampiri Anya yang terkejut dengan kehadiran pria itu.

Anya menatap ke arah pintu kamar, memastikan tidak ada Rama.

“Kamu … kenapa ke sini?” tanya Anya khawatir berusaha beranjak duduk, tapi ditahan oleh Bima agar tetap berbaring.

“Ck. Kenapa tidak mengabariku? Seharusnya tidak begini, kalau kamu kasih kabar.”

“Aku sedang menghindar dari keluarga Mas Rama dan juga keluargaku,” jelas Anya lirih. “Sebaiknya kamu pergi, situasinya tidak memungkinkan. Mas Rama akan--"

“Aku tetap di sini. Rama harus tahu kalau kamu mengandung anakku.” Bima mengusap perut Anya. “Dia … baik-baik saja ‘kan?”

“Dokter bilang masih dalam observasi. Kecelakaan kemarin aku … Mas Rama sebentar lagi datang, kamu pergi dulu. Paling tidak besok pagi saja datang lagi. Keadaan sudah kacau, jangan menambah masalah.”

“Ck. Ponselmu, jangan abaikan aku!”

Anya mengangguk pelan, menduga Bima akan lekas pergi nyatanya pria itu malah mendekat lalu mencium keningnya.

“Ada orang yang akan mengawasimu, j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Semalam Dengan Sepupumu   61. Siapa Pria Itu?

    Rama pamit meninggalkan kamar saat ibu mertuanya datang. Niat hati hendak pergi agak jauh, tapi urung karena ingin tahu interaksi kedua wanita di dalam kamar.“Bu,” panggil Anya. Wajar seorang anak ingin menyampaikan kalau dia sedang tidak baik-baik saja.Bukannya mendapat perlakuan yang baik, Ibu Anya malah berdiri bersedekap menatap putrinya dengan luka perban di dahi dan lengan. Lalu berdecak dan menggeleng pelan.“Makanya nurut sama orangtua. Disuruh balik ke Rama malah kabur, kayak gini jadinya. Bikin malu saja.”“Ibu nggak ngerti perasaan aku.”“Justru karena Ibu dan Ayah tahu yang terbaik untuk kamu, tinggal patuh aja. Rama itu sudah yang terbaik untuk kamu, sampai kamu tua nanti.”Rama yang mendengarkan percakapan dari balik pintu, tersenyum mendengar hal itu. Ternyata meskipun brengsek masih ada orangtua yang mempercayakan putrinya. Yah, sudah pasti karena tingkat sosial mereka.“Aku harus pisah dengan Mas Rama, aku nggak pantas untuk dia … Bu.” Suara Anya terdengar lirih dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Semalam Dengan Sepupumu   62. Tinggal Kenangan

    “Aku harus bagaimana?” tanya Anya.“Ya, katakan saja yang sebenarnya. Kalau aku yang sudah menghamilimu.”“Jangan bercanda, posisiku sekarang serba salah dan akan tambah masalah.”Bima tidak terlalu peduli masalah Rama yang penasaran siapa pria yang sudah menggagahi sang istri. Yang jelas dia merasa lebih hebat dari Rama. Meski statusnya suami, tapi tidak pernah mau menyentuh Anya.Lebih tertarik membahas kondisi kandungan dan luka-luka yanga da disekujur tubuh Anya, terutama di dahi wanita itu.“Kenapa kemari?” tanya Anya.“Ck, aku sudah dari tadi bahkan hampir tertidur. Baru tanya alasan kemarin,” jawab Bima lalu menggeser kursi semakin dekat ke ranjang.“Yang jelas aku mau pastikan kamu dan bayi kita dalam keadaan aman.”“Bukannya kalian sekarang satu kantor. Gimana kalau Mas Rama cari kamu dan bisa saja Mas Rama tiba-tiba pulang.”“Tidak akan. Dia sedang sibuk. Dua hari kemarin nggak nongol di kantor, banyak yang ditunda dan sekarang lagi mumet di meja kerjanya. Kerjaan setumpuk d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Semalam Dengan Sepupumu   63. Mengalah Untuk Menang

    Rama sudah rapi dengan setelan kerja dan siap berangkat. Namun, tertahan lalu mengurus Anya yang mengalami morning sickness. Meski sudah boleh turun ke toilet, tapi pria itu tetap berdiri tidak jauh.Sedang membungkuk mengeluarkan isi perutnya, Wajah Anya terlihat pucat. Tangan Rama terus memijat pelan tengkuk wanita itu. Bahkan mengambilkan handuk kecil saat Anya mencuci muka berkumur.“Ayo, balik ke ranjang. Kamu pasti lemas.”Anya hanya bisa pasra saat Rama memapahnya kembali untuk berbaring, apalagi kepalanya berdenyut membuat ingin segera memejamkan mata.“Mau makan apa? Sarapanmu sudah keluar lagi.”“Nanti saja, Mas.”Baru kali ini Rama menyaksikan langsung ternyata memiliki keturunan tidak mudah dirasakan oleh perempuan. Ini baru morning sickness bagaimana kelanjutannya nanti. Pantas saja orang tuanya tidak memberikan dia adik, mungkin dimasa lalu mereka terlalu sibuk.“Mas berangkat saja, aku nggak pa-pa.”“Hm.” Rama jadi ingin punya keturunan sendiri, darah dagingnya.Meliha

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Semalam Dengan Sepupumu   64. Rencana Anya

    Denis dan para kuasa hukum sudah meninggalkan ruangan meeting. Begitu pula dengan Pram dan Rama. Bima diikuti oleh Umar menuju ruangannya. Umar heran dengan sikap Bima yang terlihat begitu resah bahkan berjalan mondar-mandir di ruangannya.“Sebaiknya anda duduk!”“Kau dengar tadi, tua bangka serakah itu bilang kalau posisiku bisa terancam setelah dia memiliki 45% saham. Dia memang sengaja ingin menguasai sendiri, kematian Ayah sudah pasti karena dia. Dari awal aku yakin dia sudah tahu isi surat itu, lalu dia rubah dan usir Ayah.”“Dari awal anda tidak minat dengan isi wasiat, kenapa sekarang terdengar … berbeda?”“Bukan berapa bagianku yang jadi masalah, tapi mereka sudah senang duluan. Merasa dengan Anya hamil lalu 30% itu akan menjadi milik mereka. Rama tutup mata dengan hal ini, padahal ….”“Padahal apa?” tanya Umar. “Hei, mau kemana?” tanya pria itu lagi saat Bima malah keluar dari ruangannya. Berjalan cepat menuju ruangan Rama.Brak.Rama yang sedang bicara dengan ibu Rahma sekre

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Semalam Dengan Sepupumu   65. Mengekang

    Brak.Selly melempar tas kerja ke atas kasur, nyatanya mental dan ke pinggir terkena lampu tidur di pinggir kasur. Bukan tanpa arti, sejak tadi siang Selly menahan kesabarannya. Malah dilampiaskan di rumah dan berhasil memecahkan bohlam.“Ck, jadi kerjaan deh. Harus beli bohlam baru, mana udah sore,” keluh Selly.Mau tidak mau, ia keluar dari rumah kontrakan hendak ke toko atau minimarket dan itu berarti harus menempuh perjalanan kurang lebih sepuluh menit berkendara dengan mobilnya.“Hah, sepertinya aku harus beli motor,” gumam Selly memandang ke arah jalan.Mengganti wedges dengan sandal dan membawa dompet serta ponsel, Selly berjalan menuju jalan utama meski bukan jalan raya.Terlihat penghuni kamar petak di bangunan depan rumah kontrakan dirinya, cukup ramai. Bahkan beberapa tinggal bersama keluarga termasuk anak mereka.“Mau kemana Mbak?” tanya seorang ibu yang sedang menggendong sambil menyuapi anaknya yang masih batita. “Mau ke depan,” jawab Selly sambil meringis, entah depan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Semalam Dengan Sepupumu   66. Melarikan Diri

    Ternyata sulit keluar dari kediaman Denis, ada beberapa pekerja yang ditugaskan mengawasi Anya. Sejak tadi, ia tidak melihat celah bisa melarikan diri. Berada di beranda menatap sekeliling sambil berpura-pura fokus dengan ponselnya.Malika pagi tadi pamit keluar dan tersenyum melihat gelang melingkar di pergelangan tangan Anya. Padahal setelah wanita itu pergi, segera Anya lepas dan simpan di kantongnya.“Bik,” panggil Anya.Bibi tergopoh-gopoh menghampiri. Ada tiga wanita yang mengurus rumah dan semua Anya panggil bibi.“Ada apa mbak Anya, butuh sesuatu?”“Kayaknya enak makan bakso. Keluar yuk,” ajak Anya.“Biar saya belikan, Mbak Anya tunggu sini saja.”Sesuai dugaanku, tidak akan mudah. Solusi itu yang akan ditawarkan oleh bibi, batin Anya. “Nggak enak kalau dibungkus. Makan langsung di tempat lebih nikmat, ayo Bik.”“Jangan Mbak, saya tidak berani. Nyonya pasti marah. Mbak Anya di rumah saja, apalagi belum sehat. Lihat itu luka perbannya.”Anya tidak memaksa, ia mengurungkan niat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Semalam Dengan Sepupumu   67. Pilihan Ketiga

    Bima sudah tiba di apartemennya. Bergegas masuk dan mendapati Anya di sofa.“Anya, are you okay?” tanyanya sambil memindai wanita itu.“I’m okay,” jawab Anya. “Ada hal penting yang harus kita bicarakan.“Ada yang ikuti kamu kemari?” Jangan sampai ada yang datang menjemput Anya, bagaimanapun wanita itu masih istri pria lain. Rasanya Bima ingin segera mengakhiri hubungan Anya dan Rama lalu segera menikahi wanita itu.“Aku sudah tinggalkan benda yang mungkin saja ada pelacaknya. Kemari pun aku sembunyi-sembunyi. Mungkin sekarang yang di rumah sudah tahu kalau aku kabur. Setelah menghubungi kamu, aku matikan ponsel.”Bima mengangguk pelan. Ia memastikan dulu keadaan Anya dan meminta orang kepercayaannya selain Umar untuk belanja kebutuhan Anya.“Kita harus bicara, ini penting.”“Tenang, kamu istirahat dulu. Kita pasti bicara. Tempat ini seharusnya aman untuk kamu, bukan atas namaku jadi tidak mungkin terlacak.” Bima berbicara sambil fokus dengan ponselnya karena laporan dari Umar.“Rama s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Semalam Dengan Sepupumu   68. Kerja sama

    “Aku coba cari. Mungkin di apartemenku atau temannya. Dengan kondisi Anya sekarang, tidak mungkin dia sendirian.”“Ya sudah, carilah!” titah Malika. “Pastikan anak kalian baik-baik saja. Kalau bukan sedang mengandung, rasanya Mama ingin menjambak rambut Anya. Dikasih hidup enak kok malah kabur, bodoh sekali dia.”Denis bergeming, meskipun masih kesal dengan putranya. Rama bergegas meninggalkan pasangan yang sudah melahirkannya ke dunia. Tidak ingin mendengarkan makian atau teriakan dari sang Papa.“Sial! Kemana si Anya,” gumam Rama sudah berada di dalam mobil. Pria itu menuju apartemen yang pernah ditempati bersama Anya. Nyatanya tidak ada siapapun, tampak hening dan sepi. Bahkan tanda-tanda pernah didatangi Anya pun nihil.Rama menghubungi Bagas, mertuanya sudah tahu kalau Anya ternyata kabur lagi. Mungkin dapat info dari Denis.“Ayah juga sedang cari, anak itu memang bikin masalah saja,” keluh Bagas di ujung sana. Rama mendengus mendengar ucapan Bagas. Belum tentu pria itu benar men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10

Bab terbaru

  • Semalam Dengan Sepupumu   145. Season 2 - Happy Ending

    Meski dengan perdebatan panjang, akhirnya diputuskan kalau Selly hanya akan mengakhiri kontrak kerjanya sampai akhir tahun. Setelah itu ia akan fokus menjadi ibu rumah tangga saja.Rama masih tinggal di Bali, dalam beberapa bulan ke depan akan bolak-balik Jakarta Bali masalah pekerjaan. Resepsi pernikahan akan mereka laksanakan di Bali. Bahkan Rama setuju usulan Selly untuk menetap di sana.Mulai tahun depan Bima akan memimpin kantor cabang yang ada di Bali, Umar yang akan menggantikan posisi Rama. Bahkan rumah untuk tempat tinggal, sudah mereka dapatkan.“Aku suka tinggal di sini, banyak tempat indah.”“Tapi biaya hidup di sini mahal.”“Kamu ‘kan yang kerja, aku diminta di rumah saja. Aku tidak boros kok,” jelas Selly dan Rama sudah meyakini itu. Kehidupan Selly berubah dari sebelumnya, jarang menggunakan barang branded kecuali di acara tertentu.Bahkan tidak jarang ia tidur menggunakan daster yang dibeli secara online dua ratus ribu dapat tiga pcs.“Ayo tidur,” ucap Selly menjauhkan

  • Semalam Dengan Sepupumu   144. Season 2 - Aku CInta Kamu

    “Rama, kamu yakin?” Selly menarik tangan Rama yang akan membuka pintu.“Tentu saja aku yakin, memang kamu mau sembunyi di mana. Mama pasti tinggal di sini untuk beberapa hari. Semenjak papa tiada, dia posesif padaku. Hari ini aku akan berikan apa yang dituntut selama ini?”“Apa?” tanya Selly masih berbisik sedangkan ketukan pintu dan suara bel bagai bersahutan.“Calon istri,” jawab Rama lalu membuka pintu.“Lama sekali, kamu ngapain sih. Makanya jangan begadang, mama mulai diabaikan. Pasti … ini siapa? Kenapa kalian berdua ada di … kamu bukannya … Selly.” Malika mencecar setelah melihat Selly dari balik tubuh putranya.Sambil bersedekap, Malika menarik nafasnya memandang Rama dan Selly duduk berdampingan berseberangan dengannya di sofa. Dari penampilan mereka bisa dipastikan aktivitas dewasa. Kemeja Rama berantakan, apalagi rambutnya. Sama halnya dengan Selly dengan rambut berantakan dan dress dilapisi blazer.“Hah, jadi ini yang kamu lakukan di sini?”“Mah, dengar penjelasanku dulu.

  • Semalam Dengan Sepupumu   143. Season 2 - Tanggung jawab

    Seharusnya pagi itu Selly mandi dulu, bukan terlihat berantakan. Meski Rama terlihat tidak masalah, tapi ia sesali. Sarapannya berakhir di warung tenda samping gedung apartemen, tidak mungkin Selly makan di resto bersama penghuni lain.Saat perbaikan unit tempat Rama, Selly memastikan sendiri semua sudah oke. Bahkan ia mencuri pandangan melihat sekeliling kamar dan tidak menemukan barang milik perempuan.“Seharusnya aku tidak boleh begini, tapi penasaran.”Berkali-kali menghubungi unit Rama saat malam dan pagi, nyatanya tidak dijawab. Kontaknya Selly tidak punya, hanya sekedar menyampaikan kalau semua sudah beres. Berharap bisa lanjut komunikasi.“Hah.” Selly tertelungkup di meja resepsionis pojok. Harapannya pupus, menduga Rama kecewa dan ilfil dengannya saat pertemuan terakhir dan itu sudah berlalu seminggu yang lalu.Sudah mendapatkan kontak Rama dari data penyewa, tapi urung menghubungi karena tidak ada alasan untuk sekedar basa basi. Hari ini Selly kembali shift dua dan tidak lam

  • Semalam Dengan Sepupumu   143. Season 2 - Drama Pemanas Air.

    “Lantai tujuh?” tanya Rama saat Selly menekan angka lantai yang mereka tuju.“Unitku di lantai tujuh,” jawab Selly.Rama terkekeh lalu menyugar rambutnya, membuat Selly bingung. Ia merasa semesta memang mendukung pertemuannya. Dari sekian banyak apartemen rumah kosan, kantor memilihkan apartemen itu untuk dirinya dan dari banyaknya lantai dan kamar nyatanya mereka malah sangat dekat.“Kenapa?”“Tujuh satu dua,” jawab Rama.“Hah, kamu di … aku tujuh kosong delapan.”Sudah kuduga, perempuan yang aku lihat malam itu memang Selly. Astaga, aku harus bagaimana Tuhan. Kenapa sedekat ini, bagaimana kalau … statusnya. Aku harus cari tahu statusnya, batin Rama.Masih dengan kecanggungan akhirnya hening, Selly mengulum senyum menyadari mereka berada dalam satu lantai. Mungkinkah mereka akan sering bertemu. Pekerjaannya hanya mengecek mana unit yang habis waktu sewa dan sewa baru, tidak berurusan dengan database penyewa atau pemilik. Kecuali sedang ada masalah seperti di unit delapan satu lima.R

  • Semalam Dengan Sepupumu   141. Season 2 - Ke Kamarmu

    Hampir subuh, Rama masih berada di balkon. Setelah menikmati makan malam di pagi buta, tidak mungkin langsung tidur. Berada di balkon kamarnya sambil fokus pada ponsel.Hari ini rencananya ia akan langsung menuju lokasi proyek. Kendaraan dan supir yang akan mengantar selama ia berada di Bali sudah dihubungi dan standy setiap jam setengah delapan pagi.Rama mengusap kasar wajahnya, antara ngantuk dan pusing. Tidur pun tidak mungkin, dia akan kesiangan.“Sepertinya mandi air hangat saja,” gumam Rama lalu menutup pintu balkon dan menuju toilet.Berada di bawah guyuran shower, air hangat mengalir menyiram tubuhnya. Benar saja ia merasa lebih segar. Saat akan membilas busa dari sabun, mendadak air yang mengguyur tubuhnya terasa dingin. Memutar kran pengatur air hangat, nyatanya yang keluar tetap dingin.“Rusak atau ….”Berkali-kali memutar kran pengatur suhu, nyatanya tidak berfungsi. Rama mengakhiri mandinya. Kecewa karena berakhir dengan kedinginan. Baru saja memakai kemeja dan celana pa

  • Semalam Dengan Sepupumu   140. Season 2 - Hanya Kebetulan

    “Selamat sore, mbak. Saya mau ambil kunci kamar, booking atas nama Rama. Rama Hardana.”Resepsionis yang sedang bertugas menatap Rama tanpa berkedip, beberapa saat masih saja diam mematung. Tidak menjawab salam dan permintaan pria di hadapannya.Rama sampai berdeham.“Mbak, saya mau ambil kunci,” ujar Rama lagi.“Eh, iya, maaf mas.” Resepsionis itu terlihat canggung. “Namanya … siapa?”“Rama Hardana,” jawab Rama kembali tersenyum.“Ah. Iya, sebentar.” Mengambil kunci access kamar sekaligus id card dan form yang harus diparaf oleh Rama. “Ini tolong ditanda tangani, boleh dibaca dulu. Kami isi berdasarkan data yang dikirim saat booking ya.”Rama membaca sekilas isian biodatanya tentang perjanjian sewa, tidak ada yang aneh dan semua terlihat aturan biasa yang berlaku untuk sewa menyewa apartemen atau gedung. Ia membubuhkan tanda tangan lalu menyerahkan kembali formulir tersebut.“Ini kartu aksesnya, selamat datang semoga nyaman tinggal di sini. Kalau ada saran atau membutuhkan sesuatu si

  • Semalam Dengan Sepupumu   139. Season 2 - Penghuni Baru

    “Halo.” Selly menjawab telepon sambil menguap dengan suara parau.“Mbak, ada masalah. Bisa turun dulu nggak, please!”“Astaga, kalian nggak bisa kasih saya istirahat tenang. Tengah malam saya baru naik ke kamar, ini jam berapa saya harus turun lagi,” keluh Selly mendengar permintaan dari ujung sana.“Tolong, mbak! Aku tidak ngerti, ini bule marah-marah nggak jelas.”“Tunggu, aku turun sekarang.”Panggilan berakhir, Selly gegas menuju toilet untuk memeriksa penampilannya. Tidak mungkin harus mandi dulu, akan semakin lama. Menyisir rambutnya, beruntung rambut lurusnya tidak sulit diatur. Menggunakan liptint agar tidak pucat dan terlihat belum mandi.“Oke, nggak mungkin pake piyama.” Selly melepaskan dan membiarkan piyamanya teronggok di lantai lalu mengambil dress putih dan blazer hitam. Tidak lupa ponselnya aman di dalam saku.Masih jam empat pagi, suasana apartemen masih lenggang. Tentu saja aktivitas lift bisa cepat digunakan.“Halo.”“Mbak ….”“Ini sudah di lift. Bentar lagi sampe.

  • Semalam Dengan Sepupumu   138. Season 2 - Makan Malam

    Anya merasakan keseruan mengasuh ketiga anaknya, meski masih dibantu oleh Ira dan seorang baby sitter bernama Emi. Rencana memiliki banyak anak, minimal empat atau lima harus ditunda untuk sementara. Paling tidak menunggu si kembar berumur empat tahun.Bima agak trauma saat Anya melahirkan anak kedua mereka karena pecah ketuban di umur kehamilan delapan bulan dan pembukaan yang sangat cepat dan harus rela persalinan darurat dengan jalan operasi.“Mbak, anak-anak sudah tidur?” tanya Anya memastikan hidangan makan malam sudah siap dan tinggal di sajikan.“si kembar sudah bu, tapi Dewa belum. Ini saya mau buat susunya dulu.”Anya hanya mengangguk mendengar laporan dari Emi. Malam ini Bima mengundang makan malam keluarganya, Rama serta Malika juga keluarga Anya.“Anak-anak kemana?” tanya Citra yang baru datang bersama Alya. Bagas tidak hadir karena ada pertemuan mendadak dengan klien bisnisnya.“Di kamar Bun, sudah tidur, tapi Dewa belum.”“Hm, Alya kamu bantu temani anak-anak,” titah Cit

  • Semalam Dengan Sepupumu   137. Season 2 - Semoga Saja

    Saat Anya dan Bima kembali ke rumah, sudah ada Citra dan Alya di sana. Menyambut kedatangan mereka yang membawa kabar gembira. Bukan hanya pasangan itu yang antusias dengan kehamilan Anya, tapi keluarga besar Anya juga para pekerja di rumah.Kebahagiaan seakan berkali lipat manakala hasil pemeriksaan ditemukan ada dua kantung janin, artinya Anya mengandung anak kembar. Usia kehamilan sudah hampir sepuluh minggu. Tidak menyadari cukup lama periodenya terlewat.“Dewa, mama sama papa datang,” seru Citra.Anya langsung menghempaskan tubuhnya di sofa, Bima yang tadi merangkul Anya memaksa wanita itu untuk membersihkan diri sebelum menyentuh Dewa.“Bik, tolong turunkan belanjaan di bagasi,” titah Bima. “Lalu buatkan salad, istriku mau makan salad. Yogurtnya yang di kulkas.”“Nah gitu, mau makan sesuatu lebih baik minta bibik yang buatkan. Jangan beli, apalagi yang di pinggir jalan. Mana tahu ada debu masuk ke makanan,” nasehat Citra.Kalau Citra bahagia karena akan mendapatkan cucu lagi, be

DMCA.com Protection Status