Share

249. LADANG BUNGA #3

Di tengah ladang bunga itu, ada semacam pondok sederhana.

Setelah Kara menghampiri kami, kami berjalan ke pondok sederhana itu—pondok yang bahkan lebih kecil dari pondok Nenek. Di sana ada semacam beranda kecil, tempat angin semilir membuat bunyi gemerincing pada lonceng angin, dan satu kursi santai, yang tengah diduduki orang paling fenomenal di Padang Anushka. Orang itu duduk, menaikkan kaki ke pagar kayu pondok, bersantai sangat normal, yang Kara sebut sebagai, “Berpikir.” Sebenarnya aku setuju berpikir dengan pose seperti itu dan di depan ladang bunga akan membuat kerja otakku seribu kali lipat lebih cemerlang, tetapi pose itu tidak cocok denganku.

Hanya saja, pose itu cocok dengannya.

“Jenderal,” sapa Kara. Kami naik ke beranda—sebenarnya aku ragu, tetapi Fal biasa saja, jadi aku ikut naik ke beranda.

Saat itu masih awal pagi, dan tadi malam kami baru mengalami hal lumayan mengerikan, itu membuat pertemuan dengan J

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status