RUMAH BARU UNTUK ISTRI KE DUA KU!-BALIK KE POV AUTHOR ❤- "Apa jika suatu saat Sifa mengambil langkah untuk berhenti bertahan dengan rumah tangga ini, lalu SIfa memilih untuk bercerai dengan Mas Rio, dan membawa Farhat kembali ke rumah, apakah Abah rido'?" tanya Sifa langsung."Itu beda kasus Nduk! Jadi begini Abah jelaskan dulu, misalkan suaminya tidak salah atau istri tidak mau menutup aurat atau istrinya senantiasa tidak mau di arahkan untuk taat kepada Allah dan rasulnya, atau si suaminya senantiasa jauh dari Allah, maka betul- betul tidak bisa di perbaiki lagi, Allah kasih solusi apa? Solusinya perceraian, tapi ingat perceraian ini untuk Allah bukan untuk orang ketiga!" jelas Abah Furqon."Jadi jika kau memang mau bercerai, Nduk silahkan saja! Asal itu mendekatkan diri kepada Allah, perceraianmu di niatkan untuk semakin memilih Allah di banding memilih pasangan yang menjauhkan dia dari Allah dan yang kedua caranya harus sesuai dengan agama syariat All
KEPERGOK DIMAS!-BALIK KE POV AUTHOR ❤- Rio membelai wajah Gendhis, mencium kedua pipinya, dan memeluk erat. Dia merasakan aroma parfum wanita itu. Sejenak mencari kenyamanan yang tak di temukannya di rumah.“Aku mencintaimu lebih dari segalanya, percayalah!” ucap Rio."Aku ingin Mas di sini lebih lama," ucap Gendhis melumat bibir Rio."Tapi Baby," potong Rio."Ah ya sudahlah Mas, sana pulang dulu aku paham pasti istrimu kan?" tanya Gendhis."percuma saja kalau ragamu di sini tapi jiwamu di sana," kata Gendhis dengan merengut."Aku akan segera menelponmu saat sudah sampai rumah Baby, oke?" tanya Rio.Gendhis mengangguk pasrah. Dia mengantar Rio sampai ke depan rumahnya. Melambaikan tangan seiring lajunya mobil di persimpangan jalan itu."Ah dapat usahabaru, tak percuma rasanya aku kadang menuruti fantasi gilanya itu!" gumam Gendhis dalam hati."Apa aku harus KB saja ya? Nafsu dia sangat tinggi, aku takut hamil," pikir Gendhis.
RUMAHKU, SURGAKU?-BALIK KE POV AUTHOR ❤- Mereka berdua asik berdiskusi tentang konsep kos yang akan di buat oleh Gendhis. Rio juga memasukan konsep syariah di kos barunya. Setelah menutup telpon Rio terkejut melihat Dimas sudah berdiri di pintu mengamati.“Sejak kapan kamu di situ, Dim?” tanya Rio."Matih aku jika Dimas mendengarkan semua rencana kos dan kepindahan Gendhis," ujar Rio dalam hati.Dimas berjalan mendekati Rio. Dia menggelengkan kepalanya. Dia tak menyangka sahabatnya itu sudah melangkah sejauh ini. Sungguh dia kasihan dengan Sifa.“Sejak denger kamu memiliki niatan untuk membelikan Gendis rumah dan membuatkan kos- kosan, sepertinya dari awal kau telepon tadi deh, Mas! Aku mendengar semuanya” kata Dimas santai sambil bertepuk tangan. "Berarti Dimas mendengar semua percakapanku dengan Gendis ini! Gawat apa yang harus kulakukan ya," kata Rio dalam hati.“Aku salut lo Mas, sampean seniat itu dengan Gendhis! Sampai aku tak perna
TAK ADA WANITA BAIK-BAIK YANG MAU DENGAN LELAKI BERISTRI, MAS!-BALIK KE POV SIFA ❤- "Rasanya beda ya, Mas?" tanyaku pada Mas RioMas Rio terdiam tak bisa menjawab ucapanku. Dia menatapku dalam- dalam penuh arti. Sepertinya dia sedang Menyelami sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini."Sama, Mas! Aku juga merasa hal itu sama sepertimu! Aku merasa kata-kata itu tidak berlaku lagi padaku dulu waktu kecil memang rumahku surgaku namun sekarang terasa seperti rumahku nerakaku! Entahlah siapa yang salah, aku juga tak ingin saling menyalahkan mungkin kita harus saling intropeksi diri masing- masing" jelasku pada Mas Rio.Mas Rio dia tampak terdiam dan syok mendengar semua ucapanku. Aku bisa melihat dia menyeruput susu hangatnya dalam- dalam. Matanya tak bisa berbohong dia seperti menyimpan sesuatu rahasia yang besar, ingin aku menanyakannya lebih dalam. Tapi aku sadar posisiku saat ini. Semakin aku menekannya maka dia akan semakin lari dia makin jauh dari
PELUKAN DALAM TANGIS!-BALIK KE POV SIFA ❤- "Sampai kapan sih, Mas? Sampai kapan kau akan terus begini? Kau akan selalu terus menutupi wanita itu! Tak bisakah kau jujur pada diriku dan dirimu sendiri?" tanyaku lagi."Jika memang dia wanita baik-baik insya Allah aku akan menerimanya dengan ikhlas! Tapi sepertinya tak ada perempuan baik-baik yang mau dengan lelaki beristri kecuali jika lelaki itu tak mengakui jika dia punya istri," lanjutku."Dek kau tak...."“Mas...” kata ku memotong ucapan Mas Rio.Aku berusaha mendongakkan mukanya ke arahku. Dengan keberanian yang entah aku dapatkn dari mana aku mempertanyakan wanita itu sekarang. Aku tak dapat menahannya lebih lama lagi tentang semua ini. Ingin rasanya aku tumpahkan semua rasa ini, agar suamiku mau dan bisa mengerti semuanya.“Mas sudah menikah lagi? Iya?" tanyaku.Suamiku hanya terdiam sambil menatapku dengan tatapan sayu. Entah apa arti tatapan mata itu. Dia masih membisu mengunci
MALAM TERBURUK SEPANJANG HIDUP-BALIK KE POV SIFA❤- “Bolehkan Sifa bertanya lagi, Mas?” tanyaku. Mas Rio hanya mengangguk. Mungkin karena dia tak kuasa membohongi lebih dalam. Jadi aku memanfaakan momentum ini untuk menanyakan bagaimana perasaan suamiku sebenarnya padaku.“Apakah Mas mencintainya?” tanyaku lagi."Aku tidak bisa mengatakannya, Dek," ujar Mas Rio."Kenapa?" tanyaku."Karena aku tak ingin menyakiti hatimu, kalau aku jujur," jawab Mas Rio."Hahahaaha! Tanpa kau sadari Mas, aku sudah tahu jawabannya! Kau mencintainya kan?" tanyaku dengan penuh tekanan.Rio menganggukkan kepalanya perlahan. Sifa terdengar jelas menarik nafas panjang. Sakit dan hancur dia saat ini mendapati suaminya mengatakan seperti itu.“Astagfirulloh! Allah! Apakah selama ini Mas belum mencintai Sifa?” tanyaku lagi dengan menatap suamiku setengah tak percaya.“Jika memang tak menyayangimu mana mungkin akan ada dua anak diantara kita, bahkan ada ik
KEPUTUSAN SIFA-BALIK KE POV AUTHOR❤- Rio terdiam. Malam ini dia memutukan tidur di ruang tamu saja. Dia tak ingin mengganggu Sifa istrinya yang mungkin masih ingin sendiri tanpa kedatangannya. Dia juga sudah menghubungi Gendhis jika beberapa hari ini mungkin mereka tak bisa bertemu. Karena terlalu beresiko bagi ke duanya.Keesokan harinya Rio bersikap seperti biasa. Dia memutuskan lebih banyak diam saja dan fokus bekerja selayaknya belum terjadi pertengkaran dalam rumah. Sifa juga menyiapkan sarapan seperti biasa."Farhat ke mana, Dek? Sejak kemarin kok tak ada?" tanya Rio pagi hari ini untuk membuka percakapan."Kau baru saar, Mas?" tanya Sifa."Apa maksudmu, Dek?""Sejak kemarin sore dia ikut Abah dan Umiku, makanya agak peka sama anak dan istri! Masak anak tak ada di rumaha sejak kemarin kok baru sadar hari ini! Jangan- jangan jika aku menghilang kau juga akan pura- pura tak punya istri dan menikah lagi, Mas!" sindir Sifa.Rio hanya dia
NAHKODAKU SUDAH MENINGGALKAN BAHTERANYA!-BALIK KE POV AUTHOR❤- "Abah tak akan pernah melarangnya lagi, jika Rio sudah mengakuinya di hdapnmu! Karena kau yang menjalani rumah tanggamu, bukan Abah! Akan berdosa bila Abah menyiksamu dalam rumah tangga yang saling menyakiti dan tak mencintai," sambung Abah Sifa."Iya Bah, Sifa memutuskan untuk berpasrah dulu sementara, Bah!" ujar Sifa."Nduk, Abah tak pernah melarangmu lagi untuk bercerai dengan suamimu, jika memang itu yang terbaik untukmu dan tak menyakiti hatimu, lakukanlah! Doa Abah tak akan pernah putus untuk rumah tanggamu," kata Abah Furqon."Abah tak melarangnya lagi, karena kau yang menjalani rumah tanggamu, bukan Abah! Akan berdosa bila Abah menyiksamu dalam rumah tangga yang saling menyakiti dan tak mencintai," sambung Abah Furqon."Iya, bah! Sifa memutuskan untuk melihat dulu seminggu ini bagaimana, apakah Mas Rio berubah atau tidak! Setelah Sifa memang mengetahui perselingkuhan mereka," j
IZINKAN AKU POLIGAMI"Tidak Mas, Sifa hanya ingin me time sendiri. Sifa ingin memanjakan diri sekedar pergi ke salon memotong rambut dan melakukan spa Syariah. Apakah boleh, Mas?" tanya Sifa."Kau akan pergi dengan siapa?" selidik Rio."Perginya biar diantarkan oleh santri Abah yang wanita, Mas. Toh mobil Umi ada di rumah kok, Mas," kata Sifa."Kebetulan tadi Abah pergi menggunakan mobilnya sendiri dengan Mulki. jadi ada satu mobil yang menganggur di rumah. Bagaimana, Mas?" tanya Sifa."Baiklah jika seperti itu, Dek. Yang penting Humairah aman ya?" ucap Rio mencoba memastikan."Tenang saja, Mas. Kau tak usah takut, insya Allah anak kita aman. Humaira akan dijaga oleh Umi sehingga Sifa benar-benar nyaman dan aman serta tenang saat meninggalkannya," jawab Sifa."Baiklah kalau begitu, Dek. Kau butuh uang berapa? Akan Mas transfer saja ya," ujar Rio."Tak usah, Mas. Kebetulan jatah bulanan yang Mas berikan masih ada kok. Itu saja insya Allah sudah cukup," jawab Sifa agar tak membuat suami
IDE GILA SIFA!"Ya sudah kita akan langsung saja bertemu dengan Rio tanpa kau harus pulang dulu. Setelah semua jelas, baru kau nanti mengatakan semua kepada Mbakmu, agar Mbakmu tak salah paham dan kecewa. Sekarang Mbakmu sebenarnya ada di posisi dilema, Le," jelas Abah Furqon."Astagfirulloh. Kenapa lagi, Bah?" tanya Mulki."Dia ingin percaya kepadamu sebenarnya, Le. Tetapi apa yang dilihat dengan mata kepalanya itu justru bertentangan dengan semua kepercayaananya. Melihat kau dan Rio duduk bersama wanita itu, bahkan wanita itu duduk di hadapanmu. Wajar kan kalau Mbakyu mu kecewa," jawab Abah Furqon."Bah, tolong kali ini jangan Abah berpikir bahwa Mulki turut andil dan ikut campur terlalu dalam masalah keluarga Mbak Sifa, tolong jangan, Bah. Tolong jangan berpikir itu lagi, karena jika Abah masih berpikir seperti itu sampai selamanya Mbak Sifa nasibnya akan seperti ini, Mbak Sifa akan mencintai sendiri dan itu sakit, Bah," ujar Mulki dengan menghela nafasnya panjang."Biarlah, Bah. B
BISMILLAH LANGKAH AWAL!Dengan penuh takzim, Simbok mengantarakan pesanan Abah Furqon. Mereka pun menikmati nasi pecel itu dan tak membahas masalah ini lagi. Sejak dulu memang pantangan bagi Mulki dan Abahnya untuk berbicara ketika makan. Meskipun hal sepenting apapun setelah selesai makan dan menghirup kopinya, baru mereka berbicara lagi."Lalu harus bagaiman, Abah?" tanya Abah Furqon."Menurut Mulki sekarang kita harus memanggil Mas Rio lagi, Bah. Bagaimana lagi? Semua sudah kadung terlanjur terjadi. Mbak Sifa pun juga sudah tahu masalah ini, jadi jangan sampai hal ini makin membuat Mbak Sifa berpikir macam- macam, Bah. Kita harus menyelesaikan masalah ini hari ini juga, Bah. Kita tak bisa menundanya makin lama, Bah. Mulki tak ingin dan tak mau kehilangan kepercayaannya juga, kita harus segera menyelesaikan masalah ini, Bah. Sungguh," tegas Mulki."Selain itu ada satu hal lain yang menghantui pikian Mulki, Bah. Karena satu sisi pun kita harus memikirkan kondisi wanita itu dan anakn
TENTANG PERNIKAHAN SIRI"Dia tak ingin menikahi wanita itu, Bah. Namun dia juga tak ingin dianggap sebagai pecundang mengkhianati anak itu padahal Mas Rio juga mengakui bahwa dia adalah darah dagingnya hanya saja dia tak ingin namanya tercantum di akta. Tapi Bah...""Kenapa?" tanya Abah Furqon."Mas Rio ingin tetap menafkahinya. Bagaimana menurut Abah?" tanya balik Mulki.Abah Furqon menghela nafasnya panjang. Saat seperti ini lah sebenarnya dia sang anak bisa bertukar pikiran, saling mengupgrade ilmu agama masing- masing. Kali ini abah Furqon ingin mengangkat topik pernikahan siri dan perzinahan."Pertama Abah ingin menyoroti ucapanmu, Le. Tetang pernikahan yang dilakukan secara rahaasia atau lebih akrab disebut nikah siri adalah pernikahan yang tidak dicatat di kantor KUA. Nikah siri, dikatakan sah menurut agama tapi tidak sah menurut Negara karena seperti yang sudah dijelaskan tadi, tidak tercatat di KUA. Benar katamu, nikah siri memang memiliki banyak kekurangan. Namun di beberap
RENCANA DAN STRATEGI PARA LELAKI!"Bahkan sepertinya foto itu diambil kemarin siang saat kita bersama toh? Abah sedang mengisi kajian dan mata kuliah, sedangkan kau berpamitan berdiskusi tentang dakwah masa kini. Lalu kenapa kok tiba- tiba kau ada di cafe itu? Bagaimana ceritanya?" tanya Abah Furqon.Mulki menghela nafas panjang sekaali. Dia harus menceritakan sedetails mungkin sekarang pada Abahnya. Karena dia yakin hanya Abahnya yang bisa menyelesaikan masalah ini."Bah, sungguh ini sebenarnya tidak sengaja, itu bukan pertemuan yang di bentuk lantas sengaja, bukan seperti itu, Bah. Semua di luar kendali Mulki, saat itu memang Mulki ada berpamitan kepada Abah saat Abah mengisi ceramah. Mulki akan berpamitan dan akan berdiskusi bersama teman-teman dari beberapa universitas perwakilan salah satu organisasi agama yang memang sengaja membahas dakwah modern. Mereka meminta tolong Mulki sebagai pengisinya untuk kelas akhwat dan akhirnya Mulki pun setuju- setuju saja saat itu," jawab Mulki
DUDUK DI BAWAH POHON BERINGIN"Abah pergilah ke ke mushola dulu. Kita akan mendengarkan versi dari Mulki," perintah Umi Laila lagi."Iya, Umi. Assalamualaikum," pamit Abah Furqon."Kau lebih percaya adikmu kan sekarang?" tanya Umi Laila. Sifa pun menganggukkan kepalanya."Ya sudah kalau aku percaya dengan adikmu sekarang, kau tak usah berpikir macam-macam," kata Umi Laila."Kau jangan takut sekarang, Nduk. Pasrahkan semuanya pada Gusti Allah. Kau jangan berpikir hal-hal yang aneh. Itu akan mempengaruhi kualitas Asi mu sekarang itu, Nduk. Sudah tak perlu kau pikir lelaki yang seperti itu lagi. Benar dia suamimu kau harus baik kepadanya, berpikirlah seperti tak ada masalah yang sekarang itu dan harus diutamakan adalah anakmu. Nasib dan kualitas asimu harus bagus demi masa depan anakmu yang lebih baik. Biarlah, biar semua nanti akan di balas oleh gusti Allah saja. Kau tak perlu ikut campur, biar semua di catat olehnya," sambung Umi Laila."Karena kau tahu kan sebaik-baiknya sutradara itu
KECURIGAAN SIFASampai adzan subuh dan suara tahrim berkumandang dia masih belum bisa tidur. Dia masih penasaran dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa adiknya bisa bertingkah seperti ini, apa yang dirahasiakan adiknya dan sang suami. Mengapa mereka tega menyembunyikan kenyataan pahit seperti ini. Bahkan mereka diam-diam bertemu dengan Gendis di belakangnya tanpa ada pemberitahuan pada Sifa."Apa yang sebenarnya mereka sembunyikan?" gumam Sifa.Dia segera keluar dari kamar mencari Mulki. Tapi rupanya kalah cepat, karena Mulki sudah tak ada di sana. Entah sejak kapan adiknya itu sudah pergi ke mushola. Mungkin sejak subuh tadi, ingin rasanya Sifa menyusul ke depan lalu menanyakan semuanya langsung pada adiknya. Tapi tak mungkin karena di depan sangat ramai dan pondok putra milik keluarganya. Dia harus bisa menahan emosi dan menjaga marwahnya."Allah, kapan dia pergi," gumam Sifa.Dia benar- benar tak mendengar suara Mulki saat membuka kamarnya. Padahal biasanya dia
MENDADAK VIRAL DI SOSIAL MEDIA"Dia itu sangat pandai, aku menghalangimu menikah dengannya bukan karena aku masih mencintainya atau aku ingin menikahi dia suatu saat nanti, tidak. Justru sebaliknya, aku tak hanya ingin saja kau terjebak dalam permainan mu sendiri, dengarkan aku kali ini saja," sambung Rio."Benarkah? benarkah kau tak mencintainya lagi?" tanya Mulki dengan penekanan.Rio menghela nafasnya panjang. Munafik memang jika dia mengatakan bahwa dia tak mencintai wanita itu. Dia memang masih mencintai wanita itu namun dia kali ini bisa berpikir jernih, tak seperti dulu."Ya memang aku sedikit mencintainya. Namun tak segila dulu," kata Rio Jujur."Jika sudah seperti ini masalah tak akan menjadi gampang, Mulki. Justru masalah ini akan melebar. Bagaimana jika Sifa tahu?" tanya Rio.Mulki pun langsung juga menyadari bahwa ikut campur terlalu dalam masalah rumah tangga Rio dan Sifa. Dia menghela nafasnya panjang, orang tuanya memang terbiasa untuk tak malu meminta maaf tanpa geng
APAKAH KAU YAKIN TAK MENCINTAINYA?"TIDAK BISA!" tegas Mulki.Semua terdiam, Rio pun tak bisa berkutik dengan semua ucapan Mulki. Mulki pun hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar. Ternyata apa yang dikatakan oleh Rio memang tidak bohong. Gendis memvalidasi semuanya bahwa apa yang pernah di jelaskan pada Rio padanya memang benar. Karena sebelumnya Rio dan Gendis tidak pernah bertemu lagi. Mereka baru bertemu beberapa hari kebelakangan ini dan itu pun perkara Gendhis menuntut akta kelahiran."Kenapa tak mungkin?" tanya Gedhis lirih."Aku dengar kau kuliah hukum ya? Atau pasanganmu sekarang orang yang tahu hukum. Aku rasa dia juga sedikit banyak pasti telah menjelaskannya padamu kan? Kalau tidak aku akan jelaskan semua padamu. Seperti yang kau tahu sendiri, akta kelahiran itu tak mungkin didapatkan tanpa ada pernikahan sah. Biar bagaimanapun juga aku ini juga kuliah hukum walaupun kuliah secara online saja, tapi aku sedikit banyak tahu tentang permasalahan ini. Kau tak mungkin menunt