DI MANA KAMU, MAS?"
-BALIK KE POV 1 SIFA YA❤️-Aku merasa rumah tangga ini sedang tak sehat. Mas Rio sering keluar kota dan menginap. Seperti hari ini dia akan pergi lagi ke Solo selama dua hari untuk bekerja di luar kota. Harusnya dengan Dimas, tapi qodarulloh Dimas sakit jadi mau tak mau Rio harus pergi sendiri.Untunglah Abah dan Umi berkenan mendampingiku semalaman untuk menginap sekalian mengantar Farhat, jadi aku tak usah kerumah Abah. Bukannya aku tak bersyukur dengan usaha Mas Rio yang semakin maju dan berkembang pesat. Rasanya waktu kami berdua semaki berkurang saja."Abi hanya pergi dua hari, kan?" tanyaku pada Mas Rio."Iya, Mi! Hanya dua hari, bukankah kamu yang menyiapkan bajunya," jawab Mas Rio.Entah mengapa sore itu aku begitu berat melepas kepergian suamiku untuk ke luar kota. Tak seperti biasanya. Saat Mas Rio hendak pergi aku membenahi kemejanya."Mas, aku tahu kau bukana hakku seratus persen! Kau adalah milik- Nya! Tapi jikaDARI PIGURA SAMPAI GELAS KACA-BALIK KE POV 1 SIFA YA❤"Mas Rio, Bah! Dia bersama wanita! Huhuhu," tangisku pecah di pelukan Abah.“Sabar ya Nduk, sabar, istigfar... Allah...Allah!” Abah memeluk sambil menangis juga.“Mas Rio, Ya Allah eling Mas, ingat! Kurang apa aku jadi istri sampai kau hati kau berlaku begini," keluhku dalam tangis.Aku merasa Allah tak adil. Mengambil suami yang begitu ku cintai. Aku merasa cobaan ini terlalu berat."Ya Allah, apakah tak bisa kau memberikanku cobaan lain? Apa dosaku Ya Allah!” teriakku sambil memukul dadaku yang terasa sesak.Mendadak kepalaku sakit dan pusing. Mataku berkunang- kunang serta pandangan kabur. Aku tak tau lagi apa yang terjadi. Saat bangun terlihat Abah dengan mata sembab duduk di samping ranjang sambil berdzikir, sedangkan Umi memijat kakiku.Hanya pusing yang aku rasakan, jam di nakas menunjukkan pukul tiga dini hari teringat belum sholat. Aku bangkit perlahan dan mengelus tangan Abah.
PUBER KEDUA?-BALIK KE POV 1 SIFA YA❤Aku segera membersihkan serpihan gelas dan membuat segelas coklat hangat. Lalu memilih membaca buku untuk mengalihkan pikiranku. Malam ini aku tidur sendiri, sempat aku melihat HP dan Mas Rio terlihat online. Aku segera menelponnya, tak di angkat. Aku menghubungi ke dua kalinya langsung nomernya tak aktif lagi."Kamu di mana, Mas? Ya Allah beri hamba petunjuk-Mu," doaku malam itu.Hari ke tiga, pagi hari Umi memberi kabar jika Farhat sakit demam lagi. Anak kami memiliki ikatan batin yang cukup kuat dengan Mas Rio. Entah apa yang sedang Mas Rio perbuat. Abah dan Umi menenangkan Farhat sampai pagi. Pikiranku sungguh kacau, aku memiliki firasat yang tak enak tentang suamiku. Bukannya aku mau berburuk sangka tapi semalam aku memang memimpikan sesuatu yang aneh dalam tidurku.Aku bermimpi melihat Mas Rio datang bersama seorang wanita, dia pergi meninggalkan aku dan Farhat yang terus berusaha memanggilnya. Mas Rio sempat
AKU TIDAK BODOH, MAS!-BALIK KE POV AUTHOR❤"Oh...itu mungkin tertinggal di mobil! Ya, di mobil! Nanti Abi cari ya," ujar Rio dengan gugup.Sifa hanya mengangguk tanpa menjawab lagi perkataan suaminya. Dia tak ingin suaminya bertambah dosa jika terus berbohong. Sifa melanjutkan kegiatannya mencuci baju. Sedangkan Rio kembali ke kamar untuk merebahkan badannya.Adzan magrib berkumandang, Rio terbangun."Tumben sekali Sifa tak membangunkanku," gumam Rio lirih.Dia segera bangun dan mandi. Lalu mengambil wudhu dan sholat di kamar. Setelah itu dia keluar, lampu teras dan ruang tamu sudah di nyalakan. Suara Sifa sedang bertilawah terdengar dari belakang. Rio memutuskan mengambil HPnya untuk mengirim pesan pada Gendhis.[Baby, kau lagi apa?]Send terkirim ke Baby Binal."Mungkin dia terlalu lelah dan tidur," batin Rio saat mendapati pesannya tak di balas. Rio memutuskan menonton televisi.Saat azan isya' berkumandang Rio segera mengambil air wu
NAFSU SUAMIKU JUGA BERBEDA!-BALIK KE POV 1 SIFA YA❤"Aku ingin kau menungging," perintah suamiku."Apa menungging?" tanya ku heran.Kenapa Mas Rio memintaku seperti itu, ini pertama kalinya seumur hidupku setelah menikah dengannya suamiku meminta posisi seperti itu. Aku tertegun menelan ludah kasar. Ingin rasanya menolak tetapi aku melihat sendiri dan sadar bagaimana tadi suamiku tidak menikmati hubungan ranjang kami."Cepatlah, Dek! Kalu kau tak mau ya sudah," ujar Mas Rio."Ya Allah maafkan jika ini sedikit menjijikkan, aku hanya ingin mengabdi dan menyenangkan suamiku," batinku dalam hati.Aku turun dari atas tubuh Mas Rio. Kemudian menungging seperti permintaan suamiku. Hal yang tak pernah terlintas di pikiranku seumur hidupnya. Saat menungging air mata ku menetes."Aku merasa sangat hina sekarang, padahal ini permintaan suamiku! Mengapa harus dengan posisi seprti ini, Mas," kataku dalam hati."Dek, lain kali kau potonglah rambut- r
MENGOREK INFO DARI MAYA!-BALIK KE POV AUTHOR YA❤"Maya rasa dia jauh berubah, Mbak!" kata Maya."May, apakah boleh jika aku bertanya sesuatu hal padamu tentang masa lalu yang di miliki Mas Rio?" tanya Sifa memberanikan diri.Sifa nekat menanyakan hal ini, walaupun dia sadar ini semua tak di benarkan dalam agama islam. Dalam hukum islam pertanya tentang masa lalu seseorang sangat di larang karena di takutkan mampu membuka aib orang lain. Padahal Allah sudah menutupinya atau orang itu sudah mencoba untuk berubah. Tapi rasa penasaran SIfa pada hubungan masa lalu suaminya mampu mengalahkan semua logikanya itu. Sehingga Sifa nekat berbuat hal seperti ini."Aku tidak berjanji akan menjawab semuanya, Mbak! Namun aku akan menjawab bila aku tahu saja apa jawabannya," jawab Maya.Untunglah dia sudah di wanti -wanti oleh Dimas agar tak pernah ikut campur dan mengurusi rumah tangga orang lain terutama Rio. Dan dia juga sudah tahu ilmu di kajian yang sering dia ikut
SUARA SIAPA YANG MEMANGGIL SUAMIKU SAYANG?-BALIK KE POV SIFA❤-"Mas Rio mana Mas?" tanyaku langsung saat tak melihat kedatangan suaminya."Oh anu Mbak, Mas Rio naik motor di belakang Mbak!" jawab Dimas. "Iya Mbak dapat tadi motornya! Moge jadinya, masih bagus kok warnanya merah hitam merah," jelas Dimas."Apa ndak papa Mas kalau Mas Rio naik motor sendiri, bukannya apa- apa dia kan pernah mengalami trauma berat karena kecelakaan? Takutku nanti dia kenapa- kenapa belum lagi ini sudah sore pasti sampai sini malam," tanyaku."Aku kok jadi khawatir," gumamku lirih.Mungkin ini terdengar sedikit alay dan berlebihan. Tapi aku memang seperti itu. Takut kalau terjadi apa- apa dengan dia."Alhamdulillah, Mbak! Sudah dapat tadi motornya di Solo! Jadi sekalian di naiki untuk test drive dulu, sekalian uji coba namanya beli motor second takutnya kalau ada apa- apa langsung bisa di kembalikan! Oh ya ini kunci mobilnya ya," kata Dimas menjelaskan semua k
KESEMPATAN LAGI,-BALIK KE POV SIFA❤-"Apa kau dari rumah wanita itu lagi, Mas?" tanyaku.Mas Rio terdiam sambil menatapku."Mas hanya mengambil motor, mengapa kau mmenuduh sih, Dek," ela Mas Rio.Aku menatap tajam ke arah suamiku. Mencari kebenara dari sorot matanya. Dia terlihat kikuk saat aku memandanginya seperti itu. Lagi dan lagi dia hanya mampu terdiam dan mengelak saat aku menanyainya. Terbesit rasa kasihan pada suamiku dan wanita itu."Mengapa kau menatapku seperti itu, Dek?" tanya Mas Rio."Aku hanya kasihan, Mas," jawabku."Kasihan? Apa maksudmu? Kau kasihan dengan siapa?" tanya suamiku dengan nada keheranan."Aku kasihan dengan wanita itu dan suamiku," jawabku dengan berani."Apa maksud kamu berkata seperti itu, Dek?" tanya Mas Rio lagi."Betapa tidak Mas, lucu saja saat kau berusaha untuk menyembunyikan hubunganmu dengan wanita itu sampai kau rela membohongi istri dan anakmu berkali- kali," sindirku.Mas Rio itu sanga
STNK ATAS NAMA GENDHIS ASTARI WIJAYA!-BALIK KE POV SIFA❤-Kami saling bertatapan lama, tanpa aku minta tiba- tiba Mas Rio menciumku. Ya dia mencium bibirku. Aku juga terkejut, tapi seulas senyum tak bisa ku tutupi lagi menghiasi wajahku."Bolehkah aku meminta hakku malam ini, Dek?" tanya Mas Rio."A- aku tak bisa menolaknya, Mas! Lakukanlah," perintahku.Kami melakukan hubungan badan malam ini seperti biasa. Tidak seperti gaya bercinta Mas Rio beberapa hari yang lalu. Dia kembali pada Mas Rio suami yang aku kenal dulu. Memperlakukan semuanya sesuai ajaran Islam dan wajar nya.Saat Dia meminta haknya. Dalam desahan nafas kami yang menyatu perlahan aku mendengar dia menyebut nama Gendis, entah telingaku yang salah atau memang nama itu yang keluar dari bibirnya. Namun aku tak memperdulikannya lagi, karena suamiku telah berubah kataku meyakinkan diri sendiri.Mulai malam ini aku memutuskan untuk tetap berbaik sangka pada Mas Rio. Jangan sampai kejadian
IZINKAN AKU POLIGAMI"Tidak Mas, Sifa hanya ingin me time sendiri. Sifa ingin memanjakan diri sekedar pergi ke salon memotong rambut dan melakukan spa Syariah. Apakah boleh, Mas?" tanya Sifa."Kau akan pergi dengan siapa?" selidik Rio."Perginya biar diantarkan oleh santri Abah yang wanita, Mas. Toh mobil Umi ada di rumah kok, Mas," kata Sifa."Kebetulan tadi Abah pergi menggunakan mobilnya sendiri dengan Mulki. jadi ada satu mobil yang menganggur di rumah. Bagaimana, Mas?" tanya Sifa."Baiklah jika seperti itu, Dek. Yang penting Humairah aman ya?" ucap Rio mencoba memastikan."Tenang saja, Mas. Kau tak usah takut, insya Allah anak kita aman. Humaira akan dijaga oleh Umi sehingga Sifa benar-benar nyaman dan aman serta tenang saat meninggalkannya," jawab Sifa."Baiklah kalau begitu, Dek. Kau butuh uang berapa? Akan Mas transfer saja ya," ujar Rio."Tak usah, Mas. Kebetulan jatah bulanan yang Mas berikan masih ada kok. Itu saja insya Allah sudah cukup," jawab Sifa agar tak membuat suami
IDE GILA SIFA!"Ya sudah kita akan langsung saja bertemu dengan Rio tanpa kau harus pulang dulu. Setelah semua jelas, baru kau nanti mengatakan semua kepada Mbakmu, agar Mbakmu tak salah paham dan kecewa. Sekarang Mbakmu sebenarnya ada di posisi dilema, Le," jelas Abah Furqon."Astagfirulloh. Kenapa lagi, Bah?" tanya Mulki."Dia ingin percaya kepadamu sebenarnya, Le. Tetapi apa yang dilihat dengan mata kepalanya itu justru bertentangan dengan semua kepercayaananya. Melihat kau dan Rio duduk bersama wanita itu, bahkan wanita itu duduk di hadapanmu. Wajar kan kalau Mbakyu mu kecewa," jawab Abah Furqon."Bah, tolong kali ini jangan Abah berpikir bahwa Mulki turut andil dan ikut campur terlalu dalam masalah keluarga Mbak Sifa, tolong jangan, Bah. Tolong jangan berpikir itu lagi, karena jika Abah masih berpikir seperti itu sampai selamanya Mbak Sifa nasibnya akan seperti ini, Mbak Sifa akan mencintai sendiri dan itu sakit, Bah," ujar Mulki dengan menghela nafasnya panjang."Biarlah, Bah. B
BISMILLAH LANGKAH AWAL!Dengan penuh takzim, Simbok mengantarakan pesanan Abah Furqon. Mereka pun menikmati nasi pecel itu dan tak membahas masalah ini lagi. Sejak dulu memang pantangan bagi Mulki dan Abahnya untuk berbicara ketika makan. Meskipun hal sepenting apapun setelah selesai makan dan menghirup kopinya, baru mereka berbicara lagi."Lalu harus bagaiman, Abah?" tanya Abah Furqon."Menurut Mulki sekarang kita harus memanggil Mas Rio lagi, Bah. Bagaimana lagi? Semua sudah kadung terlanjur terjadi. Mbak Sifa pun juga sudah tahu masalah ini, jadi jangan sampai hal ini makin membuat Mbak Sifa berpikir macam- macam, Bah. Kita harus menyelesaikan masalah ini hari ini juga, Bah. Kita tak bisa menundanya makin lama, Bah. Mulki tak ingin dan tak mau kehilangan kepercayaannya juga, kita harus segera menyelesaikan masalah ini, Bah. Sungguh," tegas Mulki."Selain itu ada satu hal lain yang menghantui pikian Mulki, Bah. Karena satu sisi pun kita harus memikirkan kondisi wanita itu dan anakn
TENTANG PERNIKAHAN SIRI"Dia tak ingin menikahi wanita itu, Bah. Namun dia juga tak ingin dianggap sebagai pecundang mengkhianati anak itu padahal Mas Rio juga mengakui bahwa dia adalah darah dagingnya hanya saja dia tak ingin namanya tercantum di akta. Tapi Bah...""Kenapa?" tanya Abah Furqon."Mas Rio ingin tetap menafkahinya. Bagaimana menurut Abah?" tanya balik Mulki.Abah Furqon menghela nafasnya panjang. Saat seperti ini lah sebenarnya dia sang anak bisa bertukar pikiran, saling mengupgrade ilmu agama masing- masing. Kali ini abah Furqon ingin mengangkat topik pernikahan siri dan perzinahan."Pertama Abah ingin menyoroti ucapanmu, Le. Tetang pernikahan yang dilakukan secara rahaasia atau lebih akrab disebut nikah siri adalah pernikahan yang tidak dicatat di kantor KUA. Nikah siri, dikatakan sah menurut agama tapi tidak sah menurut Negara karena seperti yang sudah dijelaskan tadi, tidak tercatat di KUA. Benar katamu, nikah siri memang memiliki banyak kekurangan. Namun di beberap
RENCANA DAN STRATEGI PARA LELAKI!"Bahkan sepertinya foto itu diambil kemarin siang saat kita bersama toh? Abah sedang mengisi kajian dan mata kuliah, sedangkan kau berpamitan berdiskusi tentang dakwah masa kini. Lalu kenapa kok tiba- tiba kau ada di cafe itu? Bagaimana ceritanya?" tanya Abah Furqon.Mulki menghela nafas panjang sekaali. Dia harus menceritakan sedetails mungkin sekarang pada Abahnya. Karena dia yakin hanya Abahnya yang bisa menyelesaikan masalah ini."Bah, sungguh ini sebenarnya tidak sengaja, itu bukan pertemuan yang di bentuk lantas sengaja, bukan seperti itu, Bah. Semua di luar kendali Mulki, saat itu memang Mulki ada berpamitan kepada Abah saat Abah mengisi ceramah. Mulki akan berpamitan dan akan berdiskusi bersama teman-teman dari beberapa universitas perwakilan salah satu organisasi agama yang memang sengaja membahas dakwah modern. Mereka meminta tolong Mulki sebagai pengisinya untuk kelas akhwat dan akhirnya Mulki pun setuju- setuju saja saat itu," jawab Mulki
DUDUK DI BAWAH POHON BERINGIN"Abah pergilah ke ke mushola dulu. Kita akan mendengarkan versi dari Mulki," perintah Umi Laila lagi."Iya, Umi. Assalamualaikum," pamit Abah Furqon."Kau lebih percaya adikmu kan sekarang?" tanya Umi Laila. Sifa pun menganggukkan kepalanya."Ya sudah kalau aku percaya dengan adikmu sekarang, kau tak usah berpikir macam-macam," kata Umi Laila."Kau jangan takut sekarang, Nduk. Pasrahkan semuanya pada Gusti Allah. Kau jangan berpikir hal-hal yang aneh. Itu akan mempengaruhi kualitas Asi mu sekarang itu, Nduk. Sudah tak perlu kau pikir lelaki yang seperti itu lagi. Benar dia suamimu kau harus baik kepadanya, berpikirlah seperti tak ada masalah yang sekarang itu dan harus diutamakan adalah anakmu. Nasib dan kualitas asimu harus bagus demi masa depan anakmu yang lebih baik. Biarlah, biar semua nanti akan di balas oleh gusti Allah saja. Kau tak perlu ikut campur, biar semua di catat olehnya," sambung Umi Laila."Karena kau tahu kan sebaik-baiknya sutradara itu
KECURIGAAN SIFASampai adzan subuh dan suara tahrim berkumandang dia masih belum bisa tidur. Dia masih penasaran dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa adiknya bisa bertingkah seperti ini, apa yang dirahasiakan adiknya dan sang suami. Mengapa mereka tega menyembunyikan kenyataan pahit seperti ini. Bahkan mereka diam-diam bertemu dengan Gendis di belakangnya tanpa ada pemberitahuan pada Sifa."Apa yang sebenarnya mereka sembunyikan?" gumam Sifa.Dia segera keluar dari kamar mencari Mulki. Tapi rupanya kalah cepat, karena Mulki sudah tak ada di sana. Entah sejak kapan adiknya itu sudah pergi ke mushola. Mungkin sejak subuh tadi, ingin rasanya Sifa menyusul ke depan lalu menanyakan semuanya langsung pada adiknya. Tapi tak mungkin karena di depan sangat ramai dan pondok putra milik keluarganya. Dia harus bisa menahan emosi dan menjaga marwahnya."Allah, kapan dia pergi," gumam Sifa.Dia benar- benar tak mendengar suara Mulki saat membuka kamarnya. Padahal biasanya dia
MENDADAK VIRAL DI SOSIAL MEDIA"Dia itu sangat pandai, aku menghalangimu menikah dengannya bukan karena aku masih mencintainya atau aku ingin menikahi dia suatu saat nanti, tidak. Justru sebaliknya, aku tak hanya ingin saja kau terjebak dalam permainan mu sendiri, dengarkan aku kali ini saja," sambung Rio."Benarkah? benarkah kau tak mencintainya lagi?" tanya Mulki dengan penekanan.Rio menghela nafasnya panjang. Munafik memang jika dia mengatakan bahwa dia tak mencintai wanita itu. Dia memang masih mencintai wanita itu namun dia kali ini bisa berpikir jernih, tak seperti dulu."Ya memang aku sedikit mencintainya. Namun tak segila dulu," kata Rio Jujur."Jika sudah seperti ini masalah tak akan menjadi gampang, Mulki. Justru masalah ini akan melebar. Bagaimana jika Sifa tahu?" tanya Rio.Mulki pun langsung juga menyadari bahwa ikut campur terlalu dalam masalah rumah tangga Rio dan Sifa. Dia menghela nafasnya panjang, orang tuanya memang terbiasa untuk tak malu meminta maaf tanpa geng
APAKAH KAU YAKIN TAK MENCINTAINYA?"TIDAK BISA!" tegas Mulki.Semua terdiam, Rio pun tak bisa berkutik dengan semua ucapan Mulki. Mulki pun hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar. Ternyata apa yang dikatakan oleh Rio memang tidak bohong. Gendis memvalidasi semuanya bahwa apa yang pernah di jelaskan pada Rio padanya memang benar. Karena sebelumnya Rio dan Gendis tidak pernah bertemu lagi. Mereka baru bertemu beberapa hari kebelakangan ini dan itu pun perkara Gendhis menuntut akta kelahiran."Kenapa tak mungkin?" tanya Gedhis lirih."Aku dengar kau kuliah hukum ya? Atau pasanganmu sekarang orang yang tahu hukum. Aku rasa dia juga sedikit banyak pasti telah menjelaskannya padamu kan? Kalau tidak aku akan jelaskan semua padamu. Seperti yang kau tahu sendiri, akta kelahiran itu tak mungkin didapatkan tanpa ada pernikahan sah. Biar bagaimanapun juga aku ini juga kuliah hukum walaupun kuliah secara online saja, tapi aku sedikit banyak tahu tentang permasalahan ini. Kau tak mungkin menunt