BIMBANG
"Tapi Pak, Ibu hanya ingin Sifa," ujar Purwati lirih.“Doanya saja ya bu,” hibur Rio.Terlihat Purwati hanya mengangguk meskipun tampak sedikit guratan kecewa di wajahnya. Setelah berpamitan dengan Ibu dan bapak, Rio pun mengendarai mobil perlahan kembali ke Madiun.Dari jauh Rio melihat Dimas sedang menelpon seseorang, sedangkan istrinya Maya menyiram tanaman harmonis sekali pasangan suami istri."Apakah aku akan mengalaminya juga dengan Sifa? Namun hatiku ragu dan bimbang! Apakah aku bisa mencintainya? Tapi jika bukan dengan Sifa lantas aku menikah dengan siapa? Di Madiun aku sama sekali tidak mengenal wanita, fokusku hanya untuk bekerja dan mengembangkan usaha! Belum ada yang membuat hati ini bergetar seperti Via dulu, mungkin karena terlalu pendiam tak mudah bergaul dengan semua orang yang menyebabkan aku masih bergelut dengan masa lalu," kata Rio dalam hati.'Tin' Rio mengklakson mobilnya tanda kedatangan. Dimas melambaikan tangan pada RioTERPAKSA MENIKAH DEMI IBU"Menurut hitungan jawa kau dan Sifa akan memiliki rumah tangga yang bermasalah," ujar Suhadi."Halah Bapak itu percaya sekali sama perjonggo! Calon besan kita ini kyai, malu Pak jika masih kejawen seperti itu!" bentak Purwati.Perjonggo adalah dukun nikah yang biasanya mencarikan tanggal pernikahan pengantin."Wong anaknya sudah mau itu kita sebagai orang tua tinggal mendukung, bukan malah membuat anak tambah ragu!" tegur Purwati."Eleng! Nyebut! Istigfar Bu! Jangan dengan embel- embel Kyai kau lupa dari mana asalmu!" bentak Suhadi."Sudahlah Pak, Buk, jangan bertengkar lagi! Toh ini belum keputusan final kan!" lerai Rio."Masih banyak prosesnya, ini biodata Rio," ujar Rio sambil menyerahkan biodata yang di pinta ibunya.Tak terasa sbulan sudah sejak Rio dan Sifa saling bertukar biodata. Mereka tak ada saling bertukar pesan lewat WA atau telpon, semua selalu lewat Purwati atau ustad Furqon. Sampai sore itu, ustad Fu
SAH!"Kamu hanya bisa mencoba mencintai calon istrimu Le! Meskipun saat ini kamu tidak mencintainya, selama dia baik agamanya, buatlah rumah tanggamu bahagia meskipun hatimu tidak” ucap Suhadi sambil menyalakan rokoknya. Mereka memang jarang mengobrol santai, tapi baru kali ini secara mengejutkan Suhadi mengungkapkan cara berfikirnya. Apakah ini artinya rumah tangga kedua orang tuanya tak cukup bahagia? Entahlah hanya Tuhan yang tahu."Wehhhh! Bu Purwati sama Pak Hadi sekalinya dapet mantu anak kyai," olok seorang tukang cuci piring."Iya lo, rasanya memang pantes sih! Wong Mas Rio yo alim bukan penganut abangan kayak kamu!" sahut ibu- ibu lainnya.Ramai suara ibu-ibu saling gojlokan di samping kamar Rio sudah mulai terdengar. Tenda terop sudah mulai terpasang di pelataran rumah Suhadi membuat rumah joglo itu tampak begitu megah. Hari ini akan ada tradisi membuat jenang yaitu makanan khas yang terbuat dari tepung beras atau tepung ketan lalu dimasak dengan
PANGGIH“Mas, bangunlah,” suara wanita terdengar lembut membangunkan tidur Rio.Dia segera bangun mengumpulkan kesadarannya, setelah mengucek mata terlihat gadis muda itu duduk di pinggir ranjang.“Maaf ya Mas, Sifa membangunkan sampean (kamu)! Ibu yang menyuruh! Sudah siang, sampean sholat subuh dulu! Habis ini Sifa mau make up di kamar ini boleh Mas?” tanya Sifa meminta izin.Rio hanya mengangguk tak menjawab. Dia bergegas mandi dan sholat di kamar Purwati ibunya, ingin rasanya Rio tidur barang lagi karena semalam suntuk bergadang tapi Purwati masuk.“Keluarlah, temui orang-orang dan ajak sarapan! Ndak ilok gak baik Le, kamu tuan rumah malah tidur!” perintah Purwati.Rio bangun dengan malas dan beranjak ke depan. Siang ini acara resepsi yang akan di lakukan dengan mengusung tema adat jawa.Yâ nabî salâm ‘alaika, Yâ Rosûl salâm ‘alaikaYâ habîb salâm ‘alaika, sholawâtullâh ‘alaikaAnta syamsun anta badrun, anta nûrun fauqo nûrinAnta iks
Malam Pertama?"Tidurlah! Aku tidak akan menyentuhmu!" ujar Rio.Sifa terdiam mendengar jawaban suaminya. Mungkin memang benar Rio suaminya ingin mereka berkenalan dulu, berpacaran sesudah menikah dan halal. Sebagai pengantin baru Sifa dan Rio berbulan madu, seminggu sudah Rio menikahi Sifa, pekerjaan selama ini murni tanggung jawab Dimas. Tradisi pengantin baru yang menikah di Jawa, biasanya seminggu ini pengantin akan di rak keliling keluarga. Rio di ajak berkeliling ke rumah saudara Sifa. Mereka di perkenalkan sebagai anggota baru keluarga, begitupun Sifa.Waktu terus berjalan, tepat hari ini sebulan sudah mereka menikah. Rio rutin memberikan nafkah lahir untuk belanja sebagai bentuk tanggung jawabnya pada istri. Tapi Sifa menolak. Dia hanya meminta uang jika perlu. Jika kebutuhannya habis maka ia meminta tolong mengantarkan belanja sekalian jalan- jalan dan Rio yang akan membayarkannya."Mas saja yang bawa keuangannya, Sifa takut malah boros jadinya," u
DARAH SAKSI CINTARio mengangguk, benar apa yang Dimas katakan. Kita tidak akan tahu sebelum mencobanya. Rio mendekati Sifa, dia membelai pelan rambut Sifa dan malam ini Rio putuskan melakukan apa yang harusnya di lakukan sejak mereka menikah sebulan lalu. "Sifa maafkan suamimu ini Dek," bisik Rio lirih.Sifa hanya menganggukkan kepala, akhirnya malam ini dia bisa menjadi sosok istri yang sempurna."Allâhumma innî as'aluka khairahâ wa khairamâ jabaltahâ alaih! Wa a'ûdzubika min syarrihâ wa syarrimâ jabaltahâ alai," doa Rio sambil meniupkannya ke ubun- ubun kepala Sifa."Mas aku mencintaimu karena Allah," kata Sifa."Aku persembahkan semuanya untukmu, kesucian yang ku jaga dan pertahankan selama ini untuk suami yang halal di dunia dan insyaallah di akhiratku juga, sebagai bukti kesucian diri," sambung Sifa.Rio mencium rambut Sifa, dia turun ke mata lentik itu. Sifa dan Rio memang baru pertama melakukannya. Semua di lakukan dengan cepat dan grusa- gr
FARHAT FURQON GUNAWAN"Astagfirulloh! Baik Dim, titip Sifa sebentar ya! Oke aku akan bergegas menuju sana sekarang juga," kata Rio panik sambil mematikan telponnya.Ternyata Dimas mengabarkan bahwa Sifa istrinya mengalami pecah ketuban. Tentu Rio kelabakan, karena ini berbeda dengan prediksi HPL dari dokter."Pak Aam, Mbak Gendhis, Mas, maaf saya harus pamit sekarang karena Istri saya mengalami pecah ketuban, sepertinya akan melahirkan! Mari saya permisi dulu ya," pamit Rio."Assalamualaikum," sambungnya sambil setengah berlari.Rio bergegas pamit. Sekali lagi Rio menyempatkan mencuri pandang pada Gendhis, sebelum mobilnya melaju pergi meninggalkan kompleks perkantoran itu."Temenmu dapat dari mana sih Mas?" tanya Gendhi pada Aam."Kenapa?""Diajak mengobrol kok nunduk terus," keluh Gendhis."Namanya menjaga pandangan dodol," ujar Aam."Lah di pikir aku barang haram, orang aku barang halal kok!" protes Gendhis.Dia baru menemukan lela
BUKAN CINTA TAPI RASA KASIHAN!"Assalamualaiku," seru suara dari balik pintu kamar rawat inap Sifa."Waalaikumsalam," sahut mereka."Untung aja ada yang datang, jadi aku tak perlu menjawab pertanyaan Sifa," batin Rio dalam hati.Rio segera membukakan pintu untuk mertuanya yang datang."Selamat ya Nak!" rangkul Ustad Furqon."Terimakasih Bah," jawab Rio.Segera Rio menyalami Umi Laila yang berada di belakang ustad Furqon."Bagaimana Nduk keadaanmu?" tanya umi Laila sembari memeluk putrinya."Selamat ya kau sekarang sudah menjadi seorang Ibu, ingat kau adalah madrasah pertama bagi anakmu! Jaga dan ajari dia yang baik- baik, ibaratnya dia kanvas kertas putih, ukir dengan tinta yang pilihan jangan asal melukisnya," sambung umi Laila."Iya Mi," jawab Sifa.Persalinan ini berjalan lancar dan cepat. Tak butuh waktu lama, hanya satu setengah jam bayi Sifa dan Rio telah lahir. Sampa- sampai kedua orang tua Sifa kaget melihat putrinya yang suda
ANAK BUKANLAH JAMINAN BAHAGIA"Dia adalah wanita yang benar- benar bisa menghipnotisku ketika pertama kali bertemu," jawab Rio."Kau tahu Dim, aku sampai hafal benar apa aja yang di pakai wanita itu! Rambutnya hitam panjang, tawanya sangat renyah, badannya tinggi semampai, Hpnya Iphone 11 dengan case warna merah blink- blink, hanya dengan memakai kaos oblong putih dan celana jeans panjang wanita itu mampu mempesona ku Dim, sayang kami tak sempat mengobrol lama," sambung Rio.Dimas mengamati semua gerak gerik Rio. Ya, benar! Sahabatnya sedang di mabuk cinta sama seperti kejadian puluhan tahun lalu. Dimas tak menyangka saat seperti ini justru Rio menemukan wanita idaman lainnya."Gila kau Mas!" ucap Dimas berlalu tanpa meminum kopi yang telah di buatkan SIfa.Dimas kehabisan kata- kat. Dia sangat tahu bagaimana watak Rio, yang Dimas takutkan adalah Rio nekat untuk mendapatkan cintanya. Nyatanya hadirnya Farhat malaikat kecil Rio dan Sifa tak mampu membuat Rio
IZINKAN AKU POLIGAMI"Tidak Mas, Sifa hanya ingin me time sendiri. Sifa ingin memanjakan diri sekedar pergi ke salon memotong rambut dan melakukan spa Syariah. Apakah boleh, Mas?" tanya Sifa."Kau akan pergi dengan siapa?" selidik Rio."Perginya biar diantarkan oleh santri Abah yang wanita, Mas. Toh mobil Umi ada di rumah kok, Mas," kata Sifa."Kebetulan tadi Abah pergi menggunakan mobilnya sendiri dengan Mulki. jadi ada satu mobil yang menganggur di rumah. Bagaimana, Mas?" tanya Sifa."Baiklah jika seperti itu, Dek. Yang penting Humairah aman ya?" ucap Rio mencoba memastikan."Tenang saja, Mas. Kau tak usah takut, insya Allah anak kita aman. Humaira akan dijaga oleh Umi sehingga Sifa benar-benar nyaman dan aman serta tenang saat meninggalkannya," jawab Sifa."Baiklah kalau begitu, Dek. Kau butuh uang berapa? Akan Mas transfer saja ya," ujar Rio."Tak usah, Mas. Kebetulan jatah bulanan yang Mas berikan masih ada kok. Itu saja insya Allah sudah cukup," jawab Sifa agar tak membuat suami
IDE GILA SIFA!"Ya sudah kita akan langsung saja bertemu dengan Rio tanpa kau harus pulang dulu. Setelah semua jelas, baru kau nanti mengatakan semua kepada Mbakmu, agar Mbakmu tak salah paham dan kecewa. Sekarang Mbakmu sebenarnya ada di posisi dilema, Le," jelas Abah Furqon."Astagfirulloh. Kenapa lagi, Bah?" tanya Mulki."Dia ingin percaya kepadamu sebenarnya, Le. Tetapi apa yang dilihat dengan mata kepalanya itu justru bertentangan dengan semua kepercayaananya. Melihat kau dan Rio duduk bersama wanita itu, bahkan wanita itu duduk di hadapanmu. Wajar kan kalau Mbakyu mu kecewa," jawab Abah Furqon."Bah, tolong kali ini jangan Abah berpikir bahwa Mulki turut andil dan ikut campur terlalu dalam masalah keluarga Mbak Sifa, tolong jangan, Bah. Tolong jangan berpikir itu lagi, karena jika Abah masih berpikir seperti itu sampai selamanya Mbak Sifa nasibnya akan seperti ini, Mbak Sifa akan mencintai sendiri dan itu sakit, Bah," ujar Mulki dengan menghela nafasnya panjang."Biarlah, Bah. B
BISMILLAH LANGKAH AWAL!Dengan penuh takzim, Simbok mengantarakan pesanan Abah Furqon. Mereka pun menikmati nasi pecel itu dan tak membahas masalah ini lagi. Sejak dulu memang pantangan bagi Mulki dan Abahnya untuk berbicara ketika makan. Meskipun hal sepenting apapun setelah selesai makan dan menghirup kopinya, baru mereka berbicara lagi."Lalu harus bagaiman, Abah?" tanya Abah Furqon."Menurut Mulki sekarang kita harus memanggil Mas Rio lagi, Bah. Bagaimana lagi? Semua sudah kadung terlanjur terjadi. Mbak Sifa pun juga sudah tahu masalah ini, jadi jangan sampai hal ini makin membuat Mbak Sifa berpikir macam- macam, Bah. Kita harus menyelesaikan masalah ini hari ini juga, Bah. Kita tak bisa menundanya makin lama, Bah. Mulki tak ingin dan tak mau kehilangan kepercayaannya juga, kita harus segera menyelesaikan masalah ini, Bah. Sungguh," tegas Mulki."Selain itu ada satu hal lain yang menghantui pikian Mulki, Bah. Karena satu sisi pun kita harus memikirkan kondisi wanita itu dan anakn
TENTANG PERNIKAHAN SIRI"Dia tak ingin menikahi wanita itu, Bah. Namun dia juga tak ingin dianggap sebagai pecundang mengkhianati anak itu padahal Mas Rio juga mengakui bahwa dia adalah darah dagingnya hanya saja dia tak ingin namanya tercantum di akta. Tapi Bah...""Kenapa?" tanya Abah Furqon."Mas Rio ingin tetap menafkahinya. Bagaimana menurut Abah?" tanya balik Mulki.Abah Furqon menghela nafasnya panjang. Saat seperti ini lah sebenarnya dia sang anak bisa bertukar pikiran, saling mengupgrade ilmu agama masing- masing. Kali ini abah Furqon ingin mengangkat topik pernikahan siri dan perzinahan."Pertama Abah ingin menyoroti ucapanmu, Le. Tetang pernikahan yang dilakukan secara rahaasia atau lebih akrab disebut nikah siri adalah pernikahan yang tidak dicatat di kantor KUA. Nikah siri, dikatakan sah menurut agama tapi tidak sah menurut Negara karena seperti yang sudah dijelaskan tadi, tidak tercatat di KUA. Benar katamu, nikah siri memang memiliki banyak kekurangan. Namun di beberap
RENCANA DAN STRATEGI PARA LELAKI!"Bahkan sepertinya foto itu diambil kemarin siang saat kita bersama toh? Abah sedang mengisi kajian dan mata kuliah, sedangkan kau berpamitan berdiskusi tentang dakwah masa kini. Lalu kenapa kok tiba- tiba kau ada di cafe itu? Bagaimana ceritanya?" tanya Abah Furqon.Mulki menghela nafas panjang sekaali. Dia harus menceritakan sedetails mungkin sekarang pada Abahnya. Karena dia yakin hanya Abahnya yang bisa menyelesaikan masalah ini."Bah, sungguh ini sebenarnya tidak sengaja, itu bukan pertemuan yang di bentuk lantas sengaja, bukan seperti itu, Bah. Semua di luar kendali Mulki, saat itu memang Mulki ada berpamitan kepada Abah saat Abah mengisi ceramah. Mulki akan berpamitan dan akan berdiskusi bersama teman-teman dari beberapa universitas perwakilan salah satu organisasi agama yang memang sengaja membahas dakwah modern. Mereka meminta tolong Mulki sebagai pengisinya untuk kelas akhwat dan akhirnya Mulki pun setuju- setuju saja saat itu," jawab Mulki
DUDUK DI BAWAH POHON BERINGIN"Abah pergilah ke ke mushola dulu. Kita akan mendengarkan versi dari Mulki," perintah Umi Laila lagi."Iya, Umi. Assalamualaikum," pamit Abah Furqon."Kau lebih percaya adikmu kan sekarang?" tanya Umi Laila. Sifa pun menganggukkan kepalanya."Ya sudah kalau aku percaya dengan adikmu sekarang, kau tak usah berpikir macam-macam," kata Umi Laila."Kau jangan takut sekarang, Nduk. Pasrahkan semuanya pada Gusti Allah. Kau jangan berpikir hal-hal yang aneh. Itu akan mempengaruhi kualitas Asi mu sekarang itu, Nduk. Sudah tak perlu kau pikir lelaki yang seperti itu lagi. Benar dia suamimu kau harus baik kepadanya, berpikirlah seperti tak ada masalah yang sekarang itu dan harus diutamakan adalah anakmu. Nasib dan kualitas asimu harus bagus demi masa depan anakmu yang lebih baik. Biarlah, biar semua nanti akan di balas oleh gusti Allah saja. Kau tak perlu ikut campur, biar semua di catat olehnya," sambung Umi Laila."Karena kau tahu kan sebaik-baiknya sutradara itu
KECURIGAAN SIFASampai adzan subuh dan suara tahrim berkumandang dia masih belum bisa tidur. Dia masih penasaran dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa adiknya bisa bertingkah seperti ini, apa yang dirahasiakan adiknya dan sang suami. Mengapa mereka tega menyembunyikan kenyataan pahit seperti ini. Bahkan mereka diam-diam bertemu dengan Gendis di belakangnya tanpa ada pemberitahuan pada Sifa."Apa yang sebenarnya mereka sembunyikan?" gumam Sifa.Dia segera keluar dari kamar mencari Mulki. Tapi rupanya kalah cepat, karena Mulki sudah tak ada di sana. Entah sejak kapan adiknya itu sudah pergi ke mushola. Mungkin sejak subuh tadi, ingin rasanya Sifa menyusul ke depan lalu menanyakan semuanya langsung pada adiknya. Tapi tak mungkin karena di depan sangat ramai dan pondok putra milik keluarganya. Dia harus bisa menahan emosi dan menjaga marwahnya."Allah, kapan dia pergi," gumam Sifa.Dia benar- benar tak mendengar suara Mulki saat membuka kamarnya. Padahal biasanya dia
MENDADAK VIRAL DI SOSIAL MEDIA"Dia itu sangat pandai, aku menghalangimu menikah dengannya bukan karena aku masih mencintainya atau aku ingin menikahi dia suatu saat nanti, tidak. Justru sebaliknya, aku tak hanya ingin saja kau terjebak dalam permainan mu sendiri, dengarkan aku kali ini saja," sambung Rio."Benarkah? benarkah kau tak mencintainya lagi?" tanya Mulki dengan penekanan.Rio menghela nafasnya panjang. Munafik memang jika dia mengatakan bahwa dia tak mencintai wanita itu. Dia memang masih mencintai wanita itu namun dia kali ini bisa berpikir jernih, tak seperti dulu."Ya memang aku sedikit mencintainya. Namun tak segila dulu," kata Rio Jujur."Jika sudah seperti ini masalah tak akan menjadi gampang, Mulki. Justru masalah ini akan melebar. Bagaimana jika Sifa tahu?" tanya Rio.Mulki pun langsung juga menyadari bahwa ikut campur terlalu dalam masalah rumah tangga Rio dan Sifa. Dia menghela nafasnya panjang, orang tuanya memang terbiasa untuk tak malu meminta maaf tanpa geng
APAKAH KAU YAKIN TAK MENCINTAINYA?"TIDAK BISA!" tegas Mulki.Semua terdiam, Rio pun tak bisa berkutik dengan semua ucapan Mulki. Mulki pun hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar. Ternyata apa yang dikatakan oleh Rio memang tidak bohong. Gendis memvalidasi semuanya bahwa apa yang pernah di jelaskan pada Rio padanya memang benar. Karena sebelumnya Rio dan Gendis tidak pernah bertemu lagi. Mereka baru bertemu beberapa hari kebelakangan ini dan itu pun perkara Gendhis menuntut akta kelahiran."Kenapa tak mungkin?" tanya Gedhis lirih."Aku dengar kau kuliah hukum ya? Atau pasanganmu sekarang orang yang tahu hukum. Aku rasa dia juga sedikit banyak pasti telah menjelaskannya padamu kan? Kalau tidak aku akan jelaskan semua padamu. Seperti yang kau tahu sendiri, akta kelahiran itu tak mungkin didapatkan tanpa ada pernikahan sah. Biar bagaimanapun juga aku ini juga kuliah hukum walaupun kuliah secara online saja, tapi aku sedikit banyak tahu tentang permasalahan ini. Kau tak mungkin menunt