Home / Romansa / Selir Hati Tuan Muda / Kebodohan Catherine Yang Memudahkan Dexter

Share

Kebodohan Catherine Yang Memudahkan Dexter

last update Last Updated: 2024-09-09 19:15:43

Dexter terbangun dan menemukan Gendis masih tertidur di sebelahnya dengan keadaan yang sama dengannya. Sama-sama tak berbusana.

Lelaki itu tersenyum kala menyadari apa yang mereka lakukan beberapa jam yang lalu. Rasanya Dexter belum puas. Ia masih ingin bersama Gendis, tapi saat ingat kekacauan di rumahnya tadi ia memutuskan untuk pulang.

Melihat Gendis yang lelap dalam tidurnya membuat Dexter tidak kuasa untuk membangunkan istrinya itu.

Pelan-pelan ia menarik diri kemudian memasang pakaiannya. Setelahnya Dexter keluar dari kamar mencari kertas dan pulpen. Dituliskannya barisan pesan untuk Gendis.

"Ndis, maaf, aku harus pulang sekarang. Aku ingin memastikan keadaan Bobby. Kamu jangan pergi ke mana-mana. Besok kita ketemu lagi."

Dexter meletakkan kertas tersebut di nakas. Ia menimpanya dengan remote TV agar tidak hilang. Setelahnya Dexter mencium kening Gendis dengan perasaan sayang. Ia pergi dari sana.

***

"Kamu dari mana aja, Dex? Telfonku nggak diangkat, chat-ku juga nggak direspon!
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Tiana
Kapan kamu d kick off sih cat ...
goodnovel comment avatar
vieta_novie
terus lah seperti itu cath...dex udh ga peduli lagi...semakin kamu seenak nya, semakin banyak kesempatan dex ajak bobby utk ketemu gendis...
goodnovel comment avatar
Rey Val
lanjut thour jangan satu bab aja ..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Selir Hati Tuan Muda   Melabrak Gendis

    Dexter memarkirkan mobilnya di parking area Diamond Hotel. Kemudian lelaki itu mengambil Bobby yang berada di car seat dengan hati-hati. Sepanjang jalan dari rumah tadi Bobby terus merengek karena perutnya lapar. Dexter menggendongnya keluar dari mobil lalu melangkah memasuki bangunan hotel."Cup cup cup, jangan nangis lagi ya, Nak. Sebentar lagi kita ketemu Mama. Mama pasti senang banget. Nanti Bobby bisa nyusu sama Mama sepuasnya," hibur Dexter saat melihat gelagat Bobby akan menangis lagi.Dexter mempercepat langkah dengan Bobby yang berada di dalam gendongannya. Ia sudah tidak sabar agar segera tiba di kamar yang ditempati Gendis. Dexter jamin, Gendis pasti sangat senang bertemu dengan Bobby. Sama dengan senangnya Dexter memberi kebahagiaan ini.Setibanya di depan kamar yang ditempati Gendis, Dexter langsung mengetuk pintu. Ia bisa membayangkan seperti apa reaksi Gendis sebentar lagi.Tidak terlalu lama mengetuk, daun pintu itu pun terbuka, menampakkan sosok Gendis yang baru saja

    Last Updated : 2024-09-11
  • Selir Hati Tuan Muda   Siapa Orangnya?

    Catherine menepikan mobilnya begitu sampai di depan rumah Bondan. Dengan terburu-buru perempuan itu turun dari mobilnya. Ia sudah tidak sabar ingin melabrak Gendis.Membuka pintu pagar, dengan cepat perempuan itu melesat menuju pintu rumah. Ia membunyikan bel beberapa kali dengan perasaan tidak sabar. Ia ingin mengatai-ngatai Gendis. Mencecar perempuan itu habis-habisan dan mencakar mukanya.Tangan Catherine sudah terangkat ke udara. Siap untuk menampar pipi Gendis. Namun niat itu urung terjadi ketika menyadari bukan Gendis yang muncul melainkan si tuan rumah."Eh, Bu Dona." Catherine yang kaget menurunkan tangannya lalu memaksakan seulas senyum."Hai, Bu Catherine." Dona cukup kaget oleh kedatangan Catherine. Ia tidak tahu urusan apa yang membawa langkah perempuan itu ke rumahnya."Gendisnya ada, Bu? Saya ingin bertemu dia," ujar Catherine menyampaikan maksudnya karena sudah tidak tahan."Oh, jadi Bu Catherine belum tahu?""Apanya?" respon Catherine tidak sabar."Perempuan pembawa ma

    Last Updated : 2024-09-11
  • Selir Hati Tuan Muda   Bertemu Donor ASI Bobby

    "Lo bisa bantu gue nggak?" Pertanyaan itu meluncur dari mulut Dexter ketika teleponnya tersambung dengan Jovan."Nih orang nelfon-nelfon bukannya nanya kabar malah nagih bantuan."Dexter terkekeh mendengar jawaban Jovan di seberang sana."Serius ini, Jooov.""Apaan?""Gue nggak bisa ngomong by phone. Penting soalnya. Kalo lo nggak sibuk bisa ke kantor gue nggak? Atau gue aja yang nyamperin lo?""Ketemu di tempat biasa aja deh." Jovan mengambil jalan tengah."Oke, nggak pake lama ya, Bro."Dexter memutus panggilan kemudian mengembalikan ponselnya ke dalam saku celana.Lelaki itu keluar dari kantornya setelah meninggalkan pesan pada sekretarisnya bahwa ia akan pergi.Sekitar dua puluh menit kemudian Dexter tiba di cafe favorit mereka, tempatnya biasa ngumpul dengan Jovan dan Ferry."Sendiri?" tanya Jovan yang lebih duluan sampai saat melihat Dexter tiba."Abisnya mau sama siapa lagi?""Kirain lo juga ngajak Ferry."Dexter menggelengkan kepalanya lalu menempatkan diri duduk di hadapan sa

    Last Updated : 2024-09-12
  • Selir Hati Tuan Muda   Enak Juga

    Dexter benar-benar merealisasikan janjinya. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menyulap ruko kosong miliknya menjadi toko kue impian Gendis.Gendis begitu terpana. Ia kehilangan kata-kata ketika Dexter mengajaknya room tour dari satu ruangan ke ruangan lain. Dari lantai satu sampai lantai tiga. Dari ruangan utama toko tempat jual beli berada hingga dapur tempat proses produksi."Nanti kamu tinggalnya di sini," ucap Dexter setelah mereka berada di lantai tiga. "Aku sendiri?" respon Gendis sembari matanya mengelana ke sekeliling ruangan."Kamu takut?"Ruangan itu sangat luas dan terkesan terlalu besar untuk ditempati sendiri."Perlu aku temenin di sini?"Suara Dexter membuat Gendis mengembalikan pandangannya ke arah lelaki itu. Kemudian digelengkannya kepala dengan perlahan. Bagaimana mungkin Gendis meminta Dexter menemaninya? Lantas bagaimana dengan Catherine? Perempuan itu pasti akan curiga jika suaminya tidak menginap di rumah. Cukup sudah. Gendis tidak ingin membuat Catherine cur

    Last Updated : 2024-09-14
  • Selir Hati Tuan Muda   Membuka Rahasia

    "Lagi sibuk, Bro?"Dexter mengangkat kepalanya yang tertunduk menekuri berkas-berkas ketika mendengar suara yang sudah sangat dihafalnya.Di dekat pintu yang sedikit terbuka Jovan berdiri sambil tersenyum menggoda.Dexter sontak mengembuskan napasnya. Orang ini lagi. Bukan Dexter tidak suka. Tapi ia hanya belum siap. Ia tahu kedatangan Jovan ke kantornya adalah untuk menagih cerita mengenai donor ASI Bobby yang sesungguhnya. Tingkah Jovan membuat hidup Dexter tidak tenang. Seakan tidak cukup menerornya melalui telepon sekarang lelaki itu malah mendatangi Dexter ke kantornya."Boleh gue masuk?" tanya Jovan yang masih berdiri di sisi pintu melihat Dexter tidak merespon apa-apa akan kedatangannya."Emangnya kalo gue nggak ngizinin, lo bakalan pergi? Lo bakal tetap berdiri di sana kan?"Jovan terkekeh pelan. Lelaki itu kemudian melangkahkan kakinya memasuki ruangan Dexter. Sambil bersiul ia duduk di kursi di hadapan sang sahabat."Asem banget muka lo. Nggak suka gue ke sini?" ucapnya meli

    Last Updated : 2024-09-16
  • Selir Hati Tuan Muda   Adik Untuk Bobby

    Ketakutan Gendis mengenai toko kuenya yang tidak akan laku gagal menjadi kenyataan. Pelan tapi pasti toko kue tersebut mulai berkembang. Dari hari ke hari pembelinya terus bertambah. Dari yang awalnya hanya membeli satu atau dua potong berujung jadi memborong. Dari yang mulanya hanya sekadar mampir dan coba-coba berakhir jadi langganan.Gendis begitu senang. Bukan hanya karena usahanya yang dimudahkan tapi juga karena ia bisa bertemu dengan Bobby minimal tiga kali dalam seminggu. Entah bagaimana caranya Dexter membawa anak itu untuk bertemu dengannya. Dan entah apa alasan yang dikemukakannya pada Catherine. Bagi Gendis itu tidak penting lagi. Baginya adalah ia dapat bertemu dengan anaknya.Suara lonceng di pintu masuk yang menandakan adanya pengunjung mengusik lamunan Gendis. Perempuan itu mengalihkan tatapannya. Seorang anak perempuan kecil dan laki-laki gagah yang mungkin masih seumuran Dexter terlihat melangkah."Selamat datang, ada yang bisa dibantu?" Gendis menyapa keduanya denga

    Last Updated : 2024-09-17
  • Selir Hati Tuan Muda   Sambil Berdiri

    "Dex, jangan. Nanti bisa ketahuan Maya dan Nala," ujar Gendis ketakutan ketika Dexter menyeretnya ke kamar. Kedua gadis itu hanya tahu bahwa Dexter adalah keluarga Gendis, bukan suami."Nggak apa-apa, Ndis, kamu nggak usah takut." Dexter menenangkan."Tapi nanti kalau mereka curiga, gimana?""Mereka sedang sibuk melayani pembeli di bawah jadi nggak ada alasan untuk mengurusi kita." Sekali lagi Dexter menenangkan.Gendis akhirnya hanya bisa pasrah ketika Dexter menginginkannya.'Aku bisa berdosa kalau menolak permintaan suami,' batin Gendis yang polos.Maka Gendis menyerahkan semua yang dimilikinya dengan senang hati pada Dexter, yaitu hati dan tubuhnya."Dex, bentar, aku bersih-bersih dulu di kamar mandi."Gendis baru maju selangkah ketika Dexter menahannya dengan melingkarkan tangan di tubuhnya.Dexter mengecup pundak Gendis yang mengenakan baju krah sabrina tanpa suara. Sedangkan tangan kirinya perlahan masuk menyelinap ke balik blouse perempuan itu.”Dex, kamu mau apa?” Gendis sete

    Last Updated : 2024-09-19
  • Selir Hati Tuan Muda   Bertemu Lagi

    Seperti biasa setiap pulang dari tempat Gendis Dexter membawa kue dari sana. Kue-kue itu tidak pernah diberikannya pada Catherine. Selain untuk dirinya Dexter juga memberi pada Risa dan Leni. Andai saja Bobby bisa memakannya sudah pasti Dexter juga menyuapinya.Sikap Dexter membuat Catherine bertanya-tanya. Kenapa hanya pembantu dan pengasuh di rumah itu yang selalu Dexter belikan makanan? Kenapa dirinya tidak pernah dibelikan? Bukan apa-apa. Kalau Catherine mau ia juga bisa mendapatkannya. Ia bisa membeli sendiri. Hanya saja Catherine juga ingin diperhatikan. Catherine rindu perhatian suaminya yang sudah sangat lama tidak ia dapatkan.Satu hal lagi. Dexter selalu membawa pulang kue yang dibeli dari toko yang sama. One Slice. Itu Catherine ketahui dari kantong kue tersebut. Kebiasaan Dexter membuat Catherine heran. Apa mungkin kue-kue di toko tersebut seenak itu sampai-sampai membuat Dexter ketagihan? Dan yang lebih mengherankan kenapa juga Dexter rajin membawakannya untuk Leni dan Ri

    Last Updated : 2024-09-20

Latest chapter

  • Selir Hati Tuan Muda   Happily Ever After

    "Mama, nun, Ma ..." Tangan kecil yang menggapai-gapai serta suara cadel yang memanggilnya memaksa Gendis membuka kedua matanya. Perempuan itu terjaga dari tidurnya dan mendapati putra kecil kesayanganya sedang berada di tengah-tengah di antara dirinya dan Dexter. Menyadari dirinya terbangun bersamaa Dexter di sisinya membuat seulas senyum tipis terukir manis di bibir Gendis.Sudah sejak dua belas bulan yang lalu situasi ini terjadi. Lebih tepatnya sejak dirinya menikah dengan Dexter."Pagi, Sayang, anak Mama udah bangun?""Dah, Ma.""Sini cium Mama dulu."Bobby menghambur menciumi pipi Gendis dengan penuh semangat yang membuat Gendis tertawa. Biasanya Gendis akan meletakkan Bobby di atas perutnya. Hanya saja hal itu tidak bisa lagi dilakukannya karena perutnya yang tinggi menyamai dada. Saat ini Gendis sedang mengandung. Tidak butuh waktu lama bagi Dexter membuatnya berbadan dua. Beberapa bulan pasca menikah Gendis dinyatakan positif hamil. Dan hal itu membuat seluruh keluarga berbaha

  • Selir Hati Tuan Muda   Kembali Padamu

    Gendis menegakkan duduknya. Seluruh indera perempuan itu terjaga waspada menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.Perlahan kelopak mata Dexter terbuka. Pertama-tama yang dirasakannya adalah penglihatannya yang terasa kabur. Namun lama kelamaan semua yang berada di ruang pandangnya mulai terlihat dengan jelas, termasuk presensi Gendis dan juga Bobby."Ndis ...," panggil lelaki itu lirih dengan keadaannya yang masih lemah."Dex, ini aku. Kamu sudah sadar?"Dexter tak seketika menjawab. Pria itu berupaya mengumpulkan serpihan ingatan. Namun semakin kuat ia mengingat, kepalanya terasa bertambah sakit. Bukan. Dexter tidak mengalami amnesia. Buktinya ia ingat siapa Gendis dan siapa Bobby. "Apa yang terjadi, Ndis?" tanyanya masih selesu tadi."Bu Catherine menusuk kamu dengan pisau. Lukamu sangat dalam dan harus dioperasi. Sejak pertama kejadian itu kamu nggak sadarkan diri. Ini adalah hari ketiga kamu di rumah sakit."Dexter termangu mendengar cerita Gendis. Lamat-lamat ingatannya akan

  • Selir Hati Tuan Muda   Bertiga Bersama

    Gendis keluar dari ruang rawat Dexter. Ia bermaksud pergi dari rumah sakit itu. Ia tidak mau terlibat dengan apa pun yang berhubungan dengan Dexter lagi. Hubungannya dengan Dexter sudah lama berakhir. Bagi Gendis lebih baik mereka menjalani hidup sendiri-sendiri seperti saat ini."Gendis!" Suara Martha menahan langkahnya, membuat Gendis menoleh ke belakang. Ia langsung menemukan Martha yang berjalan mendekat ke arahnya."Kamu mau ke mana?" tanya perempuan itu."Saya mau pulang, Bu.""Pulang?" Martha mengerutkan dahi. "Kamu nggak mau menunggu sampai Dexter sadar?""Maaf, Bu, saya nggak bisa," jawab Gendis memberi penolakan."Tapi Dexter butuh kamu. Kehadiran kamu sangat berarti buat dia."Gendis menahan senyum getir agar tidak terlihat. Jadi ceritanya sekarang dirinya sudah dianggap?"Oh iya, Rosa sudah cerita semua sama saya. Saya salut dan kagum sama kamu, Gendis. Kamu perempuan hebat dan luar biasa.""Terima kasih, Bu," jawab Gendis sekenanya. "Maaf, saya harus pulang. Ada hal lain

  • Selir Hati Tuan Muda   Membesuk Dexter

    Acara Junior Chef dengan cepat melejit dan terkenal di kalangan pemirsa Citra Televisi. Bukan hanya karena pesertanya anak-anak yang lucu dengan segala tingkah mereka yang beragam, namun juga karena adanya Gendis, juri yang cantik, masih muda dan energik. Otomatis Gendis menjadi idola baru bagi pemirsa Citra Televisi. Perlahan tapi pasti nama Gendis merambat naik dan mulai dikenal orang-orang. Beberapa orang yang mengenalnya ada yang meminta tanda tangan atau foto bersama saat bertemu dengan Gendis di luar, membuat Gendis merasa takjub pada pencapaiannya saat ini.Gendis baru saja keluar dari bangunan Citra Televisi ketika lagi-lagi ia bertemu dengan Rosa."Bu Rosa ..."Tiada senyum di bibir Rosa ketika Gendis menyapanya. Perempuan itu terlihat tegang yang membuat Gendis ikut kaku."Gendis, ikut dengan saya sekarang," kata Rosa tanpa basa-basi atau salam pembuka."Ke mana, Bu?""Ke rumah sakit.""Ke rumah sakit?" Gendi

  • Selir Hati Tuan Muda   Salah Sasaran

    "Ma-mami ... Sejak kapan Mami di sini?" tanya Rosa gelagapan."Memangnya kenapa? Kalian takut Mami mendengar semuanya?""Mami jangan salah paham dulu!" ujar Catherine ketakutan sambil berusaha memegang tangan mertuanya itu namun dengan cepat Martha menepisnya."Tadi Mami dengar katanya kamu mau membunuh Rosa. Itu betul?""Itu nggak benar, Mi. Itu hanya bercanda," sangkal Catherine dengan raut ketakutan. Semua image baik yang dibangunnya selama bertahun-tahun runtuh dalam sekejap."Ngeri sekali bercandamu, Cat. Bercandanya saja main bunuh-bunuhan, gimana aslinya?" Martha menggeleng-gelengkan kepala tidak habis pikir pada kelakuan menantunya."Itulah salahnya Mami. Selalu saja suka menguping pembicaraan orang. Apa salahnya Mami tanya aku baik-baik?" Martha menatap Catherine lebih lekat mendengar perkataan Catherine yang terkesan sedang melawannya."Jadi kamu melawan Mami? Berani kamu sekarang?""Dari dulu aku memang berani, Mi. Aku nggak pernah takut pada siapa pun. Bahkan kalau aku ma

  • Selir Hati Tuan Muda   Terbongkarnya Rahasia Catherine

    "Bagaimana cara agar perut terlihat besar seperti orang hamil?"Rosa mengetikkan sepotong kalimat tersebut di search engine ponsel pintarnya.Di detik selanjutnya mulut perempuan itu ternganga ketika melihat jawaban yang keluar."Perut bisa terlihat besar dengan memakai perut silikon palsu."Tidak hanya itu saja, di mesin pencari tersebut juga tersedia link yang menghubungkan ke berbagai market place yang menjual perut palsu tersebut.Rosa menelusurinya sati demi satu. Terbukti jika perut-perut silikon tersebut sering digunakan orang-orang untuk berpura-pura hamil dan lebih seringnya digunakan dalam film atau sinetron-sinetron.'Apa mungkin Catherine menggunakan perut seperti ini untuk mengelabui orang-orang?' Rosa tidak henti bertanya di dalam hatinya. Rosa bertekad untuk membuka kebusukan Catherine. Namun bagaimana cara membuktikannya? Apalagi perempuan itu begitu licik.Belum putus asa, Rosa kembali mengunjungi toko-toko yang menjual perut palsu tersebut. Ia membaca satu demi satu

  • Selir Hati Tuan Muda   Memecahkan Teka-Teki

    Sudah sejak lama Rosa menaruh curiga pada Catherine. Gerak-gerik perempuan itu terlihat begitu mencurigakan. Terlepas dari persaingan mereka untuk menjadi pewaris harta sang mertua, secara pribadi Rosa tidak menyukai Catherine. Kecurigaan Rosa semakin menjadi ketika tahu wajah Bobby tidak mirip dengan Dexter apalagi Catherine. Malah dari hari ke hari anak itu semakin menunjukkan kesamaan fisik dengan Gendis. Hanya saja Rosa tidak punya bukti yang kuat selain perselingkuhan Dexter dan Gendis."Mami, lihat! Kakak itu jago banget masaknya. Kuenya bagus, Mi. Pasti enak," seru Kelly yang sejak tadi menikmati tayangan di televisi.Renungan Rosa terhenti. Dialihkannya tatapan ke arah televisi. Di sana sedang ditayangkan acara Junior Chef. Ajang kompetisi memasak anak-anak berumur sepuluh sampai tiga belas tahun."Kelly mau ikut acara itu juga, Mi.""Tapi Kelly masih kecil, Sayang. Umur kamu belum cukup. Nanti ya kalau udah sebesar kakak itu.""Masih lama ya, Mi?" Kelly tampak kecewa."Dua at

  • Selir Hati Tuan Muda   Kecurigaan Rosa

    "Selamat datang kembali di Indonesia, Ndis." Perempuan muda berambut sepunggung itu menggumam pelan ketika kakinya menapak di bumi seturunnya ia dari pesawat. Dengan tekadnya yang bulat Gendis memutuskan kembali ke Indonesia walau Laura menghalangi dengan bujukan menggoda.Selepas dari bandara Gendis menuju sebuah hotel untuk istirahat karena ia tidak punya tempat berteduh.Sambil membaringkan tubuhnya, ingatan masa lalu menyapa benak Gendis. Dulu saat dirinya diusir Catherine ia tidak punya tempat tinggal sama sekali bahkan ia pernah menjadi pemulung yang tidur di antara gunungan sampah.Lihatlah sekarang, Gendis bisa memilih ingin tidur di mana pun yang ia suka. Gendis sangat mensyukuri kehidupannya saat ini yang serba berkecukupan. Uang apresiasi sebagai best student sangat cukup untuk kehidupannya sendiri selama beberapa tahun ke depan.Setelah bangun tidur siang Gendis menghubungi Maya untuk memberi kabar bahwa ia sudah kembali berada di Indonesia.Cukup lama menunggu barulah May

  • Selir Hati Tuan Muda   Pulang Ke Indonesia

    Summer telah lama berlalu. Disusul oleh Autumn dan winter yang super dingin. Lalu saat ini Paris sedang berada di musim semi. Musim yang menyenangkan bagi para penduduknya.Pada musim semi orang-orang semakin banyak berkeliaran di jalan, menikmati suasana kota yang menyenangkan. Tak terkecuali dengan Gendis.Hari itu Gendis sedang duduk di taman berdua dengan Laura. Mereka baru saja pulang makan. France onion soup yang lezat membuat mereka kekenyangan."Apa rencanamu berikutnya, Ndis?" tanya Laura.Tanpa terasa sudah sembilan bulan Gendis di Paris. Minggu depan adalah jadwal kepulangannya ke Indonesia."Yang pasti melanjutkan hidup sih." "Kamu tidak punya rencana untuk membuka toko kue atau usaha kuliner lain?"Gendis menggaruk hidungnya. Uang saku yang diberi pihak Modeta tidak pernah ia pakai. Biaya tempat tinggal dan makan juga sudah ditanggung oleh pihak Modeta. Paling Gendis hanya belanja sedikit-sedikit sehingga uang sakunya masih banyak bersisa. Namun untuk membuka usaha, Gen

DMCA.com Protection Status