Share

Chapter 144

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-30 18:05:17

“Irene!” Devian berlari saat Irene terjatuh. “Sakit?”

Irene mengangguk dengan posisi masih berbaring seperti kepompong.

“Ayo ke rumah sakit.” Devian mengangkat tubuh Irene dengan mudah kembai ke ranjang.

“Tidak!” Irene menggeleng. “Aku hanya ingin ke kamar mandi,” cicit Irene yang tiba-tiba merasa malu.

Devian tersenyum kecil. “Kau menggemaskan.” Mengusap puncak kepala Irene pelan. pandangannya tertuju pada leher Irene yang memerah akibat ulahnya.

Devian mendekat—mengecup singkat bibir Irene. “Kenapa kau begitu malu?”

Irene mengerucutkan bibirnya. “Mau membantuku tidak?”

“Iya-iya.” Devian tertawa kian lepas. “Ayo.” Mengangkat tubuh Irene. “Seharusnya aku menyingkirkan selimut sialan ini,” lirihnya.

Reflek Irene memukul bahu Devian. “Keluar.” Mengusir Devian.

“Tidak.” Devian menggeleng.

Irene melotot. “Devian keluar. Aku sangat malu sekarang.”

“Ayo lakukan lagi.” Devian berjongkok.

“Tidak!” Irene menggeleng keras dengan bibir pipi yang mengembung merah.

Devian menarik teng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 145

    “Kakek baik, uncle. Oh ya kakek saya memberikan hadiah kecil untuk ulang tahun perusahaan anda.” “Kakekmu memang seperti itu.” Pada akhirnya Gilang dan Devian berbasa-basi mengenai bisnis. hal tersebut dilakukan Devian agar Ratna tidak menempel padanya. terbukti sekarang wanita itu sudah lama menjauh darinya. “Uncle tinggal dulu. nikmati pestanya.” Devian menepi. Serangkaian acara kini dimulai. Namun fokusnya malah terhenti pada satu titik. Melihat seorang wanita yang bersama seorang pria. Mereka memang terlihat sepasang kekasih yang begitu serasi. Devian masih menatap mereka dengan tatapan tajamnya. Tangannya meraih satu gelas yang berisi sebuah cairan berwarna cokelat. Sedangkan, seseorang merasa diperhatikan dari jauh. Irene hampir saja tersedak minumannya saat melihat Devian di seberang sana. Irene mengusap bibirnya dengan tangannya—namun ia terdiam saat Arlond mengusapkan tisu. “Hati-hati.” Arlond tersenyum sembari mengusap puncak kepala Irene. “Kamu ini masih kayak anak k

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 147

    “Seperti ini.” irene mengedikkan bahu. Devian tersenyum tipis. “Sepertinya sudah sembuh.” Ia menatap masakan Irene. “Kau benar-benar bisa masak?” Irene mengangguk. Devian mengernyit tidak yakin dengan masakan Irene, meskipun penampilannya terlihat begitu bagus. “Walaupun aku sedikit manja. Tapi aku bisa masak. Aku meminta pelayanku mengajariku memasak.” Irene menepuk pelan bahu Devian. “Jangan kawatir. Masakanku tidak akan membuatmu ke rumah sakit.” “Really…” Devian mengambil duduk. mengambil satu suapan pada nasi yang dibuat Irene. Mencicipi sebuah daging yang ditumis. Lalu ada satu sayur yang ditumis dengan saos. Devian mengangguk pelan. “Hmmm…” Irene memandang Devian dari samping. “Enak?” Devian menyuapi Irene. “Pintar masak juga.” Devian mengusap puncak kepala Irene. “Kalau begitu setiap hari masak untukku.” Irene mengadahkan tangannya. “Berani berapa?” tanyanya. Devian mendekat. “Kau ingin berapa?” “Hmm…” Irene berpikir sebentar. “Ingin banyak.” “Boleh.” Devian menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 146

    “Akh!” Irene meringis saat pergelangan tangannya yang terasa sakit akibat cengkraman Devian. Devian menunduk. meraih tangan Irene. Diusapnya perlahan. “Maaf,” lirihnya. “Ayo ke rumah sakit.” Irene menggeleng. “Tidak ada gunanya kau menunggu bajingan itu. Dia sedang bersenang-senang dengan wanita lain. Dia tidak akan memperdulikan keadaanmu Irene. Jika dia sudah tahu kau sakit, seharusnya dia tidak membawamu ke sini.” Devian mendorong tubuh Irene pelan masuk ke dalam mobil. Irene meremas tangannya sendiri—Devian mengemudikan mobil dengan begitu kencang. Irene menatap Devian dari samping. terlihat jelas raut wajah pria itu sedang garang-garangnya karena marah. “Devian,” panggil Irene. “Jangan panggil aku.” Irene mengerucutkan bibirnya. mereka sampai di rumah sakit. Di sana, Irene langsung bertemu dengan dokter. Setelah diperiksa, Irene hanya demam biasa karena kelelahan. Setelah itu mereka harus menunggu obat. Irene merogoh ponselnya. Di sana Arlond mengirimi pesan. [Sayang kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 148

    “Aku pergi,” ucap Irene memegang pintu mobil. “Kau melupakan sesuatu.” Devian menarik tengkuk Irene dan menciumnya kembali. Tidak seharusnya Devian tidak membiarkan wanitan ini pulang. karena setelah kepergian Irene, dirinya akan merasa sangat kehilangan. “Devian..” lirih Irene sambil mendorong dada Devian. “Ayo kabur bersamaku.” Devian mengusap helaian rambut Irene. “Ayo bersamaku saja dan tinggalkan semuanya.” Irene terdiam. terdengar menggiurkan. Namun, hal itu tidak pernah terpikirkan olehnya. Jadi ia harus memikirkannya matang-matang. Devian mengusap dagu Irene pelan. “Pikirkan baik-baik. Datanglah padaku dan aku akan memberikanmu segalanya.” Irene menatap Devian. Tidak ada kebohongan di mata pria itu. Devian begitu serius saat mengatakannya. “Sudah sana pergi.” Devian menepuk pelan puncak kepala Irene. “Sebelum aku berubah pikiran dan menculikmu, sana pergi.” Irene tersenyum tipis kemudian membuka pintu mobil. Sebelum ia berjalan—ia sempat menoleh ke belakang. Kemudian b

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 149

    “Ada kemungkinan Duke membunuh istrinya sendiri.” kevin mengetukkan jemarinya di meja. “Sebelum menjadi pengusaha tambang, dia pernah bekerja sebagai bawahan seorang mafia di Italia. Kemungkinan besar juga, perusahaan tambangnya dialiri dana dari mafia italia.” Devian membaca dengan teliti dokumen dari Kevin. “Ada laporan keuangan yang mencurigakan.” Devian mengusap rambutnya. “Ternyata lebih kompleks dari yang aku bayangkan.” “Dad sudah memperingatimu untuk tidak berurusan dengannya. Tapi kau memang anakku, sulit untuk diberitahu.” Devian tersenyum. Ia berdiri dan mengambil duduk di hadapan ayahnya. Mengambil rokok dan menyulutnya perlahan. “Dad tahu sendiri aku seperti apa. Jika menjadi polisi khusus seperti Dad, aku pasti sudah terjun langsung menyelidiki Duke itu. Sayang sekali, aku menjadi pria kantoran.” Devian mengembuskan asap rokok itu ke atas. “Sempat ada penyelidikan tentang Iresh. Bagaimana bocah itu di sekolah. Teman-temannya tidak ada yang mengira jika Iresh memilik

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 150

    “I miss you.” Arlond meraih tangan Irene dan menggenggamnya. Dihadapan orang tua Irene, Arlond memang tidak pernah merasa malu. “Makan dulu.” Irene mengalihkan topik. “Dad rasa pernikahan kalian harus dipercepat. Tidak ada alasan untuk menunggu lebih lama. Kalian sudah sama-sama cukup umur. Dad sudah tua, Dad ingin segera melihat cucu Dad.” Duke tersenyum seolah-olah tidak pernah terjadi apapun. “Dad.” Irene mengernyit. Arlond memandang Irene dari samping. “Babe benar kata uncle. Kita memang harus segera menikah. apa yang kamu kawatirkan?” arlond mengambil tangan Irene kemudian menggenggamnya. “Aku akan selalu menjaga kamu.” “Arlond jujur saja aku—” “IRENE!” Duke memotong ucapan Irene. “Segera bawa orang tua kamu untuk pertemuan keluarga,” ucap Duke pada Arlond. Ucapannya memang mutlak dan harus terjadi. “Kita bisa membicarakan pernikahan kalian lebih lanjut.” Irene mengepalkan kedua tangannya di bawah sana. ayahnya itu memang tidak pernah memikirkannya sejak dulu. Ayahnya yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 151

    Alrond semakin mendekat dan beralih mencengkram pinggang Irene. “Kau seharusnya bersyukur bisa menikah denganku. Banyak wanita di luar sana yang memujaku.” Arlond mengusap pipi Irene. “Tapi kau malah bersedih seperti ini, seolah aku—” Arlond beralih mencengkram dagu Irene. “Kau membuatku seolah sampah.” Irene menunduk. Memejamkan mata dan akhirnya kembali menangis. “Irene..” geram Arlond. “Berhenti menangis atau aku hancurkan gaun ini?” Arlond mencengkram belakang gaun yang digunakan oleh Irene. Irene terpaksa berhenti menangis. menahan sekuat tenaga agar air matanya tidak keluar. Ia terpaksa mendongak akibat tarikan Arlond. Pria itu mendekat dan mencium bibirnya dengan kasar. Mendorong tubuh Irene sampai membentur tembok. bunyi yang ditimbulkan akibat perbuatan Arlond cukup keras. Namun siapapu yang berada di sana, tidak akan bisa menolong Irene yang saat ini sedang disiksa oleh pria itu. “Arlond—” Irene mencoba mendorong Arlond yang masih melumat bibirnya dengan kasar. Menggig

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 152

    “Tunggu.” Helena berkacak pinggang. “Ayo duduk dulu.” Mendudukkan Irene di atas sofa. “Ini minum dulu.” Helena yang cerewet dan tidak bisa diam. sedari dulu memang seperti itu—namun dulu Irene mirip sepertinya. Tapi ia menjadi terdiam saat melihat Irene yang begitu kalem dan begitu pendiam. “Aku tidak tahu harus mulai dari mana.” Helana mengambil ponselnya. mencari sebuah foto. “Untuk meyakinkanmu jika aku adalah temanmu. Ini foto kita saat kita di SMA. Sampai teman-teman lain menjuluki kita dua racun karena galak dan cerewet.” menunjukkan foto-foto mereka pada Irene. Irene mengangguk. Semua yang ada pada Helena memanglah tidak asing. “Tadi itu siapa? calon suamimu? Dia juga yang membuatmu menangis?”Semua jawaban dari pertanyaan Helana dijawab Irne dengan sekali anggukan. “Kalian bertengkar?” Irene mengangguk. “Aku tidak mau menikah dengannya. Aku dan dia dijodohkan karena bisnis.” Helana meremas tangannya dengan gelisah. “Tapi kalian sudah—” tanyanya dengan ragu. Memberikan ko

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04

Bab terbaru

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 196

    Sial sekali, pagi ini Ana harus terlambat karena ayahnya, Royce kesiangan bangun setelah menonton bola dini hari. Royce dan Helena sama saja, suka menonton sampai larut. Sampai-sampai paginya terlambat bangun. “Maaf ya. Dad kesiangan bangun.” Royce memberhentikan mobilnya di depan sekolah. “Pasti kamu dihukum. Tapi gak papa.” Royce mengecup puncak kepala anaknya. “Semangat ya dihukumnya.” “DAD!” teriak Ana yang sungguh kesal. Ia turun tanpa menyalami tangan orang tuanya itu. kemudian berjalan dengan gontai masuk ke sekolah. Maka benar saja. Ia harus dihukum karena terlambat. Untuk siang hari setelah istirahat, ia harus membersihkan lapangan basket yang luasnya melebihi stadion. Ana berjalan ke arah gudang, di sanalah ia mengambil peralatan kebersihan. Namun sayup-sayup saat ia masuk ke dalam gudang. Telinganya harus ternodai oleh suara menjijikkan. Ana membeku di tempatnya berdiri. ~~ “Untuk yang terakhir kali kelas 12 diijinkan untuk mengikuti perlombaan. Karena setelah in

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 195

    Extra capter Alvaro dewasa International Alexandra school adalah sekolah internasional yang terisi dengan anak-anak orang kaya. Orang tua murid yang berasal dari kaum berjois. Hingga terjadilah sistem kasta yang tidak terlihat namun bisa dirasakan. “Ana, kak Alvaro itu sangat tampan ya.” Raya menyenggol lengan Ana. Melihat seorang laki-laki yang menggunakan seragam basket itu memasuki koridor sekolah. Laki-laki yang menjadi incaran para perempuan. Alvaro Pradana, putra satu-satunya dan digadang-gadang menjadi penerus dari Devian group. Alvaro Pradana, pemuda yang saat ini menginjak kelas 12. Dengan pesonanya yang mampu meluluhkan seluruh hati perempuan yang ada di sekolah. Mendapat julukan si pemain. Pemain hati perempuan. Namun, ada satu perempuan yang ia hindari. Perempuan yang sedari dulu ia anggap sebagai adiknya. Alvaro bersikap baik dengan Ana. Ana tersenyum. Ia pun menyetujui jika Alvaro memang begitu tampan. “Iya aku setuju—" “Hai adik, minta permennya.” Alvaro

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 194

    “Ana sangat lucu, Mom.” Alvaro memandang seorang balita yang sedang merangkak. Balita perempuan yang menggemaskan. “Nanti kamu pacaran sama Ana saja ya.” Helena mengusap puncak kepala Alvaro. “Heh!” Irene menyenggol bahu Helena. “Mana ada, masih anak kecil tidak usah berpikir pacar-pacaran.” Alvaro memandang kedua orang yang sedang bertengkar itu sebentar. kemudian mendekati Ana yang sedang bermain dengan sebuah boneka. Alvaro menunduk—mengusap pipi Ana pelan. “Kamu suka bermain boneka?” Alvaro tersenyum. “Lihat-lihat saja.” Helena memandang dua anak yang sedang bermain. Tepatnya, Alvaro yang menjaga Ana. “Alvaro memang menantu idaman.” “Aduh..” Irene menggeleng. “Masih kecil disebut menantu. Helena memang gila.” Irene berdecak pelan. Setelah bermain seharian di rumah Helena, akhirnya Irene pulang juga. Alvaro berada di samping Irene. Sepertinya bocah itu sudah mengantuk tapi ternyata masih berusaha membuka mata. “Tidur saja, Al. Mom akan membangunkan kamu nanti.” Al

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 193

    Ia membawa barang-barang itu namun dari belakang ada beruang yang terus menempel di tubuhh kecilnya. Bahkan sampai masuk ke dalam kamar, Devain tidak melepaskan pelukannya pada istrinya. “Bagaimana dengan hot wife?” tanya Devian membalikkan tubuh Irene. “Aku tidak suka tubuh kamu dilihat orang lain.” “Tidak ada yang melihat.” Irene mendongak. “Lagipula malam-malam tidak akan ada yang melihat.” Devian berdecak. “Dress seperti ini hanya boleh digunakan di hadapanku. Tidak boleh digunakan di luar.” Mengangkat dagu Irene. Menatap kedua bola mata istrinya itu dengan bola matanya yang tajam. “Baiklah.” Irene mengangguk. “Besok aku akan ke rumah Helena, kamu..” Devian mengusap pinggang Irene. “Saat libur aku ikut. Lusa kan libur. Aku janji tidak akan mengurusi pekerjaan lagi.” “Tapi jika kamu masih mengurusi pekerjaan. Apa yang harus aku lakukan?” “Goda aku. Goda aku dengan tubuhmu yang seksi ini sayangku..” tangan Devian yang nakal sudah bergilya di belakang Dress Irene. “Be

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 192

    “Bisa.” Devian mengambil satu balon dan melepasnya ke udara. “Waah..” kagum Alvaro melihat balon yang berwarna kuning menyala itu di udara. “Tapi—” Devian menunjuk beberapa anak-anak yang bermain di sekitar mereka. “Apa kamu tidak ingin memberikan balon-balon ini pada mereka? Mungkin saja mereka juga ingin.” Alvaro menatap gerombolan anak-anak yang sedang bermain tidak jauh dari tempatnya berdiri. Alvari memandang anak-anak itu lebih lama, karena menurutnya sedikit berbeda dengannya. “Kenapa?” tanya Devian. “Kamu tidak ingin memberikan balon ini pada mereka?” Alvaro menggeleng pelan. “Tapi, kenapa beberapa dari mereka membawa makanan? Mereka berjualan? Ada yang membawa karung besar juga.” Devian mengangguk. “Mereka sedang bekerja. Sebagian dari mereka membantu orang tua mereka mencari uang dengan berjualan. Kamu ingin membantu mereka?” “Bagaimana caranya Dad?” Devian mengeluarkan dompetnya. “Sebentar.” Mengambil uangnya yang berwarna merah sebanyak 20 puluhan. “Setiap

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 191

    Beberapa bulan kemudian. “Akhh!!” Teriakan Irene yang terakhir kali. Disusul dengan tangisan seorang bayi. “Selamat bayinya berjenis kelamin laki-laki.” Dokter itu menggendong seorang bayi kecil yang baru saja keluar dari perut Irene. Devian menitikkan air mata. “Hai boy.” Menggendong bayinya dengan hati-hati. “Nama kamu Alvaro Pradana.” Devian tersenyum saling memandang dengan Irene. Tangan yang satunya lagi digunakan untuk mengusap puncak kepala istrinya. “Terima kasih sudah berjuang.” Alvaro Pradana, putra sulung dari pasangan Devian dan Irene. Seorang pengusaha yang sukses. Perusahaan yang memiliki beberapa cabang di luar negeri. Devian mengembangkan bisnisnya sampai ke luar negeri. 5 tahun berlalu, Alvaro tumbuh menjadi anak yang begitu cerdas. Setiap harinya selalu haus bertanya. Diusianya yang menginjak 4 tahun, bocah itu sudah memasuki sekolah. Berbaur dengan anak-anak lain tanpa kesulitan. Hal tersebut membuat Irene tidak berhentinya bangga. “MOM!” teriak Alvaro

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 190

    “Seorang wanita mencoba melakukan pembunuhan di rumah sakit. Hal itu didasari oleh cinta. Cinta pada seorang pria yang sudah beristri. Cintanya ditolak dan berusaha membunuh istri si pria.” Di layar televisi itu. ditayangkan sebuah kos-kosan kecil. “Wanita itu mengalami stress berat bertahun-tahun. Bisa dilihat dari rumahnya yang begitu kotor dan berserakan sampah. Saat ini polisi masih menyelidiki lebih lanjut kasus ini. namun, sudah dipastikan wanita itu mendapat hukuman penjara.” Klik! Layar dimatikan. Devian masih setia berada di samping istrinya. “Aku gagal lagi. Aku terlambat. Jika aku datang lebih cepat, dia tidak akan menyakiti kamu.” Devian menatap leher Irene yang sudah di olesi salep. Beberapa kali Devian mencium punggung tangan Irene. “Bagaimana Irene?” tanya Helena yang baru saja datang. “Maaf, maaf aku tidak bisa datang lebih cepat.” Devian menghela nafas. “Jalang itu memiliki cara untuk menyakiti Irene.” Helena mengusap punggung tangan Irene. Kedua matanya

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 189

    “Bye Mom Dad!” Irene menyalami Giselle. Membiarkan mertuanya itu pergi. Setelah kepergian mertuanya, Irene menjadi sendirian dan merasa kesepian. Ia mengambil bungkusan yang berada di atas nakas. katanya sebuah kue buatan Giselle. tapi Irene tidak langsung memakannya. Ia masih takut dan trauma dengan apa yang terjadi. Ia menghela nafas dan berjalan ke arah jendela. menatap pemandangan sebuah taman kecil yang terisi oleh anak kecil. Irene tersenyum. tangannya mengusap perutnya sendiri. “Nanti bermain di taman juga, bersama Mom dan Dad. Sehat-sehat di perut Mom ya.” Irene senang berbicara dengan anaknya. “Permisi, ibu Irene..” panggil seorang suster. Irene menoleh ke belakang. Ia langsung memutar badannya dan mendekat ke arah ranjang. namun ia sudah disuntik beberapa menit yang lalu. Ia mendongak. “Siapa kau?!” Suster itu tersenyum dan membuka maskernya. “Aku akan membunuhmu.” Tangannya mencengkram tangan Irene. Suntik yang hendak disuntikkan itu entah berisi apa. Irene me

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 188

    “Sayang aku bekerja dulu. Oh ya Mom dan Dad akan ke sini. Aku juga sudah meminta Helena untuk ke sini menemani kamu saat Mom dan Dad pulang.” Devian mengecup dahi Irene pelan. “Oh ya untuk malam hari nanti, aku akan menyuruh beberapa bodyguard berjaga di luar ruangan.” “Tapi—” ucapan Irene terpotong karena Devian yang mengecup bibirnya. “Sudah tidak ada tapi-tapi. Ini demi keselamatan kamu, keselamatan bayi kita.” Devian menunduk. mengecup perut Irene. “Daddy berangkat dulu. Jaga Mommy ya.” Irene memandang kepergian Devian. Ia mengambil ponsel. Menghubungi temannya yang katanya akan menjenguknya [Sebentar ya Irene, aku akan ke sana siang saja. Aku masih bersama Royce. Nanti aku akan ke sana.] Irene melotot. [Pagi-pagi masih bersama Royce. Kalian sedang membuat bayi kan?] [Hehehe Iya!] Helena di kamarnya membalas pesan dari Irene. Ia tertawa pelan dengan pertanyaan Irene. Tapi tebakan temannya itu memang benar. Ia smpai tertawa sendiri. “Siap babe.” Royce memeluk Helena dar

DMCA.com Protection Status