Share

Chapter 152

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-04 14:48:49

“Tunggu.” Helena berkacak pinggang. “Ayo duduk dulu.” Mendudukkan Irene di atas sofa. “Ini minum dulu.” Helena yang cerewet dan tidak bisa diam. sedari dulu memang seperti itu—namun dulu Irene mirip sepertinya. Tapi ia menjadi terdiam saat melihat Irene yang begitu kalem dan begitu pendiam.

“Aku tidak tahu harus mulai dari mana.” Helana mengambil ponselnya. mencari sebuah foto. “Untuk meyakinkanmu jika aku adalah temanmu. Ini foto kita saat kita di SMA. Sampai teman-teman lain menjuluki kita dua racun karena galak dan cerewet.” menunjukkan foto-foto mereka pada Irene.

Irene mengangguk. Semua yang ada pada Helena memanglah tidak asing.

“Tadi itu siapa? calon suamimu? Dia juga yang membuatmu menangis?”

Semua jawaban dari pertanyaan Helana dijawab Irne dengan sekali anggukan.

“Kalian bertengkar?”

Irene mengangguk. “Aku tidak mau menikah dengannya. Aku dan dia dijodohkan karena bisnis.”

Helana meremas tangannya dengan gelisah. “Tapi kalian sudah—” tanyanya dengan ragu. Memberikan ko
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 153

    “Arlond stop.” Irene mendorong dada Arlond saat pria itu mulai menuntut. Irene tidak akan membiaran hal lebih terjadi pada mereka. “Oke-oke. Aku akan menunggu.” Arlond tersenyum. namun raut kekecewaannya tidak bisa ditutupi. Ia mengusap puncak kepala Irene pelan. “Aku pergi.” ~~“Sir, ada yang ingin bertemu dengan anda.” “Jika tidak membuat janji dan tidak jelas siapa, usir saja.” Devian kembali berkutat dengan dokumen yang berada di atas mejanya. Namun, baru beberapa detik setelah percakapannya dengan sekretarisnya, suara pintu terdengar begitu kencang. Dibuka secara paksa sampai menimbulkan bunyi yang begitu keras. “DEVIAN PRADANA! SINI KAU AKU AKAN MEMBUNUHMU!” teriak seorang wanita yang beracak pinggang. “Sial,” lirih Devian tahu siapa wanita itu. bulu kuduknya merinding. Kenapa harus bertemu dengan perempuan itu lagi setelah sekian lama. Devian berdiri dan mundur beberapa langkah. “Tetap di sana!” teriak Devian. Helena menggeleng. raut garangnya mampu membuat seorang Devi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 154

    Irene hanya tahu Arlond akan membawanya ke sebuah acara perusahaan. lagi-lagi Irene harus terpaksa mengikuti kemauan Arlond padahal ia lebih suka di rumah. Lagipula kata dokter ia disarankan lebih banyak beristirahat. “Sudah sampai?” tanya Irene manatap parkiran yang penuh dengan mobil. Ia melihat sebuah vila yang begitu megah. Di sanalah sedang berlangsung sebuah pesta pernikahan. Irene menggandeng lengan Arlond pelan. Mereka berjalan memasuki Villa yang begitu megah. Sampai di belakang ternyata langsung terhubung dengan pantai. Pandangan Irene langsung mengarah pada seorang pria yang sedang bercengkrama. Devian, ya pria itu terlihat asik mengobrol dengan beberapa wanita. Rasanya sudah lama sekali mereka tidak berbuhungan. Irene tersenyum saat Arlond merangkul pinggangnya. Karena Arlond yang begitu asik berbincang dengan rekan bisnis, akhirnya ia menyingkir. “Aku merindukannya..” lirih Irene mengambil minumannya. Rasanya asam karena memang hanya sebuah jus jeruk. Irene segera m

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-05
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 155

    Irene segera keluar. Menghampiri seorang pelayan yang membawakannya sebuah jus. “Terima kasih.” Irene menutup pintu dengan rapat. Kemudian kembali ke kamar mandi. Di sana, Helena sudah berhasil membuka jendela. Kini bagaimana caranya mereka melewati jendela itu tanpa terluka. “Aku akan pergi dulu.” Menurunkan sebuah kain panjang sampai ke bawah. “Dahulu aku selalu membloso kelas pramuka karenamu. Jika kita mengikuti kelas pramuka, kita bisa melakukan hal seperti ini lebih baik Irene.” Irene mengangguk. “Cepatlah pergi.” Helena berdecak. Ia menuruni jendela itu sangat pelan-pelan. hanya berpegang dengan kain yang tidak seberapa kuat itu akhirnya Helena sampai di bawah. Helena memberikan kode pada Irene untuk segera turun. Irene memejamkan mata sebentar sebelum turun. Di bawah sana, Helena sudah bersiap merentangkan tangan untuk menangkap Irene jika terjatuh. “Jangan jatuh Irene. Tubuhmu pasti berat,” lirih Helena. “Akhirnya..” Helena menghembuskan nafas lega. Setelah itu kabur

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 156

    “Kacau, kacau..” Helena mondar mandir di dalam kamar yang sama dengan Irene. Irene mengernyit. “Kau kenapa?” “Irene aku harus kembali.” Helena menatap Irene. “Tapi aku akan memastikan kau aman di sini. Ada hal yang harus aku urus.” Helena meyakinkan Irene. Irene mengangguk. “Pergilah. Aku tidak masalah di sini sendiri.” Helena tidak mengira ayah Irene akan bertindak sejauh itu. tiba-tiba saja butiknya berantakan dan seperti sedang dirampok. Namun anehnya tidak ada barang yang hilang tapi semua barang berantakan dan hancur. Gaun-gaun yang bernilai jutaan rusak. Untuk itu Helena akan pulang dan melihatnya sendiri. “Irene kau hanya perlu bertahan 1 hari saja di sini. Aku yakin kau bisa,” ucap Helena sebelum pergi. Helena memasuki sebuah mobil. Saat mobil berjalan—ia tidak bisa menghubungi pegawainya yang memberitahunya. Karena tidak mendapat jawaban, Helena semakin cemas dan menghubungi semua pegawai. “Bagaimana keadaan butik?” tanyanya pada anak buahnya yang lain. “Semua baik-ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 157

    Hari h pernikahan Irene dengan Arlond. Irene pasrah, tidak ada yang bisa ia lakukan. Bahkan perias yang sedang menghias wajahnya pun tidak bisa berbuat apapun. Karena di dalam kamar saja ada dua bodyguard yang menjaga. “Sabar ya nona,” ucap perias itu sambil mengoleskan lipstik di bibir Irene. Irene mengangguk pasrah. Sebentar lagi, dalam hitungan menit dirinya akan resmi menjadi istri Arlond. Di mana kesengsaraannya akan menjadi mutlak dan selamanya. Irene menghela nafas berkali-kali. “Saya tinggal ya nona.” Irene tidak menjawab, Ia hanya menatap dirinya di depan cermin. Bahkan kedua tangannya masih terbogol. Ia tidak bisa melakukan apapun, walaupun rasanya ingin sekali mengakhiri hidupnya yang tidak ada harapan ini.“Ayo nona. Saatnya anda keluar.” Bodyguard itu menyentuh lengan Irene, sedikit menariknya. Irene terpaksa terbangun. Sudah seperti tahanan yang tidak ada artinya. bodyguard itu menariknya keluar dari kamar. ketika sudah di luar—ia harus menunggu lagi sampai ayahnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 158

    Devian memeluk dan menjatuhkan tubuh Irene untuk menghindari tembakan. Irene meringis kesakitan. Devian mengusap wajah Irene—mengusap leher Irene yang terdapat sebuah luka. “Irene maafkan aku…” Irene mengangguk namun perutnya terasa begitu keram. “Sakit…” Devian menatap ke bawah. Darah itu keluar dari paha Irene. “Ayo ke rumah sakit.” “SIAPKAN MOBIL!” Teriak Devian pada anak buahnya. Ia tidak peduli lagi dengan keadaan sekitar. Yang terpenting sekarang adalah keselamatan Irene dan anaknya. ~~“Duke adalah pemilik dari perusahaan tambang yang sudah berdiri belasan tahun di Nusantara. Namun, ternyata dibalik pendirian perusahaan tersebut melibatkan berbagai hal ilegal. Duke mendapatkan investor dari mafia luar negeri. Di dalam tambang tersebut terjadi banyak eksploitasi buruh. Tidak ada jaminan keselamatan saat bekerja. Banyak buruh yang meninggal saat terjadi kecelakaan di dalam area pertambangan.” “Tidak hanya itu saja. Ternyata 15 tahun yang lalu, Duke kehilangan anak dan istri

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 159

    Devian tidak bisa berhenti cemas sampai benar-benar memastikan Irene baik-baik saja. Akhirnya Irene di pindahkan ke ruangan biasa. Devian segera menemui dokter yang merawat Irene. “Bagaimana dengan janin di perut kekasih saya dok?” “Janin di perut ibu Irene selamat. Namun keadaannya masih rentan. Jadi harus mendapatkan perawatan yang intensif. Saya sarankan sebagai suaminya, anda harus mendampingi ibu Irene.” Devian mengangguk. “Terima kasih, Dok.” Devian mengangguk. Ia mengambil duduk di kursi samping ranjang Irene. Mengambil tangan Irene, mengusapnya perlahan. Devian menunduk dan mencium punggung tangan Irene beberapa kali. “Terima kasih, Irene. Terima kasih bertahan untuk anak kita.” Devian benar-benar merasa bersyukur. Irene selamat, Irene berada di sampingnya dan anak mereka selamat. Tak lama Devian merasakan jemari Irene bergerak. Devian mendongak—menatap Irene yang telah membuka mata. “Ada yang sakit?” tanya Devian. “Aku panggilkan dokter.” Irene mencegah Devian pergi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 160

    “Devian minggir dulu.” Giselle menyingkirkan Devian yang duduk di bangku. kemudian menduduki bangku tersebut. “Sekarang panggil, Mom.” Giselle memandang Kevin sebentar. “Mom dan Dad ke sini untuk menjenguk dan memastikan keadaan kamu. Syukurlah kamu dan bayinya baik-baik saja. Untuk ke depannya, jangan ragu meminta bantuan atau menghubungi Mom. Mom akan selalu ada buat kamu.” Irene tersenyum kemudian mengangguk. “Terima kasih… Mom.” Irene sedikit ragu namun ia tetap memanggil Giselle dengan sebutan Mom. “1 minggu lagi kalian harus menikah.” Kevin berkacak pinggang. “Jangan menunda terlalu lama.”“Sudah menyelesaikannya dengan kakek kan?” tanya Kevin pada Devian. Devian mengangguk. “Sudah selesai bagiku. Tapi tidak tahu bagi Kakek. Aku setuju dengan Dad. 1 minggu lagi kita menikah.” Irene dan Giselle saling menatap. Giselle tersenyum sambil mengangguk. “Biar mereka yang urus. Kamu tinggal berangkat cantik.” meraih tangan Irene. “Mom berharap kamu bisa bertahan dengan Devian. Meski

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10

Bab terbaru

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 196

    Sial sekali, pagi ini Ana harus terlambat karena ayahnya, Royce kesiangan bangun setelah menonton bola dini hari. Royce dan Helena sama saja, suka menonton sampai larut. Sampai-sampai paginya terlambat bangun. “Maaf ya. Dad kesiangan bangun.” Royce memberhentikan mobilnya di depan sekolah. “Pasti kamu dihukum. Tapi gak papa.” Royce mengecup puncak kepala anaknya. “Semangat ya dihukumnya.” “DAD!” teriak Ana yang sungguh kesal. Ia turun tanpa menyalami tangan orang tuanya itu. kemudian berjalan dengan gontai masuk ke sekolah. Maka benar saja. Ia harus dihukum karena terlambat. Untuk siang hari setelah istirahat, ia harus membersihkan lapangan basket yang luasnya melebihi stadion. Ana berjalan ke arah gudang, di sanalah ia mengambil peralatan kebersihan. Namun sayup-sayup saat ia masuk ke dalam gudang. Telinganya harus ternodai oleh suara menjijikkan. Ana membeku di tempatnya berdiri. ~~ “Untuk yang terakhir kali kelas 12 diijinkan untuk mengikuti perlombaan. Karena setelah in

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 195

    Extra capter Alvaro dewasa International Alexandra school adalah sekolah internasional yang terisi dengan anak-anak orang kaya. Orang tua murid yang berasal dari kaum berjois. Hingga terjadilah sistem kasta yang tidak terlihat namun bisa dirasakan. “Ana, kak Alvaro itu sangat tampan ya.” Raya menyenggol lengan Ana. Melihat seorang laki-laki yang menggunakan seragam basket itu memasuki koridor sekolah. Laki-laki yang menjadi incaran para perempuan. Alvaro Pradana, putra satu-satunya dan digadang-gadang menjadi penerus dari Devian group. Alvaro Pradana, pemuda yang saat ini menginjak kelas 12. Dengan pesonanya yang mampu meluluhkan seluruh hati perempuan yang ada di sekolah. Mendapat julukan si pemain. Pemain hati perempuan. Namun, ada satu perempuan yang ia hindari. Perempuan yang sedari dulu ia anggap sebagai adiknya. Alvaro bersikap baik dengan Ana. Ana tersenyum. Ia pun menyetujui jika Alvaro memang begitu tampan. “Iya aku setuju—" “Hai adik, minta permennya.” Alvaro

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 194

    “Ana sangat lucu, Mom.” Alvaro memandang seorang balita yang sedang merangkak. Balita perempuan yang menggemaskan. “Nanti kamu pacaran sama Ana saja ya.” Helena mengusap puncak kepala Alvaro. “Heh!” Irene menyenggol bahu Helena. “Mana ada, masih anak kecil tidak usah berpikir pacar-pacaran.” Alvaro memandang kedua orang yang sedang bertengkar itu sebentar. kemudian mendekati Ana yang sedang bermain dengan sebuah boneka. Alvaro menunduk—mengusap pipi Ana pelan. “Kamu suka bermain boneka?” Alvaro tersenyum. “Lihat-lihat saja.” Helena memandang dua anak yang sedang bermain. Tepatnya, Alvaro yang menjaga Ana. “Alvaro memang menantu idaman.” “Aduh..” Irene menggeleng. “Masih kecil disebut menantu. Helena memang gila.” Irene berdecak pelan. Setelah bermain seharian di rumah Helena, akhirnya Irene pulang juga. Alvaro berada di samping Irene. Sepertinya bocah itu sudah mengantuk tapi ternyata masih berusaha membuka mata. “Tidur saja, Al. Mom akan membangunkan kamu nanti.” Al

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 193

    Ia membawa barang-barang itu namun dari belakang ada beruang yang terus menempel di tubuhh kecilnya. Bahkan sampai masuk ke dalam kamar, Devain tidak melepaskan pelukannya pada istrinya. “Bagaimana dengan hot wife?” tanya Devian membalikkan tubuh Irene. “Aku tidak suka tubuh kamu dilihat orang lain.” “Tidak ada yang melihat.” Irene mendongak. “Lagipula malam-malam tidak akan ada yang melihat.” Devian berdecak. “Dress seperti ini hanya boleh digunakan di hadapanku. Tidak boleh digunakan di luar.” Mengangkat dagu Irene. Menatap kedua bola mata istrinya itu dengan bola matanya yang tajam. “Baiklah.” Irene mengangguk. “Besok aku akan ke rumah Helena, kamu..” Devian mengusap pinggang Irene. “Saat libur aku ikut. Lusa kan libur. Aku janji tidak akan mengurusi pekerjaan lagi.” “Tapi jika kamu masih mengurusi pekerjaan. Apa yang harus aku lakukan?” “Goda aku. Goda aku dengan tubuhmu yang seksi ini sayangku..” tangan Devian yang nakal sudah bergilya di belakang Dress Irene. “Be

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 192

    “Bisa.” Devian mengambil satu balon dan melepasnya ke udara. “Waah..” kagum Alvaro melihat balon yang berwarna kuning menyala itu di udara. “Tapi—” Devian menunjuk beberapa anak-anak yang bermain di sekitar mereka. “Apa kamu tidak ingin memberikan balon-balon ini pada mereka? Mungkin saja mereka juga ingin.” Alvaro menatap gerombolan anak-anak yang sedang bermain tidak jauh dari tempatnya berdiri. Alvari memandang anak-anak itu lebih lama, karena menurutnya sedikit berbeda dengannya. “Kenapa?” tanya Devian. “Kamu tidak ingin memberikan balon ini pada mereka?” Alvaro menggeleng pelan. “Tapi, kenapa beberapa dari mereka membawa makanan? Mereka berjualan? Ada yang membawa karung besar juga.” Devian mengangguk. “Mereka sedang bekerja. Sebagian dari mereka membantu orang tua mereka mencari uang dengan berjualan. Kamu ingin membantu mereka?” “Bagaimana caranya Dad?” Devian mengeluarkan dompetnya. “Sebentar.” Mengambil uangnya yang berwarna merah sebanyak 20 puluhan. “Setiap

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 191

    Beberapa bulan kemudian. “Akhh!!” Teriakan Irene yang terakhir kali. Disusul dengan tangisan seorang bayi. “Selamat bayinya berjenis kelamin laki-laki.” Dokter itu menggendong seorang bayi kecil yang baru saja keluar dari perut Irene. Devian menitikkan air mata. “Hai boy.” Menggendong bayinya dengan hati-hati. “Nama kamu Alvaro Pradana.” Devian tersenyum saling memandang dengan Irene. Tangan yang satunya lagi digunakan untuk mengusap puncak kepala istrinya. “Terima kasih sudah berjuang.” Alvaro Pradana, putra sulung dari pasangan Devian dan Irene. Seorang pengusaha yang sukses. Perusahaan yang memiliki beberapa cabang di luar negeri. Devian mengembangkan bisnisnya sampai ke luar negeri. 5 tahun berlalu, Alvaro tumbuh menjadi anak yang begitu cerdas. Setiap harinya selalu haus bertanya. Diusianya yang menginjak 4 tahun, bocah itu sudah memasuki sekolah. Berbaur dengan anak-anak lain tanpa kesulitan. Hal tersebut membuat Irene tidak berhentinya bangga. “MOM!” teriak Alvaro

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 190

    “Seorang wanita mencoba melakukan pembunuhan di rumah sakit. Hal itu didasari oleh cinta. Cinta pada seorang pria yang sudah beristri. Cintanya ditolak dan berusaha membunuh istri si pria.” Di layar televisi itu. ditayangkan sebuah kos-kosan kecil. “Wanita itu mengalami stress berat bertahun-tahun. Bisa dilihat dari rumahnya yang begitu kotor dan berserakan sampah. Saat ini polisi masih menyelidiki lebih lanjut kasus ini. namun, sudah dipastikan wanita itu mendapat hukuman penjara.” Klik! Layar dimatikan. Devian masih setia berada di samping istrinya. “Aku gagal lagi. Aku terlambat. Jika aku datang lebih cepat, dia tidak akan menyakiti kamu.” Devian menatap leher Irene yang sudah di olesi salep. Beberapa kali Devian mencium punggung tangan Irene. “Bagaimana Irene?” tanya Helena yang baru saja datang. “Maaf, maaf aku tidak bisa datang lebih cepat.” Devian menghela nafas. “Jalang itu memiliki cara untuk menyakiti Irene.” Helena mengusap punggung tangan Irene. Kedua matanya

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 189

    “Bye Mom Dad!” Irene menyalami Giselle. Membiarkan mertuanya itu pergi. Setelah kepergian mertuanya, Irene menjadi sendirian dan merasa kesepian. Ia mengambil bungkusan yang berada di atas nakas. katanya sebuah kue buatan Giselle. tapi Irene tidak langsung memakannya. Ia masih takut dan trauma dengan apa yang terjadi. Ia menghela nafas dan berjalan ke arah jendela. menatap pemandangan sebuah taman kecil yang terisi oleh anak kecil. Irene tersenyum. tangannya mengusap perutnya sendiri. “Nanti bermain di taman juga, bersama Mom dan Dad. Sehat-sehat di perut Mom ya.” Irene senang berbicara dengan anaknya. “Permisi, ibu Irene..” panggil seorang suster. Irene menoleh ke belakang. Ia langsung memutar badannya dan mendekat ke arah ranjang. namun ia sudah disuntik beberapa menit yang lalu. Ia mendongak. “Siapa kau?!” Suster itu tersenyum dan membuka maskernya. “Aku akan membunuhmu.” Tangannya mencengkram tangan Irene. Suntik yang hendak disuntikkan itu entah berisi apa. Irene me

  • Selingkuhan Nyonya Muda Bukan Bodyguard Biasa   Chapter 188

    “Sayang aku bekerja dulu. Oh ya Mom dan Dad akan ke sini. Aku juga sudah meminta Helena untuk ke sini menemani kamu saat Mom dan Dad pulang.” Devian mengecup dahi Irene pelan. “Oh ya untuk malam hari nanti, aku akan menyuruh beberapa bodyguard berjaga di luar ruangan.” “Tapi—” ucapan Irene terpotong karena Devian yang mengecup bibirnya. “Sudah tidak ada tapi-tapi. Ini demi keselamatan kamu, keselamatan bayi kita.” Devian menunduk. mengecup perut Irene. “Daddy berangkat dulu. Jaga Mommy ya.” Irene memandang kepergian Devian. Ia mengambil ponsel. Menghubungi temannya yang katanya akan menjenguknya [Sebentar ya Irene, aku akan ke sana siang saja. Aku masih bersama Royce. Nanti aku akan ke sana.] Irene melotot. [Pagi-pagi masih bersama Royce. Kalian sedang membuat bayi kan?] [Hehehe Iya!] Helena di kamarnya membalas pesan dari Irene. Ia tertawa pelan dengan pertanyaan Irene. Tapi tebakan temannya itu memang benar. Ia smpai tertawa sendiri. “Siap babe.” Royce memeluk Helena dar

DMCA.com Protection Status