Share

51. Kabar Buruk Tentangnya

Menunggu menjadi hal biasa bagi Dea Posa, apalagi jika itu menyangkut Daffa. Pesannya yang sudah terkirim beberapa itu masih tak kunjung berbalas. Jangankan sampai berbalas, dibaca saja belum.

Sejam ....

Dua jam ....

Tiga jam ....

Tanpa Dea sadari waktu sudah lebih larut. Tapi pesannya tak kunjung dibaca. Dalam rasa gundahnya karena ingat terus, Dea mulai dirundung rasa kesal akibat pesannya diabaikan lagi. Ya, Dea menganggap jika Daffa memang sengaja mengabaikan lagi.

Ponsel di tangan yang sedari tadi Dea tatap tak henti-henti diletakan juga di atas kasur empuknya. Ia memandang langit, menghela nafas lelahnya seolah sedang mengadukan keresahan hati.

"Dia itu sebenernya serius nggak, sih pas bilang mau temenan?" Merasa pesannya kembali diabaikan, Dea Posa mengira jika apa yang Daffa katakan sebelumnya hanya candaan.

"Kalau itu benar, aku bakal dendam banget," ujarnya lalu mengguling ke samping kanan. Dea menarik selimutnya, memejam mata tanpa mau berganti dahulu pakaian.

Lagi p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status