Share

Bab 249

Siska marah padanya, tapi dia juga mengandalkannya. Apalagi di masa-masa rentan, dia terus diperlakukan begitu lembut olehnya, membuat hatinya tersentuh...

Tapi... tidak boleh.

Dia tidak boleh jatuh cinta terlalu dalam lagi, semakin dalam, semakin sulit mengendalikan diri.

Dia harus tetap terjaga.

Ayahnya masih menunggunya.

Dia memaksa dirinya untuk tenang.

Mobil segera tiba di Citra Garden. Ardo menghentikan mobilnya dan Ray ingin membawanya keluar.

Siska dengan cepat berkata, “Tidak, aku bisa naik ke atas sendiri. Kamu bisa kembali.”

“Tidak akan lebih dari dua menit.” Ray bersikeras membawanya masuk ke rumah.

Bibi Endang keluar dan bertanya, “Tuan, ada apa dengan nyonya?”

“Dia datang bulan. Bibi Endang, buatkan secangkir air gula merah.” Ray membawa Siska ke kamar tidur di lantai dua.

Saat Siska hendak bangun, dia berkata, “Mengapa kamu bangun? Apakah kamu tidak merasa sakit?”

“Aku hanya datang bulan, bukan cacat.” Siska merasa Ray terlalu gugup, jadi dia duduk di meja dan mengambil
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status