Mata Kyra terbuka lebar-lebar. Napasnya tersengal-sengal seolah baru saja berlari marathon sangat jauh. Perlahan ia beringsut ke kepala tempat tidur, bersandar dan memandangi sekitar. Ia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi sebelum kemudian ada di tempat tidur ini. Bermimpi sangat panjang dan melelahkan. Seluruh tubuhnya sakit sebab tak digerakkan dalam waktu lama. Berapa lama sebenarnya dirinya tertidur.
Kyra memejamkan mata kembali dan mulai bernapas panjang untuk menenangkan detak jantung yang sama sekali tak stabil.
“Apa kamu melihatnya dengan jelas?”
Kyra sama sekali tak terkejut pada keberadaan Roth di sisinya. “Ya. Semuanya. Dari sisimu, Luna dan aku. Bagaimana itu bisa terjadi?”
“Kesenjangan pada takdir.” Jawaban yang sama dengan yang diberikan gadis pucat di pemakaman.
“Dan kesenjangan itu adalah kamu.,” tebak Kyra cepat.
Roth tidak menyeringai seperti pertama bertemu atau pun sep
“Kamu berkata aku melindungimu.”Roth ada beberapa langkah di belakang Kyra. Namun, ada kegembiraan yang jelas terbawa oleh suaranya.“Kenapa? Itu benar, kan?” Kyra tak lantas berhenti untuk menunggu Roth ada di sisi. Ia tetap berjalan dan membiarkan Roth ada di belakang, sembari membayangkan bagaimana rupa seringaian wajah pemuda itu. Atau malah kini Roth tengah tersenyum.“Aku tidak melindungimu.” Roth menyangkal.Kyra berhenti dan berbalik. Menatap kemurungan dalam raut wajah pemuda itu. “Kamu melakukannya. Menanyakan berkali-kali padaku. Hanya aku yang tidak ingin menerima hal itu. Aku egois.” Kyra menunduk.“Tapi kamu kembali.”“Selang ratusan tahun setelah kamu hampir kehilangan harapan. Kamu menunggu sangat lama.” Kyra tanpa sadar mengangkat tangan dan menyentuh pipi Roth. “Hatimu Hangat.” Walau Kyra merasakan dinginnya kulit Roth.“Rencan
Roth terdiam. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengar. Untuk semua hal yang sudah ia pertahankan, salah satu adalah kewarasan (walau pun ia memusnahkan hampir seluruh penduduk Mahrazh begitu tahu Kyra dilenyapkan). Ia mengingat dengan jelas janji Kyra hingga kemudian bisa bertemu lagi dengan gadis itu. Kini Kyra ingin semua ini terulang. Tidak. Roth tidak akan pernah membiarkan itu terjadi.“Jangan mengambil resiko!” Ia frustrasi dengan bayangan buruk yang berputar di kepala kini.Kyra mendesah. Ia tahu jika Roth khawatir terhadapnya. Tapi itu adalah hal yang harus dilakukan Kyra. Jika ia ingin membuktikan bahwa yang selama ini dipercaya orang-orang adalah sebuah kebohongan. “Kamu tahu jika tidak ada pilihan.” Kyra menggeleng kepada Roth.Roth menggeleng kuat-kuat kini dan mulai menangis. “Aku tidak mau kehilanganmu lagi. Aku tidak mau.”Dengan cepat Kyra meraih pemuda itu dan membawanya ke dalam pelukan. &l
Luna memijat leher. Semalam adalah hari paling buruk dalam hidupnya. Ia bermimpi buruk tentang Kyra dan Alden. Ayah datang tepat sebelum tengah malam dan tergesa-gesa berlari ke kamar Luna. Awalnya Luna pikir itu adalah hal seperti biasa, di mana ayah bercerita apa saja yang terjadi hari ini di kastel. Luna menyukai semua cerita itu, sebab ia bisa mendengar kabar Alden. Namun, yang disampaikan ayah kemarin malam bagaikan bencana buat Luna. Alden ingin menikahi Kyra. Kyra. Hal yang tidak pernah disangka oleh Luna.Luna bergerak sedikit di dalam selimut. Syukurlah yang terjadi hanya mimpi belaka. Sibuk merenungi, Luna mendengar keributan di depan pintu kamar. Beringsut pelan ia ke tepi ranjang dan dengan langkah diseret menuju pintu dan membukanya. Tercengang pada keberadaan banyak pelayan yang bergerombol membentuk lingkaran.“Kenapa kalian di sini?”Semuanya kaget saat Luna mengajukan pertanyaan. Mereka secara serempak membubarkan diri dan membuat de
Tubuh Roth gemetar. Jika saja ia bisa menolak, maka akan ditinggalkan begitu saja Luna kini. Tapi, Roth terikat. Ia bertanya kepada diri sendiri, apakah jika berusaha sangat keras bisa menyelamatkan Kyra. Bisa menggembalikan gadis itu ke kehidupan tanpa bahaya yang beberapa waktu lalu dimiliki. Semua hal yang terjadi kini adalah kesalahannya juga. Andai saja ia tak membawa Kyra kembali kemari. Andai saja ia membiarkan dirinya lenyap dalam penantian. Andai saja ia tak menuruti permintaan Kyra untuk melindungi Alden lalu kemudian terikat pula dengan pemuda itu. Kyra masih akan bahagia bersama dengan orang-orang dari tempat ia datang.“Aku benar-benar akan melenyapkan gadis itu.”Roth menelan ludah. Kebencian Luna sudah pekat pada Kyra. Sebentar lagi kematian akan menghapiri gadis itu. Luna bilang ingin memberikan kematian paling mengerikan dan ia memilih kematian hitam. Itu adalah yang paling menyiksa sepanjang Roth menyaksikan. Kyra akan menderita bahkan sam
Linden gemetar. Apa yang baru saja diketahui barusan sangat menakutkan. Kasih sayangnya pada Luna berusaha berkali-kali menepis dugaan, tetapi otak dan logika sudah menunjukan kebenaran.Ia berjalan tergesa-gesa ke kandang kuda. Menghardik seorang pelayan yang menghalangi jalan dan seorang penjaga kuda hampir ditendang karena begitu lambat menyiapkan kuda. Linden harus segera sampai ke kastel, mengabarkan perkara Kyra pada Sang Lord dan putranya. Lalu mau tak mau harus memberi tahu tentang Luna. Tapi, rasa kasih sayang pada Luna kembali menghalangi. Selama perjalanan semua bertempur di pikiran dan hati. Kebenaran dan juga kejahatan saling membisikan banyak godaan.“Sang Lord akan segera menemuimu.” Pelayan kepercayaan Lord memberi tahu Linden lalu menghilang keluar pintu menunggu.Saat pintu terkuak, Linden pikir itu adalah Sang Lord. Tetapi Aldenlah yang muncul.“Anda datang dengan tergesa-gesa. Adakah hal penting?” Alden bertanya
Roth memadang titik gelap itu. Berada di belakang kastel, di dekat nisan. Jika benar perkataan Kyra. Maka titik hitam yang sedang ia lihat sudah mulai bergerak, semua menjadi lebih rumit lagi kini.“Kamu menolong yang seharusnya tidak kamu tolong.” Suara itu terdengar berikut munculnya pemuda berambut ikat di sebelah Roth.“Dia juga terikat denganku.”“Ikatan yang kamu sebut dengan perasaan.” Pemuda itu tertawa. “Kamu bukan manusia.”Roth menoleh. “Aku ingin menjadi manusia.”Kembali pemuda itu tertawa. “Hanya karena banyak sekali kenangan orang yang telah mati oleh kematian hitam tertinggal padamu, tidak bisa menjadikan dirimu menjadi manusia.”Roth gemetar. Dirinya mulai diambil alih kemarahan. Ia percaya pada kata-kata Kyra. Kyra mengatakan jika dirinya terasa seperti manusia. “Kamu yang terasa tidak seperti manusia.” Tangan Roth menggepal kuat-kuat.
Sejak kemarin Luna merasakan semuanya memandang dengan cara yang berbeda. Linden—ayahnya—bahkan berjengit setiap kali Luna muncul di ruang makan. Dengan tergesa-gesa menghabiskan makanan dan pergi meninggalkannya. Apakah ini yang selalu terjadi pada Kyra selama ini? Terasa seperti binatang parasite atau sesuatu yang menjijikan sekaligus menakutkan.Luna menyisir rambutnya yang panjang perlahan. Merasakan bagaimana Kyra diperlakukan selama dua hari ini, membuat hatinya iba. Padahal ia dan Kyra sama-sama anak kandung Linden. Selama ini Luna tak memikirkan, ia terbuai dengan perhatian yang diterima dari Linden—sang ayah.“Mengetuklah dulu sebelum masuk.” Luna menegur tanpa menoleh. Disangkanya itu salah satu pelayan rumah.“Aku tidak bisa mengetuk.” Alden berdiri di sisi Luna, wajahnya sedikit pucat. “Berdirilah cepat, jangan sampai mereka menemukan kita.”Luna kaget melihat pantulan bayangan Alden yang b
Itu bukanlah sebuah gua. Tidak akan ditemukan jika orang-orang mencari sampai setengah mati di Mahrazh. Roth bisa karena ia bukan manusia. Itu adalah sebuah tempat yang diciptakan oleh entitas kegelapan, untuk melindungi diri, bersembunyi, mengamati, dan mengambil sesuatu yang dibutuhkan untuk mereka bertahan. Roth memiliki satu dan Sang Sulung itu juga memilikinya. Tempat mereka berdua tak pernah bersinggungan. Tapi, hari ini Roth akan menghancurkan tempat itu. Ia tidak akan membiarkan janjinya pada Kyra lagi-lagi teringkari. Walau hari ini juga akan jadi hari terakhir ia ada.“Di mana kamu sembunyikan Kyra!” Roth muncul dan langsung menyerang.“Apakah gadis itu hilang?” Pemuda itu tertawa. “Senang melihat reaksimu yang seperti ini. Sudah kubilang gadis itu akan kusingkirkan!”“Alvare!” Sudah lama sekali Roth tak memanggil nama Si Sulung pertama itu. “Ini sudah berakhir! Serahkan gadis itu!”Pem