Teman-temannya tertawa di belakang Roth. Rasanya cukup memalukan mengetahui ada seorang gadis yang baru ditemui menangis tanpa alasan setelah melihat wajah Roth. Roth memandang binggung ke sekeliling dan kemudian ikut berjongkok bersama gadis itu.
“Hei ….” Disentuhnya sedikit kulit punggung tangan gadis tak dikenal yang masih sesegukan. “Apa terjadi sesuatu? Aku menginggatkanmu pada seseorang?” tanya Roth beruntun.
Roth tak mendapatkan jawaban. Sebagai gantinya gadis tanpa nama hanya beringsut pelan menjauhi Roth. Ia jadi merasa seperti binatang buas yang mampu membuat seorang gadis kecil menangis.
Tiba-tiba saja suara teriakan seorang gadis lain yang muncul dari arah dalam sekolah melalui lorong menuju halaman belakang muncul. Wajahnya memerah dan ia berjalan dengan cepat seperti kijang di dalam hutan mendekati Roth.
“Maaf, gadis ini ….”
Belum sempat Roth menjelaskan apa yang terjadi, gadis yang be
Di mana, ya, aku bertemu dengan gadis itu? Roth duduk di depan tugas-tugas yang terhampar di atas meja belajar. Ia baru menyelesaikan setengah dan kemudian teringat akan gadis manis dengan tatapan sedih tadi siang.Mungkin jika bertemu dengan gadis itu lagi di sekolah, ia bisa mengajukan banyak pertanyaan. Salah satunya adalah kenapa gadis itu bersikap seolah mengenal dirinya. Tidak hanya dirinya, tetapi juga Alden.“Woi, Alden!” Ia memukul dinding berharap nama yang dipanggil belum tidur.“Kakakku sudah tidur!” seru seorang lelaki lain dari balik dinding.Roth mendesah. Ia kemudian menutup semua buku dan berjalan menuju ranjang tingkatnya sendiri. Ia sendiri, lelaki yang seharusnya sekamar dengannya pergi siang tadi. Roth ragu kalau lelaki tersebut akan kembali malam ini. Lelaki itu mengatakan jika punya urusan yang lebih penting di kota ini.Roth berdiri dari tempat duduknya dan menjatuhkan diri ke ranjang.
Roth dan Alden kabur begitu keluar dari kelas dan melihat Tania bergegas menghampiri Kyra. Kyra bahkan tak sempat menyadari kapan kedua pemuda itu menghilang. Begitu Tania ada di sampingnya dua orang tersebut sudah tak tampak.“Maaf, ya, aku tidak bisa pulang bersamamu lagi. Ada urusan mendesak,” kata Tania. Ia menyatukan kedua tangan dan memejamkan mata meminta maaf. Saat seperti ini Tania terlihat sangat lucu dan mengemaskan.“Tidak apa, aku bisa pulang sendiri.” Sudah beberapa kali Tania tidak bisa berangkat dan pulang bersamanya.Kyra ingin bertanya, tetapi menahan diri. Sebab akan menyusahkan untuk Tania menerangkan padanya apa yang sedang dikerjakan. Makai a akan melihat apapun hasilnya nanti—Kyra yakin itu tak jauh soal rencana tahunan sekolah seperti parade juga pesta dansa.“Mmm … kenapa matamu bengkak?” tanya Tania penasaran.Sontak Kyra menyentuh wajahnya. Ia tidak bisa mengatakan menangis
Kyra merasa ada monster besar berjalan di belakangnya dan dalam waktu dekat akan menerkam. Orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya seolah kehilangan suara. Ia menjadi seperti berada di dunia sunyi.“Aku tahu kamu tidak menyukaiku, tapi tidak perlu sejelas itu.”Kata-kata Alvare menyentak Kyra. Ia jadi semakin tak berani melangkah, apalagi memalingkan wajah untuk bisa melihat ekspresi Alvare.“Hanya aku yang punya ingatan waktu itu. Roth dan Alden sama sekali tidak memiliki ingatan.”Kyra menghentikan langkahnya. Ia mendorong dirinya sendiri untuk menunggu Alvare yang tadi berjalan di belakang untuk menyusul.“Apakah terjadi sesuatu?” tanya Kyra.Alvare berhenti melangkah dan berdiri di samping Kyra. Pemuda tersebut tidak menoleh pada Kyra. Pandangan Alvare lurus ke depan. Dari penilaian Kyra, Alvare tidak akan memberikan jawaban yang diinginkannya. Kyra memejamkan mata sesaat. Begitu ia membuka matan
Mimpi kemarin malam membuat Mama heboh lebih lama. Kata Mama Kyra menjerit-jerit dan sulit sekali dibangunkan. Walau Kyra sudah sukses berakting di depan Mama kalau tidak ingat apa yang diimpikan saat itu, tapi Shiena sama sekali tidak percaya. Ia bersikukuh supaya Kyra mengaku.“Wajahmu terlihat seperti orang yang mengangkat beban berat. Apa terjadi sesuatu?” tanya Roth.Wajahnya begitu dekat dan membuat Kyra melonjak kaget. Begitu hal tersebut terjadi, pemuda itu langsung menjauhkan wajahnya dengan cara berdiri tegap.Seharusnya kamu bertanya seperti itu saja, kenapa malah membuatku kaget! Kyra membatin geram.Ia memalingkan wajah dan menemukan Alden berjalan cepat menuju ke arahnya. Saat Alden menyadari Kyra melihatnya, pemuda tersebut mengangkat tangan dan melambai riang seperti anak kecil. Kyra ingat jika pemuda yang sama selalu berlaku sama pula. Di belakang Adel, Kyra melihat wajah Alvare terlihat letih. Ada lingkaran hitam di
Orang-orang menyebutnya tempat tersebut kastil terkutuk bukan karena tanpa alasan. Dua tahun setelah bangunan tersebut dibangun, semua yang bekerja dalam pemangunan bangunan tersebut mati satu persatu. Entah itu karena kecelakaan atau mati mendadak dengan sebab yang tak bisa dijelaskan.Dalam beberapa tahu setelahnya, pemiliknya berganti begitu cepat dengan awalan kecelakaan yang menewaskan salah satu anggota keluarga. Kebanyakan anggota keluarga yang meninggal adalah seorang gadis remaja atau pemuda. Lalu kemudian kastil itu ditinggalkan begitu saja dan terbengkalai sampai sekarang.Seorang pria berusia sekitar awal empat puluhan berjalan melintasi halaman dan menuju pintu samping kastil. Sebelum membuka pintu yang tampak berat itu, ia memeriksa sekelilingnya, memastikan tidak ada seorang pun yang mengikuti. Setelah aman, barulah ia mendorong pintu hingga terbuka sedikit dan masuk.Keadaan di dalam kastil gelap. Penerangannya hanya berasal dari be
Grenada dulunya adalah manusia. Ia memohon pada Radk untuk mendapatkan semua hal yang diinginkan. Salah satunya perhatian dari orang-orang sekitar. Sebagai balasa, Grenada berada di sisi Radk. Namun, kemudian ia juga menginginkan perhatian dari Radk. Hal yang paling mustahil yang bisa terjadi.Radk bukannya tidak bisa memperhatikan Grenada. Akan tetapi, ia tak mau. Karena ia sudah mendapatkan apa yang diinginkannya dari wanita itu. Ia hanya menginginkan apa yang tidak bisa didapatkan dan berusaha menghancurkan apa yang tidak bisa dihancurkan, seperti Kyra.“Sialan! Dia tidak mau memberitahuku kepada apa Tuan menaruh perhatian!” Grenada memaki.Ia habis bertemu dengan Liod dan membujuk pelayan itu untuk memberitahu hal yang ingin diketahui. Akan tetapi, tak berhasil. Liod kukuh dan setia. Ia hanya punya satu pilihan terakhir, mencari tahu sendiri apa yang ingin diketahui.Grenada mengigit ujung jari telunjuknya. Ia bahkan tidak diperhatikan ole
Semalam Kyra bermimpi. Ia bertemu kembali dengan gadis cinta pertama Alvare. Gadis yang menjadi penyebab kecemburuan pemuda itu hingga dikuasai iri dan dengki. Gadis yang menjadi korban pertama kematian hitam.Sama seperti saat mereka bertemu di Mahrazh, mata sayu gadis itu menohok Kyra. Hanya saja di dalam mimpinya gadis itu sama sekali tidak bicara, hanya memandangnya saja.“Aduh!” Kyra menabrak sesuatu, lebih tepatnya seseorang.Kyra merasa bokongnya nyeri. Walau rasa nyeri itu teralihkan oleh rasa kaget melihat tampang orang yang ditabraknya. Bukankah wanita yang ditabrak adalah hamtu berambut emas di Mahrazh.“Kamu baik-baik saja?” tanya Kyra sambil mengulurkan tangan.Kyra menanti dan sama seperti dirinya yang kaget saat tahu telah menemukan orang yang dikenal. Perempuan yang menabraknya juga terlihat kaget. Hanya saja, tidak kaget seperti pemikirannya. Awalnya mungkin perempuan itu kaget, lalu sorot kekagetan menghila
Kyra tidak kenal dengan pria yang berdiri di antara pepohonan di depan rumahnya. Sudah beberapa hari ini ia perhatikan, pria yang selalu mengenakan jaket kulit hitam dengan celana jin lusuh tersebut berdiri di tempat yang sama menatap ke lantai dua, ke jendela kamarnya.Awalnya ia pikir pria tersebut mungkin orang jahat. Akan tetapi, tidak ada tanda-tanda orang yang disangka jahat itu akan membobol rumahnya. Malahan, Kyra memergoki orang tersebut mengusir seorang tak dikenal yang akan membunyikan bel pada malam ketiga ia memperhatikan.Tapi siapa? Ia tidak punya ingatan tentang pria tersebut. Tentu saja tidak, sebab sampai saat ini ia tak bisa melihat wajahnya. Ia berharap orang tersebut akan berdiri lebih ke depan sedikit. Atau petir menyambar pohon tak jauh dari sana sehingga bayang-bayang pohon yang menutup wajahnya tersibak. Dengan begitu Kyra akan tahu siapa yang berdiri di bawah batang pohon tersebut.“Loh, kamu belum tidur, Sayang?”