Orang-orang menyebutnya tempat tersebut kastil terkutuk bukan karena tanpa alasan. Dua tahun setelah bangunan tersebut dibangun, semua yang bekerja dalam pemangunan bangunan tersebut mati satu persatu. Entah itu karena kecelakaan atau mati mendadak dengan sebab yang tak bisa dijelaskan.
Dalam beberapa tahu setelahnya, pemiliknya berganti begitu cepat dengan awalan kecelakaan yang menewaskan salah satu anggota keluarga. Kebanyakan anggota keluarga yang meninggal adalah seorang gadis remaja atau pemuda. Lalu kemudian kastil itu ditinggalkan begitu saja dan terbengkalai sampai sekarang.
Seorang pria berusia sekitar awal empat puluhan berjalan melintasi halaman dan menuju pintu samping kastil. Sebelum membuka pintu yang tampak berat itu, ia memeriksa sekelilingnya, memastikan tidak ada seorang pun yang mengikuti. Setelah aman, barulah ia mendorong pintu hingga terbuka sedikit dan masuk.
Keadaan di dalam kastil gelap. Penerangannya hanya berasal dari be
Grenada dulunya adalah manusia. Ia memohon pada Radk untuk mendapatkan semua hal yang diinginkan. Salah satunya perhatian dari orang-orang sekitar. Sebagai balasa, Grenada berada di sisi Radk. Namun, kemudian ia juga menginginkan perhatian dari Radk. Hal yang paling mustahil yang bisa terjadi.Radk bukannya tidak bisa memperhatikan Grenada. Akan tetapi, ia tak mau. Karena ia sudah mendapatkan apa yang diinginkannya dari wanita itu. Ia hanya menginginkan apa yang tidak bisa didapatkan dan berusaha menghancurkan apa yang tidak bisa dihancurkan, seperti Kyra.“Sialan! Dia tidak mau memberitahuku kepada apa Tuan menaruh perhatian!” Grenada memaki.Ia habis bertemu dengan Liod dan membujuk pelayan itu untuk memberitahu hal yang ingin diketahui. Akan tetapi, tak berhasil. Liod kukuh dan setia. Ia hanya punya satu pilihan terakhir, mencari tahu sendiri apa yang ingin diketahui.Grenada mengigit ujung jari telunjuknya. Ia bahkan tidak diperhatikan ole
Semalam Kyra bermimpi. Ia bertemu kembali dengan gadis cinta pertama Alvare. Gadis yang menjadi penyebab kecemburuan pemuda itu hingga dikuasai iri dan dengki. Gadis yang menjadi korban pertama kematian hitam.Sama seperti saat mereka bertemu di Mahrazh, mata sayu gadis itu menohok Kyra. Hanya saja di dalam mimpinya gadis itu sama sekali tidak bicara, hanya memandangnya saja.“Aduh!” Kyra menabrak sesuatu, lebih tepatnya seseorang.Kyra merasa bokongnya nyeri. Walau rasa nyeri itu teralihkan oleh rasa kaget melihat tampang orang yang ditabraknya. Bukankah wanita yang ditabrak adalah hamtu berambut emas di Mahrazh.“Kamu baik-baik saja?” tanya Kyra sambil mengulurkan tangan.Kyra menanti dan sama seperti dirinya yang kaget saat tahu telah menemukan orang yang dikenal. Perempuan yang menabraknya juga terlihat kaget. Hanya saja, tidak kaget seperti pemikirannya. Awalnya mungkin perempuan itu kaget, lalu sorot kekagetan menghila
Kyra tidak kenal dengan pria yang berdiri di antara pepohonan di depan rumahnya. Sudah beberapa hari ini ia perhatikan, pria yang selalu mengenakan jaket kulit hitam dengan celana jin lusuh tersebut berdiri di tempat yang sama menatap ke lantai dua, ke jendela kamarnya.Awalnya ia pikir pria tersebut mungkin orang jahat. Akan tetapi, tidak ada tanda-tanda orang yang disangka jahat itu akan membobol rumahnya. Malahan, Kyra memergoki orang tersebut mengusir seorang tak dikenal yang akan membunyikan bel pada malam ketiga ia memperhatikan.Tapi siapa? Ia tidak punya ingatan tentang pria tersebut. Tentu saja tidak, sebab sampai saat ini ia tak bisa melihat wajahnya. Ia berharap orang tersebut akan berdiri lebih ke depan sedikit. Atau petir menyambar pohon tak jauh dari sana sehingga bayang-bayang pohon yang menutup wajahnya tersibak. Dengan begitu Kyra akan tahu siapa yang berdiri di bawah batang pohon tersebut.“Loh, kamu belum tidur, Sayang?”
Grenada terjatuh ke lantai. Pipinya terasa perih, tetapi hatinya lebih sakit. Radk yang berdiri di depannya sama sekali tidak iba melihat kondisi Grenada. Pria tersebut malah tersenyum mengejek.“Apa kamu sudah menyadari di mana letak kesalahanmu?” Radk mendekat dan berjongkok di dekat tubuh Grenada.Grenada beringsut dan mengapai lengan Radk. Tentu saja tindakan tersebut tidak berhasil meluluhkan hati Radk. Pemuda dengan mata gelap tersebut segera menepis tangan Grenada dan kembali berdiri tegap.“Sepertinya kamu masih belum mengerti apa kesalahanmu. Bawa dia dan lakukan apapun sampai dia paham kenapa tidak boleh mendekati gadis itu.”Grenada tersentak tiba-tiba. Ia merasakan tanga-tangan kekar menarik tubuhnya untuk berdiri. Ia mencoba berontak, akan tetapi tenaga orang yang menariknya lebih besar. Tentu saja, yang menari Grenada bukan manusia.“Lepaskan aku! Lepas!” Grenada berteriak, berusaha melepaskan diri
Seluruh tubuh Kyra terasa sangat sakit. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Kyra berusaha bangkit, tetapi ada sesuatu yang menahannya untuk bisa duduk. Ia merasakan sesuatu di pergelangan kakinya, seperti besi.“Apa yang ….”Kyra tak jadi bicara karena sudah ada seseorang yang berjalan mendekat. Tempat ia diikat cukup gelap. Ia menyipitkan mata untuk bisa melihat siapa orang yang datang. Kemudian ia terkesiap menyadari wajah tersebut dikenalnya.“Kamu … kamu ….” Lidah Kyra terasa kelu hanya untuk menyebutkan nama yang sudah didengarnya beberapa saat lagi.“Apa kamu merindukanku?” tanya pemuda tersebut. Ia duduk di kaki Kyra. Jemarinya menyentuh dengan lembut pergelangan kaki Kyra.Barulah saat jemari pemuda itu menyentuhnya, Kyra merasakan seluruh rasa sakit di sekujur tubuhnya menghilang. Seolah pemuda yang baru dikenalnya tadi itu menyerap semua rasa sakitnya.“Ha
Radk dari awal tidak punya tempat di sisi cahaya. Ia hanya merada di akhir waktu ketika cahaya kehilangan sinarnya. Namun, ia suka melihat dunia yang bersinar walau menyakitkan untuk berada saling dekat. Ia jatuh cinta pada wujud terang yang berlarian di antara sinar matahari hari itu. Gadis dengan rambut hitam sepertinya, tetapi memiliki mata yang bersinar. Gadis yang mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri sebagai “Eleanor”.“Kamu selalu terlihat di sana, kenapa tidak bergabung bersamaku.” Eleanor dengan matanya yang bersinar terang memandang Radk yang meringkuk di antara bayangan.Radk mengeleng. Ia beringsung saat dedauna di atasnya bergoyang dan sinar matahari menelusup dan berusaha menyentuh kulitnya. Namun, ia tidak ingin meninggalkan tempat yang paling berbahaya untuknya itu. Ia masih ingin menatap Eleanor yang berlarian di bawah sinar matahari dan bersinar terang juga.“Ayo ikut aku!” Eleanor tidak ingat sudah b
Ia tidak tahu kenapa sebegitu marahnya begitu melihat tubuh Kyra roboh ke tanah begitu melihatnya. Ia memang tahu itu merupakan reaksi yang seharusnya. hanya saja ia masih berharap kalau Kyra tidak pingsan karena ingatan buruk yang ditinggalkan.Seluruh tubuh Radk gemetar karena menahan amarah. Ia tidak boleh seperti ini. Apapun yang terjadi ia tidak boleh kehilangan kendalinya seperti waktu itu. Misinya saat ini mengembalikan keadaan seperti semua artinya menghancurkan semuanya hingga kembali ke keadaan awal.“Apa yang sedang dilakukannya sekarang?” gumamnya.Ia megibaskan tangan supaya pelayan paling setia—Eliod pergi. Ia sudah tidak butuh dengan keberadaan pria ini lagi. Saat ini ia hanya ingin mengunakan kekuatannya dan sampai ke tempat Kyra berada. Gadis itu pasti membutuhkannya sekarang. “Sebentar lagi Kyra … saat ingatanmu kembali, kita tidak akan terpisah lagi,” bisiknya.Dalam satu kibasan, asap hitam mengelil
Roth melirik ke arah Kyra dan Radk secara bergantian. Suasananya terlihat aneh hingga setiap orang pasti menyadarinya. Akan tetapi, tidak ada satupun yang berusaha membantu Kyra atau Radk keluar dari kecanggungan. Roth pikir ia akan bicara, mengalihkan rasa canggung di tengah-tengah mereka dengan obrolan yang hangat. “Apa sekarang kamu sudah merasa baik-baik saja, Kyra?” tanya Roth akhirnya. Ia tersenyum manis pada gadis satu-satunya yang ada di sekitar mereka. Gadis bernama Kyra tersebut merespon dengan hal yang sama. Sepertinya ia merasa sangat bersyukur karena pada akhirnya mengalihkan perhatian dari Radk yang membuatnya merasa tidak nyaman. “Sudah tidak apa. Ke mana Tania? Bukannya dia ada kelas dengan kalian.” “Kamu tahukah kalau wakil siswa sangat sibuk. Dia langsung diboyong pergi oleh para wakil lainnya begitu kelas usai.” Kyra mengangguk-angguk paham. Terlihat ia sedikit iba dengan kegiatan banyak yang harus dilakukan Tania. Pasti san