Semua berjalan seperti biasanya. Adam yang bekerja keras untuk membentuk Danau Kenanga menjadi tempat industri berbasis Green Desain dan juga Syarif yang bekerja dengan baik menjaga toko bangunan.Keduanya masih sering bertemu bersama.Syarif semakin semangat untuk bekerja di toko bangunannya, terkadang sepulang dari toko atau dia juga siang hari menyempatkan dirinya ke proyek Mata Air Surga dan menemui Adam dan bicara seperti saat dulu kala.Kini, Syarif sendiri tengah menunggu kelahiran anak pertamanya. Dia kini selalu menamani isterinya sesekali untuk ke Mata Air Surga untuk melihat pemandangan dan keindahan. Tentu saja itu akan membaut tenang pikiran isterinya dan berimbas pada anaknya agar lebih tenang di dalam kandungannya.Dia tetap saja merasa bahwa Adam adalah sahabat terbaiknya, apapun yang terjadi. Usaha yang kini dapat menjadi penunjang ekonomi dirinya dan keluarga, bahkan bisa membantu orang lain merupakan hadiah yang besar dari Adam untuknya. Usahanya pun dijaga dengan a
Adam berkeliling dan mengadakan pemeriksaan di semua sisi. Hidupnya kini harus bermanfaat bagi dirinya, keluarga dan orang lain. Dia harus membayar rasa sakitnya beberapa tahun kemarin dengan produktifitas.Setelah mengumpulkan semua orang untuk berdiskusi dan melihat apa saja yang kurang dalam proses pembentukan proyek Mata Air Surga. Adam kemudian menyalin setiap ide dan pendapata dalam buku kecilnya.Dia tak segan untuk menerima saran dari siapapun. Rapat pun selesai dan mereka kembali bekerja.Setelah bubar, Adam kembali ke tempat yang lain. Kunjungannya kali ini adalah perumahan yang berada di luar dan sebelah kanan Mata Air Surga. Banyak pemesan yang sudah menempati rumah-rumah itu, bahkan ada yang membeli namun belum menempati karena mereka berpikir bahwa ketika liburan bisa disana. Juga, ada yang memang untuk investasi melihat alam di sekitar Danau Kenanga beberapa tahun ke depan pasti akan ramai.Setelah kepergian Adam menuju tempat perumahan dan memantau langsung dengan Firl
Tidak ada Mata Air Surga tanpa Diandra. Diandra sudah menjadi bagian dari Mata Air Surga. Dia selalu datang setiap jumat hingga Ahad. Dia merasa tenang dapat sekalian berlibur dan menikmati keindahan alam yang ada disana.Namun, benar saja jika dia mau jujur maka lelaki yang hanya mengisi jiwanya adalah Adam. Meskipun banyak anak rekan dari ayahnya, meskipun mereka kaya dan tampan bahkan terkesan memiliki segalanya. Mereka berusaha mendekati dan melamar Diandra, namun Diandra menolak mereka semua.Salah satu anak rekan bisnis ayahnya yang selalu mendekatinya adalah Rendra. Dia jatuh cinta pada Diandra ketika bertemu dengannya saat ada pesta. Saat itu, Diandra bersama dengan ayah dan ibunya.Rendra mendekati keluarga pak Hamid dan memperkenalkan diri. Pak Hamid pun mengenal Rendra yang merupakan pemimpin baru dari perusahaan Indomakmur Semesta Tbk. Orangtua Rendra sudah menyerahkan perusahaan itu pada anaknya karena sakit.Rendra langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada Diandra
Diandra tak bisa melepaskan perhatiannya pada Adam. Benar saja, pemuda itu bagaikan seorang malaikat yang tidak pernah terlihat marah, dia selalu saja ingin membuat siapa saja tersenyum.Mungkin, itu hikmah dari rasa sakit dan ketidakberdayaan dirinya yang lama sakit. Dia menyadari bahwa senyuman dan kesehatan itu sangat penting. Sejak dia bangun dari ketidakberdayaan itu, Diandra hanya dapat melihat ketulusan dalam setiap hal yang dilakukan Adam.Adam memiliki pribadi yang penyayang dan sabar, dia juga sangat dekat dengan anak-anak. Meskipun dia belum pernah menikah namun yang paling sering ditemui dari Adam adalah, dirinya sering mengaji atau mengajarkan anak-anak tentang cerita-cerita hikmah. Dia menceritakan kisah hikmah biasanya saat sempat yaitu sore hari. Di pinggir Danau Kenanga, dia akan bercerita tentang banyak hal. Anak-anak ramai datang dan mendengarkannya.Diandra tak bisa membayangkan di dunia ini ada pemuda seperti dirinya. Kesibukannya dan juga aktivitasnya, di sebuah
Sebelum mencebur dan menolong Diandra, Adam melepas jaketnya dan menaruhnya di kursi. Adam berjalan kearah jaketnya dan membawanya kembali pada Diandra yang masih kedinginan dan basah kuyup.Diandra nampak kedinginan dan bibir serta wajahnya terlihat pucat. Wajah yang penuh air di wajahnya itu menimbulkan getar bagi Adam. Bagaimana tidak, dia juga adalah seorang lelaki normal sehingga melihat Diandra yang memang wajahnya cantik timbul perasaan ingin melindunginya.Dan muncul perasaan yang ada, yaitu perasaan ingin memiliki dari Adam. Sebagai manusia wajar jika nafsu itu memang ada di setiap hati manusia. Namun, iman Adam segera membisikinya bahwa segala sesutu itu dari Tuhan. Adam memberikan handur itu kepada Diandra yang masih terduduk, Adam pun memakaikan dengan menutupi punggung bagian belakang Diandra.”Kamu basah kuyup, ayo kita kembali ke hotel. Bukankah bajumu ada disana semua?”Baju – baju Diandra selama ada di Mata Air Surga selalu ada di hotel. Dialah yang selama ini memegan
Diandra tak habis pikir. Adam yang begitu optimis pada hidupnya, kini seperti orang gila yang terpenjara karena janji. Padahal, Naura sudah menghancurkan janji mereka.Kenapa ada orang yang sudah disakiti masih berusaha setiap? Bukankah itu seperti orang gila yang dibohongi dengan makanan!”Apakah kau tak bisa melupakan janjimu itu, jika terus gila seperti itu kau itu sedang menunjukkan kalau dirimu memang budak cinta Adam.”Nada suara Diandra agak meninggi, mungkin dia tak habis pikir dengan keputusan atau tindakan Adam yang menahan dirinya dari semua hal di luar Naura. Dia memang dalam kondisi fisik sehat saat ini, namun itu sama saja dengan kondisinya dulu dimana dirinya menjadi pesakitan.”Kamu itu tidak ada bedanya dengan yang pertama kali aku temui. Dimana kamu seperti orang yang koma dan sedih. Disana hanya kamu tak bergerak, ragamu sekarang bisa bergerak tapi pikiran dan hatimu sama saja. Kamu masih sakit Adam!”Entah kenapa ada sedikit parau dalam suara Diandra. Mungkin dia t
Adam mengantarkan Diandra ke hotel tempatnya menginap. Bi Jamilah kaget melihat Diandra yang terlihat basah dan ditutupi dengan jaket. Bi Jamilah langsung membantu nona Diandra. Dia terlihat masih kedinginan.Adam pun menitipkan Diandra pada bi Jamilah dan dia juga harus segera pergi untuk membersihkan diri di rumah. Awalnya, bi Jamilah meminta Adam untuk membersihkan diri di sana, namun Adam menolaknya. Adam juga menceritakan kronologi nona Diandra bisa jatuh ke danau.Adam pun berpamitan, dia memang keras kepala. Tidak suka merepotkan siapapun. Adam pun langsung pulang. Adam juga berpikir takut ada fitnah.Diandra pun dibantu bi Jamilah masuk ke dalam dan Diandra segera masuk untuk membersihkan dirinya. Hawa dingin menyergapnya, itu semua karena air di dalam danau sungguh sangat dingin.”Kenapa nona Diandra ceroboh? Jika Tuan Hamid tahu, bi Jamilah pasti dimarahi nantinya.”Diandra tersenyum, ”Tenang saja Bi, Diandra baik-baik saja kok. Diandra hanya terpeleset dan Adam datang menye
Adam langsung pulang, bajunya masih basah. Dia membawa motor yang ada di hotel. Dia bergegas pergi ke rumahnya di kawasan perumahan. Rasa dingin masih tersisa menyergapnya.Adam melepas pecinya yang sudah sempurna basah kuyup. Peci hitamnya pasti rusak kalau sudah terkena air. Harus beli lagi. Benar, peci hitam kalau sudah terkena air maka warnanya akan kusah keputih-putihan. Peci hitam memang tak boleh terkena air. Ya sudahlah! Nanti beli lagi, pikir Adam.Seseorang memakai sebuah mobil melihat ke arah Adam dan mengikutinya. Itu adalah Rendra. Rendra sendiri merasa aneh dengan sosok pemuda desa yang sangat sederhana tersebut. Bagaimana Diandra bisa mencintai lelaki seperti itu?Rendra pun penasaran dan mengikuti Adam dari belakang, dia harus bertemu dengannya dan melihat bagaimana sosok pemuda yang dicintai Diandra tersebut.Sampai di sebuah rumah yang sederhana di perumahan tersebut. Adam menghentikan motornya dan mengamankannya. Dia pun masuk, saat memasuki rumah seorang wanita tua