Share

Act. 97. Dua Orang Kakak-beradik

Penulis: LlamaTail
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-24 22:00:00

Aldephie segera mendorong meja saji dorongnya memasuki kamar Cleon. Setelah memastikan pintu tertutup dengan rapat, ia membuka cadarnya, lalu mengambil sesuatu dari dalam kantong apronnya.

Cleon menerima pemberian Aldephie. Sebuah barang kecil yang digunakan untuk merekam suara. Beberapa hari yang lalu, Cleon meminta Aldephie untuk menyelinap ke ruang kerja Cesar dan menempelkan alat berbentuk bulat menyerupai logam magnet itu di salah satu barang apa pun yang ada di sana.

"Kau melakukan tugasmu dengan baik, Al," puji Cleon sambil mengacungkan jempolnya.

Mendengar perkataan Cleon, Aldephie seolah terbang, membumbung menembus awan. Bagaimana tidak? Ini Cleon. Benar! Cleon yang memujinya! Pria paling sempurna dalam hidup Aldephie yang suram dan menyedihkan. Saat itu, baginya tidak masalah dia harus melaj
LlamaTail

Terima kasih untuk dukungannya terhadap SoFG 😊

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 98. Berbeda

    "Aku ingin jadi pelukis, tapi sepertinya mimpi itu hanya akan terendam menjadi binasa." Sebait ucapan Anastazja pada Cleon saat Cleon baru saja memasuki tahun pertama kuliah. Cleon sudah tahu bakatnya sejak lama, jadi tentu saja Anastazja tidak akan ragu menceritakannya pada Cleon. Ia tahu bahwa Cleon tidak akan menertawainya. Benar, Cleon tidak akan tertawa mendengar impiannya sekonyol apa pun kedengarannya. "Aku suka lukisanmu. Kupikir, itu memang kau. Maksudku hangat, menenangkan, indah, dan ramah." "Argh, kau harus tahu bagaimana teman-teman kelasku memanggilku. Black Boo. Tidak ada sesuatu yang terasa hangat, indah, dan apalah yang tadi kau bilang dengan dua kata itu," ungkap Anastazja merasa kesal, tetapi ia tidak bisa melakukan apa pun. "Lalu, apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-25
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 99. Sebuah Kisah

    Wangi rempah-rempah yang memenuhi ruangan, juga ikut memenuhi tiap inci indera penciuman Helio. Bunyi makanan yang sedang digoreng seolah merapal kerinduan akan kampung halaman. Helio membuka matanya perlahan. Mendapati dirinya terbaring tak berdaya di sofa dengan selimut dan kompresan handuk masih bertengger cantik di keningnya. Tenggorokannya sakit. Ia mencoba berdeham untuk memperbaiki suaranya yang tidak keluar sebelumnya, tetapi tetap saja hanya suara serak seperti ada sesuatu yang menyumbat kerongkongannya. "Kau sudah bangun? Jangan memaksakan dirimu untuk bicara. Sepertinya kaumengalami radang tenggorokan," ucap Anastazja mematikan kompor, lalu menghampiri Helio. Setelahnya, ia menyodorkan sebuah minuman yang berwarna kuning cerah ke arah Helio. "Itu ekstrak jahe dan jeruk nipis. Saat aku flu da

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-26
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 100. Sebuah Kisah (2)

    Agenda pertemuan sudah selesai tepat sepuluh menit yang lalu, tetapi semua peserta sangat betah duduk di bangkunya masing-masing sembari sibuk dengan catatannya masing-masing. "Bagaimana kita sudahi saja?" ucap Cerberus yang mulai jenuh menunggu. Pasalnya, ia memang tidak mencatat apa pun. Dragon tidak memberinya tugas yang harus sampai ia catat karena tidak ada yang berbeda dari tugas-tugas dia sebelum ini. "Silakan kau duluan, Cerberus. Aku masih memiliki hal-hal yang harus kucatatkan dalam kertas-kertas ini," ucap Phoenix kembali tenggelam dalam tumpukan kertasnya. "Kita sudah tiga hari menggelar pertemuan ini. Apa kalian tidak bosan, huh?" "Bagaimana aku bisa bosan bila pekerjaan ini terlalu menyita waktuku?" Kali ini Kraken ikut menimpali.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-27
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 101. Kejutan!!!

    Anastazja terdiam menelan ludah. Mendengar cerita Helio barusan, rasanya seolah Anastazjalah yang berperan sebagai Cerberus di sana. Entah karena ia pernah menemuinya, atau karena ia adalah salah satu klan Alastor, klan asal Cerberus. Tubuhnya terus menegang tiap kali Helio menyebut nama Cerberus dari bibirnya. Entah apa alasannya, tetapi ia merasa ada sedikit rasa marah yang terpendam dari Helio. Setitik amarah yang tidak bisa Helio sembunyikan dari kedua mata Anastazja. Anastazja merasa penasaran. Apa yang membuat Helio si Manusia Santai begitu marah? Apa memang ini ada hubungannya dengan Cerberus? Kalau begitu, semua kekacauan yang terjadi, termasuk Black Blood adalah ulah Cerberus sendiri? "Kau ...," potong Anastazja ragu-ragu. Namun, Helio segera menghentikan bicaranya dan mendengarkan Anastazja.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 102. Dua Orang Kakak-beradik (2)

    Mengetahui Cesar memasuki kamarnya tiba-tiba, Cleon segera menutup buku bersampul hijau yang hampir selesai dibacanya selama sebulan ini. Wajah Cesar menyorotkan api kemarahan. Sama seperti kali terakhir mereka bertemu. Wajahnya menghitam seolah hangus oleh kobaran amarah. "Ada apa gerangan engkau kemari wahai Kakak?" ucap Cleon mendramatisir keadaan. Kedua mata Cesar melotot. Mengisyaratkan bahwa rencananya untuk memboikot penobatan Cleon gagal. Tentu saja! Karena Cleon telah mengirim Vahmir untuk menyelesaikan segalanya. Apa Cesar pikir Cleon hanya berpangku tangan? Ha! Jangan mimpi! Mulai sekarang dan selanjutnya, Cleon tidak akan lagi diam jika diinjak-injak olehnya. Dia telah memupuskan segala harap dan doa akan keakrabannya dengan sang kakak. Namun, sepertinya sang kakak tidak begitu senang memil

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-30
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 103. Pembawa Sial

    "IBUUU!!!" Cleon terbangun dengan sentakan kuat. Seolah ia bermimpi terjatuh dari tempat yang tinggi. Ia mendudukkan dirinya bersandar pada kepala tempat tidur. Napasnya terengah-engah. Bajunya basah dengan keringat. Namun, ia merasakan kehangatan sentuhan tangan seseorang pada telapak tangan kirinya. Ketika menoleh, ia dapati Aldephie tertidur di sana. Sesaat dia mencerna terlebih dahulu sebelum bertanya pada Aldephie. Atau lebih tepatnya, ia tidak tega membangunkan gadis itu. Namun, tak lama ia sadar sepenuhnya begitu rasa nyeri di pipinya seolah meningkat. Cleon refleks memegangi pipi kanan yang ternyata sudah diolesi obat oleh Aldephie. Gadis itu bahkan merawatnya dengan benar-benar baik hingga memarnya tidak terasa sakit seperti awal. Mungkin karena Cesar membahas Ibu, aku jadi bermimpi tentang Ibu, ungkap Cle

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-31
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 104. Generasi Pertama

    Pada akhirnya, pembicaraan antara Anastazja dan Helio saat makan malam terhenti. Anastazja yang kehilangan selera makan, memilih untuk tidak melanjutkan dan berlari ke kamarnya. Meninggalkan Helio yang mematung sendirian di sana. "DASAR HELIO JELEEK!! JELEEKK!!" jerit Anastazja dari balik bantalnya. Tangannya aktif memukul-mukul bantal. Membayangkan wajah bodoh Helio dengan apa yang dilakukannya barusan sungguhlah menyebalkan baginya. Anastazja membalik tubuh, lalu memeluk bantal yang sedari tadi menjadi korban dari ganasnya kemarahan Anastazja. Menatap langit-langit kamar yang putih bersih seolah laba-laba pun merasa malu untuk membangun sarangnya di sana. Sesaat, Anastazja mengagumi ruangan bersih yang tidak pernah benar-benar ia pehatikan sebelumnya. Apa mungkin Helio selalu membersihkan ruangan ini?

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-02
  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 105. Sean Alastor

    Ramirez berlari secepat mungkin begitu mendengar suara benda jatuh dan pecah dari kamar Sean. Namun, setibanya di sana ia melihat Sean sudah tersungkur tepat di sebelah kaki meja. Kursi kerja yang begitu ia banggakan pun berada dalam posisi tidak semestinya. Sepertinya ia terjatuh dari kursinya begitu saja. "Sean!" panggil Ramirez berlari mendekat sesaat setelah memasuki ruang kerja Sean. Ramirez cepat membalik tubuh Sean yang tertelungkup dan menyandarkan kepala Sean pada lengannya. Wajahnya pucat, bibirnya mengeluarkan darah. Ramirez kembali memperhatikan meja dan tempat Sean terjatuh. Benar, Sean kembali batuk darah. Sigap, Ramirez langsung meletakkan kepala Sean yang pingsan kembali ke lantai dengan perlahan, lalu berkeliling membuka laci demi laci, kotak demi kotak hanya untuk menemukan obat milik Sean.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03

Bab terbaru

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 135. Epilogue

    Shi yang memasuki ruangan, disambut oleh dongakan kepala Aldephie. Dengan wajah berhiaskan senyum puas, Shi berjalan mendekat. Tidak ada reaksi penolakan yang biasanya Aldephie keluarkan. Hanya sebuah tatapan kosong. Matanya seperti seekor ikan yang mati. "Kekasih yang kau cintai itu sudah tidak lagi di sini. Dia hanya menitipkan ini untukmu," ungkap Shi seraya mengeluarkan sepucuk surat dari saku dalam jas hitamnya. Aldephie tidak mengatakan apa pun. Hanya menerima uluran sepucuk surat dan mengambilnya dari tangan Shi. Kepergian Cleon untuk menemani Anastazja cukup memukul habis kekuatan batinnya. Bukankah seharusnya seseorang memberitahu mereka jika Anastazja sudah kembali? Kenapa justru memisahkan mereka semua dan mengirimnya ke tempat yang tidak dikenalinya? Aldephie paham, seharusnya ia merasa lebih tenang kar

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 134. Ending

    Tidak ada seorang pun dari mereka saling berbicara. Mereka bahkan tidak saling menatap satu sama lain. Waktu yang mereka yang telah hilang, kini memang kembali meski tidak seperti semula. Namun, pikiran mereka sudah tidak saling terpaut. Dengan helaan napas panjang, Cleon memandang laut luas sembari menbayangkan wajah Aldephie terakhir kali sebelum semuanya berakhir seperti ini. Aldephie yang baru bangun dan entah sudah diberitakan apa oleh Shi, berlari masih dengan mengenakan piama orang sakit menemui Cleon yang sedang diringkus karena terus menerus memberontak. Ia memasuki ruang interogasi nomor dua dan memeluk Cleon sambil menangis tersedu-sedu. Gadis itu bahkan memintakan maaf untuk adiknya. Sikap Aldephie yang seperti itu, memberitahu Cleon bahwa tidak ada lagi perlawanan yang bisa ia berikan pada Cesar. Kalah. Begitulah bagaimana akhirnya Cleon harus men

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 133. Babak Akhir

    Memasuki sebuah ruangan besar yang gelap dan pencahayaan seadanya. Terdapat sebuah meja dengan dua kursi di sisi kanan dan satu kursi di sisi kiri, juga lampu yang menggantung di atasnya. Anastazja mengira pendingin ruangan disetel dengan suhu sekitar delapan belas sampai dua puluh derajat. Terlalu dingin baginya. Apalagi dengan kondisi tubuh yang terus menerus memproduksi keringat dingin. Awalnya, ia ragu-ragu untuk masuk, tetapi salah satu polisi Alastor mendorong punggungnya dengan kasar hingga ia terjerembab mencium lantai yang dingin, lalu menutup pintu dengan cara membantingnya. Kesal mulai menggelayuti wajahnya. Andai dia tidak mengikuti rencana Hakim, dia tidak perlu lagi mendapat perlakuan kasar seperti ini! Namun, apa gunanya dia tetap di sana jika Hakim itu juga di sana? Ah, Hakim tertinggi sudah merusak esensi dari tempat kenangannya bersama Helio.

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 132. Akhir dari Pelarian

    Bau menyengat, udara pengap, juga hawa yang memuakkan menebar keluar melalui pintu kayu yang berwarna samar. Anastazja melihat ke dalam ruangan dengan perasaan bingung. Kenapa Helio tidak pernah menceritakannya? Hakim tertinggi segera menyalakan korek api gasnya untuk penerangan. Tidak seperti dirinya yang tenang dan seolah tahu apa yang tersimpan di dalam ruangan aneh ini. Anastazja justru merasa mual dan pusing. Sebuah tubuh yang membusuk. Seperti baru, tetapi karena dia berada di pondok dan tidak seorang pun antara dia dan Helio melakukan itu, artinya tubuh itu sudah lama berada di sana! Pembunuhankah? "Kau tahu siapa ini?" Sembari menutup hidung kencang, Anastazja menggeleng lemah. "Kakek buyutku."

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 131. Sisi Lain Hakim Tertinggi

    Kedua kaki tangannya bergetar hebat. Dia bahkan bisa merasa bulu-bulu halusnya meremang, seolah alarm alaminya tahu bahwa bahaya di hadapannya tidak bisa ditolerir lagi. Di saat yang sama, tenaganya hilang entah ke mana. Lenyap tersapu riuh badai kepanikan diri. Bulir demi bulir keringat dingin mengucur tiada henti. Mati aku! Hanya itu kalimat yang terus berdentum di telinga dan otaknya. Selama lima detik, Anastazja mengusap dada, berharap jantungnya tenang agar napasnya tidak terlalu memburu. Ia tidak ingin terjebak pada lingkaran jawaban atas pertanyaan "bagaimana". Yang ia ketahui sekarang, dirinya sudah tertangkap basah dan tidak bisa lagi melarikan diri. Hatinya merintih, tidak pernah hal seperti ini terjadi kala Helio berada di sisinya. Namun, setelah lelaki yang dicintainya itu pergi, tiba-tiba mimpi buruk kembali datang.

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 130. Tertangkap! (3)

    "Cesar ...." Tidak ada keceriaan dalam nada suara Cleon. Tenggorokannya tercekat. Dadanya berdentum-dentum tak karuan. Habis sudah! "Wah, wah, kau tidak ingin memberiku pelukan rindu? Aku bahkan sudah merindukanmu meski kau hanya meninggalkan kediaman selama tiga hari lamanya!" Tawa Cesar menggaung bengis baik di telinga Cleon ataupun Aldephie. Tidak ada doa dan pinta lain selain dijauhkannya Cesar dari mereka. Cleon memang sudah tahu Cesar mencarinya, tapi kenapa? Bukankah Aldephie sudah merapal mantranya? Bukankah seharusnya jejak mereka menghilang? Kedua bola mata Cleon melirik Aldephie yang sedang tegang di tempatnya. Kemudian, kembali menatap Cesar yang sedang tertawa seraya mengacungkan moncong senapannya tepat di d

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 129. Ketahuan (2)

    Apa yang paling mengiris hati selain duka karena kenyataan yang terlalu pahit untuk ditelan? Tentu saja Anastazja akan menjawab paling lantang kenangan dan harapan kosong. Menggambarkan kesedihannya hingga jarum detik terus berputar sampai matahari kembali muncul dan menyinari dunia, gadis itu masih terduduk di sebelah dipan milik kekasih hatinya yang baru saja meninggalkannya semalam. Ia membungkukkan setengah badannya di atas tempat tidur dan separuh tengah ke bawah masih setia mencium lantai kayu yang tidak lagi hangat. Pondok ini memang indah, tetapi tanpa Helio, rasa sepi lebih banyak mencengkeram suasana hatinya. Membuat aura pondok menjadi kelam dan menyedihkan. Entah bagaimana wajahnya saat ini, ia tidak berani menatap cermin. Kacau. Satu kata yang ada dalam pikirannya. Matanya sembab, bahkan mungkin bengkak dan memerah. Seperti baru saja dicium oleh p

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 128. Hadiah Terakhir

    Helio tersentak. Lamunannya buyar ketika Anastazja menyentuh pipinya. Isakan yang sebelumnya memenuhi wajahnya berkurang. Anastazja kini memandang Helio dengan rasa cemas. "Helio ... kau baik-baik saja?" "Tentu. Tentu saja. Aku baik." "Tapi kau memelukku dengan erat. Kau yakin?" "Ya, aku yakin. Aku hanya sedang menangisi takdir." "Menangisi takdir?" Anggukan Helio menjadi tanda tanya besar. Namun, Helio peka dengan hal itu. Tidak perlulah sang dewi memintanya untuk bercerita, Helio segera membeberkan apa yang pernah Sean katakan padanya. Kini, bukan hanya Helio, tetapi Anastazja juga ikut terharu dan terbawa suasana. Cinta yang k

  • Secret of Five Gods (Princess of the Black Blood)   Act. 127. Semangat yang Bertumbuh karena Luka

    "Sayang." Helio melangkah mendekati Anastazja yang sedang mencuci piring. Memeluk dan mencium bagian belakang leher kekasih hatinya adalah salah satu hal yang menjadi favoritnya sejak mereka resmi menjadi pasangan. Bukan hanya itu, Helio sangat suka dengan reaksi Anastazja yang merasa kegelian. Ia akan mengangkat bahu kirinya dan menempelkannya pada telinga di bagian yang sama. Kemudian, ia juga akan terkikik pelan. "Hentikan! Aku sedang mencuci piring," ujarnya melarang Helio untuk mendekat. Namun, alih-alih menjauh, Helio justru semakin mengeratkan pelukannya. Seraya bersenandung pelan, Helio menumpukan dagunya di bahu Anastazja. Sangat suka dengan kelakuan Helio, Anastazja menyerah dan mencoba menikmati kegiatannya yang menggelikan. "Hei, aku ingin bicara sesuatu p

DMCA.com Protection Status