Share

8. New Fact

last update Last Updated: 2021-12-29 19:14:14

Suara mesin fax dan mesin foto kopi terletak dengan jarak yang tipis, saling bersahutan melakukan tugasnya. Cahaya pagi yang cerah, menerangi setiap sudut ruangan yang menampung dua puluh orang di dalamnya. Para manusia yang berada di balik rentetan kata berita-berita panas para aktor, aktris dan idol, di sanalah mereka bernaung.

Denting jam besar yang terpasang di dinding ruangan tersebut, mengantarkan suara yang nyaring. Waktu baru menunjukkan pukul sepuluh pagi dan semua orang tertunduk menatap pekerjaan di hadapan wajah. Kening yang mengkerut, menautkan dua alis yang semula saling berjauhan, wajah yang terlipat-lipat metampakkan kesulitan.

Konsentrasi penuh mereka dedikasikan untuk membuat berita panas, yang mampu mengaduk-aduk emosi pembacanya. Wajah serius mereka metampakkan perintah ‘Jangan ganggu!’ yang terlukis jelas.

Ada yang sepenuhnya mendedikasikan diri untuk menciptakan hal yang terbaik, ada pula yang setengah hati dalam menjalani peker

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Secret Of The "Black"   9. Jae Ha New Fact

    Saat pria itu mulai memposisikan ponsel layar sentuhnya di tempat yang aman, Hye Jin masih mengawasi gerak-gerik gadis muda itu dan Jae Ha yang baru keluar dari mobilnya dengan ekspresi kesal. Berkali-kali Aktor yang selalu memerankan peran protagonis dalam setiap dramanya itu, menunjuk-nunjuk wajah gadis tersebut dengan sorot mata yang tajam. Bentakan yang keras dan kasar juga keluar dari mulut Aktor dengan imej lembut di dunia hiburan tersebut. Nada bicara yang tinggi, dengan kata-kata kasar, serta alur pembicaraan yang sulit dimengerti. Berkali-kali gadis tersebut mengelak dan melawan saat tangannya ditarik oleh Aktor yang baru berusia 27 tahun itu. “Bukankah mereka sedang bertengkar?” Hye Jin menoleh sejenak pada rekan kerjanya yang masih sibuk mengatur posisi kamera ponsel. “Sepertinya begitu!” jawab Dong Joon tanpa memindahkan pandangannya. Dia tersenyum puas melihat hasil pengambilan gambar hari ini. Gadis itu pun pergi setelah Jae Ha memaksany

    Last Updated : 2021-12-29
  • Secret Of The "Black"   10. Angel in My Life

    Song Mi Ran, wanita yang ditakdirkan Tuhan menjadi malaikat bagi gadis kecil dengan kedua orang tua yang sibuk. Saat ayah dan ibu Hye Jin pergi bekerja dari pagi sampai malam, bahkan sering tidak pulang ke rumah. Hye Jin kecil dan adiknya dirawat oleh Mi Ran, atau sering dipanggil Bibi Song itu.Segala kebutuhan Hye Jin, Mi Ran yang mengatur. Sejak kecil dirinya sudah sangat dekat dengan wanita itu, melebihi kedekatannya dengan sang ibu. Wanita paruh baya itu hidup sebatang kara, setelah ditinggal sang belahan jiwa untuk selama-lamanya karena sakit jantung, ditambah anak semata wayangnya yang tidak lama menyusul dengan penyakit yang sama.Sejak saat itu Mi Ran memfokuskan dirinya untuk merawat Hye Jin kecil dan adiknya dengan kasih sayang yang sempurna. Walau tidak ada ikatan darah atau kekeluargaan, hal itu tidak membuat Mi Ran memperlakukan Hye Jin semena-mena. Karena ketulusannya sejak dulu, hubungan mereka saat ini melebihi hubungan keluarga. Perasaan mereka sudah

    Last Updated : 2021-12-29
  • Secret Of The "Black"   11. Siblings

    Hye Jin melempar ranselnya ke lantai, helaan napas panjang mengiringi tubuhnya saat jatuh di atas sofa. Kedua kakinya diselonjorkan ke atas meja, dan punggungnya yang terasa bertekuk-tekuk diluruskan di sofa tersebut. Aktivitasnya semakin hari semakin padat, mengingat saat ini dirinya sudah menginjak akhir semester kelas 3 Sekolah Menengah Atas. Otaknya sejak pagi hingga malam bekerja tanpa henti, memasukkan segala macam materi dari sekolah maupun dari tempat les. Walau kadang kala otaknya memberontak ingin menyerah, gadis itu tetap memberikan asupan ilmu yang berlebihan agar dirinya dapat memperoleh nilai terbaik di ujian akhir. Waktu santai di hari libur, baginya hanya sebuah mimpi di siang bolong. Kedua matanya berkelana menjelajahi seisi rumah, keningnya mengkerut mendapati suasana rumah yang hening tanpa suara. Bahkan suara napas orang pun tidak terdengar di sana. Ia melirik ke arah jam dinding yang terpajang di ruang tamu, waktu menunjukkan pukul 09.00 P.M.

    Last Updated : 2021-12-30
  • Secret Of The "Black"   12. The Day

    Sejak hari itu, hari dimana dunia Hye Jin runtuh, semangatnya hilang, hidup segan mati tak mau. Tatapan kosong, pikiran yang kalut, berat badan yang semakin turun, dan tubuh yang tidak terurus. Sejak hari itu jangankan untuk tertidur, makan pun tidak berselera. Kehidupannya hilang, saat satu-satunya cinta yang tersisa dalam kehidupannya yang berharga, telah hilang. Waktunya hanya untuk menangis di dalam kamar, di dalam kamar mandi sambil diguyur air dari shower. Menarik-narik rambutnya hingga rontok, membenturkan kepalanya ke dinding hanya untuk melampiaskan kebodohan dan kelalaiannya sebagai seorang kakak. Ia bahkan tidak segan menggores kulitnya dengan silet, tetapi goresan itu tidak cukup dalam untuk memutus urat nadinya. Pagi, siang, dan malam, tubuhnya berdiri di trotoar. Membagikan selebaran kehilangan, menghalangi langkah setiap orang yang ditemuinya di sana. Mencecar mereka dengan pertanyaan, “Apakah Anda pernah melihatnya? Dia Adikku! Tolong hubungi

    Last Updated : 2021-12-30
  • Secret Of The "Black"   13. Park Dong Joon

    Hye Jin mengekor di belakang Dong Joon dalam keadaan lapar, perutnya meronta-ronta minta segera diisi. Namun, perjalanan mereka tak kunjung sampai pada tujuan. Mereka masih menelusuri jalan setapak yang di sekelilingi tembok besar pembatas ke jalan raya. Ia memegangi perutnya sambil mengatur napas yang berantakan karena perjalanan jauh hanya untuk makan siang.Setelah menghabiskan waktu yang panjang untuk menelusuri jalan tanpa ujung, akhirnya mereka sampai di sebuah restoran sederhana yang berdiri tepat di belokan keenam di sepanjang jalan setapak itu. Entah apa yang memotivasi sang pemilik restoran tersebut hingga mendirikan usahanya di daerah yang sulit terjangkau kendaraan roda empat, dan terlalu sempit untuk kendaraan roda dua.“Kenapa tidak ke restoran biasa saja sih? Ini tuh jauh banget!” keluhnya saat menjatuhkan tubuh di kursi yang terletak di pojok ruangan. Sebuah restoran sederhana dengan jalur keluar masuk udara yang tidak terlalu

    Last Updated : 2021-12-30
  • Secret Of The "Black"   14. DongJoon Fears

    Irama musik pop mengalun memanjakan indra pendengaran Hye Jin ketika dirinya melangkah di lobi. Beberapa orang menyapanya sambil tersenyum dan membungkukkan badan mereka lima belas derajat. Permen karet yang sudah berubah rasa, masih betah berada di mulutnya untuk memberikan peregangan kepada rahang-rahang yang akhir-akhir ini kurang pergerakan. Gadis itu memutar kunci mobil di jari telunjuknya sembari bersenandung ringan, membolak-balikkan gumpalan permen karet di mulut dengan santai. Seringaian tipis terlukis di bibirnya saat melihat Dong Joon berdiri kaku di pintu keluar.Hye Jin melemparkan kunci tersebut setelah berpapasan dengan Dong Joon. Pria itu refleks dan menangkapnya cepat. “Seonbae, ini apa?” tanyanya dengan kedua alis yang naik.Gadis itu membuang permen karetnya di tisu, “Kau tidak bisa lihat itu apa?” Kemudian melemparnya ke arah tempat sampah di sudut lorong.“Iya aku bisa lihat, tapi maksudnya apa?”

    Last Updated : 2021-12-31
  • Secret Of The "Black"   15. Stay With Me

    Keningnya mengkerut menautkan dua alis hitam dan tebal yang semula berjauhan menjadi dekat. Sejak tadi malam, hingga pukul 7 pagi Hye Ji terperangkap di depan layar cerah berukuran 14 inchi. Tanpa disadari kedua mata besarnya yang indah telah berubah menjadi sepasang mata panda dengan kantung mata yang hitam. Ia bahkan tidak khawatir akan radiasi yang terpapar langsung ke retinanya.Otaknya tidak berhenti beroperasi, kedua matanya tidak berhenti menjelajahi layar laptopnya, serta jemarinya berselancar hebat di atas keyboard. Inilah yang sering dia sebut sebagai bentuk penyiksaan diri secara nyata. Di sebelah kanan ada dua cangkir kosong, menyisakan ampas kopi hitam. Aroma kopi, bercampur dengan aroma sisa ramen yang mangkuknya masih tergeletak di sudut kamar, belum lagi jamur-jamur yang tumbuh di sudut lemari membuat aroma di kamar itu mirip kandang hewan.Hye Jin terjebak dalam diamnya, bibirnya terkatup rapat, hanya ada suara deru napas yang bersahutan keluar masuk l

    Last Updated : 2021-12-31
  • Secret Of The "Black"   16. Han River

    Kehangatan yang mengalir ke seluruh tubuh Hye Jin lewat genggaman sang kekasih, membuatnya tidak berhenti tersenyum tenang. Udara yang mengalir lembut, menerbangkan beberapa helai anak rambutnya yang tidak terkuncir dengan baik. Kesegaran angin masuk lewat pori-pori tangan dan lehernya yang tidak tertutupi. Saat Won Seok terpaku oleh pemandangan sungai Han yang tenang dan jernih, Hye Jin memilih objek pemandangannya sendiri. Kedua matanya terpaku menatap lirih ketika anak-anak kecil berlarian di dekatnya. Tubuh kecil mereka dengan celana levis selutut, mengantar kedua kaki mereka berlari saat bermain layang-layang di taman tersebut. Senyuman mereka merekah luas saat layang-layang berbentuk segi empat dan segi lima itu terbang tinggi di angkasa. Tawa mereka saat melihat angin mengarahkan layangan ke arah yang lebih jauh, menjadi melodi yang mengantarkan Hye Jin untuk berkelana lebih jauh ke dalam alam bawah sadarnya. Dia rehat sejenak dari penatnya urusan dun

    Last Updated : 2022-01-06

Latest chapter

  • Secret Of The "Black"   29. Secret About Lee Hyekyung

    Hye Jin terpaku menatap kopi susu yang tersuguh di cangkir kecil terbuat dari keramik mahal. Matanya tak bergeming melihat minuman berkafein itu, belum ada niatan untuk menikmatinya walau aroma kopi itu terus menggodanya.Sebelum duduk di sofa mahal berbahan polyester berwarna cokelat tua itu, dirinya harus berhadapan dengan Ha Ra yang menyerangnya dengan tatapan heran sekaligus iri. Bagaimana tidak? Saat ini Hye Jin berada di sebuah ruangan besar yang digunakan untuk pertemuan para investor perusahaan tersebut. Ha Ra tidak pernah berada di sana, tentu saja jiwanya memanas saat tahu Hye Jin dipanggil ke sana.Gadis itu termenung bersama orang-orang yang jarang ia lihat sebelumnya, entah siapa yang sedang mereka tunggu di sana. Ia hanya terdiam tanpa alasan yang jelas. Berkali-kali diliriknya arloji hitam yang melingkar di pergelangan sebelah kanan, 20 menit terbuang percuma dan gadis itu menyesalinya.Saat dirasa waktu berharganya terbuang percuma, gadis itu memutuskan untuk bangkit da

  • Secret Of The "Black"   28. Without You

    Tubuh yang lelah memaksa untuk segera diistirahatkan, kedua mata harus dipejamkan, langkah semakin tidak karuan, rasa kantuk melumpuhkan segalanya. Dari kejauhan cahaya terang yang menerangi teras rumah terlihat jelas, tetapi semua lampu di dalam rumah padam. Hye Jin membuka daun pintu perlahan, tanpa menimbulkan suara.Gadis itu melirik ke arah sofa saat kedua kakinya sampai di ruang tamu yang gelap gulita. Lampu-lampu yang padam itu sengaja dibiarkan mati, hanya sorot cahaya bulan dari jendela yang menerangi beberapa titik di dalam rumah tersebut.Seseorang tengah tertidur di atas sofa, begitu lelap sampai dengkurannya menggelitik telinga. Kedua tangannya menyangga kepala, sebagai alas tidurnya di sofa. Kerutan-kerutan tampak jelas di wajahnya, begitupun rasa lelah.Hye Jin melangkah perlahan mendekati sofa, ia duduk di lantai sambil menatap sosok yang terlelap di sana. Dengkuran yang keras membuatnya terenyuh, wajah pucat dan kerutan yang jelas membuatnya tidak bergeming dari sana.

  • Secret Of The "Black"   27. Thinking About You

    Cokelat panas tersuguh di atas meja bercat putih, kepulan panas terlihat jelas di udara. Cokelat cair adalah minuman yang tepat untuk dinikmati saat rintikan hujan mengguyur kota. Namun, pemiliknya belum ingin menikmati. Ia membiarkan cokelat hangat itu tidak tersentuh.Hye Jin menatap rintikan hujan lewat jendela yang terbuka lebar, udara dingin menyapa kulit wajahnya dengan lembut. Air hujan yang segar membasahi aspal. Suara hujan menjadi melodi penenang untuk pikiran gadis itu, seketika ia terhipnotis ke dalam suasananya. Tubuhnya terbalut kaus tipis berlengan pendek, membiarkan hawa dingin dari luar bersatu dengan dingin AC menembus kulit halusnya hingga ke tulang. Hawa dingin tidak terasa berlebihan, seakan kulitnya sudah kebal.Hujan selalu menjadi hal yang istimewa, orang-orang menangis saat hujan tidak kunjung turun. Kebanyakan orang sering menanti kehadiran hujan. Pada zaman kerajaan Georyeo, orang-orang di sana melakukan upacara untuk meminta hujan. Mereka berbaris di jalanan

  • Secret Of The "Black"   26. Bad Situation

    Park Hye Jin berjalan di lobi dengan mulut yang tak berhenti menguap, kedua matanya berkaca-kaca setiap kali selesai menguap lebar seperti kuda nil. Sepasang netra yang masih dipenuhi kotoran di sudut-sudutnya, wajah kusam berkerut, serta kantung mata yang membesar hasil dari begadang tadi malam.Ia mengikat rambut panjangnya yang kusut agar tidak menghalangi pemandangan, tetapi hal itu malah membuat sepasang telinganya mendengar ujaran-ujaran mengusik di pagi hari. Tatapan-tatapan yang dapat didengar, bisikan-bisikan yang mengarah padanya, seketika membuat gadis itu tidak nyaman.Suara bisikan saling bersahutan, bertukar kata dan hujatan. Mereka membicarakan, seakan sudah paling benar, mereka menatap seakan pendapatnya sudah terbukti oleh fakta-fakta yang ada. Dalam pikiran mereka, hanyalah sebuah informasi dari satu sisi yang tak mereka ketahui kebenarannya.Hye Jin menatap kosong ke arah angka berwarna merah yang terteras di atas lift. Ia menyunggingkan sebelah bibirnya, mentertawa

  • Secret Of The "Black"   25. Breaking News

    Kedua mata Hye Jin terpaku pada situasi di luar hotel yang tersuguh di hadapannya, ketika ia bersandar di dinding dekat jendela kaca yang besar. Beberapa petugas kepolisian masih berjaga dengan posisi yang agak santai. Dong Joon yang berdiri di hadapan gadis itu, ikut menjatuhkan pandangannya pada posisi yang sama. Hening, keduanya tidak bertukar komentar akan situasi yang masih kacau.Kedua kaki Hye Jin tidak berhenti digesekkan ke lantai, sudah 30 menit dan rasa bosan mulai menggerogoti tubuhnya. Dia tidak berhenti melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, perkiraannya sudah berkali-kali salah. “Apa dia melakukan pekerjaan tambahan?” tanyanya heran.Terang bulan akan segera meredup, Hye Jin bertekad akan menyelesaikan berita hari ini sebelum matahari terbit. Waktunya hanya tinggal lima jam sebelum bertegur sapa dengan fajar. Gadis itu menundukkan kepalanya, menahan kantuk yang menusuk kedua mata. Hingga netranya menangkap langkah kaki yang mendekat, seketika kepa

  • Secret Of The "Black"   24. Start

    Musim semi diawali dengan insiden-insiden para aktris muda yang sedang menginjak popularitas di atas namanya. Semua orang sibuk mencari fakta di balik insiden seorang artis muda yang menyetir ketika mabuk, hingga menabrak pembatas jalan. Perusahaan pers manapun berlomba-lomba agar dapat memberitakan insiden itu secara eksklusif. Ketika yang lain sibuk dengan panggilan telepon dengan narasumber, atau sibuk merangkai kata untuk artikel yang akan dirilis, Hye Jin tetap terlihat tenang di tempatnya sambil mencuri pandang ke arah ponsel lewat ekor matanya.Sesekali gadis itu melihat ke arah pimpinannya yang tetap tenang mengurus berita-berita yang memanas tentang para artis dan kehidupan penuh dramanya. Keresahan membuat tangannya tidak bisa diam, ia terus mengetuk-ngetuk meja dengan pulpen di tangannya. Hye Jin dengan keresahannya menunggu, sedangkan Dong Joon terdiam di balik mejanya sambil membaca asal artikel-artikel karya seniornya yang masih dimuat di media.Ketika ketukan pulpen yan

  • Secret Of The "Black"   23. Can We Start It?

    BibimTen sebuah restoran bergaya klasik di pingguran jalan kota metropolitan tidak pernah sepi dari para pelanggan yang mayoritas adalah pekerja kantoran. Diapit dua perusahaan besar – perusahaan ponsel dan F&B – menjadikan tempat tersebut persinggahan di kala tubuh membutuhkan asupan energi untuk bekerja hingga larut malam, dan makanan di penghujung hari untuk melepas penat setelah seharian bekerja. Setelah diwariskan kepada generasi ketiga, bibimbab dengan bumbu hingga saus yang khas tidak pernah kehilangan cita rasa aslinya. Setelah disapa oleh dua orang pelayan yang berada di bar depan, Hye Jin dan Won Seok menjatuhkan tubuh pada kursi yang dekat dengan dinding kaca, sehingga mereka bisa menikmati hiruk-pikuk kehidupan kota yang sibuk. Memandangi manusia-manusia yang berlalu-lalang di sepanjang trotoar itu, adalah hal yang paling menyenangkan bagi Hye Jin, dan Won Seok menyadari itu. Hye Jin menyangga dagunya, memusatkan sepasang netranya pada setiap langkah manusia di luar sana.

  • Secret Of The "Black"   22. Like a Father

    Hye Jin berdiri di depan kantor kepolisian daerah Sangpo-Seoul yang terletak jauh dari kantornya. Hari ini ia sengaja pergi ke sana untuk makan malam bersama sang kekasih. Namun, saat waktu makan malam telah tiba, pria itu belum kembali dari patrolinya. Di bawah terang bulan yang menyinari pijakannya, Hye Jin bersandar pada dinding menunggu prianya datang. Kedua matanya terpaku menatap bunga Mugunghwa yang sedang mekar begitu indah. Ya, bulan Juli sampai Oktober memang waktu yang tepat bagi bunga tangguh itu untuk mekar dengan indah. Bunga dengan warna merah muda bercampur putih yang menawan, melambangkan kekuatan. Sempat terlintas dalam benaknya untuk tumbuh seperti bunga tersebut, tahan dari segala serangan penyakit dan serangga. Ia ingin tumbuh sebagai gadis yang kuat dan tahan dari segala serangan dan cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya. Bunga Mugunghwa penuh dengan sejarah, dan dicintai oleh masyarakat Korea Selatan. Walau Hye Jin bukan sepenuhnya berdarah Korea Sel

  • Secret Of The "Black"   21. Song Ri Jin

    Hye Jin berkali-kali melirik jam digital yang terpampang di layar ponselnya, waktu terus berjalan cepat ketika dirinya harus terjebak pada kemacetan lalu lintas. Ketika dirinya mengkhawatirkan waktu yang terbuang, argo taksi pun terus berjalan, sehingga kegelisahan dalam dirinya bertengkar dan memaksanya untuk berlari saja. Gadis itu pun memilih untuk turun dari taksi yang dibayarnya dengan harga cukup mahal, walau jarak yang ditempuh belum terlalu jauh dari rumahnya. Dengan sepasang sandal jepit tipis, kedua kakinya berlari cepat menulusuri trotoar panjang ketika barisan mobil-mobil mewah beradu suara klakson. Aroma masam dari tubuhnya dibiarkan mengudara. Panggilan telepon dari rumah sakit memaksanya untuk bangkit dari tempat tidurnya tanpa mengkhawatirkan aroma tubuh, pakaian, bahkan sepasang sandal yang ternyata baru ia sadari berbeda warna ketika menjatuhkan tubuhnya di dalam taksi. Gadis itu menelusuri lorong rumah sakit dengan langkah yang cepat, mengabaikan tatapan orang yan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status