Home / All / Secret Of The "Black" / 16. Han River

Share

16. Han River

last update Last Updated: 2022-01-06 22:10:27

Kehangatan yang mengalir ke seluruh tubuh Hye Jin lewat genggaman sang kekasih, membuatnya tidak berhenti tersenyum tenang. Udara yang mengalir lembut, menerbangkan beberapa helai anak rambutnya yang tidak terkuncir dengan baik. Kesegaran angin masuk lewat pori-pori tangan dan lehernya yang tidak tertutupi.

Saat Won Seok terpaku oleh pemandangan sungai Han yang tenang dan jernih, Hye Jin memilih objek pemandangannya sendiri. Kedua matanya terpaku menatap lirih ketika anak-anak kecil berlarian di dekatnya. Tubuh kecil mereka dengan celana levis selutut, mengantar kedua kaki mereka berlari saat bermain layang-layang di taman tersebut. Senyuman mereka merekah luas saat layang-layang berbentuk segi empat dan segi lima itu terbang tinggi di angkasa.

Tawa mereka saat melihat angin mengarahkan layangan ke arah yang lebih jauh, menjadi melodi yang mengantarkan Hye Jin untuk berkelana lebih jauh ke dalam alam bawah sadarnya. Dia rehat sejenak dari penatnya urusan dun

Adinda Destiana Zein

Hai para pembaca setia cerita Secret of The "Black" semoga kalian semua tetap setia mengikuti cerita ini sampai selesai ya. Jangan lupa berlangganan buku ini agar saat saya up part baru kalian tidak ketinggalan. Dan jangan lupa berikan dukungan dan komentar untuk cerita ini yaaaa. Terima kasih banyak untuk kalian semua. salam cinta yang hangat.

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Secret Of The "Black"   17. Secret of Kim Jae Ha

    Sebuah pigura menggambarkan satu keluarga yang terlihat bahagia. Senyuman terukir di bibir kedua anak perempuan yang berdiri berdampingan dengan rambut panjang dikuncir dua. Di sisi kanan berdiri seorang pria bertubuh kekar dengan setelan jas hitam menutupi otot besarnya, serta di sisi kiri terdapat seorang wanita tinggi semampai dengan rambut pendek sebahu. Tidak tampak senyuman yang terukir di bibir dua orang dewasa tersebut. Hye Jin menghela napas panjang saat melangkah mendekati pigura yang tidak pernah dibersihkan olehnya hingga debu halus dan kasar memenuhi seluruh bagian pada bingkai tersebut. Ia meremas tali tas yang masih terselempang di bahunya, melampiaskan amarah, rindu, kesedihan yang berkecamuk dalam dirinya. Kata-kata rindu tersendat di tenggorokannya, terkalahkan oleh kata “kenapa?” yang memenuhi pikirannya. Merindukan seseorang memang menyiksa, tetapi ketika rindu dan benci menjadi satu, akan terasa lebih menyakitkan. Sebisa mungkin gadis itu menahan

    Last Updated : 2022-02-03
  • Secret Of The "Black"   18. Never Give Up

    Sepasang sepatu Fila putih mengunci kedua mata Hye Jin selama beberapa menit, rasanya tidak sering ia mengenakan sepatu yang dibelinya dengan potongan harga itu, tetapi kakinya terasa sesak terjebak di sana.Detak jarum jam terdengar sayup-sayup, dengungan kecil mirip suara nyamuk mendominasi indra pendengarannya ketika cahaya pagi menyeruak masuk lewat jendela. Saat kedua kakinya terhimpit di dalam sepatu kecil, gadis itu lebih mengkhawatirkan kesehatan telinganya saat ini.Di atas lantai putih yang setiap hari disapu dan dipel oleh petugas kebersihan, Hye Jin membayangkan ribuan alphabet warna-warni jatuh satu persatu setelah tertolak oleh indra pendengarannya yang terlalu malas mendengar ocehan.Dia berdiri santai sambil melipat kedua tangannya di belakang punggung, telinganya memang terbuka lebar, tetapi bukan berarti setiap kalimat dapat diterima. Tidak masuk kuping kiri keluar di kuping kanan, setiap kalimat yang keluar bersama air liur itu bahkan

    Last Updated : 2022-03-10
  • Secret Of The "Black"   19. My Mind

    Hye Jin menjatuhkan tubuh di salah satu kursi empuk berwarna hijau, disusul dengan Dong Joon setelah sibuk mempersiapkan laptop dan kameranya. Di bagian belakang dari deretan kursi-kursi tersebut, para wartawan dengan kamera masing-masing sedang bersiap-siap mengarahkan kamera mereka ke setiap sudut dalam ruangan tersebut, hingga berpusat pada satu titik yaitu mimbar yang berada paling depan.Suara kamera ditemani cahaya lampu yang menyorot, saling bersahutan dengan nada dari jemari di atas keyboard laptop. Setiap gerakan tidak boleh terlepas dari lensa kamera para wartawan, sedangkan setiap kata yang keluar dari narasumber tidak boleh ketinggalan dari para incaran penulis berita. Di dalam aula besar dari hotel berbintang lima yang berdiri di pertengahan kota metropolitan Gangnam-Seoul. Hye Jin dan anggota pers lainnya bersatu untuk menyajikan berita bagi masyarakat.Setelah 15 menit acara dibuka oleh seorang pembawa acara berjas hitam, satu persatu para pemai

    Last Updated : 2022-04-18
  • Secret Of The "Black"   20. Her

    Hye Jin menggigiti kuku ibu jarinya sambil menatap layar ponsel yang menunjukkan artikel tentang basemen di Seoul dan sekitarnya. Setelah merasa tidak yakin dengan satu artikel, ia pergi ke artikel lain, dan kegiatan itu terus berulang hingga 20 menit. Tidak ada satu pun basemen yang ia yakini akan menjadi tempat pertemuan Jae Ha dan pria misterius itu. Gadis itu meletakkan kepalanya di atas setir, membayangkan hal-hal yang belum tentu terjadi. Tatapannya kosong, menatap jauh pada lorong basemen yang hening. Suara ban mobil berdecit di sekitarnya, satu persatu meninggalkan basemen tersebut, ia belum juga mendapatkan jawaban. Setelah membuang waktunya cukup lama, Hye Jin memutuskan untuk mengendarai mobilnya menuju basemen yang terlintas di otaknya. Dengan kecepatan penuh, ia melewati jalan yang lengang. Gadis itu berbelok di pertigaan akhir, hingga sampai di basemen Xyentertainment. Kedua matanya berkelana mencari mobil Ferrari merah milik Jae Ha, di antara puluhan mobil mewah lainn

    Last Updated : 2022-05-01
  • Secret Of The "Black"   21. Song Ri Jin

    Hye Jin berkali-kali melirik jam digital yang terpampang di layar ponselnya, waktu terus berjalan cepat ketika dirinya harus terjebak pada kemacetan lalu lintas. Ketika dirinya mengkhawatirkan waktu yang terbuang, argo taksi pun terus berjalan, sehingga kegelisahan dalam dirinya bertengkar dan memaksanya untuk berlari saja. Gadis itu pun memilih untuk turun dari taksi yang dibayarnya dengan harga cukup mahal, walau jarak yang ditempuh belum terlalu jauh dari rumahnya. Dengan sepasang sandal jepit tipis, kedua kakinya berlari cepat menulusuri trotoar panjang ketika barisan mobil-mobil mewah beradu suara klakson. Aroma masam dari tubuhnya dibiarkan mengudara. Panggilan telepon dari rumah sakit memaksanya untuk bangkit dari tempat tidurnya tanpa mengkhawatirkan aroma tubuh, pakaian, bahkan sepasang sandal yang ternyata baru ia sadari berbeda warna ketika menjatuhkan tubuhnya di dalam taksi. Gadis itu menelusuri lorong rumah sakit dengan langkah yang cepat, mengabaikan tatapan orang yan

    Last Updated : 2022-07-24
  • Secret Of The "Black"   22. Like a Father

    Hye Jin berdiri di depan kantor kepolisian daerah Sangpo-Seoul yang terletak jauh dari kantornya. Hari ini ia sengaja pergi ke sana untuk makan malam bersama sang kekasih. Namun, saat waktu makan malam telah tiba, pria itu belum kembali dari patrolinya. Di bawah terang bulan yang menyinari pijakannya, Hye Jin bersandar pada dinding menunggu prianya datang. Kedua matanya terpaku menatap bunga Mugunghwa yang sedang mekar begitu indah. Ya, bulan Juli sampai Oktober memang waktu yang tepat bagi bunga tangguh itu untuk mekar dengan indah. Bunga dengan warna merah muda bercampur putih yang menawan, melambangkan kekuatan. Sempat terlintas dalam benaknya untuk tumbuh seperti bunga tersebut, tahan dari segala serangan penyakit dan serangga. Ia ingin tumbuh sebagai gadis yang kuat dan tahan dari segala serangan dan cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya. Bunga Mugunghwa penuh dengan sejarah, dan dicintai oleh masyarakat Korea Selatan. Walau Hye Jin bukan sepenuhnya berdarah Korea Sel

    Last Updated : 2022-08-11
  • Secret Of The "Black"   23. Can We Start It?

    BibimTen sebuah restoran bergaya klasik di pingguran jalan kota metropolitan tidak pernah sepi dari para pelanggan yang mayoritas adalah pekerja kantoran. Diapit dua perusahaan besar – perusahaan ponsel dan F&B – menjadikan tempat tersebut persinggahan di kala tubuh membutuhkan asupan energi untuk bekerja hingga larut malam, dan makanan di penghujung hari untuk melepas penat setelah seharian bekerja. Setelah diwariskan kepada generasi ketiga, bibimbab dengan bumbu hingga saus yang khas tidak pernah kehilangan cita rasa aslinya. Setelah disapa oleh dua orang pelayan yang berada di bar depan, Hye Jin dan Won Seok menjatuhkan tubuh pada kursi yang dekat dengan dinding kaca, sehingga mereka bisa menikmati hiruk-pikuk kehidupan kota yang sibuk. Memandangi manusia-manusia yang berlalu-lalang di sepanjang trotoar itu, adalah hal yang paling menyenangkan bagi Hye Jin, dan Won Seok menyadari itu. Hye Jin menyangga dagunya, memusatkan sepasang netranya pada setiap langkah manusia di luar sana.

    Last Updated : 2022-08-24
  • Secret Of The "Black"   24. Start

    Musim semi diawali dengan insiden-insiden para aktris muda yang sedang menginjak popularitas di atas namanya. Semua orang sibuk mencari fakta di balik insiden seorang artis muda yang menyetir ketika mabuk, hingga menabrak pembatas jalan. Perusahaan pers manapun berlomba-lomba agar dapat memberitakan insiden itu secara eksklusif. Ketika yang lain sibuk dengan panggilan telepon dengan narasumber, atau sibuk merangkai kata untuk artikel yang akan dirilis, Hye Jin tetap terlihat tenang di tempatnya sambil mencuri pandang ke arah ponsel lewat ekor matanya.Sesekali gadis itu melihat ke arah pimpinannya yang tetap tenang mengurus berita-berita yang memanas tentang para artis dan kehidupan penuh dramanya. Keresahan membuat tangannya tidak bisa diam, ia terus mengetuk-ngetuk meja dengan pulpen di tangannya. Hye Jin dengan keresahannya menunggu, sedangkan Dong Joon terdiam di balik mejanya sambil membaca asal artikel-artikel karya seniornya yang masih dimuat di media.Ketika ketukan pulpen yan

    Last Updated : 2022-08-27

Latest chapter

  • Secret Of The "Black"   29. Secret About Lee Hyekyung

    Hye Jin terpaku menatap kopi susu yang tersuguh di cangkir kecil terbuat dari keramik mahal. Matanya tak bergeming melihat minuman berkafein itu, belum ada niatan untuk menikmatinya walau aroma kopi itu terus menggodanya.Sebelum duduk di sofa mahal berbahan polyester berwarna cokelat tua itu, dirinya harus berhadapan dengan Ha Ra yang menyerangnya dengan tatapan heran sekaligus iri. Bagaimana tidak? Saat ini Hye Jin berada di sebuah ruangan besar yang digunakan untuk pertemuan para investor perusahaan tersebut. Ha Ra tidak pernah berada di sana, tentu saja jiwanya memanas saat tahu Hye Jin dipanggil ke sana.Gadis itu termenung bersama orang-orang yang jarang ia lihat sebelumnya, entah siapa yang sedang mereka tunggu di sana. Ia hanya terdiam tanpa alasan yang jelas. Berkali-kali diliriknya arloji hitam yang melingkar di pergelangan sebelah kanan, 20 menit terbuang percuma dan gadis itu menyesalinya.Saat dirasa waktu berharganya terbuang percuma, gadis itu memutuskan untuk bangkit da

  • Secret Of The "Black"   28. Without You

    Tubuh yang lelah memaksa untuk segera diistirahatkan, kedua mata harus dipejamkan, langkah semakin tidak karuan, rasa kantuk melumpuhkan segalanya. Dari kejauhan cahaya terang yang menerangi teras rumah terlihat jelas, tetapi semua lampu di dalam rumah padam. Hye Jin membuka daun pintu perlahan, tanpa menimbulkan suara.Gadis itu melirik ke arah sofa saat kedua kakinya sampai di ruang tamu yang gelap gulita. Lampu-lampu yang padam itu sengaja dibiarkan mati, hanya sorot cahaya bulan dari jendela yang menerangi beberapa titik di dalam rumah tersebut.Seseorang tengah tertidur di atas sofa, begitu lelap sampai dengkurannya menggelitik telinga. Kedua tangannya menyangga kepala, sebagai alas tidurnya di sofa. Kerutan-kerutan tampak jelas di wajahnya, begitupun rasa lelah.Hye Jin melangkah perlahan mendekati sofa, ia duduk di lantai sambil menatap sosok yang terlelap di sana. Dengkuran yang keras membuatnya terenyuh, wajah pucat dan kerutan yang jelas membuatnya tidak bergeming dari sana.

  • Secret Of The "Black"   27. Thinking About You

    Cokelat panas tersuguh di atas meja bercat putih, kepulan panas terlihat jelas di udara. Cokelat cair adalah minuman yang tepat untuk dinikmati saat rintikan hujan mengguyur kota. Namun, pemiliknya belum ingin menikmati. Ia membiarkan cokelat hangat itu tidak tersentuh.Hye Jin menatap rintikan hujan lewat jendela yang terbuka lebar, udara dingin menyapa kulit wajahnya dengan lembut. Air hujan yang segar membasahi aspal. Suara hujan menjadi melodi penenang untuk pikiran gadis itu, seketika ia terhipnotis ke dalam suasananya. Tubuhnya terbalut kaus tipis berlengan pendek, membiarkan hawa dingin dari luar bersatu dengan dingin AC menembus kulit halusnya hingga ke tulang. Hawa dingin tidak terasa berlebihan, seakan kulitnya sudah kebal.Hujan selalu menjadi hal yang istimewa, orang-orang menangis saat hujan tidak kunjung turun. Kebanyakan orang sering menanti kehadiran hujan. Pada zaman kerajaan Georyeo, orang-orang di sana melakukan upacara untuk meminta hujan. Mereka berbaris di jalanan

  • Secret Of The "Black"   26. Bad Situation

    Park Hye Jin berjalan di lobi dengan mulut yang tak berhenti menguap, kedua matanya berkaca-kaca setiap kali selesai menguap lebar seperti kuda nil. Sepasang netra yang masih dipenuhi kotoran di sudut-sudutnya, wajah kusam berkerut, serta kantung mata yang membesar hasil dari begadang tadi malam.Ia mengikat rambut panjangnya yang kusut agar tidak menghalangi pemandangan, tetapi hal itu malah membuat sepasang telinganya mendengar ujaran-ujaran mengusik di pagi hari. Tatapan-tatapan yang dapat didengar, bisikan-bisikan yang mengarah padanya, seketika membuat gadis itu tidak nyaman.Suara bisikan saling bersahutan, bertukar kata dan hujatan. Mereka membicarakan, seakan sudah paling benar, mereka menatap seakan pendapatnya sudah terbukti oleh fakta-fakta yang ada. Dalam pikiran mereka, hanyalah sebuah informasi dari satu sisi yang tak mereka ketahui kebenarannya.Hye Jin menatap kosong ke arah angka berwarna merah yang terteras di atas lift. Ia menyunggingkan sebelah bibirnya, mentertawa

  • Secret Of The "Black"   25. Breaking News

    Kedua mata Hye Jin terpaku pada situasi di luar hotel yang tersuguh di hadapannya, ketika ia bersandar di dinding dekat jendela kaca yang besar. Beberapa petugas kepolisian masih berjaga dengan posisi yang agak santai. Dong Joon yang berdiri di hadapan gadis itu, ikut menjatuhkan pandangannya pada posisi yang sama. Hening, keduanya tidak bertukar komentar akan situasi yang masih kacau.Kedua kaki Hye Jin tidak berhenti digesekkan ke lantai, sudah 30 menit dan rasa bosan mulai menggerogoti tubuhnya. Dia tidak berhenti melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, perkiraannya sudah berkali-kali salah. “Apa dia melakukan pekerjaan tambahan?” tanyanya heran.Terang bulan akan segera meredup, Hye Jin bertekad akan menyelesaikan berita hari ini sebelum matahari terbit. Waktunya hanya tinggal lima jam sebelum bertegur sapa dengan fajar. Gadis itu menundukkan kepalanya, menahan kantuk yang menusuk kedua mata. Hingga netranya menangkap langkah kaki yang mendekat, seketika kepa

  • Secret Of The "Black"   24. Start

    Musim semi diawali dengan insiden-insiden para aktris muda yang sedang menginjak popularitas di atas namanya. Semua orang sibuk mencari fakta di balik insiden seorang artis muda yang menyetir ketika mabuk, hingga menabrak pembatas jalan. Perusahaan pers manapun berlomba-lomba agar dapat memberitakan insiden itu secara eksklusif. Ketika yang lain sibuk dengan panggilan telepon dengan narasumber, atau sibuk merangkai kata untuk artikel yang akan dirilis, Hye Jin tetap terlihat tenang di tempatnya sambil mencuri pandang ke arah ponsel lewat ekor matanya.Sesekali gadis itu melihat ke arah pimpinannya yang tetap tenang mengurus berita-berita yang memanas tentang para artis dan kehidupan penuh dramanya. Keresahan membuat tangannya tidak bisa diam, ia terus mengetuk-ngetuk meja dengan pulpen di tangannya. Hye Jin dengan keresahannya menunggu, sedangkan Dong Joon terdiam di balik mejanya sambil membaca asal artikel-artikel karya seniornya yang masih dimuat di media.Ketika ketukan pulpen yan

  • Secret Of The "Black"   23. Can We Start It?

    BibimTen sebuah restoran bergaya klasik di pingguran jalan kota metropolitan tidak pernah sepi dari para pelanggan yang mayoritas adalah pekerja kantoran. Diapit dua perusahaan besar – perusahaan ponsel dan F&B – menjadikan tempat tersebut persinggahan di kala tubuh membutuhkan asupan energi untuk bekerja hingga larut malam, dan makanan di penghujung hari untuk melepas penat setelah seharian bekerja. Setelah diwariskan kepada generasi ketiga, bibimbab dengan bumbu hingga saus yang khas tidak pernah kehilangan cita rasa aslinya. Setelah disapa oleh dua orang pelayan yang berada di bar depan, Hye Jin dan Won Seok menjatuhkan tubuh pada kursi yang dekat dengan dinding kaca, sehingga mereka bisa menikmati hiruk-pikuk kehidupan kota yang sibuk. Memandangi manusia-manusia yang berlalu-lalang di sepanjang trotoar itu, adalah hal yang paling menyenangkan bagi Hye Jin, dan Won Seok menyadari itu. Hye Jin menyangga dagunya, memusatkan sepasang netranya pada setiap langkah manusia di luar sana.

  • Secret Of The "Black"   22. Like a Father

    Hye Jin berdiri di depan kantor kepolisian daerah Sangpo-Seoul yang terletak jauh dari kantornya. Hari ini ia sengaja pergi ke sana untuk makan malam bersama sang kekasih. Namun, saat waktu makan malam telah tiba, pria itu belum kembali dari patrolinya. Di bawah terang bulan yang menyinari pijakannya, Hye Jin bersandar pada dinding menunggu prianya datang. Kedua matanya terpaku menatap bunga Mugunghwa yang sedang mekar begitu indah. Ya, bulan Juli sampai Oktober memang waktu yang tepat bagi bunga tangguh itu untuk mekar dengan indah. Bunga dengan warna merah muda bercampur putih yang menawan, melambangkan kekuatan. Sempat terlintas dalam benaknya untuk tumbuh seperti bunga tersebut, tahan dari segala serangan penyakit dan serangga. Ia ingin tumbuh sebagai gadis yang kuat dan tahan dari segala serangan dan cobaan yang datang silih berganti dalam hidupnya. Bunga Mugunghwa penuh dengan sejarah, dan dicintai oleh masyarakat Korea Selatan. Walau Hye Jin bukan sepenuhnya berdarah Korea Sel

  • Secret Of The "Black"   21. Song Ri Jin

    Hye Jin berkali-kali melirik jam digital yang terpampang di layar ponselnya, waktu terus berjalan cepat ketika dirinya harus terjebak pada kemacetan lalu lintas. Ketika dirinya mengkhawatirkan waktu yang terbuang, argo taksi pun terus berjalan, sehingga kegelisahan dalam dirinya bertengkar dan memaksanya untuk berlari saja. Gadis itu pun memilih untuk turun dari taksi yang dibayarnya dengan harga cukup mahal, walau jarak yang ditempuh belum terlalu jauh dari rumahnya. Dengan sepasang sandal jepit tipis, kedua kakinya berlari cepat menulusuri trotoar panjang ketika barisan mobil-mobil mewah beradu suara klakson. Aroma masam dari tubuhnya dibiarkan mengudara. Panggilan telepon dari rumah sakit memaksanya untuk bangkit dari tempat tidurnya tanpa mengkhawatirkan aroma tubuh, pakaian, bahkan sepasang sandal yang ternyata baru ia sadari berbeda warna ketika menjatuhkan tubuhnya di dalam taksi. Gadis itu menelusuri lorong rumah sakit dengan langkah yang cepat, mengabaikan tatapan orang yan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status