Share

Part 22

Author: Nur Cahaya
last update Last Updated: 2022-03-08 13:30:10

        Devan telah mengenakkan seragamnya. Setelah semalaman anak itu membuat Nathan kelimpungan, sekarang anak itu terlihat begitu bersemangat untuk bersekolah. Walaupun wajahnya masih nampak sedikit pucat, namun anak itu terlihat begitu sehat dengan keaktifannya.

       Nathan menatap Devan khawatir. Sebenarnya, ia melarang putra semata wayangnya itu untuk bersekolah. Akan tetapi anak itu tetap kekeuh bahwa ia akan tetap pergi ke sekolah. Mendengar rengekan terus menerus Devan, terpaksa Nathan mengabulkan permintaan Devan. Daripada membuat anak itu terus merengek layaknya sebuah kereta butut.

"Papa, ayo cepat. Devan tidak mau terlambat hanya karena keleletan Papa!" Ucap Devan kesal.

"Serius kamu mau berangkat ke sekolah? Besok saja ya. Papa temani kamu di rumah. Bagaimana?" Tanya Nathan.

"Atau mau ditemani kakek?" Sahut Dimas.

"Tidak mau

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Second Love   Part 23

    Nathan menyelurusi lorong demi lorong dengan tergesa. Ia tak sabar untuk mengetahui kondisi anaknya. Jantungnya sudah berdegup sejak tadi, semakin berdegup karena ia berlari terlalu cepat. Nathan sedikit bisa bernafas lega saat melihat tulisan "UKS" sudah berada di depan matanya. Dengan segera, Nat membuka pintu itu. Ia melihat Clara yang masih mengelus rambut lepek Devan yang masih belum sadarkan diri."Clara, bagaimana keadaan Devan?" Tanya Nathan."Devan belum sadar dari tadi Pak. Makanya saya telefon Bapak. Saya sudah berusaha membangunkannya, tapi semua usaha saya sia-sia. Saya juga tidak bisa meminta bantuan pada guru, karena mereka semua sedang rapat. Mungkin karena mereka tahu, kalau Devan sudah ada yang menjaganya." Jelas Clara."Terimakasih sudah menjaga Devan. Kalau begitu, saya akan membawa Devan ke rumah sakit. Apakah kamu ingin ikut

    Last Updated : 2022-03-09
  • Second Love   Part 24

    Nathan tersenyum gemas saat melihat Clara tersenyum malu-malu. Clara terlihat menggemaskan jika tersenyum seperti itu. Hal itu membuat jantung Nathan seperti lari marathon. Berdetak cepat sekali. Apa mungkin Clara telah membuatnya jatuh hari terhadapnya. Entahlah, biarlah waktu yang menjawabnya. Devan mulai membuka matanya. Ia melihat dua orang yang terpaut jauh usianya berada di depan matanya. Ia yakin, salah satu orang itu adalah Papanya. Tapi, satu orang yang hampir membuatnya tidak percaya adalah sosok perempuan yang ada di samping ayahnya. Setelah mengetahui sosok yang ada di samping papanya, Devan langsung membuka matanya lebar-lebar. Ia tidak menghiraukan rasa pusing yang menjalar pada kepalanya saat ia membuka mata. "Mama? Mama ada disini? Tuhan, apakah ini mimpi? Jika ini mimpi, aku tidak mau terbangun kembali." Ucap Devan pada dirinya sendiri.

    Last Updated : 2022-03-09
  • Second Love   Part 25

    Clara mendengus kesal saat namanya disebut-sebut oleh Alvin dan Nathan. Ia tidak suka jika namanya disebut-sebut seperti itu. Ia tidak begitu jelas mendengar apa yang mereka katakan. Akan tetapi,ia tahu betul jika mereka sedang membicarakan mereka. Clara menatap Alvin dan Nathan tidak suka. Hal itu membuat orang yang ditatap mengernyit heran."Ada apa?" Tanya Alvin pada Clara."Kalian ngomongin aku ya? Jika membicarakan orang itu di depan orangnya langsung. Yang keras, jangan bisik-bisik seperti orang yang kena typus." Ucap Clara kesal."Lho, memangnya kami membicarakan tentang kamu? Kamu saja yang memiliki kepedean tingkat dewa." Jawab Alvin dengan nada bercanda."Kata siapa? Aku bisa mendengarkannya sendiri kalau kalian membicarakanku! Kalian tidak membicarakan yang tidak-tidak kan?""Kami tidak membicarakan hal yang tidak-tidak tentang a

    Last Updated : 2022-03-10
  • Second Love   Part 26

    Devan baru saja bangun dari tidurnya. Ia mencari keberadaan sang papa. Ia panik saat tak melihat batang hidung papanya. Devan takut sendirian. Ia bukan anak lelaki pemberani yang bisa melakukan semuanya sendiri saat ia ditinggal sendirian. Ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri berusaha mencari keberadaan papanya. Devan panik saat tak ada seorang pun yang ada di dalam ruang rawatnya. Ia takut jika mengalami seperti yang ia lihat di televisi. Saat ada seseorang sendiri, banyak sekali hantu yang mengintip. Saking takutnya, Devan sampai merinding sendiri. Ia ketakutan, ruangannya begitu sepi dan mencekam. Tidak ada suara sama sekali."PAPAAAAAA!!!!!!" Teriak Devan ketakutan. Nathan yang masih berada di luar ruangan Devan kalut. Anaknya berteriak begitu keras. Dengan segera ia berlari menuju ke ruangan sang anak. Benar saja,

    Last Updated : 2022-03-10
  • Second Love   Part 27

    Clara memasuki rumah Nathan dengan canggung. Ini kedua kalinya Clara memasuki rumah Nathan. Namun, Clara masih berdecak kagum saat memasuki kediaman Nathan. Suasananya masih sama seperti saat ia datang pertama kali. Ia menatap Nathan yang membawa Devan dalam gendongannya. Sebenarnya, Devan belum diperbolehkan pulang. Namun, anak itu terus menerus merengek agar segera pulang. Berakhir sang dokter mengabulkan keinginan Devan karena anak itu menangis kencang sekali. Nathan segera membawa Devan ke dalam kamarnya. Disusul oleh Clara yang terus mengekori Nathan di belakangnya. Tidak tahu kenapa Clara melakukan itu. Yang jelas ia tidak tahu harus melakukan apa di rumah sebesar ini. Lagipula, ia belum terlalu mengenali Nathan. Jadi, ia merasa sungkan untuk melakukan apa yang ia inginkan."Kenapa kamu mengikuti saya?" Tanya Nathan sembari merebahkan Devan."Tida

    Last Updated : 2022-03-11
  • Second Love   Part 28

    Clara hanya terus mengangguk-anggukkan kepalanya saat Dimas terus saja bercerita. Jujur, ia sudah bosan mendengar celotehan dari pria itu. Jika ia tidak ingat tentang sopan santun, mungkin ia sudah menyuruh pria itu berhenti berbicara. Namun, ia segera sadar. Ia hanyalah orang yang sedang menumpang disini. Ia tidak memiliki kuasa sedikitpun untuk menyuruh pria itu segera menutup mulutnya. Nathan pun sama. Ia sudah beberapa kali menguap lebar. Ia sangat mengantuk mendengar cerita dari Dimas. Ia beberapa kali melirik jam, menghitung berapa lama Dimas berceloteh. Jika Nathan menyela, mungkin Dimas akan marah besar kepadanya. Dima merupakan type orang yang tidak suka disela.".... Jadi seperti itu." Final Dimas. Clara bisa bernafas lega. Setelah telinganya panas karena mendengar cerita dari Dimas, akhirnya ia bisa terlepas dari suara celotehan i

    Last Updated : 2022-03-11
  • Second Love   Part 29

    Clara langsung merebahkan tubuhnya pada ranjang berukuran sedang milik Devan. Ia sudah tidak memperdulikan dimana tempat ia berada. Yang ia fikirkan hanyalah bagaimana ia bisa memejamkan matanya dengan nyaman. Clara langsung memeluk Devan yang berada disampingnya. Ia merasakan rasa hangat yang masih menjalar pada tubuh anak itu. Berharap, dengan mendapatkan pelukannya Devan bisa lebih baikan. Hati Devan sorak bergembira. Tanpa meminta pun, Clara sudah memeluknya dengan senang hati. Ia tidak menyangka jika Clara akan mudah luluh hanya karena ia sedang sakit. Devan yakin, jika dalam posisi sehat, Clara akan sulit untuk memeluknya. Mendapat kesempatan emas, Devan balik memeluk tubuh Clara dengan erat. Ia senang sekali hari ini. Jika sakit bisa dipeluk Mama, Devan rela jika setiap hari merasakan sakit.  

    Last Updated : 2022-03-11
  • Second Love   Part 30

    Clara baru saja bangun dari tidurnya. Ia merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal. Ia melihat Devan yang masih terlelap. Sepertinya tidur anak itu begitu lelap, sampai-sampai ia tidak menyadari pergerakannya sedikitpun. Bahkan, posisi anak itu masih sama seperti sebelumnya. Clara bangkit. Ia, tidak nyaman dengan rasa lengket do tubuhnya. Ia ingin segera membersihkan tubuhnya. Ia harus mencari seseorang. Ya, siapa lagi kalau Nathaniel? Orang itu yang telah membawanya ke tempat ini. Jadi, ia harus bertanggung jawab atas semuanya. Clara memfokuskan pandangannya pada seseorang. Sepertinya itu Nathan. Benar, dugaan Clara tidak salah. Ia adalah Nathan. Ia sedang memfokuskan pandangannya pada sebuah laptop di depannya."Pak Nathan?" Panggil Clara ragu. Nathan sedikit terlonjak. Hampir s

    Last Updated : 2022-03-13

Latest chapter

  • Second Love   EPILOG

    Clara pusing. Ia mengelus perutnya yang membesar. Ia terus mengomeli anak-anaknya yang berlari kesana kemari tak tentu arah. Rey dan Raka, si kembar berusia lima tahun yang masih Nakal-nakalnya. Clara sampai tidak tahu bagaimana mengatasi mereka. Bi Inah sedang pulang kampung, jadi tidak ada seorang pun yang menjaga Clara untuk menjaga anak-anaknya."Rey. Jangan lari-lari. Nanti terjatuh.""Raka. Jangan sentuh benda itu! Itu berbahaya, nanti pecah!""Rey! Mama bilang jangan lari-lari. Ya Tuhan, kenapa mereka bandel sekali." Nathan mendudukkan dirinya sendiri pada sofa miliknya. Ia terlanjur kesal dengan kedua putranya. Entah aoa kesalahannya sampai ia memiliki anak senakal ini. Padahal seingatnya, ia adalah seorang anak yang penurut saat kecil. Ia jadi berfikir, apa Nathan sewaktu kecil memang senakal ini?"Istirahatlah. Kamu pasti l

  • Second Love   Part 97

    Tiga bulan sudah berlalu. Perut Clara mulai menyembul di balik bajunya. Tubuh Clara juga semakin berisi. Pipinya yang bulat semakin bulat karena ia banyak sekali makan. Nathan jadi sering mencubit pipinya sampai memerah saking gemasnya. Hal itu membuat Clara jadi kesal sendiri. Devan menatap Clara yang masih menikmati camilannya. Ia melihat banyak sekali bungkus yang berserakan di depan Clara. Itu merupakan cemilannya. Tega sekali dia memakan milik Devan. Akan tetapi, Devan berusaha menerima. Ia harus mengingat perkataaUcapathan. Bahwa ia harus menuruti perkataan Clara. Kata Nathan, ini adalah salah satu cara untuk belajar menjadi kakak yang baik. Devan mendekati Clara kemudian duduk di sebelah Clara. Ia menatap Clara yang masih tidak memperdulikan keberadaan Devan. Clara masih terlalu fokus dengan makanannya. Lama menatap Clara makan, membuat Devan ikin mencicipinya juga. Namu

  • Second Love   Part 96

    Clara memasuki rumahnya dengan lesu. Ia masih belum menerima sepenuhnya bayi yang di kandungannya. Clara sudah berusaha, namun apalah daya. Hatinya belum ikhlas sepenuhnya. Bahkan ia melewati Devan begitu saja ketika anak itu hendak menyapanya. Ia tidak menggubris sama sekali akan keberadaan Devan. Devan merasa ada yang janggal. Ia menatap sang ayah guna meminta penjelasan. Sang ayah hanya tersenyum kemudian mengelus rambut Devan lembut. "Mama sedang capek. Makanya tidak sempat menyapa Devan. Devan tidak apa-apa kan?" Ucap Nathan berusaha menghibur Devan. "Tidak apa-apa, Papa. Devan hanya bingung saja. Tidak biasanya Mama seperti itu. Apa Mama capek sekali sampau tidak memperdulikan Devan sama sekali?" "Iya. Mama capek sekali. Apalagi sekarang ada dedek bayi." "Dedek bayi? Dedek bayi siapa? Aku tidak melihat dedek ba

  • Second Love   Part 95

    Clara menatap Wilda tidak suka. Sebenarnya siapa yang salah di sini? Kenapa dia malah menatapnya seperti itu? Bukankah seharusnya Clara yang merasa kesal karena suaminya telah di ganggu olehnya? Ia merutuki wanita yang tidak tahu diri itu. Kenapa dia masih bisa berkeliaran bebas di sini? Seharusnya ia sudah membusuk di penjara."Kenapa menatapku seperti itu? Kamu tidak suka? Aku tidak perduli. Kamu yang salah kenapa kamu yang kesal?" Ucap Clara kesal."Kamu yang salah! Kamu yang telah memasuki ke kehidupan kami tiba-tiba. Seandainya kamu tidak datang mungkin semuanya akan baik-baik saja. Karena kamu, hidupku menjadi hancur." Jawab Clara."Baik-baik saja? Maksudmu, kamu akan tetap mengejar-ngejar Nathan kemudian mengincar harta yang dimiliki oleh Nathan kan?""Tutup mulutmu bocah!""Kenapa? Apa yang aku katakan benar. Ah iya. Pentindak kriminal sepertimi sehar

  • Second Love   Part 94

    Clara ikut dengan Nathan ke kantor. Tiap tahu kenapa, ia selalu menempel dengan Nathan. Ia tidak mau berpisah sedetik pum dengan Nathan. Ia harus mengikuti kemanapun Nathan pergi. Nathan terheran-heran. Ada apa dengan istri kecilnya ini? Kenapa jadi manja sekali? Bahkan, tingkat kemanjaannya melebihi Devan. Ia tidak bisa berbuat apa-apa saat Clara merengek supaya bisa ikut dengannya. Nathan hanya bisa mengelus dadanya sabar saat tingkah Clara semakin menjadi-jadi. Seperti sekarang. Clara mengusir siapapun wanita yang ingin menemui Nathan. Sekalipun itu hanya karyawan maupun cleaning service. Clara akan mengusir mereka dengan cepat. Nathan hanya memijit pelipisnya pelan. Ia pening memikirkan tingkah sang istri. Istrinya ini terlihat begitu aneh. Clara yang biasanya tenang kini menjadi Clara yang yang emosional. Berubah seratus delapan puluh derajat.

  • Second Love   Part 93

    Jovian kesal bukan main. Setelah ia menuntaskan semuanya, ia tidak menerima kabar dari Nathan sama sekali. Untung saja ia berhasil menuntaskannya tanpa jejak. Ia mensyukuri otak cerdasnya yang bisa di andalkan. Seandainya tindakannya di ketahui oleh aparat kepolisian, bisa habis ia karena telah menembak seseorang tanpa izin. Memangnya dia harus izin kemana? Jovian hanya mengirimkan Edgar ke luar negeri saat dirinya belum sadar. Ia menyuruh bawahannya untuk menemani raga Edgar sampai sana. Ia juga memerintahkan bawahannya, supaya Edgar di operasi untuk menghilangkan ingatannya. Ia tidak mau membunuh makhluk itu. Walaupun ia pria berdarah dingin, ia tidak mau mengotori tangan sucinya akibat membunuh Edgar. Jovian memasuki rumahnya dengan lesu. Ia lelah sekali karena mengurus semuanya sendirian. Ia tidak menyangka jika Nathan tega membiarkannya mengurus semuanya sendirian. Mentang-men

  • Second Love   Part 92

    Clara dan Nathan memasuki rumah mereka dengan pelan. Mereka khawatir jika ada yang terganggu oleh kedatangan mereka. Clara menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Suasananya tampak begitu sepi. Mungkin penghuni rumahnya sudah memasuki ke alam mimpinya masing-masing. Clara menghela nafas berat. Ia harus segera mengistirahatkan tubuhnya yang masih terlalu lemas. Ia ingin segera meraih mimpinya seperti yang lain. Namun, impiannya sirna saat mendapati gundukan selimut yang memenuhi tempat tidurnya dan Nathan. Clara tahu siapa sang pelaku. Biasanya, ia akan merasa biasa saja melihat tingkah Devan yang seperti ini. Entah kenapa hari ini Clara merasa sedikit kesal. Mungkin karena ia kelelahan. Ia membalikkan badan Nathan kemudian menatapnya tajam."Kak, pindahkan Devan dari dari kamar kita. Aku tidak mau jika kita harus berbagi ranjang dengan dia." Uc

  • Second Love   Part 91

    Nathan memasuki ruangan Clara dengan hati-hati. Takut jika sang penghuni sedang tertidur. Namun, ia bisa melihat sosok laki-laki yang sedang berada di samping Clara. Ia tahu siapa laki-laki itu. Dia adalah Rafa. Nathan segera menyingkirkan Rafa dari tempat duduknya. Sontak, Rafa langsung jatuh tersungkur jatuh ke lantai akibat tenaga Nathan yang tidak main-main. Rafa menatap Nathan sengit. Baru saja ia memuji Nathan di depan Clara. Sekarang malah mempermalukannya begitu saja."Aduh, Pak. Jika ingin duduk tinggal katakan saja. Jangan seenaknya menyingkirkan saya begitu saja. Memangnya saja barang yang bisa di lempar begitu saja!" Ucap Rafa kesal."Itu memang pantas untukmu. Lagipula wajahmu itu mirip dengan sempak milik Kak Nathan. Ah, bahkan lebih bagusan milik Kak Nathan." Bukan Nathan yang menjawab, tapi Clara."Sudahlah. Lebih baik aku pergi daripada

  • Second Love   Part 90

    Clara mendengus kesal saat mendapati wajah suaminya di mana-mana. Kemanapun ia mengalihkan channel, maka wajah suaminya akan terpampang begitu saja. Ia heran, kenapa Nathan bisa seterkenal itu? Setelah ini, ia akan terpampang di televisi. Ia tidak sabar untuk menjadi terkenal. Ah tidak. Jika di fikir-fikir. Menjadi terkenal bukanlah hal yang mudah. Privasinya akan menjadi konsumsi publik. Seperti sekarang, hubungannya dengan Nathan harus menjadi konsumsi semua orang. Clara bosan. Jika setiap channel berisi tentang suaminya, untuk apa dia menonton televisi. Lebih baik ia mematikannya sekarang juga. Ia lebih suka menatap sang suami di dunia nyata bukan dalam layar kaca. Clara mendengus pelan. Kenapa tak seorang pum yang mengunjunginya. Apakah mereka tidak tahu jika Clara bisa saja mati kebosanan sekarang. Kenapa mereka tidak peka sama sekali sih? &

DMCA.com Protection Status