Home / Pernikahan / Sebuah Kisah Usai Perceraian / Pernyataan Tama dan Rumi

Share

Pernyataan Tama dan Rumi

Author: OptimisNa_12
last update Last Updated: 2022-07-10 07:39:09

#MPS #GN

Part 48 Pernyataan Tama dan Rumi

Tama pun melirik istrinya yang berada di sebelahnya. Mereka berdua terlihat tegang dan juga gugup dalam menjawab pertanyaan mas Abdullah yang terdengar sederhana.

"Mbak Fira kami cuma mau ngasih tau kalau sebenarnya .... " Rumi menahan bicaranya sampai membuatku menatap serius kearahnya.

"Gak usah bertele-tele. Ngomong yang jelas! Kalian 'kan paham kami sedang memperjuangkan nyawa seseorang," tandas mas Sholeh yang mulai menunjukkan ketidaksabarannya. Kakakku ini memang selalu menjadi garda terdepan ketika diriku sedang bermasalah.

Dengan raut wajah yang terlihat ragu Rumi berusaha untuk membuka suara. "Sebenarnya .... "

"Sebenarnya semua yang dikatakan bulik Joko pada kalian itu bohong," ujar Tama memotong ucapan Rumi yang seketika membuat kami terkejut mendengarnya.

"Bohong gimana maksudnya?" tanya mas Abdullah seraya lebih mendekat pada Tama.

"Kami tau, kalau sekarang kalian sedang mencari ibu saya karena tuduhan yang dilontarkan bulik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Menghadap bu Joko

    #MPS #GNPart 49 Menghadap bu JokoNamun karena belum mempunyai bukti yang cukup kuat, maka kami memutuskan untuk mencari tahu dengan menemui bu Joko secara langsung. Tentunya bukan secara blak-blakan melainkan dengan sedikit permainan yang ku pastikan jika bu Joko benar pelakunya, ia takkan bisa berkutik.***Sesampainya di rumah bu Joko, ia sudah bersiap dengan stelan rapinya menunggu kedatangan kami di depan rumah. Namun sayangnya aku dan mas Abdullah memutuskan untuk membatalkan kepergian kami ke Jogja. Kata Tama bu Darmi dan lainnya termasuk Rosi memang pergi namun tidak ke Jogja melainkan ke tempat lain. Dan mobil yang dimaksud bu Joko hanyalah karangan belaka. Sebab bu Darmi sekeluarga pergi menggunakan sepeda motor masing-masing. Ini semua sudah ku tanyakan kepastiannya pada pakde Rudi yang mana ia telah meminta anak buahnya menjaga jalan keluar dari perkampungan ini. "Kok turun?" tanya bu Joko ketika melihatku turun dari mobil dan bukan memintanya untuk masuk. Namun bukann

    Last Updated : 2022-07-12
  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Tuduhan yang membuahkan hasil

    #SKDY Part 50 Tuduhan yang membuahkan hasilNamun jika terbukti benar bu Joko adalah pelakunya aku tak akan memberinya ampun, namun jika tuduhan ini salah, mungkin seumur hidup aku tak berani kembali muncul di hadapannya. "Pelakunya adalah ... Orang yang terbilang cukup dekat denganku," kataku sembari tersenyum tipis pada bu Joko. Menurut mas Abdullah aku memang harus berlagak menekan disetiap perkataan yang ditujukan pada bu Joko agar kami tahu apakah bu Joko menyembunyikan sesuatu dari kami. Dan saran suamiku itu sepertinya membuahkan hasil yang bagus, sebab setiap kalimat yang ku ucapkan pada bu Joko menunjukkan perubahan ekspresi pada wajahnya.Mungkinkah benar bu Joko dalang dibalik penculikan bayiku? "Sayangnya pelakunya belum kami temukan karena dia berhasil kabur. Tapi alhamdulillahnya Alsa sudah ditangan kami sekarang," ujar mas Abdullah yang sejak tadi terdiam. "Oh, syukurlah kalau begitu ... " ujar bu Joko lega. "Apa?" sahutku pura-pura tak mendengar ucapan bu Joko ba

    Last Updated : 2022-07-13
  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Menemukan Alsa

    Aku pun lantas menelepon mas Sholeh guna memintanya untuk sesegera mungkin menyusul kami. Juga berpesan untuk mengajak Arif untuk melanjutkan rencana berikutnya. Sebab, sebelumnya mas Sholeh sudah mengabarkan kalau Arif mau membantu kami bahkan tanpa ancaman sedikit pun. Katanya ia juga ingin membuktikan apakah ibunya itu sampai hati bertindak sejauh ini. Apalagi belakang ini bu Joko sering bepergian sendiri tanpa mau diantar seperti biasanya. Sekarang tinggal aku, mas Abdullah dan Tama kembali beraksi mengejar mobil yang membawa bayi yang ku yakini adalah Alsa. Sementara urusan bu Joko kami menyerahkannya pada mas Sholeh dan lainnya. Semoga saja bu Joko belum pergi sebelum kedatangan mas Sholeh dan Arif ke warung makan tersebut. Mobil berwana hitam tersebut terus melaju menyusuri jalanan menuju kota. Mas Abdullah yang memegang kemudi pun berinisiatif untuk mempercepat lajunya hingga bisa menyalip mobil tersebut. Dan itu adalah hal yang mudah bagi suamiku, sebab aku tahu kemampuann

    Last Updated : 2022-07-16
  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Rencana Sandi

    Sandi pun menjelaskan secara detail rencananya pada kami yang membuatku tercengang. Bagaimana tidak rupanya ia begitu peduli pada kami dengan memastikan Alsa adalah bayi kami yang hilang sekaligus ingin menjebak bu Joko agar mengakui kejahatannya. "Terima kasih." Mas Abdullah mengulurkan tangan kanannya pada Sandi yang kemudian ia sambut uluran tangan tersebut lalu mereka berpelukan. Aku dan Putri pun melakukan hal yang demikian sembari saling melempar senyum. Sebelum memulai rencana Sandi menelepon bu Joko terlebih dahulu guna memastikan keberadaannya masih di warung makan tempat mereka bertemu tadi. Dengan dalih karena ada suatu hal yang akan dibicarakan maka Sandi meminta bu Joko untuk menunggu kedatangannya yang akan kembali lagi. "Dia masih disana," kata Sandi setelah menutup teleponnya. Aku pun menghela napas lega karena akan ada peluang untuk menguak kejahatan yang dilakukan bu Joko padaku. Meski rasanya masih tak percaya mengingat sejak dulu bu Joko sering membantuku.Kami

    Last Updated : 2022-07-18
  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Mengajak Bu Joko

    #MPSPart 52 Mengajak Bu JokoCukup lama kami menunggu, namun entah Arif ataupun Sandi juga tak kunjung keluar atau bahkan memberi kabar. Sampai-sampai aku sempat khawatir jika anak muda itu ketahuan oleh bu Joko kalau salah satu diantara mereka menjadi mata-mata kami. "Kok, lama banget, sih?" ujarku cemas. "Sabar," balas mas Abdullah yang lalu diiyakan yang lainnya. Ah, ternyata mereka tak mengerti perasaanku. Andai saja Alsa tak bersama mereka aku juga takkan secemas ini. Huh."Iya tapi ini lama banget. Mana laper lagi. Astaghfirullah, mas ... depan warung makan tapi kenapa perut ini sampe kelaparan." Entahlah, tiba-tiba saja aku suka mengeluh. Mungkin efek samping karena habis melahirkan. Lagipula dari sekian banyak orang yang membersamaiku memang tak ada yang merasa lapar? Mendengar keluhanku yang mungkin sudah membuat gatal telinganya, lantas mas Abdullah pun mengeluarkan ponselnya. Ia ingin memesankan makanan untukku dari warung makan di depan kami secara delivery order. Du

    Last Updated : 2022-07-21
  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Kesempatan dari Sandi

    #MPS Part 53 Kesempatan dari SandiBu Joko sepertinya tak mengenaliku sebab aku menggunakan masker penutup wajah yang disarankan Sandi. Katanya aku akan menjadi kejutan di akhir perjalanan kami menuju suatu tempat yang kami peruntukkan untuk bu Joko. Namun dari sorot matanya yang sepintas ku lihat dari kaca spion depan, bu Joko seperti menaruh curiga padaku. Duh, semoga saja ia tak menyadari bahwa orang yang berada di depannya adalah aku. Syukurlah, saat hampir sampai di tempat tujuan bu Joko sama sekali tak mencurigaiku. Nyatanya selama perjalanan ia tak sekalipun bertanya tentangku. Mungkin ia tak berani lantaran pertanyaannya yang pertama tadi saja tak ada yang menjawab. Ditambah Sandi juga sudah memeringati agar tak banyak berbicara. "Loh, ini?" bu Joko terbelalak ketika mobil Sandi memasuki area kantor kepolisian. "Kenapa, Bu?" tanya Putri. Ia masih bersikap berpura-pura lembut agar bu Joko tak mencurigainya. "Kenapa kesini?" tanya bu Joko yang kini sangat terlihat ketakuta

    Last Updated : 2022-07-23
  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Kantor Polisi

    #MPSPart 54 Kantor PolisiIngin sekali memarahi mas Abdullah dan abah karena mereka aku harus menghentikan aksiku. Aksi yang mana aku sangat suka dengan peran ini. Sebab sangat berbeda dengan kepribadianku. Tetapi mau tak mau aku harus mengurungkan niat untuk tidak memarahi dua lelaki yang berharga dalam hidupku ini. Jika tidak yang ada aku malah kena balik serangan dari mereka. Kan menyedihkan. Sandi ternyata sudah kembali dari kantor polisi dan meminta kami untuk segera membawa bu Joko masuk ikut dengannya. "Jangan dikasari," peringat Abah saat aku hendak membuka pintu mobil. Dengan wajah sedikit kecut aku pun menurut apa yang dikatakan abah. Biarpun sebenarnya malas juga jika harus bersikap baik pada orang yang sudah jelas berbuat kejahatan pada keluargaku. Ditambah kebohongannya yang memfitnah orang lain sehingga membuatku hampir ikut percaya pada ucapannya. "Keluar!" perintahku pada bu Joko yang kini terlihat sangat menyedihkan. Terdiam dengan raut wajah ketakutan juga kece

    Last Updated : 2022-07-25
  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Status Bu Joko

    Part 55 Status Bu JokoSandi dan aku pun bergegas menyusul mas Abdullah ke dalam kantor. Sementara yang lain berada di luar sembari menunggu kedatangan Arif yang katanya akan membawa orang yang diduga ikut membantu aksi bu Joko. Ternyata hampir semua laporannya sudah selesai. Bu Joko telah resmi berstatus tersangka karena ada Sandi dan Putri yang bersaksi. Selain itu seseorang yang membantu bu Joko juga sudah berada bersama kami. Ia sendiri tak lain tak bukan adalah si pemilik warung makan tersebut yang juga teman dari bu Joko sendiri. ***"Terima kasih atas bantuan kalian semua," ujar mas Abdullah sesaat setelah kami keluar dari kantor polisi. Aku menoleh pada Arif. "Arif, terima kasih sudah membawa orang tadi tepat waktu. Maaf ya, karena kejadian ini ibu kamu jadi .... " Aku tak tega melanjutkan ucapanku. Sebab inilah sekarang pemuda di depanku ini akan dipastikan hidup sendiri. "Gak pa-pa, Mbak. Toh, ibu juga yang salah." Arif tersenyum pada kami meski sebenarnya hatinya sedan

    Last Updated : 2022-07-27

Latest chapter

  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Last Chapter

    #MPSPart 80 Last ChapterKu alihkan pandanganku pada kedua orang tuaku. "Abah dan umi yang menyarankan Rosi untuk masuk pondok ya?"Mendengar pertanyaanku abah dan umi malah saling melempar senyum dengan ekspresi wajah yang aku tak bisa memahaminya. Kalau pun memang mereka yang menyarankan Rosi untuk pergi ke pondok, mengapa hal itu harus disembunyikan dariku? Sebegitu besarkah mereka menginginkanku untuk benar-benar menjauhi Rosi? Atau adakah hal lain yang disembunyikan oleh kedua orang tuaku itu?"Abah dan umi gak cuman menyarankan, Mbak. Beliau juga yang memasukanku ke sana dan membiayai kebutuhanku selama di pondok," ujar Rosi lagi. "Tepatnya abah patungan sama Tama. Jadi Tama dan istrinya juga ada andil soal biaya pondok juga kebutuhan Rosi," sela abah yang membuatku menoleh kearahnya. "Terus kenapa selama ini abah gak bilang sama aku?" tanyaku penasaran. Di titik ini aku merasa sedikit kecewa dengan keputusan abah yang tidak memberitahukanku tentang Rosi. Malah yang ada beli

  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Pertemuan Setelah Satu Tahun

    #MPSPart 79 Pertemuan Setelah Satu TahunKetakutanku semakin menjadi-jadi ketika mas Abdullah sudah turun dari mobilnya dan melihat keberadaan Tama dan Rumi yang sudah berdiri di dekatku. Jatungku mendadak berdegup kencang berharap semuanya baik-baik saja dan tidak ada keributan sama sekali. Dan saat mas Abdullah sudah berhadapan dengan Tama dan Rumi, hal yang tak ku sangka-sangka pun terjadi. Ya, aku melihat mas Abdullah yang tampak ramah dan biasa saja terhadap Rumi juga suaminya. Bukan di situ saja, aku juga dikejutkan dengan kedatangan abah yang tiba-tiba pulang padahal masih di jam kerja. "Sudah datang semua?" tanya abah yang juga tampak biasa saja. Aku semakin bingung melihat sikap mas Abdullah dan abah yang seperti ini. Meskipun dilain sisi aku juga merasa senang lantaran kedua orang yang ku sayangi itu seperti sudah tak ada lagi rasa benci terhadap anak dan menantu dari bu Darmi tersebut. "Abah? Mas?" ku lihat wajah abah dan suamiku secara bergantian. Mas Abdullah dan a

  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Bertemu Kembali

    #MPSPart 79 Bertemu KembaliKu lihat wajah umi yang sudah kembali normal. "Fira gak salah dengar 'kan?" tanyaku pada umi. "Selesai sarapan terus siap-siap. Ikut umi pergi," kata umi lalu melanjutkan lagi aktivitasnya. Seperti akan mendapatkan sebuah jawaban dari rasa penasaranku, aku pun dengan hati yang senang lantas mengikuti langkah umi dengan bersemangat. ***"Kenapa kita ke sini, Mi?" tanyaku keheranan. Sebab ternyata umi mengajakku ke rumah bu Darmi yang masih sepi. Entah apa alasan yang mendasari ibuku itu membawaku kembali ke tempat yang bagiku pernah memiliki kenangan pahit terhadapnya. "Sebentar, ya," kata umi. Umi pun mengetuk pintu utama rumah ini. Dan beberapa detik kemudian pintu pun terbuka. Aku cukup terkejut ketika mengetahui Rumi yang keluar dari rumah tersebut. Ia tampak masih seperti dulu dan keadaannya juga terlihat lebih baik. "Ya Allah, mbak Fira?" Rumi tampak terkejut ketika melihat diriku yang berdiri di hadapannya. "Kamu sehat, Mbak?" Rumi memelukk

  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Satu Tahun Berlalu

    #MPSPart 78 Satu Tahun BerlaluPanggilan telepon pun berakhir. Dan sayangnya sampai di detik terakhir panggilan tersebut aku belum sempat mendengar suara Rosi lantaran kata Rumi ia sudah tertidur setelah lelah menangis karena kepergianku tadi. Mendengar hal itu entah mengapa tiba-tiba kedua mataku berkaca-kaca. Sungguh, rasa bersalah mendadak menguncang batinku. "Rosi, semoga kamu selalu baik-baik saja ya," batinku dengan rasa sakit yang teramat dalam. ***Beberapa hari berlalu dan aku tak lagi mendengar kabar tentang keluarga bu Darmi termasuk bagaimana keadaan Rosi. Baik diriku ataupun Rumi pun sama sekali tak saling memberi kabar yang berkaitan dengan Rosi. Selain saran dari abah beberapa waktu yang lalu, mas Abdullah juga dengan tegas memintaku untuk benar-benar berhenti menghubungi Rosi. Bahkan sekedar bertanya pada tetangga atau mencari tahu melalui media sosial pun tak diperbolehkannya. Meski berat namun aku juga tak punya kuasa apa-apa. Aku hanya bisa menurut apa yang su

  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Saran dari Abah

    #MPSPart 76 Saran dari Abah"Kita gak perlu pengakuan, Mas!" sergah tama yang membuatku dan lainnya menoleh kearahnya. "Langsung laporkan saja!" tandasnya lagi. Mendengar hal itu spontan mataku menoleh kearah bu Darmi yang tercengang melihat sikap anaknya itu. Dalam hati aku berkata, "kalah sudah kamu, Bu!""Gak!" bu Darmi beranjak dari tempat duduknya. "Tama, jangan jadi anak durhaka kamu!" tunjuk bu Darmi pada anak keduanya itu dengan mata melotot yang amat menyeramkan. Lalu jari telunjuk bu Darmi berubah kearahku dan mas Abdullah. "Dan kalian, pergi dari rumahku sekarang! Pergi!" usir bu Darmi tanpa ampun untuk kami. Aku menoleh kearah wajah suamiku yang sepertinya memang sudah kehilangan rasa bersabarnya. "Kita pergi!" kata mas Abdullah seraya menarik tanganku lalu berjalan keluar rumah. "Mbak Saudah, tolong jangan pergi, Mbak!" teriak Rosi saat aku mulai berjalan meninggalkan ruangan. Ia hendak berlari guna mencegahku, namun dengan cepat ibunya menahan tubuhnya yang menyebab

  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Kemunculan Rosi

    #MPSPart 75 Kemunculan RosiDan di titik inilah aku bisa kembali tersenyum penuh bangga pada suamiku. Sebab, ku yakini sebentar lagi kebenaran antara bu Darmi atau Rosi akan terungkap. Beberapa detik setelah mas Abdullah berkata demikian, aku mendengar langkah kaki yang berjalan kearah kami. Rosi secara tiba-tiba muncul di hadapan kami semua dengan tatapan tajam yang mengarah ke ibunya sendiri. Melihat Rosi yang seperti itu sontak membuat suasana menjadi tegang kembali. Entah apa yang akan diperbuat Rosi sampai-sampai ia bisa memberanikan diri untuk keluar. Merasa suasana tidak kondusif aku pun berusaha memberikan senyuman manis kearah Rosi ketika ia melirikku. Meskipun sebenarnya dalam hati takut juga kalau anak itu tiba-tiba berbuat diluar dugaan. Namun di sisi lain aku juga berharap senyuman yang ku berikan bisa sedikit meredamkan amarahnya yang tampak sudah diujung kepala. Cukup lama Rosi membuat kami tertegung melihat kondisinya yang seperti itu. Dan benar saja, tiba-tiba ta

  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Pembelaan Bu Darmi

    #MPSPart 74 Pembelaan Bu DarmiAku tahu, suamiku memang terlihat tak peduli dengan Rosi namun dibalik sikapnya itu aku yakin kalau suamiku juga memiliki rasa empati yang tinggi terhadap gadis remaja tersebut. Terbukti dengan ajakannya besok ke rumah bu Darmi pasti mas Abdullah akan membantu Rosi menemukan jalan keluarnya. ***Lagi-lagi aku dan mas Abdullah kembali ke rumah bu Darmi. Dan entah mengapa kali ini rasanya agak sesak aku menginjakan kaki di rumah ini. Mungkin karena tiba-tiba aku teringat akan masa-masa aku yang seakan dibod*hi oleh keluarga mantan suamiku waktu itu. Kedatangan kami kembali disambut dengan penuh hangat oleh bu Darmi. Mungkin memang ada benarnya perkataan Rosi kala itu tentang ibunya tersebut, yakni dari sikapnya yang sangat baik dimana aku belum pernah mendapatkannya selama aku menjadi menantunya dulu. Setelah dipersilakan, mas Abdullah pun tanpa banyak berbasa-basi lantas mengatakan tujuan kedatangan kami pada bu Darmi juga anak-anaknya yang kebetulan

  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Keputusan Mas Abdullah

    #MPSPart 73 Keputusan Mas Abdullah Karena dilain sisi Rosi sendiri tak ingin melibatkan surat perjanjian antara dirinya dan ibunya jika kejahatan ibunya diketahui semua orang. Selain itu, ia juga memintaku untuk tidak mengatakannya lebih dulu tentang perubahan sikapnya ini terhadap ibunya. Ia takut jika ibunya akan berbuat yang tidak-tidak terhadapnya. "Rosi Rosi," kataku pelan sambil menggelengkan kepala saat melangkah keluar dari kamar Rosi. ***Sesampainya di rumah, ku jelaskan semuanya pada mas Abdullah tentang pembicaraanku pada Rosi tadi. Selain itu aku juga meminta nasihat pada suamiku itu untuk bagaimana aku harus bertindak selanjutnya. Mengingat permintaan Rosi yang amat membuatku bimbang. "Susah ini, sayang. Anak orang soalnya dan kita bener-bener gak ada hak buat bawa Rosi pergi," kata mas Abdullah. Mendengar respon suamiku itu mendadak membuatku lemas dan rasa pesimis kembali menyelimuti. Memang benar apa yang dikatakan mas Abdullah, tak mungkin kami membawa pergi an

  • Sebuah Kisah Usai Perceraian    Pengakuan Rosi 2

    #MPSPart 72 Pengakuan Rosi 2"Kenapa kamu gak bilang dari awal?" tanyaku. Karena menurutku jika bu Darmi memiliki tujuan demikian dan Rosi tahu itu bukankah seharusnya ia mengatakannya lebih awal? Kenapa harus berbelit-belit seperti ini. Ditambah lagi, jika bu Darmi menginginkanku mengapa setiap kali ia menemuiku untuk membicarakan masalah Rosi, Preti selalu ikut. Apa mungkin Preti tak tahu skenario yang dibuat ibu mertuanya? "Kenapa Ros?" desakku saat Rosi malah memilih membungkam mulutnya kembali. Rosi menatapku dengan raut wajah yang agak ragu. Meski begitu secara pelan-pelan ia pun mulai bercerita lagi. Rosi menjelaskan kalau sebenarnya ia ingin mengatakannya sejak awal. Tepatnya saat dimana kami bertemu di taman waktu itu. Tetapi ia ragu mengatakannya lantaran ia takut jika diriku tak mempercayai perkataannya.Apalagi hal tersebut berkaitan dengan keluarganya sendiri dimana selama ini keluarga bu Darmi dikenal sudah banyak melakukan perubahan lebih baik setelah bermasalah de

DMCA.com Protection Status