“Seharusnya, jika semua telah usai dengan sebuah pengabaian saja sudah cukup.”
-Sinner-
🍑🍑🍑
Austin menatap satu persatu keluarganya, tidak ada Crystal. Di mana gadis itu? Tanyanya dalam hati. “Mom, di mana Crystal?” tanyanya pada Izzy yang sedang berdiri tidak jauh darinya.
Izzy menoleh, mengerutkan keningnya berpikir sejenak. “Ah, tadi dia berkata pada Mom ingin beristirahat. Kenapa?”
Austin menggelengkan kepalanya. “Tidak apa, Mom
"Sepertinya rasa nyaman satu sama lain mampu menghilangkah kecanggungan yang terjadi beberapa saat lalu."-Sinner-🍑🍑Canggung.Keadaan di dalam mobil hening dan canggung. Mereka sama-sama diam, menutup mulut--tidak berniat membuka suaranya. Crystal memainkan kaca jendela mobil dengan menaik-nurunkannya sedangkan Austin, pria itu sesekali melirik ke arah Crystal yang sibuk memainkan kaca jendela. Terlihat sangat jelas dari raut wajah gadis itu jika sedang bosan. "Kau bosan?" tanya Austin pada akhirnya, membuat Crystal menghentikan aktivitasnya.
“Memang lebih baik diam, daripada saling berinteraksi tetapi berakhir dengan menyakiti.”-Sinner-🍑🍑🍑Crystal terbangun dari tidurnya, ia melirik ke arah sofa ternyata kakaknya itu terlihat masih tertidur sangat pulas. Ia turun dari kasur, mengambil tasnya dan berniat untuk segera pergi tanpa membuat suara. Ia bernapas lega ketika dirinya sudah keluar dari apartemen. Mengetikkan sesuatu di ponsel, Crystal berniat untuk menghubungi Hugo agar menjemputnya di mana ia berada. Karena apartemen Austin dengan mansion Hugo satu arah.Hugo Vasilli
“Pertemuan kedua: Ketidak sengajaan atau sebuah takdir?”-Sinner-🍑🍑🍑“Baby, kau lama sekali.”“Maaf, karena aku harus menjemput Crystal terlebih dahulu.”Crystal membuka matanya, lalu kepalanya menoleh ke kiri. Di sana ada Lauren––tunangan kakaknya itu sedang berdiri di luar mobil. Ia dapat melihat, Austin membuka pintunya untuk menemui tunangannya dan berbincang sebentar. “Crys, bisakah kau pindah ke belakang?” t
"Woah di sini terlihat indah. Aku sangat yakin di malam hari pasti semakin indah." Crystal takjub melihat pemandangan yang dilihatnya dari ketinggian entah berapa ratus meter. Ternyata, selain restoran berbintang, mulai dari lantai lima hingga lantai paling atas yaitu 70 adalah apartemen. "Kau ingin melihatnya ketika malam hari? Ku pikir aku akan mengajakmu ketika kau bisa." Sontak, Crystal menoleh menatap ke arah Calvin dengan binar di matanya. "Kau serius dengan perkataanmu?" Calvin mengangguk, "Tentu. Kapan kau bisa, aku akan membawamu kemari." "Bagaimana dengan akhir pekan? Sepertinya itu akan menarik." Usul Crystal membuat Calvin mengangguk setuju. "Ide yang bagus," balas Calvin. Crystal memejamkan matanya,
“Bagaikan candu yang membuat gila. Hingga tidak akan ada yang bisa menghentikannya.”-Sinner-🍑🍑🍑“Dari mana aja kamu?” Suara seseorang yang mengejutkan membuat Crystal menghentikan langkahnya tiba-tiba.Saat ini ia sudah menginjakkan kaki di mansion, keadaan mansion juga sudah sepi, semua lampu mati. Crystal kira, keluarganya sudah tidur tapi sepertinya ia salah karena masih ada penghuni manison yang belum tidur. Dan tentu, dirinya sudah bisa menebak siapa dia. Siapa lagi jika bukan kakaknya, Austin.Untung saja, Crystal berhasil memaksa Calvin untuk pulang tanpa harus berpamitan pada keluarganya. Ia tidak bisa membayangk
“Ketika semua pertanyaan terjawab oleh keterdiamannya.”-Sinner-🍑🍑🍑“Keterdiamanmu adalah jawabannya. Dan aku tahu apa itu.” Crystal menatap Austin yang berada di atasnya dengan pandangan mata tidak terbaca. Gadis itu berusaha memperlihatkan senyum manisnya.Dengan perlahan, Crystal mendorong tubuh Austin––membuat pria itu menyingkir. Mudah memang, karena Crystal dapat melihat ekspresi pria itu yang terkejut. “Keluarlah, Kak. Aku lelah dan benar-benar istirahat.”Crystal melirik ke arah Austin yang masih terdiam di tempatnya, mengambil inisiatif Crystal meraih
“Lupakan sejenak yang terjadi. Dan berbahagialah!”-Sinner-🍑🍑🍑Beberapa hari kemudian....Seperti biasa, agenda di akhir pekan adalah bersantai dan berkumpul. Di mana seluruh putra-putri dan menantu Oberoi beserta anak-anaknya datang ke mansion.Tapi entah kenapa hari ini, sepertinya semua orang akan sibuk, karena Izzy mengumumkan jika mereka semua akan ke pantai dan akan berangkat dua jam lagi. Izzy mengatakan jika ini adalah kejutan, maka dari itu ia memberitahukan semuanya secara mendadak. Selain itu, ini juga usul dari Xander beberapa hari yang lalu. Bahkan pria itu sudah menyewa sala
"Terkadang, satu kenyataan saja mampu membuatmu tersadar.”-Sinner-🍑🍑🍑Mereka sudah sampai di pantai sejak beberapa menit lalu. Barang-barang pun sudah diletakkan ke dalam penginapan. Sekarang, Crystal sedang tiduran di salah satu kursi kayu yang panjang dengan kaca mata hitam bertengger di hidung, sedangkan topi rajut yang besar sudah terpasang cantik di kepalanya.Ah, entah kapan terakhir kali Crystal merasakan ketenangan ini. “Kau terlihat bahagia,” ujar seseorang membuat Crystal melepas kaca matanya. Pandangannya beralih menatap seseorang yang ikut bergabung di sampingnya. Dia Austin.