Share

59). Membandingkan

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-07 16:28:02

***

Aludra pergi mengantar dokter Giza, Amanda melangkahkan kaki menuju kaca besar di kamar tersebut. Tanpa meminta izin, dia membuka kaca besar tersebut agar ada udara segar yang masuk.

"Ar, ini kaca kalau pagi suka dibuka enggak?" tanya Amanda setelah dia selesai membuka kaca tersebut.

Arka yang masih meresapi pusingnya menoleh. "Enggak kayanya."

"Kok enggak?" tanya Amanda sambil menatap kedua putranya dengan kedua alis yang bertaut. "Emang kamu enggak pernah lihat di rumah Aksa? Setiap pagi, Ananta selalu buka jendela sama kaca supaya masuk lho. Angin pagi kan bagus."

"Iya nanti lagi dibuka," jawab Arka.

Selesai membuka kaca dan membiarkan angin siang masuk, Amanda berjalan menghampiri sang putra lagi lalu duduk di bagian pinggir kasur—tepatnya di samping kaki Arka.

"Masih pusing?" tanya Amanda sambil memijat kedua kaki putranya itu, karena memang itulah yang sering dia lakukan ketika si bungsu sakit.

"Masih," jawab Arka.

"Jangan lama-lama sakitnya, mama suka enggak tenang kalau ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Hamid Ahmad
sakit hati suaminya istrinya di bandingi,,apalagi sama mama sendiri kan arka dah cinta
goodnovel comment avatar
Hamid Ahmad
sakit hati kali Rara di bandingin ananta
goodnovel comment avatar
Hamid Ahmad
gara2 Ank art aja Sampek di puji
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sebatas Pengantin Pengganti   60). Bertemu Sahabat Lama

    ***"Daritadi kok ngelamun terus Mbak, ada apa?"Aludra yang duduk di samping kiri Rania langsung menoleh dan mengukir senyum."Enggak apa-apa," jawab Aludra."Enggak apa-apa, tapi daritadi saya lihat Mbak Lula ngelamun," ucap Rania. "Cerita aja Mbak, kalau ada apa-apa. Saya siap dengerin kok.""Enggak Mbak Rania, aku enggak apa-apa."Rania menghela napas pelan. Sedang mengemudi, dia memilih fokus ke jalanan karena sekarang mercedes benz yang sedang dia kemudikan baru keluar dari gerbang komplek perumahan. Tak memakai Range Rover yang biasa dipakai Arka, Rania memang diminta memakai mobil sejenis sedan itu untuk mengantar Aludra ke apotek. Selain ukurannya yang lebih kecil, mobil pemberian Aksa itu juga lebih nyaman untuk perempuan."Kalau ada apa-apa, jangan sungkan cerita Mbak, saya siap dengerin dan kasih solusi kalau bisa," ungkap Rania.Lebih tepatnya solusi buruk. Aludra punya masalah dengan Arka, Rania siap memberi solusi seburuk mungkin yang bisa memperkeruh suasana."Iya Mbak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Sebatas Pengantin Pengganti   61). Berdamai

    ***"Lu, udah beli obat sama buburnya?"Amanda yang sedang menonton televisi lantas menoleh ketika Aludra datang diikuti Rania dari belakang, sambil menenteng dua kresek putih di tangan kanan dan kirinya."Udah Ma," jawab Aludra. "Mas Arka masih di kamar?""Masih, pusing katanya," jawab Amanda."Oh ya udah, Lulu mau tuangin dulu buburnya ke mangkok," kata Aludra."Mau mama bantu?""Enggak usah, Ma. Lulu bisa kok," jawab Aludra. Setelah itu dia bergegas ke dapur diikuti Rania yang sepertinya akan mulai memasak makanan untuk makan malam nanti, karena memang jam sudah menunjukkan pukul setengah empat sore."Ma, Lulu mau ke Mas Arka dulu," kata Aludra saat dia kembali dari dapur sambil membawa nampan berisi mangkok bubur dan segelas air putih juga kresek kecil berisi obat.Menjaga keseimbangan, Aludra berjalan dengan sangat hati-hati."Iya, suruh abisin buburnya ya," kata Amanda."Iya Ma," jawab Aludra."Oh ya, Lu. Mama enggak bisa nginep malam ini karena papa juga katanya sedikit enggak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Sebatas Pengantin Pengganti   62). Bukan Menantu Idaman

    ***"Buka mulutnya."Arka menatap ragu Aludra yang kini memegang beberapa pil di telapak tangannya. Selesai menghabiskan satu mangkuk bubur, tentu saja tugas Arka sekarang adalah; minum obat sebelum beristirahat dengan tidur, agar obat yang dia minum bekerja."Aku bisa sendiri," kata Arka—berniat meraih beberapa obat tersebut dari tangan Aludra. Namun, sebelum dia berhasil menggapai obat tersebut, Aludra lebih dulu menjauhkan tangannya dari jangkauan Arka."Aku yang suapin," kata Aludra."Aku bisa sendiri, Lu," ucap Arka."Ish." Jurus andalan, Aludra merengut dan tentu saja Arka pasrah jika sudah seperti itu."Ya udah ... aaaa." Arka membuka mulutnya lebar-lebar dan dengan segera Aludra memasukkan obat di tangannya ke dalam mulut Arka disusul segelas air yang dia pegang di tangan kanan."Minumnya."Tak susah meminum obat, hanya dalam hitungan detik beberapa jenis pil yang terdiri dari paracetamol juga vitamin tersebut masuk ke dalam perut Arka."Pintar," puji Aludra."Iyalah, aku buka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Sebatas Pengantin Pengganti   63). Peringatan untuk Waspada

    ***"Pake bajunya, Mas. Aku bantu.""Makasih, Sayang."Tak tega mengganggu Arka yang sedang terlelap setelah minum obat tadi sore, Aludra baru membangunkan pria itu sekitar pukul tujuh malam.Berusaha menjadi istri yang baik, dengan segera Aludra memanaskan air di kamar mandi untuk suaminya itu mandi. Bahkan—sesuai janji, dia menemani Arka ketika pria itu membersihkan badannya dan tentu saja apa yang dilakukan Aludra pure menemani mandi tanpa melakukan hal lebih bersama Arka."Gimana enakkan?" tanya Aludra sambil mengancingkan satu-persatu kancing piyama satin berwarna navy yang malam ini dipakai Arka."Lumayan, pusingnya udah enggak terlalu," jawab Arka.Selesai mengancingkan piyama, Aludra mengulurkan tangannya lalu menyentuh kening Arka menggunakan bagian punggung tangan. "Udah enggak terlalu panas," ucapnya. "Syukurlah.""Karena kamu," ucap Arka."Kamu itu." Aludra tersipu. Setelah beberapa jam—bahkan sampai sekarang masih dilanda kegalauan karena obrolan Amanda dan Rania tadi sor

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Sebatas Pengantin Pengganti   64). Berulah

    ***"Habis ini kamu minum obat lagi ya."Sambil berjalan menaikki tangga, Aludra terus merangkul Arka yang berjalan di sampingnya. Menyelesaikan makan malam sepuluh menit lalu, keduanya memutuskan untuk kembali ke kamar tanpa peduli di mana Rania sekarang."Iya," jawab Arka."Ya udah kita ke kamar," kata Aludra lagi."Iya, Sayang. Kan ini juga lagi ke kamar," ucap Arka, setelah itu keduanya tertawa sambil melanjutkan langkah mereka menuju kamar.Di sana—seperti biasa Aludra mengumpulkan beberapa obat untuk diminum Arka yang sudah menunggu di pinggir kasur.Mengerutkan kening, Aludra memandangi beberapa obat di telapak tangannya. "Mas," ucapnya."Kenapa?""Aku kok ngerasa ada yang aneh ya sama obatnya?" tanya Aludra."Maksud kamu?""Tadi tuh sore pas aku buka obat, kayanya enggak ada pil ini deh. Kok sekarang jadi ada ya?" tanya Aludra sambil menunjukkan kapsul yang memiliki dua warna; putih dan coklat. "Eh, apa ada ya? Duh aku lupa, tapi tadi kayanya enggak ada, apa ada?"Arka terkeke

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Sebatas Pengantin Pengganti   65). Arka dan Prasangka

    ***"Gimana udah enakkan?"Arka mengangguk pelan ketika pertanyaan itu dilontarkan Amanda yang duduk persis di sampinya—tepat di bagian pinggir kasur setelah memberikan obat diare untuk Arka yang dibeli Dirga beberapa menit lalu.Mendapatkan kabar dari Rania, Amanda memang langsung mengajak Dirga ke rumah sang putra karena takut terjadi sesuatu pada Arka, dan tepat ketika dia sampai, ucapan Rania benar.Arka masih muntah-muntah dan sakit perut."Udah. Makasih, Ma," kata Arka."Malam ini Mama nginep di sini," ujar Amanda. "Biar kalau ada apa-apa, kamu bisa langsung panggil mama.""Ada Alula," ucap Arka.Amanda tidak menjawab ucapan Arka. Dia memilih untuk memandang putranya sebagai kode agar Arka tak membantah kehendaknya dan setelah itu Arka yang memang sudah benar-benar lemas memilih untuk patuh."Ya udah gimana mama aja," ucap Arka.Amanda tersenyum lalu menoleh pada Aludra yang duduk di ujung kasur. "Lu," panggilnya. "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Arka bisa sampai diare? Engg

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Sebatas Pengantin Pengganti   66). Merenung

    ***"Tidur yang nyenyak, Mas. Kalau ada apa-apa, jangan lupa bangunin aku."Aludra yang duduk di sebelah kanan Arka lekas menarik selimut lalu menutupi tubuh suaminya yang saat ini tidur dengan posisi miring, sampai ke dada.Setelah semua yang terjadi, mereka baru bisa pergi tidur pukul sebelas malam, dan tentunya Amanda juga Dirga menginap di rumah—dengan alasan; berjaga-jaga, takut terjadi sesuatu lagi pada Arka.Penyebab sakit perut juga mual muntahnya Arka sudah terbongkar berkat Aksa yang langsung curiga dengan obat. Meminta beberapa obat—tak peduli malam, Aksa langsung bergegas menuju apotek untuk menanyakan semuanya dan saat kembali dia membawa sebuah fakta; ada obat pencuci perut di antara obat yang diminum Arka.Mungkin bagi orang yang sedang sembelit, obat pencuci perut sangat bermanfaat, tapi bagi orang normal yang tak mengalami kendala pada pencernaan, obat tersebut cukup berbahaya karena menurut petugas apotek, obat tersebut memiliki dosis yang tinggi.Saling menyalahkan?

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Sebatas Pengantin Pengganti   67). Menghibur

    ***"Lu."Arka bergumam pelan ketika di tengah tidur dia tiba-tiba saja merasa tenggorokkannya kering. Tak langsung membuka mata, Arka mengulurkan tangan lalu meraba kasur. Dengan mata yang masih terpejam, Arka mengerutkan keningnya ketika dia tak menemukan Aludra di sana dan setelah itu tentu saja Arka membuka mata."Lu," panggil Arka ketika dia tak melihat Aludra di kasur. Beringsut, Arka mengubah posisinya menjadi duduk lalu mengedarkan pandangan. "Lulu, kamu di mana, Lu?"Tak ada sautan, dan Arka tentu panik.Turun dari kasur dengan segera, Arka berjalan menuju kamar mandi. Dejavu. Begitulah yang dia rasakan sekarang ketika berdiri di depan pintu karena ini bukan pertama kalinya Aludra menghilang saat tidur.Waktu itu, setelah mereka melakukan hubungan suami istri, Aludra juga hilang dan ternyata dia mengguyur badannya sendiri dengan air. Apakah malam ini juga sama?Ah, semoga saja tidak."Lu," panggil Arka sambil mendorong pintu kamar mandi yang tak dikunci. Melongokkan kepala, d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09

Bab terbaru

  • Sebatas Pengantin Pengganti   339). Extra Chapter 10

    *** "Semangat, Sayang. Jangan tegang ya." Menunggu sekitar satu jam setelah sampai di rumah sakit, Aludra akhirnya siap masuk ruang operasi untuk melahirkan putri kecilnya. Tak didampingi Aurora, yang datang ke rumah sakit hanya Dewa karena memang sang istri tak bisa pergi setelah kedua cucunya sigap menghadang agar sang Oma tak bisa ke mana-mana. Namun, tentu saja Aurora berjanji akan datang setelah Regan maupun Raiden berhasil dia tidurkan. Untuk Amanda dan Dirga, kedua orang tua Arka juga sedang dalam perjalanan setelah ditelepon oleh sang putra setengah jam lalu. "Doain ya, Pa." "Pasti, Ra," kata Dewa. Seumur hidup Aludra, ini adalah kali ketiga dia masuk ruang operasi. Pertama saat melahirkan Regan dan Raiden, kedua ketika mendapatkan donor dari Alula dan ketiga, sekarang—ketika dia akan melahirkan putri ketiganya. Sensasinya masih sama. Ruang operasi di setiap rumah sakit masih terasa dingin dan mungkin sedikit menyeramkan. "Kita mulai sekarang ya, Bu." "Iya, dokter."

  • Sebatas Pengantin Pengganti   338). Extra Chapter 9

    ***"Aku takut."Aludra yang sejak tadi duduk bersandar sambil mengelus perutnya seketika menoleh ketika Arka yang sejak tadi fokus mengemudi tiba-tiba saja berucap demikian."Takut apa?" tanya Aludra.Arka menoleh sekilas. "Takut kamu lahiran di jalan," ucapnya. "Usia kehamilan kamu tuh udah tiga puluh tujuh minggu, Ra. Duh ngeri kan kalau lahiran di jalan.""Ck, lebay," celetuk Aludra. "Dokter Ellina kan bilang kalau HPL aku dua minggu lagi, Mas. Santai aja kali.""Kan bisa maju.""Ya jangan maju," kata Aludra. Dia kemudian mengusap lagi perutnya yang buncit. "Jangan lahir dulu ya, Sayang. Mama mau nengok aunty dulu.""Iya Mama," ucap Arka.Hari ini, Aludra memang mengajak Arka ke Karawang untuk mengunjungi makam Alula. Tak membawa anak-anak, seperti biasa Aludra menitipkan Regan dan Raiden bersama Aurora juga Dewa yang sudah berkunjung lebih dulu kemarin ke makam Alula.Kemarin, terhitung delapan belas bulan sudah Alula pergi menghadap Sang Pencipta dan Aludra masih merasa semuany

  • Sebatas Pengantin Pengganti   337). Extra Chapter 8

    ***"Mas Arka buruan ih! Kok lama!"Sekali lagi Aludra yang sejak tadi menunggu di sofa dekat tangga berteriak memanggil Arka yang tak kunjung turun. Padahal, sudah hampir sepuluh menit dia menunggu suaminya turun."Iya sayang, iya. Sebentar," sahut Arka. Memakai pakaian santai, pria itu turun dengan sedikit tergesa-gesa di tangga. "Enggak sabaran banget kamu tuh ya.""Bawaan bayi," celetuk Aludra sambil mengusap perutnya yang buncit. Minggu ini terhitung tiga puluh minggu sudah usia kandungan Aludra."Ck, alasan aja.""Emang kenyataannya gitu.""Regan sama Raiden mana?""Ke mall sama Papa dan Mama.""Beneran jadi anak Oma sama Opa ya mereka tuh," kata Arka."Ya begitulah."Sejak hamil, itensitas Aludra mengasuh anak-anak memang berkurang karena Raiden dan Regan lebih sering dipegang oleh Aurora.Selain sudah tak asi lagi, Aludra juga tak boleh kelelahan selama hamil, sementara Regan dan Raiden yang sudah genap berusia dua tahun semakin lama semakin aktif."Ya udah kita berangkat seka

  • Sebatas Pengantin Pengganti   336). Extra Chapter 7

    ***"Ini kamu seriusan mau lahiran enggak sih?"Melihat sang istri yang nampak begitu tenang menghadapi proses kontraksi, pertanyaan tersebut akhirnya dilontarkan Damar yang sejak tadi setia duduk di samping Arsya.Kehamilannya sudah mencapai tiga puluh delapan minggu, sore tadi Arsya mengalami sedikit pendarahan. Segera dibawa menuju rumah sakit, dokte kandungan lain yang selama ini menangani Arsya mengatakan jika perempuan itu sudah mengalami bukaan.Ketika datang, Arsya baru mengalami bukaan dua dan sekarang setelah tiga jam berlalu—tepatnya pukul delapan, bukaan tersebut baru sampai ke angka lima.Masih ada lima lagi angka yang harus dilewati Arsya sebelum bukaan lengkap dan bayi yang selama ini dia kandung bisa lahir ke dunia."Emang kenapa?" Arsya yang sejak tadi sibuk mengatur napas sambil menikmati gelombang cinta yang cukup luar biasa, lantas mendongak dan menatap suaminya itu. "Tenang banget," celetuk Damar. "Di film-film tuh yang aku lihat, cewek mau lahiran itu biasanya n

  • Sebatas Pengantin Pengganti   335). Extra Chapter 6

    ***"Ini seriusan enggak nyadar apa gimana?"Aludra dan Arka mengernyit tak paham sambil memandang Arsya setelah pertanyaan tersebut dilontarkan perempuan tersebut."Maksudnya?" tanya Aludra."Enggak sadar apa?" tanya Arka."Nih." Arsya menunjukkan testpack yang beberapa menit lalu dipakai Aludra. Bukan testpack biasa, testpack yang dipakai adalah testpack digital yang bisa langsung menunjukkan usia kehamilan seorang ibu karena memang saat ini Aludra sedang mengandung."Ten weeks pregnant," gumam Aludra-mengeja tulisan pada testpack lalu Arka yang ikut membaca, spontan menerjemahkan."Hamil sepuluh minggu," ucap Arka.Untuk beberapa detik, sepasang suami istri tersebut bisa dibilang nge-bug, karena setelah membaca testpack baik Aludra maupun Arka saling diam."Kok pada diem sih?" tanya Arsya."Jadi maksudnya aku hamil?" tanya Aludra."Yes, Ra. Kamu hamil," kata Arsya. "Udah sepuluh minggu malah kehamilan kamu tuh.""Kok bisa?" tanya Arka. "Aludra kan baru telat datang bulan dua bulan

  • Sebatas Pengantin Pengganti   334). Extra Chapter 5

    ***"Mas mandinya udah belum, aku udah siapin sarapan tuh. Katanya mau meeting sama Papa?"Masuk ke kamar, pertanyaan tersebut dilontarkan Aludra pada Arka ketika suaminya itu tak terlihat di dalam kamar."Mas!""Di wc, Ra!" teriak Arka—membuat Aludra seketika terkekeh karenanya."Oh lagi nabung, oke. Aku tunggu," kata Aludra. Melangkah masuk, dia duduk di pinggir kasur lalu merentangkan tubuhnya di sana.Tak lama berselang, Aludra menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka—menampakkan Arka yang sudah rapi dengan pakaian kantornya seperti biasa.Hampir setahun setelah kepindahannya ke Jakarta secara resmi, Arka tak lagi memegang jabatan manajer di perusahaan Dewa karena sang mertua memercayakan posisi CEO pada menantunya itu.Dan tentu saja jabatan yang dipegang Arka sekarang membuat pekerjaannya lebih sibuk dari biasa."Sakit perut aku tuh," kata Arka sambil melangkahkan kakinya mendekati Aludra yang langsung beringsut ketika Arka duduk di sampingnya."Mas. Kok kamu bau?" tanya Aludra—

  • Sebatas Pengantin Pengganti   333). Extra Chapter 4

    ***"Diem terus daritadi. Bisu ya?"Anindira menoleh ke arah Alister ketika pertanyaan tersebut dilontarkan pria itu padanya tepat setelah mereka selesai berbelanja di salah satu super market besar di kota Bandung."Enggak penting," ketus Anindira. Mendorong troli berisi belanjaan, dia berjalan menuju bagasi mobil Alister yang terparkir di bagian depan. Tanpa meminta bantuan, Anindira dengan mudah membuka bagasi lalu memasukkan beberapa kresek ke sana.Sementara Alister justru tersenyum sambil bersandar pada bagian samping mobil dengan kedua tangan yang berada di dada."Samson banget kamu tuh ya," celetuk Alister. "Penampilan anggun, tapi tenaga kaya kuli pasar.""Pulang," kata Anindira yang langsung berjalan ke sisi kiri mobil lalu masuk dan duduk di samping kursi kemudi.Sebenarnya Anindira ingin duduk di kursi belakang. Namun, sial. Semua itu tak bisa dia lakukan karena jok belakang dipenuhi beberapa pasang pakaian juga sepatu Alister yang katanya akan dipakai syuting besok pagi d

  • Sebatas Pengantin Pengganti   332). Extra Chapter 3

    ***"Akhirnya selesai juga.""Capek ya?"Damar yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke kasur seketika menoleh—memandang Arsya yang sudah santai dengan celana joger juga sweater rajut.Rangkaian acara pernikahan—mulai dari akad hingga resepsi yang digelar hari ini akhirnya selesai, keluarga Damar dan Arsya memang menginap di salah satu vila mewah di Bandung agar privasi mereka terjaga.Rencananya besok, Damar dan Arsya pulang dari Bandung menuju bandara Soekarno hatta untuk langsung pergi berbulan madu menuju Maldives selama seminggu."Banget," kata Damar. "Gempor rasanya kaki aku berdiri berjam-jam nyalamin tamu."Arsya tersenyum lalu duduk di samping Damar. Tanpa aba-aba, dia langsung meraih lengan suaminya itu untuk memberikan sebuah pijatan."Kamu ngapain?" tanya Damar speecles. Menikahi Arsya memang rasanya seperti mimpi bagi dirinya.Selain umur Arsya yang tiga tahun lebih tua dari Damar, selama masa pacaran keduanya pun tak jarang terlibat cekcok karena perbedaan pendapat yang

  • Sebatas Pengantin Pengganti   331). Extra Chapter 2

    ***"Kok tegang ya, Ar?"Arka yang duduk tak jauh dari Damar mengukir senyuman tipis ketika ungkapan itu kembali terlontar dari mulut sahabat istrinya tersebut.Menempuh perjalanan dua jam, rombongan keluarga mempelai pria sampai di lokasi pernikahan. Tak mau membuang-buang waktu, akad nikah akan segera dilaksanakan sebelum hari menjelang siang."Bismillah," kata Arka mengingatkan."Udah, tapi tetap aja tegang," kata Damar."Tarik napas, hembuskan napas terakhir," celetuk Arka asal."Oh ok ... eh apa barusan? Hembuskan napas terakhir? Mati dong, Ar.""Bercanda.""Lagi tegang malah dibercandain.""Ya udah sih, rileks aja.""Mempelai perempuan memasuki area akad nikah."Arka dan Damar menghentikan obrolan mereka setelah suara sang pembawa acara terdengar dari pengeras suara—disusul suara gamelan yang mengiring kedatangan Arsya bersama Aludra juga Anindira.Memakai adat sunda, perempuan berwajah blasteran itu nampak cantik dengan siger juga kebaya putih yang dia pakai.Manglingi. Begitu

DMCA.com Protection Status