Home / Rumah Tangga / Sebatas Pengantin Pengganti / 241). Mempermasalahkan Pujian

Share

241). Mempermasalahkan Pujian

Author: Cacavip
last update Last Updated: 2024-04-08 21:17:22

***

"Untung belum telat."

Sampai pukul tujuh lebih lima belas menit di rumah Damar, Arka menghembuskan napas lega melihat beberapa mobil masih terparkir di halaman depan—tanda bahwa dia dan Aludra yang memang berangkat terakhir, belum terlambat.

"Belum pada berangkat ya, Mas?" tanya Aludra.

"Belum kayanya," kata Arka. Dia kemudian melirik Aludra. "Mau turun apa tunggu di sini."

"Males gerak, aku tunggu di sini aja," ucap Aludra sambil mengelus perutnya yang kini dibalut dress brukat bermodel sama dengan Aurora.

Bedanya jelas pada ukuran. Jika Aurora yang masih tetap langsing sampai sekarang memakai size M untuk dress yang dia pakai, maka jauh berbeda dengan Aludra yang harus legowo memakai size triple XL untuk baju yang dia pakai, karena memang ukuran double XL saja sudah tak cukup—mengingat ukuran perut Aludra yang sedikit lebih besar dari kehamilan biasa.

"Ya udah aku turun sebentar buat pastiin ya," kata Arka.

"Jangan lama-lama, Mas."

"Siap, Sayang."

Membuka pintu, Arka melangkahka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sebatas Pengantin Pengganti   242). The Engagement

    ***"Hati-hati."Memegangi kursi, dengan sangat hati-hati Arka mempersilakan Aludra untuk duduk di kursi tamu yang sudah tersedia.Menempuh perjalanan selama dua puluh menit, rombongan keluarga besar Damar sampai di hotel tempat acara lamaran digelar dan tentunya kedatangan keluarga Damar disambut hangat oleh seluruh keluarga besar Alexander—termasuk Aksa yang sengaja datang dari Bandung.Sekeluarga, seperti biasa Aksa datang bersama Ananta juga ketiga anaknya karena memang setelah dari acara lamaran, lusa nanti Aksa akan datang pula ke acara yang akan digelar Aludra di kediaman Dewa."Makasih, Mas," kata Aludra setelah dirinya duduk dengan nyaman."Sama-sama, Sayang," kata Arka yang langsung duduk di samping Aludra.Acara dimulai, lamaran dibuka dengan sambutan dari kedua belah pihak keluarga dan sebagai perwakilan dari keluarga Damar, Dewa naik ke atas panggung kecil yang tersedia untuk menyampaikan maksud kedatangan Damar dan keluarganya malam ini.Berlanjut, sambutan kembali diber

    Last Updated : 2024-04-08
  • Sebatas Pengantin Pengganti   243). Kabar Alula

    ***"Oke, udah cantik."Mengukir senyum, Aludra memandangi meja makan yang sudah tertata rapi—diisi berbagai masakan yang dibuat sendiri di apartemen.Siang ini, Aludra memang sedang berada di apartemen Arka untuk membantu pria itu memasak makan siang untuk kedua orang tuanya yang akan datang dari Bandung untuk menghadiri acara syukuran tujuh bulanan nanti malam di rumah Aludra.Tak banyak memang yang bisa dilakukan Aludra. Namun, setidaknya dia bisa membantu dengan memberikan semangat untuk Arka yang nampak lihai dengan spatula di tangannya."Mas," panggil Aludra pada Arka yang sedang merapikan kembali meja kompor lalu membersihkannya agar kembali seperti semula."Ya?""Ini udah makanannya?""Udah, Ra. Kenapa emangnya?" tanya Arka. Menghentikan kegiatannya, dia membalikkan badan lalu bersandar—memandang Aludra."Kurang banyak kayanya deh, masa cuman empat menu?" tanya Aludra.Ayam goreng, soto, tahu juga tempe lalu sambal goreng dan kerupuk sebagai pelengkap untuk menu makan siang ha

    Last Updated : 2024-04-08
  • Sebatas Pengantin Pengganti   244). Temu Kangen

    ***"Bismillah."Aludra berdiri di depan cermin. Memandangi penampilannya malam ini yang memakai gamis putih lengkap dengan kerudung yang menutupi rambu, dia mengukir senyum—kagum sendiri dengan penampilannya yang sedikit berbeda dari biasa."Cantik juga aku kalau pake hijab," gumam Aludra pada dirinya sendiri, hingga tak lama bunyi pintu dibuka membuatnya menoleh dan di sana—di ambang pintu, Aurora berdiri. "Mama.""Udah siap-siapnya?" tanya Aurora. "Kalau udah, turun yuk. Udah pada datang tuh.""Mas Arka?""Udah juga," kata Aurora. "Arka bahkan udah mau mulai ngaji sama yang lainnya.""Oh oke, Ma."Tak mengundang relasi bisnis ataupun orang-orang terhormat, pengajian malam ini mengundang anak-anak yatim dari sebuah panti asuhan besar di kota Jakarta.Tak hanya anak-anak, pengurus panti asuhan juga remaja yang masih tinggal di panti pun ikut datang. Terhitung, ada sekitar seratus orang yang datang dalam pengajian malam ini—termasuk Damar yang datang membawa Arsya."Mama tuntun ya.""

    Last Updated : 2024-04-10
  • Sebatas Pengantin Pengganti   245). Aksa Waspada

    ***"Makasih ya udah datang."Berdiri bersama Arka juga keluarganya, Aludra memberikan satu-persatu amplop berisi sejumlah uang pada anak-anak yatim setelah acara pengajian selesai."Lancar sampai persalinan ya, Kak.""Makasih."Semuanya berbaris. Terlalu banyak anak yatim, Aludra mundur lalu duduk kembali di kursi karena tak kuat dengan rasa pegal yang mendera kedua kakinya dan kini tugas memberikan amplop digantikan oleh Aurora, sementara memberikan bingkisan diganti Damar karena Arka yang langsung menghampiri Aludra."Pegel ya?" tanya Arka yang langsung refleks berjongkok di depan Aludra."Iya," jawab Aludra. Tak seceria tadi, Aludra menjadi sedikit lebih murung setelah mendengar ucapan Aksa karena jujur, ucapan sang kakak ipar memang membuat Aludra merasa rindu pada Alula."Aku pijitin ya," kata Arka."Enggak usah, Mas.""Kok enggak usah?" tanya Arka. Tak banyak bicara, dia langsung memijat kaki Aludra yang bengkak. "Aku pijitin, enggak boleh protes.""Mas.""Aku minta maaf," kata

    Last Updated : 2024-04-10
  • Sebatas Pengantin Pengganti   246). Tingkeuban

    ***"Rara ayo bangun, udah pagi. Siap-siap."Sekali lagi, Aurora yang duduk di pinggir kasur berusaha membangunkan Aludra yang kini masih tertidur dengan posisi miring—membelakanginya.Jam dinding sudah menunjukkan pukul tujuh dan tentu saja suasana di belakang rumah bisa dibilang cukup ramai oleh keluarga terdekat yang hadir di acara pagi ini.Tingkeban. Begitulah acara pagi ini disebut. Sebuah tradisi tujuh bulanan adat sunda yang ingin digelar Aludra di masa kehamilannya yang pertama ini. Setelah semalam acara pengajian selesai, maka pagi ini acara berlanjut ke acara siraman, di mana nanti Aludra akan duduk untuk dimandikkan oleh tujuh orang pihak keluarga—sesuai usia kandungan Aludra."Masih ngantuk, Ma," kata Aludra dengan suara yang parau, sementara kedua matanya masih tertutup rapat.Semakin bertambah usia kehamilan Aludra, maka semakin bertambah pula keluhan yang dia rasakan. Mulai dari kaki pegal, kegerahan—sekalipun ac menyala hingga susah tidur, semua itu sering dirasakan

    Last Updated : 2024-04-10
  • Sebatas Pengantin Pengganti   247). Dewa Memutuskan

    ***"Thank you."Dewa tersenyum ramah pada petugas bandara yang dia temui ketika dirinya baru saja selesai mengambil koper hitam berisi barang bawaan. Tak berdua, kali ini dia sampai di Bandara Zürich—Swiss sendiri tanpa Aurora.Mendapat telepon berisi permintaan untuk datang dari sang Mama, Dewa langsung memesan tiket penerbangan menuju Swiss dan malam harinya dia berangkat ke negara tempat sang putri sulung dirawat.Menempuh perjalanan hampir tujuh belas jam lebih, pukul dua belas siang dia tiba dan tentunya dari Bandara, Dewa harus berangkat menuju rumah yang ditempati kedua orang tuanya sebelum berangkat menuju rumah sakit."Kak Dewa, akhirnya datang juga."Dewa tersenyum ketika Alicia—sang adik, menyambutnya di depan pintu. Berpelukan untuk beberapa detik, Dewa langsung masuk lali beristirahat untuk sejenak."Gimana keadaan Lula?" tanya Dewa pada Alicia. "Dia baik-baik aja, kan?""Tetap sama kaya bulan-bulan yang lalu," kata Alicia. "Enggak ada kemajuan, kondisinya stuck."Dewa m

    Last Updated : 2024-04-11
  • Sebatas Pengantin Pengganti   248). Trauma Identik

    ***"Maaf ya, Mas. Buat kamu nunggu lama."Arka yang sedang membersihkan jok mobilnya mengukir senyum. Memandang Aludra yang sudah berdiri di depannya, dia mengulurkan tangan lalu mengusap pucuk kepala perempuan itu dengan lembut."Enggak apa-apa, masih siang juga kok ini," kata Arka."Arsyanya ada?""Ada dong, kan kita udah buat janji.""Oh iya."Hari ini, Aludra dan Arka melakukan check up seperti biasa. Usia kandungan menginjak tiga puluh minggu, Aludra dan Arka memutuskan untuk mengecek jenis kelamin bayi yang ada di perut Aludra karena setelah ini semua perlengkapan bayi akan segera disiapkan.Dan tentu saja untuk warna, mereka ingin menyesuaikan dengan jenis kelamin jabang bayi di perut Aludra."Mama kamu mana?" tanya Arka."Di dalam, seperti biasa. Lagi masak, nanggung katanya.""Oh oke, kita berangkat langsung aja ya.""Iya, Mas."Seperti biasa, Arka membukakan pintu lalu membantu Aludra untuk duduk. Setelah memastikan posisi duduk Aludra nyaman, dia baru mengitari mobilnya la

    Last Updated : 2024-04-11
  • Sebatas Pengantin Pengganti   249). Box Bayi Misterius

    ***"Ngelamun terus daritadi, masih enggak terima?"Arka sedikit tersentak dari lamunan, ketika pertanyaan tersebut dilontarkan Aludra yang memang sejak tadi terus memperhatikannya menyetir tanpa bersuara.Sudah bisa menerima jenis kelamin kedua anaknya yang ternyata sama, Arka tetap saja merasa takut dan waswas jika nanti saat lahir kedua putranya ternyata memiliki wajah serupa.Memang belum tentu kedua putranya akan melakukan hal gila seperti yang pernah dilakukan Aludra dan Alula. Namun, tetap saja Arka merasa sangat ketakutan akan hal itu—bahkan dia takut jika nanti kedua putranya memiliki wajah serupa, mereka akan melakukan hal yang lebih gila dari apa yang pernah dilakukan ibu mereka."Enggak terima apa?" tanya Arka sambil menoleh—berusaha bersikap setenang mungkin."Sama jenis kelamin anak kita yang ternyata sama," kata Aludra. "Kamu kan pengennya mereka sepasang.""Aku terima, kok. Lagipula aku kan udah bilang, mau sepasang, dua laki-laki atau perempuan, yang penting nanti mer

    Last Updated : 2024-04-11

Latest chapter

  • Sebatas Pengantin Pengganti   339). Extra Chapter 10

    *** "Semangat, Sayang. Jangan tegang ya." Menunggu sekitar satu jam setelah sampai di rumah sakit, Aludra akhirnya siap masuk ruang operasi untuk melahirkan putri kecilnya. Tak didampingi Aurora, yang datang ke rumah sakit hanya Dewa karena memang sang istri tak bisa pergi setelah kedua cucunya sigap menghadang agar sang Oma tak bisa ke mana-mana. Namun, tentu saja Aurora berjanji akan datang setelah Regan maupun Raiden berhasil dia tidurkan. Untuk Amanda dan Dirga, kedua orang tua Arka juga sedang dalam perjalanan setelah ditelepon oleh sang putra setengah jam lalu. "Doain ya, Pa." "Pasti, Ra," kata Dewa. Seumur hidup Aludra, ini adalah kali ketiga dia masuk ruang operasi. Pertama saat melahirkan Regan dan Raiden, kedua ketika mendapatkan donor dari Alula dan ketiga, sekarang—ketika dia akan melahirkan putri ketiganya. Sensasinya masih sama. Ruang operasi di setiap rumah sakit masih terasa dingin dan mungkin sedikit menyeramkan. "Kita mulai sekarang ya, Bu." "Iya, dokter."

  • Sebatas Pengantin Pengganti   338). Extra Chapter 9

    ***"Aku takut."Aludra yang sejak tadi duduk bersandar sambil mengelus perutnya seketika menoleh ketika Arka yang sejak tadi fokus mengemudi tiba-tiba saja berucap demikian."Takut apa?" tanya Aludra.Arka menoleh sekilas. "Takut kamu lahiran di jalan," ucapnya. "Usia kehamilan kamu tuh udah tiga puluh tujuh minggu, Ra. Duh ngeri kan kalau lahiran di jalan.""Ck, lebay," celetuk Aludra. "Dokter Ellina kan bilang kalau HPL aku dua minggu lagi, Mas. Santai aja kali.""Kan bisa maju.""Ya jangan maju," kata Aludra. Dia kemudian mengusap lagi perutnya yang buncit. "Jangan lahir dulu ya, Sayang. Mama mau nengok aunty dulu.""Iya Mama," ucap Arka.Hari ini, Aludra memang mengajak Arka ke Karawang untuk mengunjungi makam Alula. Tak membawa anak-anak, seperti biasa Aludra menitipkan Regan dan Raiden bersama Aurora juga Dewa yang sudah berkunjung lebih dulu kemarin ke makam Alula.Kemarin, terhitung delapan belas bulan sudah Alula pergi menghadap Sang Pencipta dan Aludra masih merasa semuany

  • Sebatas Pengantin Pengganti   337). Extra Chapter 8

    ***"Mas Arka buruan ih! Kok lama!"Sekali lagi Aludra yang sejak tadi menunggu di sofa dekat tangga berteriak memanggil Arka yang tak kunjung turun. Padahal, sudah hampir sepuluh menit dia menunggu suaminya turun."Iya sayang, iya. Sebentar," sahut Arka. Memakai pakaian santai, pria itu turun dengan sedikit tergesa-gesa di tangga. "Enggak sabaran banget kamu tuh ya.""Bawaan bayi," celetuk Aludra sambil mengusap perutnya yang buncit. Minggu ini terhitung tiga puluh minggu sudah usia kandungan Aludra."Ck, alasan aja.""Emang kenyataannya gitu.""Regan sama Raiden mana?""Ke mall sama Papa dan Mama.""Beneran jadi anak Oma sama Opa ya mereka tuh," kata Arka."Ya begitulah."Sejak hamil, itensitas Aludra mengasuh anak-anak memang berkurang karena Raiden dan Regan lebih sering dipegang oleh Aurora.Selain sudah tak asi lagi, Aludra juga tak boleh kelelahan selama hamil, sementara Regan dan Raiden yang sudah genap berusia dua tahun semakin lama semakin aktif."Ya udah kita berangkat seka

  • Sebatas Pengantin Pengganti   336). Extra Chapter 7

    ***"Ini kamu seriusan mau lahiran enggak sih?"Melihat sang istri yang nampak begitu tenang menghadapi proses kontraksi, pertanyaan tersebut akhirnya dilontarkan Damar yang sejak tadi setia duduk di samping Arsya.Kehamilannya sudah mencapai tiga puluh delapan minggu, sore tadi Arsya mengalami sedikit pendarahan. Segera dibawa menuju rumah sakit, dokte kandungan lain yang selama ini menangani Arsya mengatakan jika perempuan itu sudah mengalami bukaan.Ketika datang, Arsya baru mengalami bukaan dua dan sekarang setelah tiga jam berlalu—tepatnya pukul delapan, bukaan tersebut baru sampai ke angka lima.Masih ada lima lagi angka yang harus dilewati Arsya sebelum bukaan lengkap dan bayi yang selama ini dia kandung bisa lahir ke dunia."Emang kenapa?" Arsya yang sejak tadi sibuk mengatur napas sambil menikmati gelombang cinta yang cukup luar biasa, lantas mendongak dan menatap suaminya itu. "Tenang banget," celetuk Damar. "Di film-film tuh yang aku lihat, cewek mau lahiran itu biasanya n

  • Sebatas Pengantin Pengganti   335). Extra Chapter 6

    ***"Ini seriusan enggak nyadar apa gimana?"Aludra dan Arka mengernyit tak paham sambil memandang Arsya setelah pertanyaan tersebut dilontarkan perempuan tersebut."Maksudnya?" tanya Aludra."Enggak sadar apa?" tanya Arka."Nih." Arsya menunjukkan testpack yang beberapa menit lalu dipakai Aludra. Bukan testpack biasa, testpack yang dipakai adalah testpack digital yang bisa langsung menunjukkan usia kehamilan seorang ibu karena memang saat ini Aludra sedang mengandung."Ten weeks pregnant," gumam Aludra-mengeja tulisan pada testpack lalu Arka yang ikut membaca, spontan menerjemahkan."Hamil sepuluh minggu," ucap Arka.Untuk beberapa detik, sepasang suami istri tersebut bisa dibilang nge-bug, karena setelah membaca testpack baik Aludra maupun Arka saling diam."Kok pada diem sih?" tanya Arsya."Jadi maksudnya aku hamil?" tanya Aludra."Yes, Ra. Kamu hamil," kata Arsya. "Udah sepuluh minggu malah kehamilan kamu tuh.""Kok bisa?" tanya Arka. "Aludra kan baru telat datang bulan dua bulan

  • Sebatas Pengantin Pengganti   334). Extra Chapter 5

    ***"Mas mandinya udah belum, aku udah siapin sarapan tuh. Katanya mau meeting sama Papa?"Masuk ke kamar, pertanyaan tersebut dilontarkan Aludra pada Arka ketika suaminya itu tak terlihat di dalam kamar."Mas!""Di wc, Ra!" teriak Arka—membuat Aludra seketika terkekeh karenanya."Oh lagi nabung, oke. Aku tunggu," kata Aludra. Melangkah masuk, dia duduk di pinggir kasur lalu merentangkan tubuhnya di sana.Tak lama berselang, Aludra menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka—menampakkan Arka yang sudah rapi dengan pakaian kantornya seperti biasa.Hampir setahun setelah kepindahannya ke Jakarta secara resmi, Arka tak lagi memegang jabatan manajer di perusahaan Dewa karena sang mertua memercayakan posisi CEO pada menantunya itu.Dan tentu saja jabatan yang dipegang Arka sekarang membuat pekerjaannya lebih sibuk dari biasa."Sakit perut aku tuh," kata Arka sambil melangkahkan kakinya mendekati Aludra yang langsung beringsut ketika Arka duduk di sampingnya."Mas. Kok kamu bau?" tanya Aludra—

  • Sebatas Pengantin Pengganti   333). Extra Chapter 4

    ***"Diem terus daritadi. Bisu ya?"Anindira menoleh ke arah Alister ketika pertanyaan tersebut dilontarkan pria itu padanya tepat setelah mereka selesai berbelanja di salah satu super market besar di kota Bandung."Enggak penting," ketus Anindira. Mendorong troli berisi belanjaan, dia berjalan menuju bagasi mobil Alister yang terparkir di bagian depan. Tanpa meminta bantuan, Anindira dengan mudah membuka bagasi lalu memasukkan beberapa kresek ke sana.Sementara Alister justru tersenyum sambil bersandar pada bagian samping mobil dengan kedua tangan yang berada di dada."Samson banget kamu tuh ya," celetuk Alister. "Penampilan anggun, tapi tenaga kaya kuli pasar.""Pulang," kata Anindira yang langsung berjalan ke sisi kiri mobil lalu masuk dan duduk di samping kursi kemudi.Sebenarnya Anindira ingin duduk di kursi belakang. Namun, sial. Semua itu tak bisa dia lakukan karena jok belakang dipenuhi beberapa pasang pakaian juga sepatu Alister yang katanya akan dipakai syuting besok pagi d

  • Sebatas Pengantin Pengganti   332). Extra Chapter 3

    ***"Akhirnya selesai juga.""Capek ya?"Damar yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke kasur seketika menoleh—memandang Arsya yang sudah santai dengan celana joger juga sweater rajut.Rangkaian acara pernikahan—mulai dari akad hingga resepsi yang digelar hari ini akhirnya selesai, keluarga Damar dan Arsya memang menginap di salah satu vila mewah di Bandung agar privasi mereka terjaga.Rencananya besok, Damar dan Arsya pulang dari Bandung menuju bandara Soekarno hatta untuk langsung pergi berbulan madu menuju Maldives selama seminggu."Banget," kata Damar. "Gempor rasanya kaki aku berdiri berjam-jam nyalamin tamu."Arsya tersenyum lalu duduk di samping Damar. Tanpa aba-aba, dia langsung meraih lengan suaminya itu untuk memberikan sebuah pijatan."Kamu ngapain?" tanya Damar speecles. Menikahi Arsya memang rasanya seperti mimpi bagi dirinya.Selain umur Arsya yang tiga tahun lebih tua dari Damar, selama masa pacaran keduanya pun tak jarang terlibat cekcok karena perbedaan pendapat yang

  • Sebatas Pengantin Pengganti   331). Extra Chapter 2

    ***"Kok tegang ya, Ar?"Arka yang duduk tak jauh dari Damar mengukir senyuman tipis ketika ungkapan itu kembali terlontar dari mulut sahabat istrinya tersebut.Menempuh perjalanan dua jam, rombongan keluarga mempelai pria sampai di lokasi pernikahan. Tak mau membuang-buang waktu, akad nikah akan segera dilaksanakan sebelum hari menjelang siang."Bismillah," kata Arka mengingatkan."Udah, tapi tetap aja tegang," kata Damar."Tarik napas, hembuskan napas terakhir," celetuk Arka asal."Oh ok ... eh apa barusan? Hembuskan napas terakhir? Mati dong, Ar.""Bercanda.""Lagi tegang malah dibercandain.""Ya udah sih, rileks aja.""Mempelai perempuan memasuki area akad nikah."Arka dan Damar menghentikan obrolan mereka setelah suara sang pembawa acara terdengar dari pengeras suara—disusul suara gamelan yang mengiring kedatangan Arsya bersama Aludra juga Anindira.Memakai adat sunda, perempuan berwajah blasteran itu nampak cantik dengan siger juga kebaya putih yang dia pakai.Manglingi. Begitu

DMCA.com Protection Status