Share

147). Menyerah

***

"Masuk."

Damar hanya tersenyum tipis ketika seorang perempuan kini membukakan pintu kamar hotel untuknya. Melangkahkan kakinya masuk, dia menghempaskan tubuhnya begitu saja di atas kasur dengan posisi telungkup.

"Damar itu baru diberesin!"

Mengukir senyum, Damar membalikkan badannya lalu tersenyum dengan wajah tanpa dosa.

"Galak banget sih, Lu? Kan kita mau pulang. Biarin aja berantakan."

"Ya tetep aja enggak enak dilihatnya, Damar."

"Oke-oke," kata Damar. Dia kemudian beringsut lalu duduk di pinggir kasur—memandang sahabatnya kini yang sudah rapi dan cantik dengan dress yang dia pakai. "Jadi pulang sekarang?"

"Jadi."

"Sadar juga," celetuk Damar.

"Sadar apa?"

"Iya, kamu akhirnya sadar juga dan enggak ganggu Aludra lagi," kata Damar. "Gitu dong, biarin Aludra bahagia sesekali. Dia terus yang ngalah."

"Dam."

"Ya?" Damar menaikkan sebelah alisnya.

"Kamu sayang banget sama Aludra, ya?"

"Tanya itu mulu perasaan," protes Damar bosan. "Kan udah aku jawab berulang kali. Cinta, Lu. Aku cin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
ya ampun Rara kasian
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
iya bener sih ini tergantung arka sadar gak kalo istri nya ganti
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
damar gak sadar ya kalau itu rara
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status