Share

109). Tidak Berguna?

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-23 10:17:49

***

"Lu ... enggak Lu, Lulu awas, Lu. Alula awas Alula, lari Alula!"

Arka terbangun paksa dari tidurnya yang nyenyak ketika mimpi buruk tiba-tiba saja menghampirinya di siang bolong.

Melirik kanan dan kiri, dia mencari keberadaan Aludra di ruangannya. Namun, tak ada. Beringsut, Arka mengubah posisinya menjadi duduk dan lagi, dia mencari Aludra.

"Lu? Kamu udah ke sini, Lu?" panggil Arka. Namun, ruangannya sepi. Tak ada siapa-siapa di sana karena memang Arka benar-benar sendiri. "Alula, kamu udah ke si-"

Arka menghentikan ucapannya ketika pintu ruangan tiba-tiba saja dibuka dari luar—menampakkan seorang pria bermanik abu yang terlihat formal dengan kemeja navynya.

"Bangun?"

"Kak Aksa," panggil Arka.

Aksa berjalan mendekat lalu menyimpan kresek putih kecil berisi obat di atas meja di samping ranjang.

"Kalau kamu nyariin Mama sama Papa, mereka lagi makan siang di kantin rumah sakit," ungkap Aksa setelah dirinya duduk di kursi yang biasa diduduki Aludra.

"Lulu udah ke sini?" tanya Arka.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
sesayang itu Aksa ke arka ya
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
iya arka jangan ngomong gitu Napa sih
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
duh Rara bikin arka khawatir aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sebatas Pengantin Pengganti   110). Bertindak

    ***"Berhenti dulu, Pak.""Siap, Non."Mobil yang dia tumpangi berhenti persis di depan gerbang komplek, Aludra segera meminta Pak Maman untuk berhenti lalu setelahnya dia turun untuk menghampiri seorang Pria yang sejak tado terus mengikuti dengan sedan hitamnya."Aku udah sampe, kamu bisa pulang," kata Aludra pada Damar yang juga turun dari mobilnya.Pasca kejadian di depan restoran lalu setelah selesai mengobati luka di sikut dan betis Aludra menggunakan obat merah, Damar memang ngotot untuk mengantar sahabatnya itu pulang—setidaknya sampai depan komplek untuk memastikan Aludra pulang dengan selamat, sampai rumah.Karena jika sudah memasuki perumahan, Damar tak akan terlalu khawatir—mengingat betapa ketatnya pengamanan di sana."Ngusir?" tanya Damar. "Bukannya bilang makasih karena udah dianterin, malah ngusir. Sahabat macam apa kamu?""Enggak ikhlas?" tanya Aludra tak mau kalah. "Kan aku enggak maksa juga buat dianter ke sini.""Dih ambekkan," celetuk Damar sambil mencubit pipi Alu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Sebatas Pengantin Pengganti   111). Pesan di Ponsel Arka

    ***"Aman."Setelah menelepon Arka, nyatanya Aludra tak langsung mandi karena yang dia lakukan justru tidur selama satu jam penuh, hingga pukul setengah empat sore, Aludra terbangun.Tak mau membuat Arka menunggu terlalu lama, Aludra langsung pergi mandi lalu setelahnya dia bersiap-siap untuk kembali menemui Arka di rumah sakit sambil membawa pakaian dalam ganti untuk pria itu karena untuk pakaian luar, ditanggung jawab pihak rumah sakit."Semoga Mas Arka enggak lihat," kata Aludra sambil mengusap lengannya yang kini dibalut cardigan rajut berwarna peach agar melindungi luka yang sudah dibalut dengan perban.Tak hanya lengan, dia juga melindungi betisnya dengan memakai celana panjang agar Arka tak bisa melihatnya. Meskipun, sudah menyiapkan jawaban bohong, sepertinya Arka tak tahu itu akan lebih baik.Selesai dengan penampilannya, Aludra mengambil tas jinjing berukuran sedang untuk dibawa ke rumah sakit. Arka masih memerlukan perawatan selama beberapa hari ke depan, Aludra membawa pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Sebatas Pengantin Pengganti   112). Arka Marah

    ***"Seriusan langsung pulang?"Aludra mengerutkan kening—memandang wajah Arka yang nampak begitu serius, sementara Aksa yang duduk di sofa hanya memperhatikan keduanya."Iya," jawab Aludra. Mensejajarkan diri, dia sengaja berjongkok di depan Arka agar posisinya sama dengan pria itu yang masih duduk di kursi roda. "Kenapa emangnya?""Kamu masih ingat enggak ucapan aku?" tanya Arka."Yang mana?""Waktu kita jogging," jawab Arka. "Kamu tanya ke aku kan, kesalahan apa yang paling buat aku enggak suka? Aku jawab kalau kesalahan yang paling enggak aku suka itu berbohong. Aku enggak suka dibohongin.""Iya, lalu?" tanya Aludra yang masih tak sadar dengan kesalahan apa yang dia lakukan."Ini apa maksudnya?" tanya Arka. Dia kemudian menunjukkan layar ponsel yang berisi foto Aludra juga Damar tadi siang di restoran.Tak bisa dibohongi lagi, Arka langsung tahu karena baju yang dipakai Aludra sama dengan baju tadi pagi sebelum pulang."Mas ... anu itu, kamu dapat dari mana? Coba aku lihat," kata

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Sebatas Pengantin Pengganti   113). You Are My Hero

    ***"Kakak pulang dulu, kamu sama Arka hati-hati di sini. Kalau ada apa-apa telepon aja. Mama sama Papa kayanya enggak akan nginep, kondisi Mama belum baik.""Iya, Kak. Kakak juga hati-hati di jalan.""Iya, kalau si kembar enggak rewel, malam nanti Kakak ke sini lagi.""Iya, Kak."Beranjak, Aksa berpamitan pada Aludra lalu pergi meninggalkan perempuan itu sendiri di ruangan Arka.Pukul enam sore Aksa memang harus pulang karena di rumah pun Ananta membutuhkan bantuannya untuk merawat si kembar juga Aileen yang nyatanya tak cukup dijaga hanya oleh dua orang."Mas Arka belum ke sini lagi," gumam Aludra sambil melirik jam tangan yang dia pakai. Terhitung sudah satu jam Arka pergi pasca marah dan sampai sekarang tak kunjung kembali.Padahal, Arka harus segera makan malam lalu minum obat sebentar lagi."Aku susulin deh, enggak enak juga dibiarin lama-lama pergi," kata Aludra yang akhirnya beranjak dari sofa lalu berjalan menuju pintu. Namun, tepat ketika dia berniat keluar, Arka sudah berad

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Sebatas Pengantin Pengganti   114). Menemui Raina

    ***Terdiam untuk beberapa detik, pria bersweater army itu akhirnya berbalik badan—kembali batal untuk menjenguk Arka setelah melihat sweet kissing scene di ruang rawat.Tak langsung pergi, pria tersebut menghampiri perawat yang kebetulan berjaga di pos yang tak jauh dari ruangan rawat Arka."Suster, permisi.""Ya, Pak. Ada apa?" tanya seorang perawat yang sedikit terkesiap melihat Damar menghampirinya.Damar Agra Kesuma. Tentu saja pria yang baru saja memergoki Aludra juga Arka adalah dia. Untuk yang kedua kalinya dia batal menjenguk Arka karena tak mau terjebak momen awkward.Jika kemarin dia menitipkan keranjang buah pada Dewa juga Aurora, maka kali ini dia akan menitipkan kue untuk Arka pada perawat."Bisa tolong anterin kue ini ke ruangan itu?" tanya Damar sambil mengarahkan jari telunjuknya ke pintu ruangan Arka. "Bisa, Pak.""Ya sudah tolong kasihin ya, Sus. Kalau pasien atau yang tunggunya tanya, bilang aja dari Damar," ungkap Damar. "Bilang juga saya enggak bisa jenguk karen

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Sebatas Pengantin Pengganti   115). Sensitif

    ***"Buka mulutnya yang gede."Untuk yang kesekian kalinya, Aludra mengulurkan sendok berisi ayam balado pada Arka yang saat ini duduk bersandar untuk menyantap makan malam sebelum meminum obat.Arka memang marah besar setelah Aludra berbohong, tapi nyatanya marah itu tak mampu bertahan lama karena setelah ciuman mereka beberapa menit lalu yang dipergoki perawat, Aludra dan Arka kembali berdamai.Tentunya dengan syarat; Aludra tak boleh lagi berbohong seperti tadi. Sesepele apapun masalahnya, Aludra harus bilang pada Arka karena sekali lagi Arka menegaskan jika kejujuran adalah kunci utama sebuah rumah tangga bisa berjalan dengan mulus.Yeah, Arka sangat marah ketika Aludra berbohong dengan tak bilang yang sebenarnya tentang makan siang dia dan Damar, tanpa tahu jika di balik semua itu nyatanya ada kebohongan yang bahkan jauh lebih besar.Bukan hanya Arka, semua orang pun tertipu dengan kelakuan Aludra dan Alula, kecuali Damar yang tahu semuanya.Dan tentu saja—setelah mengetahui baga

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Sebatas Pengantin Pengganti   116). Pengalihan Dendam

    ***"Jadi maksud kamu, yang selama ini Kakak aku incar itu bukan Alula?"Damar menganggukkan kepalanya ketika pertanyaan tersebut dilontarkan Raina—setelah dirinya menjelaskan semua yang terjadi diantara Aludra dan Alula.Tak peduli Aludra akan marah karena dia membongkar semuanya pada Raina, yang jelas Damar ingin melindungi sahabat sekaligus orang yang dia cintai.Demi apapun, kalau sampai terjadi sesuatu pada Aludra, Damar akan merasa sangat bersalah."Yes, of course," jawab Damar. Tak lagi duduk di depan Raina, sejak beberapa menit lalu Damar sudah berpindah tempat—duduk di sebuah sofa single yang berada di samping kanan Raina agar mudah menunjukkan bukti jika perempuan yang selama ini diserang Rania juga sedang coba dicelakai Raina adalah Aludra, bukan Alula yang mereka cari.Dan sejauh ini Damar cukup bersyukur karena selama menunjukkan bukti, Raina terlihat cukup percaya dengan apa yang dia katakan."Dia Aludra Raveena Pratama, gadis yang bahkan enggak tahu apa-apa dengan semua

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Sebatas Pengantin Pengganti   117). Jaminan Aman

    ***"Kalau begitu saya pamit. Good luck dan jangan salah orang lagi. Yang terpenting, enggak ada serang Aludra. Sekali lagi kamu buat dia lecet kaya tadi siang, saya bakar apartemen kamu.""Hm, thank you buat informasinya."Damar memandang Raina. "Jadi kapan kamu berangkat?" tanyanya."Ke London?" tanya Raina. "Tentu aja secepatnya. Aku bukan orang yang suka menunda.""Ya sudah," jawab Damar. Satu jam lebih mengobrol bersama Raina di ruang tamu, dia akhirnya beranjak dari sofa empuk yang sejak tadi didudukinya. "Saya pamit pulang.""Silakan," kata Raina. Ikut beranjak, dia mengantar Damar sampai ke pintu."Saya bantu kamu bukan berarti saya menghalalkan kamu menyakiti Alula secara fisik," kata Damar sebelum benar-benar pergi. "Jangan lukain Alula juga di sana.""Hm." Raina bergumam pelan. "Sana pulang.""Ck, tidak tahu berterima kasih," celetuk Damar.Alih-alih menyauti ucapan Damar, Raina justru menutup pintu apartemennya lalu masuk dan menghempaskan tubuh di sofa, sementara Damar be

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25

Bab terbaru

  • Sebatas Pengantin Pengganti   339). Extra Chapter 10

    *** "Semangat, Sayang. Jangan tegang ya." Menunggu sekitar satu jam setelah sampai di rumah sakit, Aludra akhirnya siap masuk ruang operasi untuk melahirkan putri kecilnya. Tak didampingi Aurora, yang datang ke rumah sakit hanya Dewa karena memang sang istri tak bisa pergi setelah kedua cucunya sigap menghadang agar sang Oma tak bisa ke mana-mana. Namun, tentu saja Aurora berjanji akan datang setelah Regan maupun Raiden berhasil dia tidurkan. Untuk Amanda dan Dirga, kedua orang tua Arka juga sedang dalam perjalanan setelah ditelepon oleh sang putra setengah jam lalu. "Doain ya, Pa." "Pasti, Ra," kata Dewa. Seumur hidup Aludra, ini adalah kali ketiga dia masuk ruang operasi. Pertama saat melahirkan Regan dan Raiden, kedua ketika mendapatkan donor dari Alula dan ketiga, sekarang—ketika dia akan melahirkan putri ketiganya. Sensasinya masih sama. Ruang operasi di setiap rumah sakit masih terasa dingin dan mungkin sedikit menyeramkan. "Kita mulai sekarang ya, Bu." "Iya, dokter."

  • Sebatas Pengantin Pengganti   338). Extra Chapter 9

    ***"Aku takut."Aludra yang sejak tadi duduk bersandar sambil mengelus perutnya seketika menoleh ketika Arka yang sejak tadi fokus mengemudi tiba-tiba saja berucap demikian."Takut apa?" tanya Aludra.Arka menoleh sekilas. "Takut kamu lahiran di jalan," ucapnya. "Usia kehamilan kamu tuh udah tiga puluh tujuh minggu, Ra. Duh ngeri kan kalau lahiran di jalan.""Ck, lebay," celetuk Aludra. "Dokter Ellina kan bilang kalau HPL aku dua minggu lagi, Mas. Santai aja kali.""Kan bisa maju.""Ya jangan maju," kata Aludra. Dia kemudian mengusap lagi perutnya yang buncit. "Jangan lahir dulu ya, Sayang. Mama mau nengok aunty dulu.""Iya Mama," ucap Arka.Hari ini, Aludra memang mengajak Arka ke Karawang untuk mengunjungi makam Alula. Tak membawa anak-anak, seperti biasa Aludra menitipkan Regan dan Raiden bersama Aurora juga Dewa yang sudah berkunjung lebih dulu kemarin ke makam Alula.Kemarin, terhitung delapan belas bulan sudah Alula pergi menghadap Sang Pencipta dan Aludra masih merasa semuany

  • Sebatas Pengantin Pengganti   337). Extra Chapter 8

    ***"Mas Arka buruan ih! Kok lama!"Sekali lagi Aludra yang sejak tadi menunggu di sofa dekat tangga berteriak memanggil Arka yang tak kunjung turun. Padahal, sudah hampir sepuluh menit dia menunggu suaminya turun."Iya sayang, iya. Sebentar," sahut Arka. Memakai pakaian santai, pria itu turun dengan sedikit tergesa-gesa di tangga. "Enggak sabaran banget kamu tuh ya.""Bawaan bayi," celetuk Aludra sambil mengusap perutnya yang buncit. Minggu ini terhitung tiga puluh minggu sudah usia kandungan Aludra."Ck, alasan aja.""Emang kenyataannya gitu.""Regan sama Raiden mana?""Ke mall sama Papa dan Mama.""Beneran jadi anak Oma sama Opa ya mereka tuh," kata Arka."Ya begitulah."Sejak hamil, itensitas Aludra mengasuh anak-anak memang berkurang karena Raiden dan Regan lebih sering dipegang oleh Aurora.Selain sudah tak asi lagi, Aludra juga tak boleh kelelahan selama hamil, sementara Regan dan Raiden yang sudah genap berusia dua tahun semakin lama semakin aktif."Ya udah kita berangkat seka

  • Sebatas Pengantin Pengganti   336). Extra Chapter 7

    ***"Ini kamu seriusan mau lahiran enggak sih?"Melihat sang istri yang nampak begitu tenang menghadapi proses kontraksi, pertanyaan tersebut akhirnya dilontarkan Damar yang sejak tadi setia duduk di samping Arsya.Kehamilannya sudah mencapai tiga puluh delapan minggu, sore tadi Arsya mengalami sedikit pendarahan. Segera dibawa menuju rumah sakit, dokte kandungan lain yang selama ini menangani Arsya mengatakan jika perempuan itu sudah mengalami bukaan.Ketika datang, Arsya baru mengalami bukaan dua dan sekarang setelah tiga jam berlalu—tepatnya pukul delapan, bukaan tersebut baru sampai ke angka lima.Masih ada lima lagi angka yang harus dilewati Arsya sebelum bukaan lengkap dan bayi yang selama ini dia kandung bisa lahir ke dunia."Emang kenapa?" Arsya yang sejak tadi sibuk mengatur napas sambil menikmati gelombang cinta yang cukup luar biasa, lantas mendongak dan menatap suaminya itu. "Tenang banget," celetuk Damar. "Di film-film tuh yang aku lihat, cewek mau lahiran itu biasanya n

  • Sebatas Pengantin Pengganti   335). Extra Chapter 6

    ***"Ini seriusan enggak nyadar apa gimana?"Aludra dan Arka mengernyit tak paham sambil memandang Arsya setelah pertanyaan tersebut dilontarkan perempuan tersebut."Maksudnya?" tanya Aludra."Enggak sadar apa?" tanya Arka."Nih." Arsya menunjukkan testpack yang beberapa menit lalu dipakai Aludra. Bukan testpack biasa, testpack yang dipakai adalah testpack digital yang bisa langsung menunjukkan usia kehamilan seorang ibu karena memang saat ini Aludra sedang mengandung."Ten weeks pregnant," gumam Aludra-mengeja tulisan pada testpack lalu Arka yang ikut membaca, spontan menerjemahkan."Hamil sepuluh minggu," ucap Arka.Untuk beberapa detik, sepasang suami istri tersebut bisa dibilang nge-bug, karena setelah membaca testpack baik Aludra maupun Arka saling diam."Kok pada diem sih?" tanya Arsya."Jadi maksudnya aku hamil?" tanya Aludra."Yes, Ra. Kamu hamil," kata Arsya. "Udah sepuluh minggu malah kehamilan kamu tuh.""Kok bisa?" tanya Arka. "Aludra kan baru telat datang bulan dua bulan

  • Sebatas Pengantin Pengganti   334). Extra Chapter 5

    ***"Mas mandinya udah belum, aku udah siapin sarapan tuh. Katanya mau meeting sama Papa?"Masuk ke kamar, pertanyaan tersebut dilontarkan Aludra pada Arka ketika suaminya itu tak terlihat di dalam kamar."Mas!""Di wc, Ra!" teriak Arka—membuat Aludra seketika terkekeh karenanya."Oh lagi nabung, oke. Aku tunggu," kata Aludra. Melangkah masuk, dia duduk di pinggir kasur lalu merentangkan tubuhnya di sana.Tak lama berselang, Aludra menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka—menampakkan Arka yang sudah rapi dengan pakaian kantornya seperti biasa.Hampir setahun setelah kepindahannya ke Jakarta secara resmi, Arka tak lagi memegang jabatan manajer di perusahaan Dewa karena sang mertua memercayakan posisi CEO pada menantunya itu.Dan tentu saja jabatan yang dipegang Arka sekarang membuat pekerjaannya lebih sibuk dari biasa."Sakit perut aku tuh," kata Arka sambil melangkahkan kakinya mendekati Aludra yang langsung beringsut ketika Arka duduk di sampingnya."Mas. Kok kamu bau?" tanya Aludra—

  • Sebatas Pengantin Pengganti   333). Extra Chapter 4

    ***"Diem terus daritadi. Bisu ya?"Anindira menoleh ke arah Alister ketika pertanyaan tersebut dilontarkan pria itu padanya tepat setelah mereka selesai berbelanja di salah satu super market besar di kota Bandung."Enggak penting," ketus Anindira. Mendorong troli berisi belanjaan, dia berjalan menuju bagasi mobil Alister yang terparkir di bagian depan. Tanpa meminta bantuan, Anindira dengan mudah membuka bagasi lalu memasukkan beberapa kresek ke sana.Sementara Alister justru tersenyum sambil bersandar pada bagian samping mobil dengan kedua tangan yang berada di dada."Samson banget kamu tuh ya," celetuk Alister. "Penampilan anggun, tapi tenaga kaya kuli pasar.""Pulang," kata Anindira yang langsung berjalan ke sisi kiri mobil lalu masuk dan duduk di samping kursi kemudi.Sebenarnya Anindira ingin duduk di kursi belakang. Namun, sial. Semua itu tak bisa dia lakukan karena jok belakang dipenuhi beberapa pasang pakaian juga sepatu Alister yang katanya akan dipakai syuting besok pagi d

  • Sebatas Pengantin Pengganti   332). Extra Chapter 3

    ***"Akhirnya selesai juga.""Capek ya?"Damar yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke kasur seketika menoleh—memandang Arsya yang sudah santai dengan celana joger juga sweater rajut.Rangkaian acara pernikahan—mulai dari akad hingga resepsi yang digelar hari ini akhirnya selesai, keluarga Damar dan Arsya memang menginap di salah satu vila mewah di Bandung agar privasi mereka terjaga.Rencananya besok, Damar dan Arsya pulang dari Bandung menuju bandara Soekarno hatta untuk langsung pergi berbulan madu menuju Maldives selama seminggu."Banget," kata Damar. "Gempor rasanya kaki aku berdiri berjam-jam nyalamin tamu."Arsya tersenyum lalu duduk di samping Damar. Tanpa aba-aba, dia langsung meraih lengan suaminya itu untuk memberikan sebuah pijatan."Kamu ngapain?" tanya Damar speecles. Menikahi Arsya memang rasanya seperti mimpi bagi dirinya.Selain umur Arsya yang tiga tahun lebih tua dari Damar, selama masa pacaran keduanya pun tak jarang terlibat cekcok karena perbedaan pendapat yang

  • Sebatas Pengantin Pengganti   331). Extra Chapter 2

    ***"Kok tegang ya, Ar?"Arka yang duduk tak jauh dari Damar mengukir senyuman tipis ketika ungkapan itu kembali terlontar dari mulut sahabat istrinya tersebut.Menempuh perjalanan dua jam, rombongan keluarga mempelai pria sampai di lokasi pernikahan. Tak mau membuang-buang waktu, akad nikah akan segera dilaksanakan sebelum hari menjelang siang."Bismillah," kata Arka mengingatkan."Udah, tapi tetap aja tegang," kata Damar."Tarik napas, hembuskan napas terakhir," celetuk Arka asal."Oh ok ... eh apa barusan? Hembuskan napas terakhir? Mati dong, Ar.""Bercanda.""Lagi tegang malah dibercandain.""Ya udah sih, rileks aja.""Mempelai perempuan memasuki area akad nikah."Arka dan Damar menghentikan obrolan mereka setelah suara sang pembawa acara terdengar dari pengeras suara—disusul suara gamelan yang mengiring kedatangan Arsya bersama Aludra juga Anindira.Memakai adat sunda, perempuan berwajah blasteran itu nampak cantik dengan siger juga kebaya putih yang dia pakai.Manglingi. Begitu

DMCA.com Protection Status