Share

100). Kondisi Arka

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-20 15:15:25

***

"Enggak usah lari-lari, jalannya biasa aja. Kata Arka kamu ceroboh."

Aludra yang baru saja melepas safetybelt lantas menoleh ketika peringatan tersebut diucapkan Aksa sesaat sebelum dirinya turun dari mobil.

Pemakaman tak jauh dari rumah sakit, Aludra dan Aksa hanya perlu menempuh perjalanan lima belas menit saja sebelum akhirnya sampai di rumah sakit.

Antusias. Aludra melangkah turun dari mobil lalu membiarkan Aksa memarkirkan mobilnya ke basemant sendiri.

Melangkahkan kaki dengan sangat cepat, Aludra bergegas menuju lift. Mendengar Arka sadar tentunya angin segar bagi Aludra yang sempat merasa frustasi ketika semalaman penuh suaminya itu tak kunjung bangun.

"Mas Arka," gumam Aludra ketika pintu lift terbuka di lantai dua. Menarik napas pelan, dia akhirnya melangkahkan kaki menyusuri koridor menuju ruangan rawat Arka yang sedikit berada di ujung.

Masih dengan senyumannya, Aludra menarik handle lalu membuka pintu dengan sangat hati-hati. Namun, senyuman yang sejak tadi terukir itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
nah Lo papa dewa n mama rora yang datang
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
damar ya yang datang
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
ya ampun arka ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sebatas Pengantin Pengganti   101). Kateter Bermasalah

    ***"Perempuan sialan!"Sudah hampir setengah jam lebih—semenjak pulang dari pemakaman sang kakak, Raina mengamuk di apartemen. Guci, pajangan, bahkan semua benda yang ada di meja kini hancur berantakan setelah disapu oleh kedua tangannya.Raina marah. Tentu saja. Seolah tak cukup kehilangan kedua orang tuanya dulu lalu kehilangan Reyhan si kakak sulung, Raina kembali harus kehilangan kakak keduanya.Shit! Demi apapun Raina tak rela. Semuanya tak bisa dibiarkan dan dia pun tak akan tinggal diam setelah semua yang terjadi pada kedua kakaknya.Bukannya berusaha menerima kepergian sang kakak dengan ikhlas, dendam Rania pada Alula justru semakin menggebu. Bagaimanapun caranya, dia harus balas dendam untuk kematian kedua kakaknya.Ya, Raina tak akan bisa hidup tenang sebelum dendamnya terbalaskan. Nyawa dibalas nyawa, Raina harus menghabisi perempuan yang sudah menghilangkan nyawa dua kakaknya."Alula sialan, aku akan menghabisimu dengan tanganku sendiri, jalang!"Lelah mengamuk, Raina men

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Sebatas Pengantin Pengganti   102). Menyerang?

    ***"Gimana udah enakkan?"Pertanyaan tersebut langsung dilontarkan Aludra ketika Arka mencoba untuk buang air kecil setelah kateternya dibenarkan oleh perawat belasan menit yang lalu."Lumayan," kata Arka."Syukurlah," jawab Aludra. "Kamu enggak marah, kan?" tanya Arka.Aludra mengerutkan keningnya. "Marah kenapa?" tanyanya."Marah karena yang benerinnya perempuan," ungkap Arka. "Sebenarnya kalau kamu ngerasa enggak suka, bisa nungu besok aja Lu. Aku juga enggak enak soalnya sama kamu.""Nunggu besok dan semalaman kamu nahan pipis gitu?" tanya Aludra. "Tau enggak nahan pipis itu bahaya? Bisa kena infeksi saluran kemih kamu nanti. Cukup sekali aja aku buat kamu menderita, Mas. Jangan ada yang kedua apalagi ketiga.""Aku enggak menderita, Lu." Arka memandang Aludra yang duduk di sisi kirinya lalu memegang tangan perempuan itu. "Aku emang sempat down waktu sadar kaki aku enggak bisa digerakkin, tapi setelah tahu kamu mau nerima aku apa adanya, down itu hilang seketika.""Yang terpentin

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Sebatas Pengantin Pengganti   103). Damar dan Raina

    ***"Udah tenang, sekarang?"Aludra mendongak—menatap wajah Arka yang sedikit berada di atasnya. Setelah berhasil menetralisirkan rasa panik yang melanda, dia akhirnya kembali berbaring bersama Arka dan tentunya di dalam pelukan pria itu."Udah," jawabnya. "Tapi masih deg-degan dikit. Takut juga.""Enggak usah takut, ada aku," kata Arka. "Meskipun aku enggak bisa jalan, kalau ada apa-apa aku pasti lindungin kamu."Untuk beberapa detik, Aludra memandang Arka tanpa berkedip sedikit pun. Meskipun, kondisinya sudah lebih baik daripada kemarin, pria itu masih terlihat sedikit pucat."Makasih ya, Mas. Maaf juga selama jadi istri kamu, aku selalu ngerepoti," ungkap Aludra."Enggak usah ngomong gitu," ujar Arka sambil mengusap pucuk kepala Aludra dengan tangan kanannya yang dibalut infus. Setelah itu dia melirik jam dinding yang ternyata baru menunjukkan pukul sembilan lebih. "Sekarang tidur lagi. Pelukannya jangan dilepas kaya tadi supaya enggak mimpi buruk.""Iya, Mas."Aludra memajukkan po

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Sebatas Pengantin Pengganti   104). Sepossesif Ini?

    ***"Kamu udah bangun, Mas?"Arka yang semula fokus menonton televisi langsung mengalihkan perhatian ketika Aludra datang membawa baskom alumunium berukuran sedang."Kamu darimana, Lu? Aku nyariin kamu daritadi," tanya Arka. "Takut kamu kenapa-kenapa."Arka memang bangun telat pagi ini. Entah mungkin efek obat bius atau obat yang lain, dia baru terbangun pukul tujuh pagi, sementara Aludra sudah sadar sejak pukul setengah enam pagi tadi dan tentunya setelah itu dia langsung bergegas mengambil air panas untuk Arka."Aku dari bawah, Mas. Ambil air panas," kata Aludra sambil melangkahkan kakinya mendekati ranjang lalu menyimpan baskom yang dia bawa di bawah."Itu panas?" tanya Arka. "Kenapa kamu yang bawa, Lu? Harusnya kamu minta tolong orang lain aja buat bawa. Mana sini lihat tangannya, merah enggak?""Enggak Mas-""Lihat dulu sini tangannya." Arka yang masih berbaring lantas mengulurkan tangannya—meminta Aludra menunjukkan telapak tangan dan embusan napas lega terdengar ketika dia tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Sebatas Pengantin Pengganti   105). Pesan dari Alula

    ***"Tidur yang nyenyak ya, Mas."Berdiri di samping Arka, Aludra mengulurkan tangan lalu mengusap rambut Arka ke belakang. Tak jadi pulang tadi pagi, Aludra baru bisa pulang pukul sebelas siang setelah Arka menyantap makan siang juga obatnya."Aku bangun, kamu harus udah di sini," ucap Arka dengan tatapan yang sayu, karena memang efek ngantuk yang terkandung dalam obat sepertinya sudah mulai bekerja.Berbaring di kasurnya, kedua mata Arka kini sudah terasa sangat berat."Iya, aku cuman ganti baju aja kok," kata Aludra. Dia kemudian mendekatkan wajahnya lalu tanpa ragu mendaratkan sebuah kecupan di kening Arka. "Pergi dulu ya.""Hati-hati, sayang. Jangan jauh-jauh dari Pak Maman," kata Arka memperingatkan."Iya, Mas," jawab Aludra. "Tidur gih.""Hm."Perlahan, kedua mata Arka mulai terpejam dan dalam hitungan detik saja dia terlelap.Membalikkan badan, Aludra langsung berpamitan pada Amanda dan Dirga yang kini berjaga, sementara Dewa dan Aurora terpaksa berpamitan pulang ke Jakarta ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Sebatas Pengantin Pengganti   106). Saling Mengkhawatirkan

    ***"Dulu waktu kuliah, Reyhan itu pernah nyatain cintanya ke Kakak. Sebelum nyatain cinta, dia emang udah jadi secret admirer gitu—bahkan kakak pikir dia udah keterlaluan karena selalu nguntit. Pas siang-siang, waktu itu ada acara kampus, Reyhan tiba-tiba aja naik ke panggung terus nyatain cinta lagi di sana di depan dosen dan mahasiswa lain. Kakak kesal dong? Kakak marahin aja dia di depan umum sekalian. Kakak juga enggak sengaja maki dia.""Demi apapun, Kakak enggak tahu kalau dia punya mental illness sampe depresi karena perlakuan kakak itu. Dua minggu kemudian, Kakak dengar kalau dia bunuh diri karena overdosis obat."Aludra hanya terdiam memandangi jalanan siang kota Bandung dari balik kaca besar restoran tempatnya berada sekarang.Sambil menunggu Damar yang lagi-lagi terlambat, Aludra memesan jus stroberi dan selama jus tersebut mengalir ke tenggorokkan, Aludra terus memikirkan lagi penjelasan Alula beberapa menit lalu di telepon.Semuanya jelas sekarang. Masalah yang terjadi t

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Sebatas Pengantin Pengganti   107). Sisi Egois

    ***"Morning, Sayang. Aku bawa sarapan!"Alula yang sejak tadi duduk sambil menonton siaran televisi hanya menoleh malas pada Marvel yang pagi ini datang ke apartemennya."Hey," sapa Alula dengan nada bicara yang lemas—bahkan cenderung malas.Memiliki perbedaan waktu enam jam dengan indonesia, waktu menelepon Aludra tadi, di London memang masih pukul lima pagi dan sekarang—satu jam berlalu setelah sambungan telepon dengan sang adik terputus, Alula tak bisa tenang.Dia khawatir pada Aludra. Mendengar cerita dari sang adik, Alula cukup merasa bersalah karena Aludra hampir kehilangan nyawa gara-gara dirinya, bahkan kini Arka tak bisa berjalan juga karena dirinya."Kamu kenapa?"Menghampiri Alula tanpa diminta, Marvel duduk di samping kekasihnya itu setelah menyimpan kresek putih di tangannya."Enggak apa-apa, aku lagi males ngapa-ngapain aja," kata Alula. Dia kemudian kembali fokus dengan siaran berita yang sedang ditontonnya, hingga tak lama suara Marvel kembali membuat Alula menoleh."

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Sebatas Pengantin Pengganti   108). Hampir Saja

    ***"Makan yang banyak. Belakangan ini hidup kamu pasti enggak tenang."Setelah obrolan keduanya sempat memanas, Aludra dan Damar akhirnya makan siang bersama dan di kegiatan makan itu, keduanya memilih untuk tak banyak bicara.Aludra fokus menghabiskan makanannya, sementara Damar menyantap tempura miliknya sambil memutar pikiran—mencari cara secepat mungkin untuk melindungi Aludra dari Raina, karena setelah kejadian malam tadi, dia yakin Raina akan melakukan sesuatu yang lain untuk menyakiti Aludra yang dia sangka Alula."Apa sih?" tanya Aludra sambil mengunyah nasi juga tempuranya. "Kok apa? Omongan aku bener, kan?" tanya Damar. "Lagian ngenes banget hidup kamu, punya saudara kembar seegois Alula. Maunya enak sendiri. Enggak peduli orang susah, yang penting dia enak.""Gak usah usil," celetuk Aludra. "Hobi banget kamu jelekkin Kak Lula. Gitu-gitu dia saudara kembar aku.""Saudara kembar yang hobi banget nyusahin saudara kembarnya sendiri ya," sarkas Damar. "Terkadang aku bersyukur

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22

Bab terbaru

  • Sebatas Pengantin Pengganti   339). Extra Chapter 10

    *** "Semangat, Sayang. Jangan tegang ya." Menunggu sekitar satu jam setelah sampai di rumah sakit, Aludra akhirnya siap masuk ruang operasi untuk melahirkan putri kecilnya. Tak didampingi Aurora, yang datang ke rumah sakit hanya Dewa karena memang sang istri tak bisa pergi setelah kedua cucunya sigap menghadang agar sang Oma tak bisa ke mana-mana. Namun, tentu saja Aurora berjanji akan datang setelah Regan maupun Raiden berhasil dia tidurkan. Untuk Amanda dan Dirga, kedua orang tua Arka juga sedang dalam perjalanan setelah ditelepon oleh sang putra setengah jam lalu. "Doain ya, Pa." "Pasti, Ra," kata Dewa. Seumur hidup Aludra, ini adalah kali ketiga dia masuk ruang operasi. Pertama saat melahirkan Regan dan Raiden, kedua ketika mendapatkan donor dari Alula dan ketiga, sekarang—ketika dia akan melahirkan putri ketiganya. Sensasinya masih sama. Ruang operasi di setiap rumah sakit masih terasa dingin dan mungkin sedikit menyeramkan. "Kita mulai sekarang ya, Bu." "Iya, dokter."

  • Sebatas Pengantin Pengganti   338). Extra Chapter 9

    ***"Aku takut."Aludra yang sejak tadi duduk bersandar sambil mengelus perutnya seketika menoleh ketika Arka yang sejak tadi fokus mengemudi tiba-tiba saja berucap demikian."Takut apa?" tanya Aludra.Arka menoleh sekilas. "Takut kamu lahiran di jalan," ucapnya. "Usia kehamilan kamu tuh udah tiga puluh tujuh minggu, Ra. Duh ngeri kan kalau lahiran di jalan.""Ck, lebay," celetuk Aludra. "Dokter Ellina kan bilang kalau HPL aku dua minggu lagi, Mas. Santai aja kali.""Kan bisa maju.""Ya jangan maju," kata Aludra. Dia kemudian mengusap lagi perutnya yang buncit. "Jangan lahir dulu ya, Sayang. Mama mau nengok aunty dulu.""Iya Mama," ucap Arka.Hari ini, Aludra memang mengajak Arka ke Karawang untuk mengunjungi makam Alula. Tak membawa anak-anak, seperti biasa Aludra menitipkan Regan dan Raiden bersama Aurora juga Dewa yang sudah berkunjung lebih dulu kemarin ke makam Alula.Kemarin, terhitung delapan belas bulan sudah Alula pergi menghadap Sang Pencipta dan Aludra masih merasa semuany

  • Sebatas Pengantin Pengganti   337). Extra Chapter 8

    ***"Mas Arka buruan ih! Kok lama!"Sekali lagi Aludra yang sejak tadi menunggu di sofa dekat tangga berteriak memanggil Arka yang tak kunjung turun. Padahal, sudah hampir sepuluh menit dia menunggu suaminya turun."Iya sayang, iya. Sebentar," sahut Arka. Memakai pakaian santai, pria itu turun dengan sedikit tergesa-gesa di tangga. "Enggak sabaran banget kamu tuh ya.""Bawaan bayi," celetuk Aludra sambil mengusap perutnya yang buncit. Minggu ini terhitung tiga puluh minggu sudah usia kandungan Aludra."Ck, alasan aja.""Emang kenyataannya gitu.""Regan sama Raiden mana?""Ke mall sama Papa dan Mama.""Beneran jadi anak Oma sama Opa ya mereka tuh," kata Arka."Ya begitulah."Sejak hamil, itensitas Aludra mengasuh anak-anak memang berkurang karena Raiden dan Regan lebih sering dipegang oleh Aurora.Selain sudah tak asi lagi, Aludra juga tak boleh kelelahan selama hamil, sementara Regan dan Raiden yang sudah genap berusia dua tahun semakin lama semakin aktif."Ya udah kita berangkat seka

  • Sebatas Pengantin Pengganti   336). Extra Chapter 7

    ***"Ini kamu seriusan mau lahiran enggak sih?"Melihat sang istri yang nampak begitu tenang menghadapi proses kontraksi, pertanyaan tersebut akhirnya dilontarkan Damar yang sejak tadi setia duduk di samping Arsya.Kehamilannya sudah mencapai tiga puluh delapan minggu, sore tadi Arsya mengalami sedikit pendarahan. Segera dibawa menuju rumah sakit, dokte kandungan lain yang selama ini menangani Arsya mengatakan jika perempuan itu sudah mengalami bukaan.Ketika datang, Arsya baru mengalami bukaan dua dan sekarang setelah tiga jam berlalu—tepatnya pukul delapan, bukaan tersebut baru sampai ke angka lima.Masih ada lima lagi angka yang harus dilewati Arsya sebelum bukaan lengkap dan bayi yang selama ini dia kandung bisa lahir ke dunia."Emang kenapa?" Arsya yang sejak tadi sibuk mengatur napas sambil menikmati gelombang cinta yang cukup luar biasa, lantas mendongak dan menatap suaminya itu. "Tenang banget," celetuk Damar. "Di film-film tuh yang aku lihat, cewek mau lahiran itu biasanya n

  • Sebatas Pengantin Pengganti   335). Extra Chapter 6

    ***"Ini seriusan enggak nyadar apa gimana?"Aludra dan Arka mengernyit tak paham sambil memandang Arsya setelah pertanyaan tersebut dilontarkan perempuan tersebut."Maksudnya?" tanya Aludra."Enggak sadar apa?" tanya Arka."Nih." Arsya menunjukkan testpack yang beberapa menit lalu dipakai Aludra. Bukan testpack biasa, testpack yang dipakai adalah testpack digital yang bisa langsung menunjukkan usia kehamilan seorang ibu karena memang saat ini Aludra sedang mengandung."Ten weeks pregnant," gumam Aludra-mengeja tulisan pada testpack lalu Arka yang ikut membaca, spontan menerjemahkan."Hamil sepuluh minggu," ucap Arka.Untuk beberapa detik, sepasang suami istri tersebut bisa dibilang nge-bug, karena setelah membaca testpack baik Aludra maupun Arka saling diam."Kok pada diem sih?" tanya Arsya."Jadi maksudnya aku hamil?" tanya Aludra."Yes, Ra. Kamu hamil," kata Arsya. "Udah sepuluh minggu malah kehamilan kamu tuh.""Kok bisa?" tanya Arka. "Aludra kan baru telat datang bulan dua bulan

  • Sebatas Pengantin Pengganti   334). Extra Chapter 5

    ***"Mas mandinya udah belum, aku udah siapin sarapan tuh. Katanya mau meeting sama Papa?"Masuk ke kamar, pertanyaan tersebut dilontarkan Aludra pada Arka ketika suaminya itu tak terlihat di dalam kamar."Mas!""Di wc, Ra!" teriak Arka—membuat Aludra seketika terkekeh karenanya."Oh lagi nabung, oke. Aku tunggu," kata Aludra. Melangkah masuk, dia duduk di pinggir kasur lalu merentangkan tubuhnya di sana.Tak lama berselang, Aludra menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka—menampakkan Arka yang sudah rapi dengan pakaian kantornya seperti biasa.Hampir setahun setelah kepindahannya ke Jakarta secara resmi, Arka tak lagi memegang jabatan manajer di perusahaan Dewa karena sang mertua memercayakan posisi CEO pada menantunya itu.Dan tentu saja jabatan yang dipegang Arka sekarang membuat pekerjaannya lebih sibuk dari biasa."Sakit perut aku tuh," kata Arka sambil melangkahkan kakinya mendekati Aludra yang langsung beringsut ketika Arka duduk di sampingnya."Mas. Kok kamu bau?" tanya Aludra—

  • Sebatas Pengantin Pengganti   333). Extra Chapter 4

    ***"Diem terus daritadi. Bisu ya?"Anindira menoleh ke arah Alister ketika pertanyaan tersebut dilontarkan pria itu padanya tepat setelah mereka selesai berbelanja di salah satu super market besar di kota Bandung."Enggak penting," ketus Anindira. Mendorong troli berisi belanjaan, dia berjalan menuju bagasi mobil Alister yang terparkir di bagian depan. Tanpa meminta bantuan, Anindira dengan mudah membuka bagasi lalu memasukkan beberapa kresek ke sana.Sementara Alister justru tersenyum sambil bersandar pada bagian samping mobil dengan kedua tangan yang berada di dada."Samson banget kamu tuh ya," celetuk Alister. "Penampilan anggun, tapi tenaga kaya kuli pasar.""Pulang," kata Anindira yang langsung berjalan ke sisi kiri mobil lalu masuk dan duduk di samping kursi kemudi.Sebenarnya Anindira ingin duduk di kursi belakang. Namun, sial. Semua itu tak bisa dia lakukan karena jok belakang dipenuhi beberapa pasang pakaian juga sepatu Alister yang katanya akan dipakai syuting besok pagi d

  • Sebatas Pengantin Pengganti   332). Extra Chapter 3

    ***"Akhirnya selesai juga.""Capek ya?"Damar yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke kasur seketika menoleh—memandang Arsya yang sudah santai dengan celana joger juga sweater rajut.Rangkaian acara pernikahan—mulai dari akad hingga resepsi yang digelar hari ini akhirnya selesai, keluarga Damar dan Arsya memang menginap di salah satu vila mewah di Bandung agar privasi mereka terjaga.Rencananya besok, Damar dan Arsya pulang dari Bandung menuju bandara Soekarno hatta untuk langsung pergi berbulan madu menuju Maldives selama seminggu."Banget," kata Damar. "Gempor rasanya kaki aku berdiri berjam-jam nyalamin tamu."Arsya tersenyum lalu duduk di samping Damar. Tanpa aba-aba, dia langsung meraih lengan suaminya itu untuk memberikan sebuah pijatan."Kamu ngapain?" tanya Damar speecles. Menikahi Arsya memang rasanya seperti mimpi bagi dirinya.Selain umur Arsya yang tiga tahun lebih tua dari Damar, selama masa pacaran keduanya pun tak jarang terlibat cekcok karena perbedaan pendapat yang

  • Sebatas Pengantin Pengganti   331). Extra Chapter 2

    ***"Kok tegang ya, Ar?"Arka yang duduk tak jauh dari Damar mengukir senyuman tipis ketika ungkapan itu kembali terlontar dari mulut sahabat istrinya tersebut.Menempuh perjalanan dua jam, rombongan keluarga mempelai pria sampai di lokasi pernikahan. Tak mau membuang-buang waktu, akad nikah akan segera dilaksanakan sebelum hari menjelang siang."Bismillah," kata Arka mengingatkan."Udah, tapi tetap aja tegang," kata Damar."Tarik napas, hembuskan napas terakhir," celetuk Arka asal."Oh ok ... eh apa barusan? Hembuskan napas terakhir? Mati dong, Ar.""Bercanda.""Lagi tegang malah dibercandain.""Ya udah sih, rileks aja.""Mempelai perempuan memasuki area akad nikah."Arka dan Damar menghentikan obrolan mereka setelah suara sang pembawa acara terdengar dari pengeras suara—disusul suara gamelan yang mengiring kedatangan Arsya bersama Aludra juga Anindira.Memakai adat sunda, perempuan berwajah blasteran itu nampak cantik dengan siger juga kebaya putih yang dia pakai.Manglingi. Begitu

DMCA.com Protection Status