Papa Adrian membuka matanya. Orang yang dilihatnya adalah sang istri yang berada di sampingnya. Tidak ada orang lain selain istrinya.“Sayang, kamu sudah bangun?” Mama Risha berbinar melihat suaminya.“Mana Finn?” Papa Adrian menanyakan keberadaan anaknya.“Dia sedang di luar bersama dengan Zelda.” Mama Risha menjelaskan pada sang suami.“Dia bukan Zelda.” Papa Adrian menatap istrinya lekat. Ada ketakutan dalam dirinya.Dahi Mama Risha berkerut dalam ketika suaminya mengatakan akan hal itu. Jelas-jelas menantunya itu bernama Zelda, tetapi dia bilang bukan Zelda. Sejak awal juga wajah menantunya tidak berubah.“Sudah, kamu sepertinya butuh istirahat.” Mama Risha mengira sang suami mengigau.“Aku tidak butuh istirahat. Kita harus selamatkan anak kita dari wanita itu.” Papa Adrian begitu khawatir dengan Finn. Dia takut jika Finn dimanfaatkan oleh wanita yang mengaku bernama Zelda itu.Mama Risha benar-benar bingung sekali dengan yang dilakukan sang suami. Tidak mengerti yang dijelaskan o
Myesha menangis di dalam pelukan sang suami. Dia benar-benar ketakutan dengan yang baru saja terjadi.“Aku tahu, aku salah.” Myesha menangis. Dia merasa tersiksa dengan apa yang dilakukan di masa lalu. Kini benar-benar dirinya harus menanggung semuanya.“Tenanglah. Jangan khawatir. Mama dan papa akan menerima semuanya. Kita akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan restu.” Finn mencoba menenangkan sang istri.Myesha hanya bisa menangis. “Aku takut mereka tidak merestui, dan aku akan kehilangan kamu.” Myesha merasa benar-benar takut sekali. Dia tidak bisa hidup tanpa Finn.“Kamu ini bilang apa. Kamu tidak akan pernah kehilangan aku. Aku juga tidak akan pernah kehilangan kamu. Kita berdua akan selalu bersama. Ada anak kita yang harus dijaga oleh kedua orang tuanya.” Finn membelai lembut rambut sang istri.Myesha juga berharap anaknya akan dijaga oleh dua orang yang lengkap. Jadi akan kekurangan kasih sayang.Myesha berusaha untuk tetap tenang. Dia tahu sang suami pasti akan melakuka
“Tapi, tetap saja dia menipu, Finn. Dia juga ikut ambil bagian dari rencana ini.” Mama Risha masih tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Myesha.“Setiap orang punya kesalahan, Ma. Aku akui, Myesha salah, tetapi dia tulus mencintai aku.” Finn mencoba kembali menjelaskan. Berharap sang mama mengerti yang dijelaskan.“Cinta seperti apa jika diawal dengan kebohongan, Finn?” Mama Risha masih tetap pada pendiriannya. Myesha tetap kurang baik untuk anaknya.“Karena diawali kebohongan itu aku akhiri dengan pembatalan pernikahan, dan aku memutuskan menikahinya lagi.” Finn masih membujuk sang mama dan papa.“Kamu sudah menikah lagi, Finn?” Papa Adrian sedikit terkejut ketika Finn menjelaskan jika sudah ada pernikahan lagi di antara mereka.“Sudah, Ma, Pa.” Finn sedikit lirih menjawab. Dia tahu pasti orang tuanya terkejut mendengar jika dirinya menikahi Myesha kembali.Papa Adrian dan Mama Risha begitu terkejut sekali. Tidak menyangka ternyata anaknya sudah menikah lagi.“Finn, apa kamu ti
Stela dan Sean yang mendengar kabar Papa Adrian dirawat di rumah sakit segera ke rumah sakit. Mereka ingin menengok Papa Adrian. Tepat di depan ruangan kamar perawatan, Sean mengetuk pintu, dan mendorong pintu perlahan untuk masuk ke ruang perawatan. Tampak Papa Adrian dan Mama Risha sedang asyik mengobrol.“Pagi, Pak Adrian.” Sean menyapa Pak Adrian dengan sopan.“Sean.” Pak Adrian tersenyum.Sean dan Stela masuk ke kamar perawatan. Mereka menyalami Papa Adrian dan juga Mama Risha. Stela juga menautkan pipi pada Mama Risha.“Maaf kami baru dengar jika Pak Adrian di rumah sakit.” Sean merasa tidak enak karena baru datang ke rumah sakit.“Tidak masalah.” Mama Risha tersenyum.“Bagaimana keadaan Pak Adrian?” Sean menatap Papa Adrian.“Sudah jauh lebih baik.” Papa Adrian.“Syukurlah.” Sean ikut senang karena Papa Adrian sudah sembuh.“Apa Finn dan Zelda sudah kembali?” Stela beberapa hari lalu lewat. Saat sedang ingin mampir, dia mendapati informasi jika mereka beruda sedang pergi ke lua
Finn dan Myesha pagi ini ke rumah sakit. Mereka akan menemani Papa Adrian untuk keluar rumah sakit. Finn dan Myesha segera masuk ke kamar setelah mengetuk pintu terlebih dahulu. Saat pintu dibuka, tampak Papa Adrian dan Mama Risha. Mereka tampak sedang bersiap. Mama Risha tampak merapikan barang-barang milik papanya.Mama Risha dan Papa Adrian menatap Finn dan Myesha. Tidak ada yang menyapa. Hanya menatap malas pada Finn dan Myesha.Myesha menghampiri mertuanya. Dengan sopan, dia menyalami mertuanya. Yang pertama kali ditarik tangannya lembut oleh Myesha adalah Mama Risha. Myesha berusaha untuk mendaratkan kecupan di punggung tangan sang mama. Namun, belum sempat Myesha mendaratkan kecupan Mama Risha menarik tangannya. Myesha sudah menguatkan hatinya tadi. Jadi saat mendapatkan perlakuan itu, dia bersabar.Tanpa terduga, Papa Adrian memberikan tangannya pada Myesha. Mengganti tangan sang istri yang ditarik mundur. Myesha yang melihat hal itu berbinar. Dia merasa papa mertuanya sudah m
“Tolong urus pernikahan ini ke kantor urusan agama.” Finn memberikan berkas pada pengacara untuk mengurus pernikahannya. Finn sedang berada di ruang kerjanya bersama pengacara. Tadi, dia meminta pengacara untuk datang ke rumahnya. Mengingat tak mau menunda apa yang diinginkannya.Pengacara menerima berkas yang diberikan Finn padanya. “Baik, Pak.” Dia akan mengurus semua terkait administrasi pernikahan Myesha dan Finn. “Kalau begitu saya permisi dulu.” Pengacara segera pergi.“Silakan.” Finn mengangguk. Dia berharap pengacara dapat mengurus dengan baik. Finn mau pernikahannya sah di mata agama dan hukum. Apalagi dengan posisi sang istri sudah dengan identitas asli. Jadi tidak ada keraguan untuk mengurus semua ini.Suara ketukan pintu terdengar. Suara itu mengalihkan pandangan Finn. Tampak sang istri berada di balik pintu.“Pengacara sudah pulang?” tanya Myesha.“Iya, kemarilah.” Finn tersenyum sambil memberikan isyarat tangan pada sang istri.Myesha mengayunkan langkah menghampiri sang
Mama Risha mengintip di balik gorden ketika ada mobil yang melintas. Seolah dia sedang menunggu seseorang.Papa Adrian yang sedang menikmati tehnya sambil membaca koran di teras pun menoleh ketika sang istri mengintip di jendela yang berada tepat di depannya.“Sini.” Papa Adrian memberikan isyarat pada sang istri.Mama Risha segera keluar. Ikut duduk di teras bersama sang suami. “Kenapa?”“Kenapa mengintip?” Papa Adrian begitu penasaran sekali karena tumben sekali istrinya melakukan itu. “Apa kamu sedang menunggu seseorang?” Papa Adrian tersenyum.“Tidak.” Mama Risha menggelak.Papa Adrian menerawang ke dalam bola mata Mama Risha. Namun, dia jelas melihat kebohongan di dalam matanya.“Kamu menunggu Finn dan Myesha?” Papa Adrian menebak.Setiap hari libur Finn dan Myesha selalu datang. Walaupun Mama Risha dan Papa Adrian mengabaikan, tetapi mereka tetap datang. Sudah hampir dua bulan Mama Risha dan Papa Adrian tidak menegur Finn dan Myesha. Dibanding Mama Risha, Papa Adrian lebih mau
Pemeriksaan akhirnya berakhir. Myesha, Finn, Mama Risha, dan Papa Adrian keluar dari ruangan pemeriksaan. Mereka menuju ke apotek yang berada di rumah sakit. Mama Risha dan Papa Adrian duduk agak sedikit jauh dari Myesha dan Finn. Banyaknya orang yang juga mengantre obat membuat mereka tidak bisa duduk bersama.“Kamu lihat wajah mama dan papa tadi? Mereka tampak senang ketika melihat baby muffin di layar USG.” Finn berbinar mengingat papa dan mamanya tadi.“Iya, aku lihat. Mereka benar-benar tampak begitu senang sekali. Aku berharap mereka memaafkan aku.” Myesha berharap hal itu. Karena sampai detik ini dia masih belum dapat maaf.“Tenanglah, ini adalah jalan untuk kita. Apalagi, kita tidak berhenti berusaha. Jadi yakinlah jika mama dan papa akan menerima kamu dan anak kita.” Finn tersenyum.“Iya.” Myesha mengangguk. Dia berharap hal yang sama yang diharapkan oleh sang suaminya.Di ujung kursi ruang tunggu berjarak beberapa kursi, Mama Risha dan Papa Adrian duduk, sambil mengobrol.“