Mereka segera menuju ke ICU. Tadi Finn sudah diberitahu sang mama jika dia berada di ruang ICU. Papanya sudah mendapatkan penanganan lebih.Saat sampai di ruang ICU, tampak Mama Risha berada di sana. Duduk menunggu di depan ICU. Mungkin tidak boleh ada yang menunggu di ruang ICU.“Ma.” Finn langsung menghampiri sang mama.“Finn.” Mama Risha berdiri ketika terdengar suara Finn. Dia langsung memeluk sang anak. Dia begitu kalut sekarang. Tangisnya pecah ketika melihat anaknya yang kini berada di seberangnya.“Tenang, Ma.” Myesha yang berada di belakang sang mama membelai lembut punggung sang mertua.Finn berusaha menenangkan sang mama. Kemudian mengajaknya untuk duduk bersama. Myesha pun ikut duduk. Dia duduk berada di sebelah mama mertuanya. Masih terus berusaha menenangkan sang mama mertua.“Bagaimana keadaan papa sekarang?” Finn bertanya pada sang mama.“Tadi dokter bilang keadaannya belum stabil. Masih akan diobservasi oleh dokter.” Mama Risha menjelaskan sambil menangis.“Sebenarn
Pagi ini Myesha kembali mual dan muntah. Namun, dia berusaha untuk kuat. Dia ingin melihat keadaan papa mertuanya di rumah sakit. Dia pun segera meminta asisten rumah tangga membuatkan minuman hangat untuknya. Mengurangi rasa mual yang dirasakannya.Saat menikmati minuman, Myesha melihat ponselnya yang berdering. Saat mengalihkan pandangannya, terlihat di layar ponselnya terdapat nama kontak sang suami. Myesha segera mengangkat sambungan telepon.“Halo.” Myesha menyapa dengan penuh semangat. Semalam dia harus tidur sendiri. Jadi tentu saja itu membuatnya begitu merindukan sang suami.“Halo, Sayang. Apa kamu mual hari ini?” Finn di seberang sana segera bertanya. Dia memastikan keadaan sang istri.“Ini aku baru saja meminum teh hangat untuk mengurangi rasa mualnya.” Myesha menjelaskan pada sang suami. Padahal dirinya sudah meminum obat. Namun, ternyata tidak mengurangi rasa mual.“Apa kita perlu ke dokter untuk meminta anti mual lagi?” Finn tidak tega mendengar sang istri masih mual.“T
Operasi berjalan lancar. Papa Adrian langsung dipindahkan ke ruang ICU. Mereka menunggu Papa Adrian tersadar. Finn dan Mama Risha terus menunggu Papa Adrian, sedangkan Myesha memilih pulang. Karena Finn meminta sang istri untuk banyak-banyak istirahat di rumah. Setelah dua hari, akhirnya Papa Adrian sadar. Papa Adrian segera mencari sang istri pertama kali. Mama Risha pun segera masuk ke ruang ICU.“Sayang, kamu membuat aku ketakutan.” Mama Risha memegang tangan suaminya.“Maaf membuatmu khawatir.” Papa Adrian menatap sang istri.“Jangan membuat aku khawatir lagi.” Mama Risha tersenyum. Tetap ingin terlihat tegar di depan sang suami.Papa Adrian mengangguk.Finn yang tadi sedang ke toilet, mendengar kabar jika papanya sudah sadar. Karena jam berkunjung masih ada, dia segera masuk. Menyusul sang mama yang berada di dalam.“Pa.” Finn menghampiri sang papa. Dia begitu merasa senang sekali karena papanya akhirnya sadar.“Finn.” Papa Adrian merasa senang melihat anaknya. Masih diberikan um
Semalam Finn memutuskan untuk tidur di rumah karena Myesha tidur pulas dalam pelukannya. Akhirnya, dia mengabari sang mama jika tidak kembali ke rumah sakit karena sang istri sakit. Mama Risha pun tidak masalah Finn tidak bisa datang.Pagi ini Myesha masih terlelap dalam pelukan sang suami. Aroma tubuh sang suami memang begitu menenangkan. Hingga mengurungi mual yang dirasakan.Finn menarik tangannya yang dipakai sang istri untuk meletakkan kepala. Sayangnya, saat tangannya bergerak, sang istri terbangun.“Aku membangunkanmu?” Finn merasa tidak enak karena tiba-tiba sang istri bangun.“Tidak, aku memang bangun karena merasa cukup tidur.” Myesha tersenyum. Semalam dia nyenyak sekali saat tidur. Jadi dia merasa cukup tidur. “Kamu tidak kembali ke rumah sakit?” Semalam, Finn meminta Myesha untuk tidur terlebih dahulu. Nanti saat sudah tidur, barulah dia ke rumah sakit. Namun, ternyata justru suaminya ada di depannya.“Kamu tidur pulas sekali. Jadi aku tidak tega.” Tangan Finn membelai le
Papa Adrian membuka matanya. Orang yang dilihatnya adalah sang istri yang berada di sampingnya. Tidak ada orang lain selain istrinya.“Sayang, kamu sudah bangun?” Mama Risha berbinar melihat suaminya.“Mana Finn?” Papa Adrian menanyakan keberadaan anaknya.“Dia sedang di luar bersama dengan Zelda.” Mama Risha menjelaskan pada sang suami.“Dia bukan Zelda.” Papa Adrian menatap istrinya lekat. Ada ketakutan dalam dirinya.Dahi Mama Risha berkerut dalam ketika suaminya mengatakan akan hal itu. Jelas-jelas menantunya itu bernama Zelda, tetapi dia bilang bukan Zelda. Sejak awal juga wajah menantunya tidak berubah.“Sudah, kamu sepertinya butuh istirahat.” Mama Risha mengira sang suami mengigau.“Aku tidak butuh istirahat. Kita harus selamatkan anak kita dari wanita itu.” Papa Adrian begitu khawatir dengan Finn. Dia takut jika Finn dimanfaatkan oleh wanita yang mengaku bernama Zelda itu.Mama Risha benar-benar bingung sekali dengan yang dilakukan sang suami. Tidak mengerti yang dijelaskan o
Myesha menangis di dalam pelukan sang suami. Dia benar-benar ketakutan dengan yang baru saja terjadi.“Aku tahu, aku salah.” Myesha menangis. Dia merasa tersiksa dengan apa yang dilakukan di masa lalu. Kini benar-benar dirinya harus menanggung semuanya.“Tenanglah. Jangan khawatir. Mama dan papa akan menerima semuanya. Kita akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan restu.” Finn mencoba menenangkan sang istri.Myesha hanya bisa menangis. “Aku takut mereka tidak merestui, dan aku akan kehilangan kamu.” Myesha merasa benar-benar takut sekali. Dia tidak bisa hidup tanpa Finn.“Kamu ini bilang apa. Kamu tidak akan pernah kehilangan aku. Aku juga tidak akan pernah kehilangan kamu. Kita berdua akan selalu bersama. Ada anak kita yang harus dijaga oleh kedua orang tuanya.” Finn membelai lembut rambut sang istri.Myesha juga berharap anaknya akan dijaga oleh dua orang yang lengkap. Jadi akan kekurangan kasih sayang.Myesha berusaha untuk tetap tenang. Dia tahu sang suami pasti akan melakuka
“Tapi, tetap saja dia menipu, Finn. Dia juga ikut ambil bagian dari rencana ini.” Mama Risha masih tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Myesha.“Setiap orang punya kesalahan, Ma. Aku akui, Myesha salah, tetapi dia tulus mencintai aku.” Finn mencoba kembali menjelaskan. Berharap sang mama mengerti yang dijelaskan.“Cinta seperti apa jika diawal dengan kebohongan, Finn?” Mama Risha masih tetap pada pendiriannya. Myesha tetap kurang baik untuk anaknya.“Karena diawali kebohongan itu aku akhiri dengan pembatalan pernikahan, dan aku memutuskan menikahinya lagi.” Finn masih membujuk sang mama dan papa.“Kamu sudah menikah lagi, Finn?” Papa Adrian sedikit terkejut ketika Finn menjelaskan jika sudah ada pernikahan lagi di antara mereka.“Sudah, Ma, Pa.” Finn sedikit lirih menjawab. Dia tahu pasti orang tuanya terkejut mendengar jika dirinya menikahi Myesha kembali.Papa Adrian dan Mama Risha begitu terkejut sekali. Tidak menyangka ternyata anaknya sudah menikah lagi.“Finn, apa kamu ti
Stela dan Sean yang mendengar kabar Papa Adrian dirawat di rumah sakit segera ke rumah sakit. Mereka ingin menengok Papa Adrian. Tepat di depan ruangan kamar perawatan, Sean mengetuk pintu, dan mendorong pintu perlahan untuk masuk ke ruang perawatan. Tampak Papa Adrian dan Mama Risha sedang asyik mengobrol.“Pagi, Pak Adrian.” Sean menyapa Pak Adrian dengan sopan.“Sean.” Pak Adrian tersenyum.Sean dan Stela masuk ke kamar perawatan. Mereka menyalami Papa Adrian dan juga Mama Risha. Stela juga menautkan pipi pada Mama Risha.“Maaf kami baru dengar jika Pak Adrian di rumah sakit.” Sean merasa tidak enak karena baru datang ke rumah sakit.“Tidak masalah.” Mama Risha tersenyum.“Bagaimana keadaan Pak Adrian?” Sean menatap Papa Adrian.“Sudah jauh lebih baik.” Papa Adrian.“Syukurlah.” Sean ikut senang karena Papa Adrian sudah sembuh.“Apa Finn dan Zelda sudah kembali?” Stela beberapa hari lalu lewat. Saat sedang ingin mampir, dia mendapati informasi jika mereka beruda sedang pergi ke lua