Share

Bab 4 Pesta

Author: Myafa
last update Last Updated: 2022-12-27 07:01:32

“Kak, Regan tadi tidak datang?” tanya Bryan yang sedang mengambil baju di lemari.

“Terlambat datang.”

“Terlambat atau malas seperti aku?” Bryan tersenyum menggoda.

“Aku lupa.” Regan kembali mengelak ucapan Bryan.

“Lupa apa sengaja melupakan?” Bryan masih mencari celah untuk mencari teman yang sama-sama tidak datang ke acara kakaknya.

Regan malas sekali. “Aku ada meeting dan akhirnya lupa.” Kembali dia menjelaskan.

Bryan mengangguk-anggukan kepalanya. Tak mau memperpanjang pertanyaanya. Lagi pula dia sudah dapat temen yang sama-sama tidak datang ke acara pameran kakaknya. .

“Mana bajunya?” Dari tadi adik kekasihnya itu terus berbicara hingga membuatnya lupa apa yang menjadi tujuannya.

“Ini.” Bryan memberikan kemeja lengan pendek pada Regan.

Regan berlalu ke kamar mandi untuk mengganti bajunya dengan baju yang diberikan Bryan.

Menunggu Regan, Bryan duduk di sofa. Tangannya sibuk memainkan ponselnya, mengirim pesan pada temannya.

Sesaat kemudian Regan keluar dari kamar mandi. Dia tampak sudah rapi dengan kemejanya.

“Untung tubuhku sama dengan Kak Regan,” ucap Bryan saat melihat kekasih kakaknya itu memakai bajunya.

“Iya.” Jawaban andalan yang singkat dan padat dari Regan yang memang jarang bicara banyak dengan orang lain. Dia membenarkan jika tubuhnya memang tak jauh beda dengan Bryan. Jadi paling tidak, pakaian yang dipinjamnya bisa muat.

“Kalian sudah selesai?” tanya Selly yang membuka pintu. Kepalanya menyembul dari balik pintu. Kemudian melebarkan pintu agar bisa masuk ke kamar.

“Sudah, ayo.” Regan menghampiri Selly yang berada di depan pintu.

Selly yang nyaris masuk justru mengurungkan niatnya saat Regan keluar. “Ternyata tubuhmu tak jauh bebeda dari Bryan.”

“Iya.”

Bersama-sama Regan dan Bryan, Selly menuju ke pesta.

Pesta diadakan di taman belakang. Selly dan Regan merasa heran saat melihat pesta yang cukup ramapi. Karena pesta dihadiri banyak keluarga dari Selly dan Regan. Mereka pikir pesta yang diadakan hanya dengan dihadiri keluarganya saja, tetapi ternyata keluarga besar Selly dan keluarga Regan juga turut hadir.

“Wah ... lihat pemilik pesta akhirnya datang,” ucap Daniel.

Beberapa kerabat dari Selly dan Regan memberikan selamat. Merasa ikut senang saat acara pameran dapat diselenggarakan dengan lancar.

Dari beberapa kerabat, terselip satu pria muda yang memberikan ucapan selamat. “Selamat Kak Selly,” ucapnya mengulurkan tangan. Felix Julian-teman Bryan yang sudah dianggap Selly seperti adik sendiri.

“Terima kasih Felix.”

“Kapan-kapan fotolah aku, Kak,” goda Felix.

“Untuk apa memfotomu?” sindir Bryan.

“Agar bisa aku gunakan sebagai profil di laman pencarian jodoh.”

“Cih ... kamu berikan foto setampan apa juga tidak akan laku,” cibir Bryan.

Felix menatap malas Bryan. “Kata siapa aku tidak laku, buktinya aku sudah punya pacar, sedangkan kamu belum sama sekali. Jadi sebenarnya siapa yang tidak laku.”

Bryan kalah telak. Dia memang belum memiliki kekasih sejak masuk ke bangku kuliah. Satu nama wanita yang diincarnya adalah Helena-gadis cantik di kampusnya. Akan tetapi, Bryan tidak berani mengutarakan cintanya.

“Kalian berisik sekali, selalu berdebat.” Selly yang mendengar perdebatan merasa sangat malas. Akhirnya dia memilih untuk pergi meninggalkan Regan, Bryan dan Felix.

“Aku sarankan jangan memiliki kekasih dulu,” ucap Regan. Pria itu memang tak banyak bicara, tetapi sekali bicara membuat Bryan dan Felix tercengang. Kemudian dia melangkah menghampiri Selly yang sedang berbincang dengan orang tuanya.

“Apa dia tertekan berpacaran dengan Kak Selly?” tanya Felix pada Bryan. Matanya masih melihat ke arah Regan.

“Mungkin,” jawab Bryan.

“Kalau aku jadi Kak Regan, pasti aku juga akan tertekan,” ucap Felix dan membuat tawanya pecah dan berbalas tawa dari Bryan. Mereka sudah bisa membayangkan seberapa merepotkannya

Acara di mulai Daniel selaku pemilik rumah memulai acara. Dengan mic yang dibawanya dia mulai berbicara, “Hari ini kita berkumpul di sini untuk merayakan kesuksesan Selly melakukan pameran. Dia sudah membuktikan hobi yang selama ini kami larang, ternyata sangat luar biasa. Dengan apa yang sudah dia lakukan hari ini, kami sangat bangga. Ke depan kami akan mendukung hobi yang ternyata luar biasa ini. Semoga ke depan Selly akan menghadirkan foto-foto yang luar biasa lagi.”

Riuh tepuk tangan mengiringi ucapan doa dari Daniel. Semua tamu undangan merasakan bahagia yang dirasakan oleh keluarga Adion.

“Selain itu, ada yang perlu kami beritahukan selain perayaan keberhasilan pameran foto Selly.” Daniel menatap Andrew-temannya, memberikan kode untuk dia mendekat dan ikut mengumumkan.

“Jadi kami berdua sudah memutuskan jika kami akan menjadi besan, yang artinya akan terjadi pernikahan antara Selly dan Regan,” ucap Daniel seraya merangkul Andrew.

Semua orang semakin riuh bertepuk tangan. Tidak menyangka jika pesta diadakan untuk mengikat dua insan yang sedang menjalin hubungan pacaran itu.

Selly dan Regan terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh papanya. Tidak ada pembicaraan terlebih dahulu dengan mereka berdua sebelumnya.

“Apa kamu tahu rencana ini?” tanya Regan berbisik. Sedikit tak terima karena dia benar-benar tidak tahu acara perayaan pameran foto berubah jadi acara pengumuman pernikahan antara dirinya dan Selly.

Related chapters

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 5 Akan Mendukung

    “Aku tidak tahu,” jawab Selly. Seingatnya tadi orang tuanya hanya mengatakan jika akan ada pesta merayakan pameran. Tidak ada pembicaraan mengenai rencana pernikahan dengan Regan.Lana dan Melisa menghampiri Selly dan Regan yang masih terpaku, terkejut. “Selamat ya, Sayang. Mama tidak sabar menyambutmu sebagai menantu,” ucap Lana menautkan pipi. Merasa senang akhirnya dia akan mendapatkan anak perempuan. “Terima kasih, Ma.” Setelah keterkejutannya, kini rona bahagia tergambar di wajah Selly. Hal yang ditunggunya, akhirnya datang. Impian menjadi istri dari Regan sebentar lagi akan terwujud. Melisa sebagai mama merasa senang karena putrinya akan menikah. Bertahun-tahun menjalin hubungan, ada ras was-was saat anaknya tak kunjung menikah. Namun, kini perasaan itu sirna, setelah mendapati pengumuman dari suaminya. Melisa dan Lana juga memberikan ucapan selamat pada Regan. Namun, Regan masih terus saja terpaku. Hatinya bimbang, karena ternyata dia akan menikah. “Jadi kapan akan di adak

    Last Updated : 2022-12-27
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 6 Mengingat

    Regan dan Selly kembali ke acara pesta. Kali ini Regan hanya pasrah saat kedua orang tuanya dan orang tua Regan membahas pertunangan yang akan diadakan dalam satu minggu. Walaupun masih berat, akan tetapi dia ingat bagaimana Selly berjanji.“Jadi kalian nanti tinggal datang untuk fitting gaun pengantin dan mencari cincin saja, selebihnya biar Mama yang urus,” ucap Melisa pada Selly dan Regan. Selly tersenyum dan mengangguk. Regan masih dengan ekspresi datarnya. Hingga Selly menyenggolnya, baru dia mengangguk.Pesta usai, semua keluarga pulang, termasuk keluarga Regan. “Kamu jangan capek-capek ya, Sayang,” ucap Lana pada calon mantunya. “Iya, Bi.”“Sekarang panggil Mama, mengerti!” Lana memberikan peringatan penuh. “Baik, Ma.” Selly selalu senang dengan Lana-calon mertuanya. Dia memang sangat baik. Sedari kecil, dia sudah menganggap Selly anaknya sendiri. Namun, kini status itu jelas karena dia akan menjadi anak mantunya. Keluarga Adion masuk ke rumah setelah semua sudah pergi. S

    Last Updated : 2022-12-27
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 7 Direpotkan

    Beberapa berkas sedari tadi dibaca oleh Regan. Mengecek laporan bulanan yang menjadi kewajibannya. Menjadi asisten papanya, Regan tidak hanya duduk manis menikmati jabatannya. Perkerjaan justru banyak dilakukan olehnya. Regan sendiri tidak pernah keberatan saat mendapati banyak perkerjaan. Baginya, itu cara untuk menujukan pada papanya jika dia mampu menjabat CEO di perusahaannya. Di tengah-tengah pekerjaannya, ponsel Regan berbunyi. Mata birunya yang sedari tadi mengecek laporan, menatap ke layar ponselnya. Nama Selly terpampang di layar ponselnya, membuat Regan menghentikan gerakan tangan yang sedari tadi membolak-balik berkas. “Ada apa?” tanyanya.“Hari ini kita akan fitting, jadi aku mau mengajakmu untuk ke butik.” Regan mengembuskan napasnya kasar. Dia sudah menduga kesibukan menyiapkan acara pertunangannya pasti akan menyita waktunya. Dalam keadaan yang sangat sibuk seperti ini, dia tak bisa meninggalkan pekerjaan begitu saja. Tanggung jawabnya harus dikerjakan dengan baik.

    Last Updated : 2023-01-11
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 8 Aku Perlu Kamu

    Jari jemari Regan menari indah di atas keyboard sebelum akhirnya berhenti saat mengingat janji untuk menemani mencari cincin pertunangan.Regan yang tak mau Selly kecewa buru-buru mematikan laptopnya dan pergi meninggalkan kantor. Melajukan mobilnya menuju ke salah satu mal di Jakarta.Di sana sudah ada Selly yang menunggunya. Tepat saat Regan datang, Selly melihat jam tangan di pergelangan tangannya. Sindiran jika Regan datang terlambat. “Maaf,” ucap Regan. Selly mengembuskan napas. Mencoba menenangkan hatinya yang bergejolak karena Regan seolah tak mementingkan dirinya. “Tidak apa-apa, ayo,” ucapnya seraya melingkarkan tangannya di lengan Regan. Senyumnya kembali tergambar indah di wajahnya. Tak mau menjadikan masalah kecil itu menjadi besar dan merusak acara hari ini. Menarik tangan Regan, Selly mengajak Regan untuk masuk ke toko perhiasan. Melihat-lihat cincin untuk pertunangan mereka dan pernikahan mereka. “Coba lihat yang ini,” ucap Selly pada staf toko perhiasan seraya

    Last Updated : 2023-01-11
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 9 Pertunangan

    Dari pantulan cermin Selly melihat wajahnya. Baru saja penata rias menyelesaikan merias wajahnya. Sapuan make up yang diberikan oleh penata rias membuat Selly terpukau. Wajahnya tampak berbeda dengan make up, terlihat begitu cerah dan bersinar. “Cantik sekali anak Mama,” ucap Melisa melihat anaknya. Sebagai orang tua, pasti bahagia anaknya akan segera menikah. Pertunangan ini adalah awal dari kebahagiaan putrinya. “Terima kasih, Ma.” Senyum Selly mengembang sempurna di wajahnya saat merasakan bahagia. Pertunangan adalah gerbang awal untuk sampai pada tujuannya. Tujuan menikah dengan teman masa kecilnya dan pria yang begitu dicintainya.Saat sedang bersiap, suara ketukan pintu terdengar. Dari balik pintu terlihat Bryan menyembulkan kepalanya. “Apa sudah siap?” tanyanya seraya melebarkan pintu dan masuk ke kamar hotel yang di tempati Selly. Menghampiri kakak dan mamanya. “Sudah.” “Lihat, wajahmu,” ucap Bryan. Senyum Selly sudah mulai surut, dia sudah menebak jika adiknya akan mel

    Last Updated : 2023-01-13
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 10 Cintaku Saja Cukup

    [Besok pagi, aku ada janji dengan klien untuk bermain golf, jadi kamu langsung saja ke butik. Aku akan menyusul nanti] Pesan yang dikirim Regan pada Selly membuat Selly mengeram kesal. Namun, dia tak bisa marah. Melobi klien dengan bermain golf bersama, sudah menjadi hal biasa di kalangan pengusaha. Dengan dalil bermain dan mengobrol, mereka menyelipkan tawaran bisnis yang dapat menguntungkan perusahaan. [Iya, jangan datang terlambat] [Iya, aku akan datang tepat waktu]Selly memilih untuk pergi ke butik sendiri. Karena nanti dia pulang dengan Regan, sengaja dia meminta Bryan untuk mengantarkannya. Tak mau naik taxi karena lebih nyaman duduk di mobil sendiri. “Kak Regan sepertinya tidak benar-benar cinta dengan Kakak.” Bryan menoleh sejenak pada Selly, sebelum kembali lagi fokus pada jalanan yang dilaluinya. “Jangan asal bicara!” Selly melirik tajam adiknya. “Coba bayangkan saja, sudah dua kali ini dia menghindar untuk datang acara fitting.” “Dia sibuk, dan nanti dia akan dat

    Last Updated : 2023-01-14
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 11 Pernikahan

    Hari yang dinanti telah tiba. Semua keluarga bersiap, termasuk dengan pasangan pengantin yang akan menjadi raja dan ratu sehari itu. Mereka semua sengaja memesan kamar hotel untuk tempat bersiap. Selly begitu sangat cantik dengan gaun pengantin yang dipesannya kemarin. Di tambah dengan riasan di wajahnya, penampilannya semakin sempurna untuk mengikuti rangkaian acara pernikahan.Hatinya begitu berdebar karena hal ini adalah pengalaman pertamanya. Tangannya terus berkeringat dingin menandakan sebesar apa rasa cemasnya. Walaupun dari kemarin dia sudah berusaha untuk kuat, tetapi tetap saja saat hari pernikahan tiba, dia sangat begitu cemas. “Kamu takut acara pernikahan atau takut malam pertama nanti?” tanya Bryan menggoda. Selly melirik malas adiknya. Merasa kesal karena dia mengganggu di saat yang tidak pas. “Bry, jangan ganggu Kakakmu.” Melisa menegur Bryan. Bryan menutup mulutnya rapat. Tak mau mengganggu kakaknya yang sedang cemas dan membuat mamanya memarahinya. “Sudah jan

    Last Updated : 2023-01-14
  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 12 Malam Pertama

    Acara selesai, tamu undangan berangsur membubarkan diri. Perlahan ruangan yang tadi dijejali banyak orang, mulai berkurang. Saat semua tamu benar-benar sudah pulang semua, Selly dan Regan bersiap untuk kembali ke kamar mereka. Mengistirahatkan tubuh yang kelelahan menyalami semua tamu.Setelah berpamitan dengan keluarga yang memilih untuk pulang, mereka berdua menuju ke kamar hotel.Satu kamar sudah Selly disiapkan untuk malam pertama mereka. Sengaja dia memesan kamar presiden suit khusus untuk menghabiskan malam pertama mereka. Tak mau sampai momen berharga itu hilang begitu saja. Tiba di kamar, nuansa romantis terlihat. Bunga-bunga bertabur di lantai, seolah menyambut kedatangan mereka berdua. Regan menoleh pada Selly, menduga jika Selly yang menyiapkan semua. Dia sadar betul jika gadis yang sekarang menjadi istrinya itu selalu melakukan lebih awal, termasuk menyatakan cinta. Dan pastinya menyiapkan semua ini.Tangan S

    Last Updated : 2023-01-15

Latest chapter

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 50 Hari Bahagia ( Tamat )

    Tiga bulan sudah Regan dan Selly menjalani program kehamilan. Hal yang mendebarkan adalah menunggu hasilnya. Jika biasanya Regan dan Selly selalu antusias ke dokter untuk memeriksakan hasilnya, kali ini mereka tampak biasa saja. Bukan tidak berharap memiliki anak, tetapi mereka memilih untuk tidak kecewa lebih cepat. Sudah hampir beberapa hari ini Selly merasakan kepalanya pusing. Padahal dia makan dengan teratur seperti biasanya. Karena tidak berani minum obat dia memilih mengistirahatkan tubuhnya. Seperti beberapa hari yang lalu, Selly merasakan pusing juga. Namun, kali ini pusingnya bertambah dengan rasa mual. Hingga membuatnya memuntahkan isi perutnya. Padahal, dia baru saja sarapan dengan Regan dan mengisi perutnya dengan sandwich. Setelah memuntahkan isi perutnya, Selly merebahkan tubuhnya. Rasanya dia tidak kuat dengan tubuhnya yang lemas. Sambil memikirkan apa yang terjadi padanya, Selly teringat jika dia belum memeriksakan hasil program kehamilan yang se

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 49 Sekretaris Baru

    “Apa sekretarismu jadi mengundurkan diri?” tanya Selly. Tangannya bergerak memakaikan dasi di kerah kemeja Regan. “Jadi, pihak HRD sedang mencari penggantinya. Aku dengar hari ini dia akan datang untuk menemui aku.”“Apa sekretarismu akan cantik dan seksi?” tanya Selly menggoda.“Apa ada wanita yang lebih cantik dan lebih seksi dari istriku?” tanya Regan seraya merengkuh pinggang Selly.” Manik mata birunya menatap wanita yang menurutnya paling cantik di antara wanita-wanita lainnya, dengan penuh cinta. Seolah mengatakan tidak ada wanita lain yang akan dipandangnya seperti itu. “Apa kamu sedang merayuku?” tanya Selly penuh curiga. “Apa itu bagian dari merayu? Jika iya, aku akan asah lebih lagi ilmu itu.”Selly yang gemas menepuk lengan Regan. “Apa ini masih malam? Aku serasa melayang tinggi di udara,” ucap Selly tertawa. Garis senyumnya selalu membuat Regan terpesona. Mengatakan jika istrinya paling cantik bukanlah ke

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 48 Spesial

    “Saya tadi memesan meja untuk dua orang,” ucap Selly pada pramuniaga. Senyum manisnya tertarik di bibirnya ketika bertanya. “Atas nama siapa?” tanya pramuniaga ramah. “Atas nama Selena Selly.” Pramuniaga mengecek pesanan atas nama Selly. Ketika mendapati ada nama Selly, dia meminta pramuniaga lain untuk menujukan meja yang dipesan oleh Selly.“Terima kasih,” ucap Selly dengan ramah. Selly duduk di sudut restoran. Sengaja dia memilih meja di dekat kaca yang memberikan pemandangan ibu kota. Dari balik kaca, lampu dari bangunan dan kendaraan tampak berkelip di malam hari. Memberikan warna di gelapnya malam. Malam ini, Selly sengaja memberikan kejutan untuk Regan. Menikmati makan malam bersama. Bagi Selly, waktu berdua sangat penting, mengingat mereka sudah menikah hampir empat tahun. Pastinya akan ada fase di mana mereka saling jenuh dengan hubungan. Selly memandangi langit kota Jakarta. Hari ini malam begitu cerah. Bulan

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 47 Pikirkan Kita

    Selly keluar dari kamar mandi. Dari wajah istrinya, Regan bisa menebak jika hasil dari tes kehamilan yang dijalani Selly hasilnya adalah negatif. Namun, tetap saja, Regan ingin melihat hasilnya. Satu garis yang tercetak di alat tes kehamilan, membuat Regan terpaku. Netranya menatap lekat garis itu. Kemudian melihat wajah istrinya yang tampak biasa saja. Tidak ada ekspresi sedih, kecewa ataupun marah. Menujukan jika dia sudah siap dengan hasilnya. Dua tahun berlalu dengan cepatnya. Segala metode sudah dijalani Regan dan Selly untuk mendapatkan buah hati. Namun, semuanya tidak ada yang berhasil. Dulu saat awal-awal, Selly sangat antusias mengecek hasil ke dokter, tetapi lambat laun, dia malas untuk mengecek ke dokter dan memilih mengecek sendiri di rumah. Karena hasilnya selalu mengecewakan. Jika dua tahun yang lalu, Selly selalu sedih melihat hasilnya. Kini dia sudah seperti terbiasa mendapati jika dia tidak hamil. Tak terlalu menumpukan harapan jika dia

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 46 Tuhanlah Yang Berkehendak

    Akhirnya waktu yang ditunggu tiba. Selly dan Regan pergi ke Rumah sakit. Mengecek apakah embrio yang ditanam tumbuh di rahim Selly. Hati mereka benar-benar berdebar-debar. “Tenanglah,” ucap Regan menenangkan istrinya. Tangan Selly yang dingin sedari tadi menandakan jika istrinya ketakutan. “Jika aku tidak hamil, apa kamu akan kecewa?” Manik mata biru milik Selly menatap Regan. “Yang terpenting adalah kita sudah berusaha.” Senyum tipis di wajah Regan begitu meneduhkan hati. Membuat Selly lebih tenang. Walaupun sebenarnya dia sangat berharap jika akan ada janin yang tumbuh di rahimnya. Setelah melakukan pemeriksaan dokter memberitahukan hasilnya. Regan dan Selly saling menggenggam, menguatkan satu dengan yang lain.“Alat kesehatan adalah perantara, tetapi tetap Tuhanlah yang berkehendak.” Mendengar kalimat itu membuat Selly dan Regan tahu jika jawaban atas keberhasilan dari proses bayi tabung tidak berhasil.

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 45 Berusahalah

    “Apa proyeknya akan segera dijalankan?” Selly yang sedang membersihkan wajahnya menatap Regan. Tepat jam sebelas tadi mereka barus sampai rumah setelah makan malam dengan klien. “Iya, mungkin bulan depan mulai dikerjakan.”Suara ponsel Regan terdengar. Membuat Selly dan Regan saling pandang. Merasa heran siapa malam-malam yang menghubungi mereka. Regan mengambil ponselnya. Dahinya berkerut dalam melihat nomor asing yang masuk ke dalam ponselnya. Karena penasaran, dia mengangkat sambungan telepon. “Halo, dengan Bapak Regan Alvaro?” Suara terdengar dari sambungan telepon. “Iya, saya Regan Alvaro.”“Kami dari Polantas Jakarta selatan ingin mengabarkan jika mobil milik Anda mengalami kecelakaan. Mobil dikemudiankan oleh Saudara Bryan Adion menabrak mobil dan menyebabkan korban meninggal dunia.” Regan membulatkan matanya. Terkejut dengan apa yang didengarnya. Selly yang melihat wajah suaminya yang terkejut dan ikut panik.

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 44 Kecelakaan

    Suasana kantor begitu sibuk. Pagi ini Maxton Company akan mengadakan meeting untuk mengumumkan pengangkatan Regan sebagai CEO Maxton. Semua karyawan bersiap untuk hari spesial itu. Selly yang menemani suaminya, menyiapkan penampilan suaminya. Tak mau penampilan suaminya buruk. Sebagai calon CEO-suaminya harus tampil sempurna. Selly menunggu Regan di ruang kerjanya. Meeting dihadir oleh para petinggi perusahaan dan Andrew Maxton selaku pemilik Maxton Company. Menunggu Regan di ruangannya, Selly menghubungi Bryan. Dia ingin memastikan jika adiknya itu datang ke acara makan malam nanti malam di rumahnya. Karena papanya akan hadir juga. Namun, berkali-kali dia menghubungi tidak ada jawaban sama sekali. Akhirnya, Selly meminta Felix untuk mengecek Bryan di apartemennya. Memastikan jika adiknya akan datang nanti malam. 🌺🌺🌺Felix yang mendapat telepon dari Selly langsung meluncur ke apartemen Bryan. Semalam dia

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 43 Membandingkan

    Pagi-pagi sekali Selly meminta dan Regan pergi ke apartemen Felix. Dia ingin mengecek keadaan adiknya yang tidak pulang dua hari ini. Merasa sangat khawatir karena tidak seperti biasanya adiknya seperti itu. Menekan bel di apartemen Felix, Selly dan Regan menunggu pintu dibuka. Sesaat kemudian Felix membuka pintu. Tampak pria tampan itu baru saja mandi. Terlihat rambutnya terlihat basah. “Mana Bryan?” tanya Selly. “Dia belum bangun?” “Dia mabuk apa mati, sampai hari ini belum bangun?” Tanpa dipersilakan masuk Selly langsung masuk ke dalam apartemen Felix. Diikuti Regan di belakangnya. Selly berhenti dan berbalik menatap Felix. Tanda menanyakan di mana Bryan berada. Felix yang mengerti maksud Selly langsung menunjuk kamar yang berada di sudut kiri. Membuat Selly langsung melangkah ke sana. Meninggalkan Regan yang berada di ruang tamu Felix. “Mau minum, Kak?” tanya Felix.“Asal bukan minuman beralkohol boleh.” Felix memutar bola matanya mala

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 42 Coba Terus

    “Sayang, pulanglah sekarang. Hari ini jadwal kita.” Regan membulatkan matanya sempurna ketika istrinya menghubunginya hanya untuk memintanya pulang. Padahal niatnya hari ini dia akan pulang terlambat untuk mengurus acara peresmian apartemen yang akan diadakan seminggu lagi.Jika hari-hari biasa dan tidak sibuk mungkin dia akan segera pulang. Namun, kini dia tidak bisa, mengingat kali ini sangat penting. “Sayang, aku akan pulang terlambat. Jadi kita tunda dulu besok.” “Tidak bisa, Sayang, seminggu ini kamu sibuk dan aku sudah mengerti, dan tinggal sehari ini saja.” Regan mengembuskan napasnya. Pasrah ketika harus menuruti keinginan istrinya. “Baiklah, aku akan pulang.” “Ada masalah dengan Selly?” tanya Clarisa.Hari ini mereka akan menghadiri pertemuan untuk persiapan peresmian apartemen. Clarisa sengaja datang ke kantor Regan untuk pergi bersama. Tidak terasa sudah dua tahun pembangunan apartemen dilaksanakan. Perj

DMCA.com Protection Status