Share

Cengkraman yang Salah Alamat

Author: Naomi Fa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Selagi duduk di bangku wali, Alvan menatap Elsie yang masih terbaring di ranjang UGD. 

Kata dokter, tak ada yang salah dengan wanita ini. Namun melihat Elsie belum sadarlan diri, membuat Alvan merasa sangat khawatir. 

Sungguhkah Elsie baik-baik saja? Namun jika tak ada yang perlu dikhawatirkan, mengapa dia masih belum siuman? 

Dari arah pintu, seorang wanita berlari menghampirinya. 

"Apakah Direktur baik-baik saja?"

Tadinya, karena merasa perlu untuk memberitahu sekretarisnya, Alvan menelpon Anna mengenai kondisi Elsie yang tiba-tiba tak sadarkan diri. Namun melihatnya datang dengan berkeringat dan napas yang terengah-engah, membuat Alvan sedikit menyayangkan keputusannya yang membuat orang lain menjadi khawatir seperti ini.

"Ya, dia baik-baik saja. Kau sendiri, apa kau baik-baik saja?"

"Eh?" Anna kemudian melihat dirinya yang tampak kacau dan menggeleng. "Aku baik-baik saja."

Alvan mengangguk, lalu kembali

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Punggung Untuk Harapan Cintaku

    Elsie terbangun dalam kesendirian. Ketika ia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan berkeliling rumahnya, ia tak menemui satu orang lain pun di rumahnya. Baik Alvan maupun Anna, tak terlihat batang hidungnya.Lalu dengan langkah terseok-seok, ia menghampiri meja makan untuk mengisi cairan tubuh. Namun ia melihat sesuatu yang lain di atas meja.Di sisi meja makannya, Elsie melihat sebuah hotpot diletakkan dengan sebuah catatan kecil yang ditempelkan tepat di sampingnya.'Makanlah kalau sudah bangun. Lalu jangan lupa minum obat.'Bahkan pesan singkatnya terlihat sangat suka ikut campur.Dari panas yang masih tersisa pada sisi hotpot dan uap yang melewati celah tutup hotpot tersebut, Elsie bisa tahu bahwa pria itu belum lama ini meninggalkan rumahnya."Apakah dia melakukan semuanya karena aku membayarnya menjadi temanku?" Dalam perut yang terasa kosong, Elsie menarik kursinya dan membuka tutup panas itu dengan hati-hati. "J

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Cinta Kasih Seorang Saudara, Musuh dan Saingan

    Hari itu, Alvan harus memaksa tubuhnya untuk bekerja meskipun ia merasakan lelah di sekujur tubuhnya.Di depan mesin fotokopi, Alvan merenggangkan lehernya yang kaku dan memijatnya ringan dengan sentuhan lembut tangannya."Ah." keluhnya ringan."Ada apa dengan lehermu?" tanya Profesor Nia, ketika dia tiba-tiba memasuki ruangannya dan melihatnya mendesah lelah sambil memegang lehernya. "Apakah kau diam-diam melakukan pekerjaan sambilan lain? Kau terlihat sangat letih.""Entah aku bisa menyebutnya pekerjaan sambilan atau tidak." gumam Alvan pada dirinya sendiri.Namun sepertinya Profesor Nia bisa mendengarkan suaranya, hanya saja dia tidak menangkap jelas ucapannya. "Apa? Kau mengatakan sesuatu?""Tidak." tampiknya. "Aku tidak melakukan pekerjaan sambilan lagi. Meskipun aku sudah mengajukan hal itu pada Elsie, tapi dia tampak tak setuju dengan pendapatku."Entah mereka memiliki pemikiran yang sama atau bagaimana, Profesor Nia lang

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Sorakan Aliansi Pengkhianat

    Malam ini, Direktur Johan tiba-tiba mengajak Eizel untuk makan bersama. Meskipun Direktur Johan adaah orang pertama yang menghubunginya ketika Direktur Jere meninggal. Ia tahu kalau panggilannya bukanlah hanya sekedar untuk memanggil biasa.Seperti yang tertulis dalam wasiat kakek angkatnya, baik Eizel maupun Elsie memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan harta. Hanya saja, harta itu akan jatuh ke tangannya jika Elsie tidak memenuhi syarat.Mungkin atas dasar tulisan di atas meterai itulah yang membut Direktur Johan tertarik untuk menggaet Eizel dalam pemberontakannya. Karena dia sadar tak memiliki kuasa untuk merebut perusahaan dari Elsie, dia meminjam tangannya untuk merebut semua kekayaan itu demi dirinya.Namun meskipun ia mengerti semua situasi itu, Eizel tidak menghindari Direktur Johan. Ia sudah terlanjur masuk ke dalam dunia ini, jadi ia akan meneruskannya, walau ia harus menanggung resiko kalau Elsie akan terus mencurigainya dan membe

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Rahasia Dalam Prosa yang Sedih

    Karena ia sudah dibayar menjadi temannya, Alvan merasa ia perlu bekerja sesuai bayarannya dan datang tepat waktu.Jadi tanpa memandang motornya yang sudah menua, ia menerjang jalan layaknya pembalap dan mengambil kecepatan yang tinggi dengan motornya yang butut.Hingga setelah menyiksa motor perjuangannya itu sedemikian rupa, Alvan sampai juga di tempat kerja kedunya dan terburu-buru menaiki tangga untuk sampai ke kantor wanita itu."Aku datang."Namun betapa sangat kecewanya yang dirasakannya, Alvan melihat ruang kerja Elsie kosong tanpa ada satu orang pun di sana."Ah, dia sedang bekerja di luar kantor." gumamnya sambil masuk ke ruangan Elsie dan menutup pintu yang ada di belakangnya. "Haruskah aku pulang lagi?"Jika tahu seperti ini, ia tak akan datang ke kantor dengan terburu-buru. Dalam secarik penyesalannya, ia merebahkan dirinya di kursi. Sambil menatap sekitar, ia memikirkan kegiatan apa yang dapat ia lakukan untuk menghabiskan

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Dirikulah yang Telah Melukai Cintanya

    Walaupun Eizel tahu betapa terpaksanya Elsie untuk pergi mengikutinya, tapi ia senang wanita itu mau mendengarkan permintaannya.Di kedai di mana mereka dulu sering makan bersama, Eizel membawa Elsie ke sana hari ini untuk makan siang bersama.Ia akui, dengan datang ke tempat itu ia memang sedikit terkenang dengan masa cinta mereka yang dulu. Bahkan bisa dibilang ia sangat merindukan saat-saat itu. Hari itu, semuanya terasa manis. Kehidupannya seperti lengkap.Namun alasan ia menunjuk rumah makan ini bukan karena hal itu. Melainkan karena sebelum ia pergi ke luar negeri, rumah makan ini adalah rumah makan kesukaan Elsie.Walaupun jika ia boleh berkata jujur, sebenarnya ia tidak suka kembali ke sana. Karena kembali lagi ke tempat itu setelah sekian lama, hanya akan membuatnya menyadari betapa tidak sempurnanya kehidupan mewah yang ia rasakan sekarang. Datang ke tempat itu juga hanya membuatnya ingin menangis dalam penyesalan. Namu

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Pernikahan Adalah Awal Pembalasan Dendam yang Baru

    Sebagian besar orang yang ada di gedung itu sudah pulang, karena akhir jam kerja sudah terlewat sejak tadi. Hingga hanya tersisa segelintir pekerja yang memutuskan untuk tinggal lebih lama untuk menyelesaikan tugas mereka, seperti yang dilakukan Anna saat ini.Seusai ia selesai dengan beberapa tugas sekretarisnya, Anna merenggangkan tubuhnya yang kaku di depan layar monitor dan menguap lebar.Sudah saatnya ia pulang. Akhirnya tugasnya selesai dan ia bisa tertidur dengan tenang.Namun bayangan Elsie yang memasuki ruangan, membuatnya memutuskan untuk menunda keinginannya sejenak dan masuk ke dalam ruangan atasannya untuk melaporkan perkembangan tugas yang telah ia selesaikan.Dengan senyum lebar yang disertai perasaan bangga, ia masuk mengetuk pintu dan menyapa direkturnya yang menghilang sejak makan siang. "Direktur ...,"Ucapannya tertahan dan senyumnya langsung luntur seketika.Nia melihat Direktur Elsie berdiri lemah dengan seb

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Peristiwa Istimewa Dengan Cara Istimewa

    Tidak ada angin, tidak ada hujan. Hari itu, pagi-pagi Elsie mengajaknya untuk ke taman bermain. Tidak hanya itu, Elsie bahkan juga mengirimkan pakaian santai yang harus dikenakannya saat ke taman hiburan nanti.Karena tidak memiliki alasan untuk menolaknya, Alvan mengikuti rencana wanita itu. Dengan pakaian yang sudah dikirimkan wanita itu padanya, ia datang ke taman bermain dan menunggu Elsie di depan loket.Usai menunggu kira-kira lima belas sampai dua puluh menit, Elsie mulai menunjukkan batang hidungnya.Dari kejauhan wanita itu melambaikan tangannya dan tanpa sadar, tangannya terangkat membalas lambaian wanita itu."Maafkan aku, aku sedikit terlambat karena aku mempunyai beberapa hal yang harus kulakukan.""Tidak apa-apa. Apakah urusanmu sudah selesai? JIka belum, aku masih bisa menunggu hingga kau menyelesaikannya." ujarnya pengertian, lantaran ia tahu seberapa sibuknya wanita itu dalam kesehariannya."Tidak, sudah ti

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Aku Bisa Mendengarmu

    Siapa sangka, caranya melamar hari itu membuat Alvan sangat terkejut. Namun tetap saja, seharusnya dia tidak meninggalkannya seperti itu. Karena dia pergi begitu saja ketika ia masih bersujud di tempatnya, semua orang jadi mengira kalau ia sedang ditolak oleh seorang pria. Semua orang menatapnya iba dan balon yang disediakan untuk menjadi perayaan jawaban Alvin pun, jadi terbang ke langit tanpa sebuah makna."Ada apa dengan pria itu? Kenapa dia bertingkah berlebihan seperti itu? Sebelumnya, aku saja pernah melamarnya di meja kasir. Kenapa sekarang dia terkejut ketika aku melamarnya di taman bermain?!" seru Elsie dengan perasaan kesal lantaran kejadian memalukan di taman bermain itu."Sudah kubilang, itu terlalu berlebihan." komentar Anna yang duduk di depannya sambil menyodorkan segala jenis makanan kesukaannya yang dapat menyurutkan emosinya. "Seharusnya Direktur cukup berkata kalau Direktur ingin menikah segera. Dia pasti akan akan menerimanya dengan lebih baik."

Latest chapter

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Epilog

    Nia, Elsie dan Alvan naik ke panggung untuk foto bersama kedua mempelai.Namun entah hanya perasaanya saja atau memang seperti itu adanya, Nia merasakan ada yang ganjal dengan hubungan Nia dan Alvan. Memang ia tahu kalau mereka berdua berpandangan dengan tidak ramah di ruang pengantin, tapi ia tidak menyangka kalau masalah itu akan bertahan hingga acara pernikahan hampir selesai.Kini acara yang tersisa adalah pelemparan bunga.Semua orang bersiap di posisi dan Nia pun sedikit menyingkir ke sisi panggung untuk memberi Elsie ruang untuk dapat menangkap bunga.Satu. Dua. Tiga.Bunga pun terlempar dengan sangat anggun, tapi semakin dilihat, ada yang aneh dengan arah pelemparan bunga. Hingga tiba-tiba bunga itu mendekatinya dan jatuh di tangannya.Sontak hal tidak terduga itu membuat semua orang gempar dan bingung.Merasa dia bukan seharusnya yang berhak menerima bunga itu, Nia menatap Elsie yang seharusnya m

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Kelelahan [Kebahagiaan] Yang Tidak Berakhir

    Ketika matahari mulai bergerak turun dan perlahan berjalan meninggalkan langit yang terang. Elsie duduk seorang diri di salah satu bangku rumah makan yang dibawah naungan perusahaannya, sambil menatap semburat warna jingga yang memenuhi langit. Sudah beberapa hari ia menetapkan untuk lembur beberapa hari di kantornya dan kini ia akhirnya keluar dari persembunyian setelah ia mengurung diri di dalam tembok kantornya. Semua ini karena bunga itu. Sungguh bunga yang sial. Bersamaan dengan kemarahannya yang kembali bangkit dari dalam hatinya, seorang pria yang ia benci selama beberapa hari ini malah muncul di depan wajahnya. Tidak perlu ditanya, Elsie pasti merasa marah. Dia sangat kesal hingga ketika Alvan mengambil duduk di depannya, ia berpaling ke arah lain seperti anak kecil. Namun masalahnya, ia tidak bisa menerima kekalahannya. Terlebih itu lantaran sebuah bunga sial yang malah terbang ke tempat yang salah. "Kenapa tidak pulang se

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Takdir Mereka Yang Melayang Di Udara

    Di tengah hiruk pikuk pernikahan yang meriah, Alvan dan Elsie duduk berdampingan dengan suasana kesenyapan yang mencekam layaknya yang terjadi pada pasangan yang sedang bertengkar.Hal ini dimulai lantaran Elsie melihat bagaimana Eizel sangat menyukai Anna dan tidak ragu-ragu dalam melangsungkan pernikahannya. Perasaan irinya itu pun ia sampaikan kepada Alvan, yang meskipun tampak tidak tergerak sedikitpun setelah mendengarkannya, tapi sejak mendengar Elsie menceritakannya, perlahan ia mulai mempertimbangkannya hal disebut dengan pernikahan.Namun Elsie yang tidak sabaran, merasa kode halusnya itu tidak akan mempan untu Alvan yang pada pandangannya tidak sensitif, sehingga Elsie dengan memberanikan diri mengatakan secara gamblang pada Alvan tentang keinginannya untuk menikah.Apakah itu salah? Tentu tidak. Terlebih Alvan tahu seberapa sulitnya bagi Elsie untuk memulai pembicaraan tentang pernikahan lebih dulu, dengan posisinya sebagai wanita. Itu adalah ke

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Keuntungan Menjadi Rekan Hidupku

    Alih-alih menunggu Anna di pelaminan dan melihat dari kejauhan calon istrinya yang berjalan seorang diri menghampirinya, Eizel memilih untuk berjalan bersama istrinya menuju ke pelaminan.Dengan menggandeng wanita yang dicintainya, ia mengumbar senyum yang sangat lebar nan bahagia. Lalu dengan mata yang saling berkaitan dengan Anna, ia menunjukkan kepada semua orang kalau dirinya sangat beruntung memiliki wanita ini sebagai teman hidupnya.Hingga setiba mereka di pelaminan, mereka menjalani seluruh prosesi pernikahan dan dipenghujung acara, sang pembawa acara menyatakan bahwa mereka sudah resmi menjadi suami istri.Seketika ruang pernikahan itu menjadi amat riuh. Para tamu bertepuk tangan dan tak sedikit yang memberi sorakan atas status baru mereka.Di tengah kebahagiaan yang bertaburan seperti confetti, Eizel menatap langit-langit dengan tercengang.Hidup itu sebuah misteri...****************...~Du

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Perhatianmu Dan Cinta Dariku

    Dengan gaun yang indah yang Nia kenakan di acara pernikahan, ia berjalan tergopoh-gopoh menuju ruang tunggu pengantin. Semua ini adalah salah dari dirinya yang bangun terlambat.Kemarin malam, usai mengatakan salam tidurnya, Nia lupa menyalakan alarm. Hingga, akibat dari perbuatannya, mereka pun jadi bangun terlambat. Hanya untung saja, pengantin wanita sudah bangun lebih dulu dan langsung pergi ke tempat di mana dia akan di rias.Namun di mana kawannya yang satu lagi, kalau tidak salah dia yang bertanggung jawwab dengan bunga buketnya. Lantaran dia menyekap bunga itu sejak pagi, yang katanya itu dia lakukan untuk dapat terhubung dengan bunga. Sehingga ketika pengantin wanita melemparkan bunganya nanti, dia dapat menangkapnya dan segera menikah.Baru dia pikirkan, suara temannya itu sudah terdengar dari kejauhan, meskipun di lobi itu sudah dipenuhi oleh tamu yang berbicara sendiri layaknya suara lebah."Nia."Dengan gaun merah men

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Malam Bagi Para Pemilik Perut Kosong

    ~Lima bulan Kemudian."Untuk pernikahan besok. Bersulang.""Bersulang.""Bersulang."Tiga wanita itu pun saling menyatukan kaleng soda mereka, hingga berbunyi suara 'ting' dari permukaan kaleng mereka yang saling bersentuhan.Namun ketika mereka hendak meminumnya bersama, Elsie langsung mengurungkan niatnya dan meletakkan soda itu dengan tatapan sia-sia."Kenapa?" tanya Nia pada Elsie yang tampak kesal lantaran tidak dapat meminum sodanya.Selagi melihat tubuhnya, ia pun mengeluhkan lemaknya yang bertumbuh pesat. "Akhir-akhir ini berat badanku banyak naik. Jadi aku tidak bisa meminum ini dan membuat gaunku kekecilan."Mendengar alasan Elsie, membuat Anna dan Nia menghentikan aktivitas mereka. Hingga satu per satu mulai meletakkan kaleng sodanya."Benar juga." gumam Anna dengan menatap sedih minuman soda itu.Seusai kaleng soda, kini mata mereka tertuju pada makanan melimpah yang ditaruh di

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Hampir Saja Kekasihku Menjadi Kekasih Orang Lain

    "Kau sudah sampai kantor?" tanya Eizel pada Anna, setelah mereka berhasil masuk ke dalam kantor Direktur Eizel yang berdekatan dengan kantor direktur utama. "Kapan? Aku tidak melihat tasmu ketika datang ke kantor Elsie?""Sudah dari tadi." Anna tersenyum getir dan dia mengungkapkan fakta yang terjadi tadi pagi saat ia datang ke kantor. "Sebenarnya aku sudah sampai di kantor satu jam yang lalu."Mendengar kata satu jam, membuat Direktur Eizel mendelik tidak percaya. Namun memang begitulah faktanya, ia sama sekali tidak mengubah kebenaran yang ada. "Jika memang satu jam yang lalu, kenapa aku tidak melihatmu saat datang tadi? Bahkan aku tidak melihat tasmu di meja.""Itu, itu." Dengan terbata-bata Anna mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya tadi terjadi. "Saat aku datang, ternyata di dalam sudah ada Direktur Elsie dan Alvan di ruangan. Lalu karena tak ingin aku mengganggu mereka, Direktur Elsie menyuruhku untuk pergi berjalan-jalan selama beberapa menit. Jadi itul

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Alur Kehidupan

    Kenapa dari semua hal, peribahasa menggambarkan keterkejutan dengan 'sambaran petir'? Dulu Eizel sering mempertanyakannya. Namun pagi ini akhirnya ia pun tahu dengan sendirinya, betapa sangat mengejutkannya petir.Dari awal ke kantor, Eizel tidak mendapatkan firasat apapun. Hingga ketika ia hendak menyerahkan beberapa dokumen untuk di tinjau ulang oleh Elsie, ia merasa baru saja melihat adegan yang tidak pantas di ruangan wanita itu.Eizel melihat sepasang kekasih yang sedang menjalin asmara dengan berbicara manja satu sama lain. Ada kalanya Elsie mendadak mejaruk dan bersikap seolah akan mengakhiri hubungan, tapi dengan sikap yang sama kekanak-kanakannya, Alvan meredakan kekesalannya dan dua orang yang sedang kasmaran itu kembali mesra dengan berpelukan satu sama lain.Hingga karena ia berdiri mematung di depan pintu dalam jangka waktu yang cukup lama, pria dan wanita itu pun menyadari kehadirannya dan tersenyum lebar."Selamat pagi."

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Sekali Lagi Dan Terakhir Kalinya

    Sesuai janjinya, Alvan akan mendatangi Elsie untuk menyatakan perasaannya untuk terakhir kalinya. Namun lantaran selama beberapa hari ini Elsie tidak datang ke kantornya, Eizel —selaku orang yang membantunya—, dia memberikan alamat rumah Elsie padanya.Ternyata lokasi rumah Elsie tidak jauh dari kantor, dan begitu sampai di sana, Alvan tidak melihat tempat tinggal Elsie sebagai sebuah rumah, melainkan sebuah istana. Sangat besar dan megah. Namun apakah wanita itu tidak kesepian, tinggal di rumah sebesar itu untuk dirinya.Setelah membunyikan bel berkali-kali dan tidak mendapat tanggapan, serta menyadari tidak adanya satu mobil kesukaan wanita itu di halaman parkirannya. Alvan pun mengerti kalau wanita itu kini sedang tidak ada di rumah.Jadi dengan sabar dan jantung berdebar, Alvan menunggu wanita itu di depan rumahnya yang ternyata memakan waktu yang cukup lama.Hingga perlahan hari menjadi semakin malam, dan ketika jam menunjukkan bahwa hari

DMCA.com Protection Status